ARJEAN || I Am (not) Villain...

By NihaOsh

229K 30.4K 54.5K

[17+] "Lebih suka cowok seumuran atau yang lebih tua?" -Arjean. "Siapa aja, asal bukan lo." -Shannon. ⚠️WARNI... More

00 || Arjean
01 || Bau Keong
02 || Poci
03 || Boba
04 || Pembunuh?
05 || Pap
06 || Mabuk
07 || Sate
08 || Sasaran selanjutnya
10 || Pilih Kasih
11 || Terluka
12 || Bukan orang baik?
13 || Donor
14 || Cara licik
15 || Mabuk (2)
16 || G-anas?
17 || Ferry dan Shannon
18 || Arjean dan Shannon
19 || Percaya?
20 || Mati?
21 || Kesalahan
22 || Dilanjut?
23 || Membunuh?
24 || Racun
25 || Pergi
26 || Sakit
27 || Aku butuh jantungnya
28 || Ketakutan yang tak berujung
29 || Masih ada harapan?
30 || Dia orang baik [SELESAI]

09 || Pengkhianatan

6.6K 991 2K
By NihaOsh

Kangen cerita ini gak?

Aku baru sempet update sekarang.

Spam komen kayak biasanya ya...

Jangan lupa Vote juga, makasih 😍

.
.
.

Cklek

Shan yang tengah memainkan ponselnya sambil tengkurap menoleh ke arah pintu, ia melihat Jean yang mengintip dari celah pintu.

"Udah malem, pulang!" Usir Shan, namun Jean malah tersenyum dan membuka pintunya lebih lebar, kemudian memasuki kamar Shan dan kembali menutup pintunya.

"Gue bawa pizza.."

"Gak, gue lagi diet."

"Gak usah diet-diet, lo udah langsing," ujar Jean seraya duduk di atas karpet dan menaruh satu box pizza di atas meja.

"Sini," Jean menarik-narik tangan Shan, Shan pun mendengus sebal dan duduk di sampingnya.

"Gak usah terlalu keras sama diri lo sendiri," gumam Jean, kemudian ia memberikan satu potong pizza pada Shan, dan Shan menerimanya.

Keduanya pun memakan pizza bersama, sesekali Shan melirik Jean yang terlihat tidak baik-baik saja.

"Tadi sore lo galak," gumam Shan.

Jean tertawa pelan, "mood gue lagi ancur, sorry."

"Sekarang gimana?"

"Udah biasa aja."

Shan berdecak sebal, sebenarnya ia ingin menanyakan banyak hal pada Jean, namun tadi sore Jean tidak mau ditanyai tentang apapun.

"Lo gak mau cerita apapun sama gue?" Tanya Shan dengan suara pelan tanpa menatap Jean.

"Gue gak mau nyeritain apapun, tapi asal lo tau, gue gak ngelakuin kesalahan apapun."

Shan mengangguk kecil, setidaknya ia mendapat jawaban dari Jean soal pemerkosaan itu, entah ia harus percaya atau tidak, sebab kasus pemerkosaan sedang marak-maraknya di negara ini.

"Gue gak tau mau bahas apa," gumam Shan.

"Bahas pantat ada dua atau ada satu?"

Shan berdecak kecil, "gue didiemin sama bokap nyokap gue."

"Wajar sih, mereka kaget liat anak perempuan satu-satunya kayak gitu."

"Terus gue harus apa?"

"Coba ngomong pelan-pelan, jelasin semuanya, tapi jangan bohong."

"Malah makin dimarahin, terus dimaki-maki," gumam Shan dengan tatapan sebal.

"Yaudah diem aja, jadi diem-dieman terus," sahut Jean, dan Shan hanya diam.

Jean tersenyum kecil seraya mengusap surai Shan, "gue pengen pergi ke banyak tempat sama lo, Sabtu sama minggu depan mau?"

"Gue mau nemuin Nathan minggu depan."

"Kalau gitu minggu depannya lagi."

"Tapi gue bisa batalin buat ketemu Nathan," gumam Shan yang membuat Jean tertawa pelan.

"Okay, Nathan gak marah?"

"Kapan dia marah? Dia bahkan gak pernah marah kalau gue bawa lo buat nemuin dia!" Sahut Shan.

"Yaudah iya, maunya ke Dufan atau trans studio Cibubur?"

"Dufan panas, mau ke Cibubur aja, terus makan yang banyak."

"Katanya tadi diet."

"Gak jadi," sahut Shan seraya menahan senyum, Jean tahu Shan senang ketika diajak jalan-jalan, hanya saja terkadang Shan gengsi untuk mengajaknya duluan.

Dan malam itu Shan membantu Jean untuk mengobati luka di wajah Jean, kemudian Jean pulang setelah 2 jam mengobrol.

**

Pemuda RT 09 / RW 03

Nando: Masa bokap gue mau nikah lagi.

Haikal: Banyak istri banyak rejeki.

Julian: Gblok, kal.

Junior: Kenapa Ndo? Nyokap lo udah gak hot lagi?

Julian: Jun anjng! Pake nanya.

Mark: Nando lagi sedih, malah dibecandain!

Mark: Tenang ndo, bokapnya Killian juga mau jadi suami kedua nyokap lo kok.

Julian: Lo juga gblok, mark!

Killian: Bokap gue lagi PDKT sama pramugari.

Haikal: Wah keren! Terus, lo setuju?

Killian: Setuju dong, kan nanti bisa dibagi-bagi, hehehe

Julian: Apanya anjir dibagi-bagi?!

Killian: 🌚🌚

Theo: Tobat, Kill. Jangan lupa Bagi tiga sama gue.

Dion: Samanya!

Jean: Ngapain bokap lo nikah lagi, ndo?

Nando: Kepincut perawan anaknya pak haji udin, katanya gakpp jadi istri kedua bokap gue.

Jean: Terus nyokap lo setuju?

Nando: Setuju kalau burung bokap gue dikebiri dulu katanya.

Junior: Sadis 😭 ttyd gue yang ngilu. Aw!

Ayang: Terus, bokap lo setuju dikebiri?

Nando: COBA TANYA BOKAP LO MAU GAK DIKEBIRI GITU?! PAKE NANYA!

Ayang: Biasa we padahal mah, meni ngegas jiga buroq.

Haikal: Buroq apa?

Ayang: Semacam ojol.

Julian: Woy!! 😭😭

Theo: Gak salah sih, tapi ya salah, yang.

Jean: Keliatan si Haikal ini gak pernah ngaji.

Mark: Kan tiap hari nonton hentai, gimana mau ngaji?

Haikal: Sembarangan lo, mark! Fitnah lebih kejam dari pembunuhan!

Haikal: Btw apa hubungannya ngaji dama buroq?

Jean: Kan ada gugel, masih Idup di jaman batu lo?

Haikal: Iya, kok tau?

Jean: Muka lo mirip Meganthropus paleojavanicus.

Haikal: 😏😏

Theo: Nando, lanjut!

Nando: Males ah, dipotong mulu!

Theo: Gak bakal.

Haikal: Najis, baperan!

Nando: Bokap gue mau ceraiin nyokap gue, soalnya dia maksa pengen nikah sama anaknya pak Haji Udin, namanya Sarah.

Theo: Tega bnget bokap lo, omelin napa!

Nando: Udah gue omelin, malah kena bogem di rahang.

Haikal: terus, lo diceraiin sebagai anak gak sama bokap lo?

Nando: Hah? Gimana gimana?

Theo: 😑

Jean: Mana ada anak diceraiin? Otak lo terbuat dari puding ya?

Shannon: Jadi pengen puding.

Jean: @shannon tidur, sayang. Udah malem.

Killian: Panas panas panas, badan ini pusing pusing pusing.

Haikal: Neraka jahanam! Aarghh.

Ayang: Si Haikal lagi ngamer kayaknya.

Junior: Lagi nyimeng.

Nando: Tuhkan dipotong.

Theo: Lanjut lanjut! Bonyok lo jadi cerai?

Nando: Jadi.

Ayang: Lo ikut siapa, ndo?

Nando: Maunya ikut nyokap, tapi nyokap bilang gini, 'bawa tuh anak lu, gak guna.' Terus bokap gue bales gini, 'urus aja sendiri.'

Haikal: Kaisan, anak yang tidak diinginkan.

Theo: Diem kal!

Nando: Yaudah gue ikut nenek gue aja, jadi nanti gue pindah dari sini.

Shannon: Yahhh kok gitu? Orang tua lo jahat banget.

Nando: Iya, Ayang. Sedih nanti gak bisa liat Ayang lagi.

Ayang: Nanti gue jengukin lo, ndo. Tenang aja, kasih aja alamat rumah nenek lo ke gue.

Nando: Diem lo, kuyang!

Ayang: LAhh???

Haikal: Mungkin lo anak pungut, ndo. Coba tanyain bonyok lo.

Jean: 🤫🤫

Dion: Si Haikal Gue kick dulu ya?

Theo: Iya, gak usah dimasukin lagi.

Jean: Sekalian kick dari komplek.

Haikal: Lo tuh gak diajak, jean!

Jean: bct anak ngntt.

Killian: katain balik, kal. Si Jean kan anak haram.

Theo: Kill, jangan ngetik sembarangan!

Dion: Killian sama Haikal ini cocok banget, ceplas-ceplos.

Killian: Tapi bener anak haram.

Jean: Biarin, yang penting disayang sama Shan..

Killian: Gue punya firasat lo mau dikick dari keluarga lo hahhaa.

Shannon: Gue mimpi Killian mati.

Haikal: Amin! Asik nasi kotak!

Killian: Kalau mimpi orang meninggal, tandanya orang itu bakal panjang umur.

Haikal: Amin, semoga Killian panjang umur sampe 1000 tahun, biar dia gak punya temen seangkatan.

Julian: Jadi kayak mayat idup.

Ayang: nanti anak cucu cicitnya bosen liat Killian belum mati-mati, terus diTaro di museum buat dijadiin pajangan, padahal masih idup.

Killian: Contoh do'anya anak tolol.

Haikal: 🖕🏻🖕🏻🖕🏻

Ayang: Btw di RT kita rata-rata keluarganya banyak yang gak utuh, nyokap gue diceraiin bokap gue, Killian nyokapnya meninggal, Bang Theo bokapnya meninggal, bang Jovan gak punya orang tua, Bang Jean anak haram, Haikal anak pungut.

Haikal: bacot, lo kali anak pungut.

Dion: Kata bokap gue, dulu ibunya Haikal pas lagi hamil pengen ee, eh pas ibunya Haikal lagi ee, Haikalnya ikut keluar.

Julian: Waw! Jadi berlumuran tai.

Lucas: Sedep!

Killian: Pantesan kelakuannya kayak tai.

Haikal: Yudah iya semerdeka lo aja 😏😏

Shannon: Tidur, Guys. Udah malem.

Julian: Asiap!

Haikal: Udah merem nih 🥰

Killian: Kangen nenen.

Jean: Ketemu gue, gue Hajar ya lo Killianjing!

Killian: Gak takut.

**

Pagi ini Jean mengantarkan Shan ke sekolah, Shan pun keluar dari mobil Jean, kemudian memasuki gedung sekolah, Jean yang hendak melajukan mobilnya mengerungkan niatnya saat melihat seorang laki-laki yang berlari dari belakang mobilnya, dan wajah laki-laki itu terlihat jelas dari kaca spion mobilnya.

Jean pun keluar dari mobilnya, kemudian ia menghadang laki-laki itu hingga langkah laki-paki itu terhenti tepat di depannya.

Jean melirik nametag di dada laki-laki itu.

Adrian Yusma.

Drian nampak mengerutkan dahinya sambil menatap Jean, "minggir."

Jean tersenyum kecil, kemudian ia meninju wajah Drian dengan sangat keras, hingga Drian terjatuh dalam sekali pukulan.

Jean yakin ia tidak salah orang, sebab Haikal sudah emmberikan foto Drian serata nama lengkap Drian padanya.

"Lo apa-apaan?!" Drian terlihat tak terima.

"Itu gak seberapa, kalau lo ketemu gue di tempat yang sepi minimal rahang lo geser," gumam Jean.

Drian pun beranjak dari posisinya sambil memegang bibir bawahnya yang terluka dan mengeluarkan darah.

"Lo punya masalah apa sama gue?" Tanya Drian.

"Semua yang lo lakuin ke Shan bakal berurusan sama gue, berenti gangguin cewek gue," desis Jean yang membuat Drian bungkam.

Jean pun memasuki mobilnya, kemudian melajukan mobilnya menjauh dari area sekolah.

Drian mendengus kesal, ia pun berjalan memasuki gedung sekolah, pikirannya tertuju pada Shan.

"Shannon cowoknya dua?" Gumam Drian dengan tatapan bingung.

"Anjir! Lo abis digigit siapa?" Tanya Daffa yang melihat bibir bawah Drian yang masih mengeluarkan darah, Drian pun mencuci bibirnya di wastafel yang berada di depan kelas.

"Cowoknya Shannon," sahut Drian yang mmebuat Shan menoleh, kebetulan Shan tengah duduk kursi depan kelas bersama Haikal yang akhir-akhir ini selalu mengikutnya.

Shan bertemu tatap dengan Drian sejenak, kemudian Shan memalingkan wajahnya dengan raut yang dingin.

"Segitu masih mending, gue cuma mau ngasih tau, lo hati-hati aja," sahut Haikal yang mengerti maksud dari Drian, sebab hanya Jean orang terdekat Shan yang berani memukul Drian hingga seperti itu.

"Nathan?" Tanya Daffa sambil menahan tawa, dan Haikal hanya memutar bola matanya malas.

Drian pun tersenyum kecil, "dia yang harus hati-hati," gumamnya, kemudian pergi memasuki kelasnya.

"Maksud lo Jean yang pukul Drian?" Tanya Shan, dan Haikal mengangguk.

"Gue lupa kapan, Jean bilang kalau ketemu Drian mau dipukul, mungkin bener Jean yang mukul Drian dan dia ngaku cowok lo," sahut Haikal.

"Bego banget, nanti gie yang jadi sasarannya Drian," Shan terlihat kesal.

"Santai Shan, pawang lo banyak, ada gue juga!" Haikal menepuk dadanya sendiri, dan Shan hanya mendengus sebal.

**

SHANNON

Shannon

20:12

Jean
??

Shannon
Dih..

Jean
Paling adanya merk Aice atau diamond.

Shannon
Diamond.

Jean
Agak asem kalau yang diamond.

Shannon
Yaudah Aice. Mau pake corn.

Jean
Corn?

Shannon
Cone!

Jean
Pap dulu.

Shannon

Jean
Yang bener.

Shannon

Jean


Shannon
Jelek

Jean


Shannon
Kayak Mamang-memang tukang cilor.

Jean

Shannon

**

"Eskrim duriannya gak ada, gue udah nyari ke mana-mana, katanya lagi kosong," ujar Jean yang baru saja sampai di kamar Shan, membuat Shan merengut kesal.

Padahal Shan sudah duduk di atas karpet menghadap meja, bersiap untuk menyantap eskrimnya.

"Jadi gue beli yang coklat, vanila, strawberry, mangga, Taro," gumam Jean sersya menaruh berbagai rasa eksrim di atas meja, tak lupa dengan beberapa cemilannya.

Shan tersenyum senang, "Okay, ini cukup. Lain kali harus malan eskrim durian!"

Jean mengangguk, keduanya pun menyantap eskrim berama.

"Tadi Haikal bilang mau ke sini, tapi gue larang," ujar Jean.

"Sama siapa?"

"Gak tau deh."

"Mau ngapain?"

"Mau cari mati sama gue, dia pasti mau godain lo," gumam Jean yang membuat Shan berdecak sebal.

"Gue gak suka rasa Taro," ujar Shan seraya menaruh eskrim rasa Taro di atas meja, kemudian beralih membuka eskrim rasa lain.

"Rasa vanila ini enak kok, ada Chocochipnya." Jean merekomendasikan salah satu eskrim, kemudian membukanya dan memberikannya pada Shan.

Shan nampak senang bisa menyantap berbagai rasa eskrim tanpa perlu mengeluarkan uang jajannya.

Dan Jean laki-laki yang siap sedia, hingga mood Shan yang buruk dengan cepat berubah membaik.

"Shan! Ada Haikal sama Nando!" Teriak Yorka dari bawah sana, membuat Shan mendengus sebal.

"Diemin aja," gumam Jean, dan Shan mengangguk setuju.

"Ngomong-ngomong tadi pagi lo mukul Drian?" Tanya Shan, dan Jean menganggukan kepalanya.

"Kalau Drian ngincer gue lagi, lo yang gue salahin ya?" Ucap Shan lagi.

"Kalau dia macem-macem lagi bilang gue aja. Oh ya, gue belum Hajar Killian."

"Killian bakal Hajar lo balik, dia kalau marah serem," gumam Shan.

Jean mengendikan bahunya, kemudian ia beranjak dari duduknya dan memasuki toilet untuk buang air kecil.

Shan mencoba eskrim milik Jean yang berada di atas meja, kemudian ia memakannya hingga habis.

Tok tok tok

"Shannon..."

Shan mendengus sebal, ia pun beranjak dari duduknya dan membuka pintu kamarnya, terliat Haikal dan Nando yang tengah berdiri di sana.

Haikal dan Nando terdiam sambil memperhatikan bibir Shan yang agak bengkak, terdapat noda putih yang berada di sudut bibir Shan, kemudian mata Haikal melirik Jean yang tengah membenarkan celananya di dalam kamar Shan.

"Apa?" Tanya Shan.

"Lain kali aja mainnya," gumam Haikal, kemudian ia menarik tangan Nando untuk menuruni tangga dengan langkah cepat.

"Shan abis nyepong," bisik Haikal pada Nando yang membuat Nando terkejut.

"Lo tau dari mana?"

"Ada sisa p*ju di bibir Shan."

"Si Jean emang gblok!"

**

Mama Qian

Mama Qian
Jean, Shua udah membaik.

Jean
Mama gak marah sama aku?

Mama Qian
Mama kecewa, tapi mama maafin kamu.

Jean
Mama tau gak? Kalau mama egois?

Mama Qian
Ya.

Jean
Kasian Shua, dia habis diperkosa, tapi mama maafin si pemerkosa.

Mama Qian
Mama harus polisikan kamu?

Jean
Minimal kayak gitu.

Mama Qian
Kamu udah tau kalau mama egois, jadi udah jelas apapun yang terjadi mama bakal lindungin kamu.

Jean
Aku gak perkosa Shua, mama percaya gak?

Mama Qian
Shua yang bilang sendiri kalau kamu yang perkosa Shua, kamu pikir mama bakal percaya sama kamu?

Mama Qian
Jean, buat sekarang gak perlu cemasin apapun, istirahat yang cukup, kalau bisa kamu gak perlu kuliah, rehat dulu.

Jean
Gila.
Read.

**

Hari demi hari pun berlalu, hari Sabtu Jean dan Shan pergi ke Trans studio Cibubur, keduanya menghabiskan waktu Sabtu itu dengan bermain di berbagai macam wahana, keduanya nampak seperti sepasang kekasih yang melupakan kenyataan bahwa keduanya masih proses pendekatan, dan Shan melupakan Nathan untuk sementara.

Hari minggunya, Jean membawa Shan ke tempat spa, kemudian pergi ke Mall untuk berbelanja.

Sebenarnya Shan menolak ketika Jean membelikannya tas dan sepatu, namun Jean memaksa hingga membuat Shan terharu.

Kini Jean dan Shan sudah berada di rumah Shan, Shan entah ke mana, sementara Jean duduk di kursi meja belajar milik Shan.

Jean memandang foto polaroid di hijang yang tertempel di dinding sebelah kiri, polaroid itu berisikan foto Shan dan Nathan di banyak tempat, keduanya terlihat begitu bahagia di setiap moment.

Jean meraih kamera polaroid berwarna pink, kamera itu sepertinya sudah tidak berfungsi, terlihat jelas banyak kerusakan fisik seperti habis terbentur sesuatu.

Jean sebenarnya tidak pernah peduli dengan barang milik orang lain, namun sekarang rasanya ia ingin melihat semua barang-barang milik Shan.

Jean pun menaruh kamera itu di tempat semula, ia menarik box kecil yang tergeletak di sela tumpukan buku, kemudian ia membukanya, ia harap isinya permen, namun nyatanya beberapa batang rokok.

Jean berdecak kecil, ia pun memasukan satu box rokok itu ke dalam tasnya, bersamaan dengan itu Shan memasuki kamar.

Jean pun beranjak dari kursi dan beralih duduk di atas karpet dengan punggung yang bersandar pada kaki ranjang.

Shan duduk di samping Jean, kemudian ia memberikan satu gelas minuman pada Jean, Jean pun menerimanya.

Jean mengaduk-aduk minuman itu dengan dahi berkerut, "apa ini?"

"Itu susu fullcream sama jelly."

"Ohh, ini jelly, kayak ingus kucing."

Shan berdecak sebal, "tadi pagi gue bikin jelly tapi kebanyakan air, jadi kayak gitu."

Jean mengangguk kecil, kemudian meminum minuman tersebut.

"Gak enak," gumam Jean yang membuat Shan terdiam dengan raut wajah kesal.

Jean tertawa, kemudian menghabiskan minuman itu dan menaruh gelasnya di atas meja.

Jean pun beralih duduk di hadapan Shan, membuat Shan terdiam dengan dahi berkerut.

"Taro dulu," pinta Jean seraya mengambil gelas di tangan Shan dan menaruhnya di atas meja.

Jean meraih kedua tangan Shan dan menggenggamnya, membuat Shan mendadak gugup.

"Gue punya satu permintaan, dan lo harus kabulin," ujar Jean.

"Apa?"

"Gue pengen pacaran sama lo."

Shan terkejut dalam diam, Jean pun tersenyum kecil padanya sambil mengusap punggung tangannya dengan ibu jari.

"Gue tau ini salah, tapi gue pengen pacaran sama lo, gue janji gak bakal minta lo buat milih gue atau Nathan, karena gue yakin lo bakal pilih Nathan. Gue juga janji gak bakal minta lo buat putusin Nathan. Gue cuma pengen pacaran sama lo, gak lama kok," ujar Jean lagi.

"Kenapa tiba-tiba?"

"Karena gue sayang sama lo, sebagaimana cowok sayang sama ceweknya, ngelebihin rasa sayang kakak ke adeknya."

Shan kembali terdiam, ia benar-benar gugup hingga tidak tahu harus mengatakan apa.

"Gimana perasaan lo ke gue?" Tanya Jean, namun Shan tetap terdiam.

"Lo boleh jujur, Shan. Gak apa-apa, lagian gue cuma mau pacaran sama lo, gak lama. Gak peduli lo suka atau enggak sama gue, cuma gue pengen denger langsung dari mulut lo," ujar Jean.

"Kenapa gak lama?" Tanya Shan.

"Emang lo mau kalau lama?"

Shan meremat tanganya Jean, membuat Jean membalas rematannya.

"Kalau begitu gak usah jawab soal perasaan lo ke gue. Lo mau kan jadi pacar gue? Gue janji gak akan lama."

"Maksud lo apa kayak gini? Janji gak akan lama? Jadi lo pengen ngerasain mantanan sama gue?" Tanya Shan.

"Enggak gitu, gue tau sampai kapan pun lo gak akan mau ninggalin Nathan, maka dari itu gue pengen pacaran sama lo dalam waktu yang gak lama, setelah putus gue janji gak bakal gangguin lo lagi."

Shan kembali terdiam, kali ini sorot matanya terlihat cemas.

"Satu bulan deh, setelah itu gue bener-bener gak akan nemuin lo lagi, gue juga ada rencana buat pindah ke apart yang deket sana kampus gue. Gue-."

Ucapan Jean terhenti ketika Shan melepaskan genggaman tangannya, membuat Jean tahu bahwa Shan menolaknya.

"Shan.." lirih Jean saat Shan tiba-tiba memeluk lehernya.

"Gue jatuh cinta sama lo, Jean. Tapi gue gak bisa ninggalin Nathan," bisik Shan diluar dugaan, membuat Jean benar-benar terkejut.

"Ayok pacaran, tapi jangan sampai Nathan tau," bisik Shan lagi, Jean pun membalas pelukan Shan dan mengusap punggung Shan dengan lembut.

"Inget Shan, kalau ada masalah antara lo sama Nathan, itu semua salah gue," gumam Jean.

"Jean, jangan putusin gue sebelum gue yang mutusin lo."

"Kenapa?"

"Pokoknya jangan, lo setuju?"

"Ya."

**

Jam menunjukan pukul 10 malam, Nathan berdiri di balkon rumah sakit yang letaknya agak jauh dari kamar rawatnya, ia sudah tidak diinfus namun masih dirawat di rumah sakit tersebut.

Nathan memandang langit dengan tatapan sendu, tubuhnya yang kurus membuat siapapun yang melihatnya akan merasa prihatin.

"Na.."

Nathan menoleh, ia melihat Zeta yang berjalan dari arah lorong, Zeta terlihat begitu cemas.

"Kenapa gak di kamar? Gue nyariin lo dari tadi," tanya Zeta yang sudah berdiri di samping Nathan.

"Bosen, pengen pulang."

"Jangan pulang dulu kalau kondisi lo masih belum baik, jangan di sini," ucap Zeta, Nathan pun kembali memandang langit.

"Gue mau di sini."

Zeta menghela nafasnya, ia memandang wajah tirus Nathan dari samping, bahkan surai Nathan nampak memanjang hingga poni menutupi sedikit bagian matanya.

"Shannon udah nemuin lo?" Tanya Zeta, Nathan pun menggelengkan kepalanya.

"Mungkin belum sempet," gumam Zeta.

"Zeta, gue pengen minta tolong sama lo."

"Apa?"

"Kalau gue udah gak ada, temenin Shan terus ya, kalau omongan Shan bikin lo sakit hati, tolong jangan dijauhin, Shan emang orangnya gitu, tapi dia orangnya baik," ujar Nathan yang membuat Zeta terdiam dengan tatapan sendu.

"Setiap hari gue selalu minta sama Tuhan, gak apa-apa gak bisa sama Shan, yang penting gue dikasih umur yang lebih panjang buat liat Shan bahagia," ujar Nathan lagi.

"Lo bakal sembuh, Na."

"Nyokap gue juga udah berulang kali bilang gitu, tapi belum ada kejelasan, yang ada gue semakin sakit."

Zeta mengusap air matanya yang tiba-tiba menetes, "tapi gue yakin, lo bakal sembuh."

Nathan menoleh dan tersenyum pada Zeta, "gue harap kayak gitu."

"Pokoknya lo bakal sembuh, lo harus sabar, tunggu sebentar lagi."

Nathan terdiam sejenak seraya menatap Zeta lamat-lamat, seolah Zeta mengetahui sesuatu yang tak seharusnya Zeta tahu.

"Nyokap gue bilang apa sama lo?" Tanya Nathan yang membuat Zeta meremat tas di genggamannya, kemudian menggeleng kecil.

Nathan menghela nafasmu, "kalau lo udah tau, lebih baik lo diem," gumamnya, dan Zeta mengangguk kecil.

"Kalau Shan tau soal ini, gue bakal benci sama lo," gumam Nathan lagi, kemudian ia melangkahkan kaki menuju kamar rawatnya.

Sementara Zeta hanya diam seraya memandang kepergian Nathan dengan tatapan sendu.

"Nathan!" Pekik Zeta saat melihat Nathan yang terjatuh di lorong, ia pun menghampiri Nathan yang sudah tak sadarkan diri, membuatnya begitu panik.

Nathan pun segera dibawa ke sebuah ruangan oleh beberapa petugas medis.

"Detak jantungnya melemah, dok!"

Blam!

Pintu ruangan itu tertutup hingga Zeta tak bisa mendengar apapun lagi.

Bahu Zeta melemas, punggungnya tersandar pada dinding di sana dengan air mata yang menetes deras.

Zeta benar-benar takut sesuatu yang lebih buruk terjadi pada Nathan, laki-laki yang ia cintai jauh sebelum Shan mengenal Nathan.

Zeta pun menghubungi Shan, tak lama Shan menjawab panggilannya.

"Hm? Eh sebentar Jean! Hahahha!"

"Temen aku telpon, sebentar sebentar, minta tolong Yorka aja."

"Iya sebentar dulu! Jean! Ahk! Sakit!"

"Sebentar dulu! Habis ini maskeran!"

"Apa, Zeta?"

Zeta terdiam sejenak dengan tangan yang meremat ponselnya sendiri.

"Halo, Zeta? Kenapa?"

"Jalang sialan," desis Zeta, kemudian ia menutuskan sambungannya.

.
.
.
.
Tbc

Next?

💚💚❤️💚💚

Continue Reading

You'll Also Like

110K 12.4K 86
apa yang pasti pernah di dapatkan manusia? keberuntungan. karena setiap pertemuan akan selalu ada keberuntungan yang menyertainya. bersama atau tid...
6.9M 291K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
333K 49K 28
[SELESAI] Shannon hanya gadis polos yang ingin disayang oleh Jean, namun Jean malah mengambil kesempatan untuk merusaknya. "Ya, seharusnya aku tidak...
1.2M 101K 35
AREA 🔞🔞 HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA Aturan dasar bagi Agres adalah; tidak berbagi segala sesuatu apapun tentang Shasa serta bersifat mutlak. [ SER...