Peek-a-boo [Selesai]

By Ryntimtam

15.9K 3.4K 1.2K

Rara hanya ingin mencoba semua rumah kosong yang ada di daerah rumahnya, tapi bukan hal menyenangkan yang mer... More

๐Ÿ“žFI-01๐Ÿ“ž
๐Ÿ“žFI-02๐Ÿ“ž
๐Ÿ“žFI-03๐Ÿ“ž
๐Ÿ“žFI-04๐Ÿ“ž
๐Ÿ“žFI-05๐Ÿ“ž
๐Ÿ“žFI-06๐Ÿ“ž
๐Ÿ“žFI-07๐Ÿ“ž
๐Ÿ“žFI-08๐Ÿ“ž
๐Ÿ“žFI-09๐Ÿ“ž
๐Ÿ“žFI-10๐Ÿ“ž
๐Ÿ“žFI-11๐Ÿ“ž
๐Ÿ“žFI-12๐Ÿ“ž
๐Ÿ“žFI-13๐Ÿ“ž
๐Ÿ“žFI-14๐Ÿ“ž

๐Ÿ“žFI-Selesai๐Ÿ“ž

983 215 93
By Ryntimtam

Gak jadi 20 part eh, 15 aja.

><

Rara harus berpikir cepat, mereka sudah menemukan tulang-tulang milik hantu wanita itu, dan sekarang saatnya mereka keluar.

"Sudah kan? Ayo kita keluar sekarang." ujar Mahen yang senantiasa disebelah Rara.

Rara mengangguk, yang membawa plastik berisi tulang itu Rendi, Jaiden dan Qio bertugas memotret sebagai laporan pada pihak polisi nantinya.

Perlahan Rara menggenggam tangan Putra erat. "Kita harus selamat." gumam Putra pada Rara.

Rara mengangguk, dia mengelus pipi Putra pelan, senyum tipis terulas diwajahnya.

"Kita akan selamat." balas Rara lembut.

Yah, Rara menjamin mereka semua akan selamat. Mereka langsung turun dari lantai 2, tak menyadari jika saat ini ancaman sudah di depan mata.

Langkah kaki mereka terdengar menggema dipenjuru rumah, membuat sekelompok orang yang baru masuk ke dalam rumah mulai berpencar.

"Rara mereka sudah datang! Kalian harus berpencar!" seru Ratra panik.

Genggaman Rara pada tangan Putra mengendur, dia mulai mundur dan menatap teman-temannya.

"Putri, kenapa?" Rara tersenyum sebagai jawaban.

"Dengarkan perkataanku, kalian semua harus pergi menuju pintu samping rumah, jangan lari ke belakang, para orang gila itu sudah masuk, pegang senjata kalian dengan baik, kita akan bertemu lagi ditengah hutan." ujar Rara memberi arahan.

Mahen nampak tak terima, begitu juga dengan Qio dan Rendi. "Apa!? Tidak aku tidak mau! Kita harus selalu bersama Ra!" seru Mahen menolak.

Rara terkekeh pelan, dia mengelus pipi Mahen lembut. "Mahen, percaya sama aku, kita bakal keluar sama-sama." bisik Rara.

Mahen menahan tangisnya, tidak, dia tak boleh menangis saat ini, dia harus kuat.

Mahen mengeluarkan sebuah gelang dari celana nya lalu memasangkannya pada Rara. "Pakai ini, jangan kau lepaskan." ujar Mahen dengan nada suara bergetar.

Rara mengangguk. "Ra, kau yakin? Kau mau lari kearah mana? Biar aku bersama mu." ujar Benedict serius.

"Aku yakin, aku sudah merencana kan cara agar kita bisa keluar dari sini."

"Kau akan selamat kan?" lirih Naren.

"Tentu saja, setelah keluar dari sini, kita akan kembali berpetualang!"

Mereka mengangguk, sebelum mereka berpencar, Rara menyempatkan untuk mengelus rambut teman-temannya.

"Qio, ingat jangan terpisah dari Rendi, paham?" bisik Rara seraya menangkup wajah Qio.

Qio menahan tangisnya kuat, dia mengangguk kemudian memeluk Rara dengan sangat erat. "Kamu harus ikut selamat." bisiknya bergetar.

"Tentu saja."

"Ra.."

Rara menepuk bahu Rendi. "Aku percayakan si mungil ini padamu, kau kan tetangga nya, bisa kan?" tatapan mata Rendi menyendu, dia mengulas senyum tipis lalu mengangguk.

"Putri harus selamat.." lirih Putra.

Rara mengangguk, dia mengelus rambut Putra pelan. "Itu pasti!"

"Baiklah, sekarang kalian harus berpencar!"

Mereka mengangguk, dengan cepat mereka berlari turun dan mulai berpencar mencari pintu samping rumah.

Sementara Rara masih berdiri ditengah tangga, Ratra dan Berzo ada di kanan dan kirinya.

"Ra..kamu yakin?" lirih Ratra tak percaya.

"Ya, ini sebagai tanggung jawabku pada mereka." gumam Rara seraya melepaskan gelang yang tadi Mahen berikan padanya.

Senyum sendu terulas diwajah Rara, dia menghela napas singkat lalu naik kembali ke lantai 2.

"Masih ada cara lain! Jangan kaya gini Ra kumohon."

"Cara lain yang bagaimana? Ini adalah cara yang benar, tak masalah kalau 1 yang hilang, dan lagi Papi dan Mami tak akan mencariku, mereka sudah menemukan putri kandung mereka." bisik Rara.

Kenyataan pahit, Rara bukanlah putri kandung Xavi, Rara tertukar semasa bayi di rumah sakit.

Dan semalam, Putri kandung mereka kembali, lantas untuk apa Rara bertahan jika kini yang asli sudah ada disana.

"Ra..jangan.."

Rara menunduk, membiarkan air mata mengalir pelan dari kedua matanya, dia mengeluarkan sebotol bensin dan korek api dari tasnya.

"Hei, bisa aku minta tolong pada kalian?" tanya Rara pada hantu-hantu wanita disana.

Mereka tampak mengangguk, Rara tersenyum kembali.

"Bisa kah, kalian memancing para pria itu naik ke lantai 2? Sebagai balasannya aku akan balaskan dendam kalian pada mereka."

Para hantu itu mengangguk, ini ada timbal baliknya.

Ratra tak bisa berbuat banyak.

Dia harus membakar rumah ini beserta pria-pria gila itu, agar tak ada lagi korban.

Sudah Rara katakan, hilang 1 tak akan membuat mereka sadar.

"Bahkan aku lupa bilang sama Putra, kalau aku suka sama dia.."

Harusnya tadi Rara katakan saja, tapi sudahlah, biarlah perasaannya tersimpan sendiri sampai dia mati.

"Hahh, aku akan merindukan kenangan bersama mereka, menjelajahi rumah hantu bersama, takut bersama." tetesan air mata kembali turun.

Sesak di dada Rara semakin menjadi, dia menghela napas pelan kemudian berbalik saat terdengar langkah kaki mendekat.

Pria-pria gila itu sudah sampai, dan Rara sudah selesai menyiram lantai 2 dengan bensin.

"Mangsa!" seru salah satu dari mereka.

"Hahahaha, dasar gadis bodoh."

"Iya, dan gadis bodoh ini akan memberikan balasan untuk kalian."

Rara melempar korek api tadi ke tumpukan kayu yang sudah dilumuri bensin. Kobaran api segera menjalar kepenjuru mengikuti jejak bensin disana.

Para Pria itu tak bisa melarikan diri, sebab para hantu wanita disana mengunci pergerakan mereka.

Mereka akan terbakar hidup-hidup.

"Aku ada disini Ra."

"Aku tau Ratra."

Semua selesai saat ini juga.

...

"HEI! DISINI!" Mahen dan yang lainnya bertemu saat berhasil keluar dari rumah tersebut.

Langit gelap tak membuat mereka takut, masih ada senter.

"RARA!" pekik Mahen bahagia saat melihat Rara berdiri ditempat awal mereka datang tadi.

Dengan cepat Mahen memeluk Rara erat. "Kau gadis nakal!" sungut Naren kesal, tapi dia lega.

Benedict, Jaiden dan Rendi mengelus rambut Rara pelan, mereka senang Rara ikut keluar dari rumah itu, setidaknya mereka kembali dengan selamat.

Putra sendiri, sudah lemas, jadi dia hanya mampu terduduk ditanah dengan deru napas yang kuat.

Dada nya sakit, melihat senyum dan wajah pucat Rara, itu bukan hal yang baik menurut Putra.

"Putri.." bisiknya lemas.

Rara menatap Putra seketika, senyum manis dia berikan.

"Iya Putra?" helaan napas lega Putra berikan, itu benar Putri yang dia cintai.

Sementara Qio, dia membalas tatapan Rara, dan tersadar akan sesuatu, tersadar akan arti dari senyuman Rara, dia sudah lemas.

Air matanya mengalir cepat, dia menggeleng kuat, itu bukan Rara..

"Hiks..itu bukan Rara.." lirihnya pilu, tubuhnya sudah kelelahan, dia tak sanggup menahan berat badannya lagi.

Brugh!

Semua gelap, Qio harap ini hanya mimpi buruk yang akan hilang begitu dia bangun.

Rendi menepati janji nya pada Rara, dengan segera dia membopong Qio, mereka langsung keluar dari hutan peek a boo.

Keluar dengan hati yang sangat lega, bahagia dan tenang.

Tanpa menyadari jika kini rumah kosong ditengah hutan tersebut tengah terbakar hebat.

Mereka tak menyadarinya.

"Kita pulang?" tanya Jaiden yang siap mengemudikan mobil.

"YA! KITA PULANG!" seru Benedict semangat.

Mereka senang, tanpa menyadari jika yang bersama mereka bukanlah Rara yang asli.

Melainkan Rara yang sudah beberapa kali menipu mereka, Rara yang tak lain adalah Qorin milik Rara sendiri.

"Aku sudah menjalankan tugas ku Ra."

Dia akan menghilang setelah tiba di rumah nantinya, rumah yang bukan lagi rumah Rara.

Untuk saat ini, biarkan mereka berpikir jika mereka sudah selamat, pada nyata nya itu hanya kenyataan semu.

Mereka pergi ber 8, namun pulang ber 7.

Dan mereka tak menyadari itu.
































Selesai.

Continue Reading

You'll Also Like

18K 4.4K 16
Pemerintah mulai melakukan eksperimen pada warga Indonesia, mereka menculik anak-anak remaja dengan dalih mendapat beasiswa di luar kota, nyata nya...
512K 32.8K 43
Berisi tentang kekejaman pria bernama Valter D'onofrio, dia dikenal sebagai Senor V. Darah, kasino, dan kegelapan adalah dunianya. Tak ada yang dapat...
96.9K 1.6K 4
๐Ÿ“ŒBahasa tidak baku ๐Ÿ“ŒBahasa campur campur Ia yang telah tiada kini kembali sebagai reinkarnasi dari gadis remaja dan perlahan lahan segel dari dala...
Erlangga By Cewek_Halu

Mystery / Thriller

32.8K 2K 15
Erlangga adalah seorang pemuda berusia 18 tahun dengan sikap keras dan penampilan yang menunjukkan kehidupan penuh perjuangan. Dia sering terlihat de...