Big brother Not Father

By PrincessProsecutor

3.4K 683 182

Yesung Mengira Kangin adalah ayahnya Karena wajah Pria itu mirip dengan Foto peninggalan Ibunya. Genre : Fam... More

Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sepuluh
Sebelas
Dua belas
Tiga Belas
Empat Belas
Lima Belas
Enam Belas
Tujuh belas
Delapan belas
Sembilan Belas

Sembilan

175 40 12
By PrincessProsecutor

Yesung memamerkan uang hasil dia menjual binatang ternak miliknya. Padahal ular-ular itu baru sehari dia kumpulkan ketika Kibum sedang asik bermain layangan bersama teman-temannya tadi.

Awalnya Kibum tidak percaya karena seingatnya kemarin, Yesung tidak melakukan apa-apa ketika dia bermain layang-layang. Tapi melihat binatang melata itu benar-benar ada didepan matanya, dia tidak bisa menyangkal bahwa sebenarnya Yesung adalah pawang ular.

" Aku rasa ini cukup untuk membeli sepeda motor bekas." Kata Yesung pada Kibum yang tampak melamun " Ini semua aku lakukan demi membuatmu bahagia, kau tahu itu?"

Kibum menggembungkan pipi sambil memutar bola matanya dengan jenaka " Kenapa harus seperti ini? Bukankah kita bisa meminta apapun pada Kangin Hyung?"  Sahutnya.

Sebenarnya tidak ada salahnya mereka meminta pada Kangin karena segala yang dimiliki juga milik mereka berdua. Tapi, Yesung sama sekali tidak suka dikasihani.

" Aku masih bisa dan sanggup menghidupimu"

" Kau dan aku masih sama-sama sekolah, bagaimana bisa? Bukankah selama ini kakek yang mengurus semua kebutuhanmu?"

Mendengar ucapan Kibum, kakek tertawa " Sejak junior high School Yesung tidak pernah minta uang padaku kalau tidak terpaksa."

" Hah?"

" Yesung suka berburu dan menjual hasil buruannya untuk mendapatkan uang. Kadang dia pergi dengan Siwon atau Hae."

" Benarkah?"

" Heechul Hyung yang mengajariku berburu. Dia membawaku berburu sejak usiaku tiga tahun"

Alis Kibum menyatu, dia bertanya " Siapa? Heechul Hyung?"

" Dulu dia tinggal disebelah rumah kita, tapi sejak dia diterima kerja diluar negeri, dia sudah tidak pernah kesini lagi"

Mendengar ucapan Kakek, Kibum hanya menganggukkan kepalanya " Oh, tetangga"

" Bagiku dia bukan hanya sekedar tetangga. Dia ikut merawatku bersama kakek dan nenek"

" Seperti seorang ibu" Sahut Kakek cepat.

Yesung menimpali dengan mengatakan " Tapi dia laki-laki, kakek!!!!"

" Baiklah, baiklah. Seperti seorang ayah"

Mereka receh sekali, bukan?

" Nanti siang kita pergi ke Dealer penjual sepeda motor bekas. Kau pilih saja yang kau suka" Yesung menyerahkan semua uangnya pada Kibum " Sepertinya Siwon sudah didepan" Setelah menghabiskan sarapannya, Yesung berpamitan pada Kakek dan Neneknya diikuti oleh Kibum.

Mereka mulai sekolah hari ini disekolah yang baru.

Biasanya hanya empat pemuda tampan yang jadi pusat perhatian. Kali ini ditambah satu yang ketampanannya setara dengan Siwon dan Hae.

Bahkan ada yang tidak percaya jika Kibum adalah Saudara Kembar Kim Yesung yang receh dan aneh.

" Wow!! Kalian kembali kesini"

Baik Yesung dan teman-temannya berbalik ketika mereka tahu siapa yang dimaksud suara sumbang barusan.

Dia adalah Choi Seung Hyun, sepupu Choi Siwon yang sama sekali tydack ramah. Silahkan beri Bintang satu.

Seung Hyun merupakan teman dekat anak kepala desa yang kemarin dihajar Yesung habis-habisan dan mungkin melihat Rivalnya kembali satu sekolah dengan mereka, Keributan pasti akan terjadi, lagi.

Selama ini, meskipun bersaudara, Siwon dan Seung Hyun tidak pernah akur kecuali ketika mereka sedang berkumpul dengan keluarga besar mereka.

Jika Siwon dan Seung Hyun bersaudara, tapi tidak dengan Seung Hyun dengan Yesung. Mereka sama sekali tidak memiliki pertalian apapun juga.

" Bukan urusanmu" Sahut Siwon sambil berlalu mencoba untuk tidak terlalu memperdulikan sepupunya tersebut.

Seung Hyun hanya tersenyum miring menanggapi sepupunya yang sinis. Dia kemudian melirik kearah Yesung yang bahkan tidak mau melihatnya sama sekali " Hei, kau masih ada urusan denganku" Katanya sambil merentangkan sebelah tangannya meghalau langkah Yesung.

Yesung mendongak untuk melihat wajah Seung Hyun, dia kemudian menghela nafas " Aku tidak ada urusan denganmu" Katanya " Jika masalahnya ada pada teman kesayanganmu itu. Dia yang lebih dulu menghinaku"

" Mata dibalas mata, gigi dibalas gigi"

" Pppffft!!!" Yesung tidak bisa menahan tawanya ketika mengingat anak kepala desa yang giginya rontok karena dihajar olehnya.

" Apa yang kau tertawakan?"

" Gigi" Sahut Yesung cepat.

Teman-temannya ikut tertawa karena Yesung tertawa.

Hae kemudian menepis tangan Seung Hyun dan melindungi Yesung dibelakang punggungnya " Cukup sampai disini! Jika tidak"

Seung Hyun mengangkat kedua tangannya sambil berkata " Baiklah! Ini sekolah dan aku juga tidak ingin membuat Keributan disini"

Membuat Yesung mendekatkan wajahnya ke telinga Kibum, dia berbisik " Semua orang takut pada Hae dan Kyuhyun"

" Benarkah?"

Yesung mengangguk " Kakak laki-laki Hae Mantan Yakuza, Ayah Kyuhyun adalah seorang perwira"

Wow!!!! Pantas saja Yesung sama sekali tidak takut pada siapapun, fikir Kibum. Dibelakang nya tidak hanya ada kakeknya yang pensiunan tentara. Dia juga punya teman-teman yang tidak biasa.

Sesampainya dikelas, tidak ada yang istimewa seolah-olah sekolah ini adalah milik mereka. Mereka tidak disambut layaknya anak baru, bahkan guru juga bersikap biasa saja.

" Sebenarnya ada yang ingin aku tanyakan padamu sejak kemarin" Kibum bertanya pada Yesung yang duduk tepat dibelakangnya. Mereka bisa mengobrol karena guru sedang keluar " Bukankah kau masuk sekolah di kota karena beasiswa?"

Yesung mengangguk.

" Bagaimana bisa?"

" Hah?"

" Aku sudah lihat Nilai Hasil ujian mu dan itu sama sekali tidak layak untuk mendapatkan beasiswa"

Kyuhyun yang duduk disebelah Yesung tertawa renyah " Kau benar sekali" Katanya pada Kibum.

" Lalu? Bagaimana bisa?"

Awalnya Yesung tidak menunjukkan sikap apa-apa, tapi kemudian dia pura-pura menguap kemudian menyembunyikan wajahnya diatas meja.

" Yesung mendapat beasiswa bukan karena pintar dalam hal pelajaran sekolah. Akan tetapi, dia mendapat hadiah dari Klub menembak disekolah kami yang sebelumnya."

Menembak?

Kibum hampir tepuk tangan karena ternyata Yesung yang buta dan tuli memiliki kelebihan yang belum tentu dimiliki orang lain.

" Benarkah?"

Kyuhyun mengangguk.

" Tapi, bukankah kau?"

" Heechul Hyung yang mengajarkan semuanya sejak aku kecil. Meskipun aku tuli, aku memiliki insting yang sangat kuat dan mataku masih berfungsi dengan baik ketika aku memakai kacamata."

Kibum jadi penasaran dengan seseorang yang selalu disebut Yesung dengan Heechul Hyung tersebut. Dia jadi sangat ingin bertemu dengan orang itu.

" Sebenarnya apa pekerjaan Heechul Hyung itu?"

Yesung melihat wajah Kibum setelah itu dia mengatakan " Seperti kakekku! Bedanya, dia adalah tentara luar negri"

Itu artinya dia punya wajah yang tegas dan tubuh tegap seperti Kangin Hyung, fikir Kibum.

" Oh, begitu. Aku jadi penasaran seperti apa orangnya"

" Sebaiknya jangan bertemu" Sahut Hae " Heechul Hyung itu sangat mengerikan. Apalagi jika dia tidak suka pada seseorang, kata-katanya sangat kejam"

" Sudah, sudah! Jangan dibahas lagi." Yesung menyuruh Kibum Duduk ditempatnya sendiri " Jangan berisik, aku ingin tidur sebentar"

" Hei, tapi ini masih pagi"

Yesung nampak menghela nafas " Kibum-sshi, aku tidak bisa tidur nyenyak karena kau tidur dikamar ku. Aku terbiasa tidur sendirian selama ini dan aku harus melepas alat bantu dengarku karena kau terus mengigau sepanjang malam"

" Hah? Benarkah?"

" Hem!! Jadi biarkan aku tidur sebentar saja"

" Tapi, jika ada guru yang datang bagaimana?"

Yesung sekali lagi menghela nafas " Pelajaran pertama hari ini adalah aritmatika dan aku tidak suka dengan gurunya. Jadi akan lebih baik jika dia mengusirku keluar"

" Oh, jadi begitu?" Sapa seseorang yang membuat Perhatian Kibum dan Yesung teralih pada guru yang masuk kedalam kelas mereka dan langsung menyapanya " Kau fikir bisa menghindar dariku, hah?" Guru itu mendekat pada Yesung dan menarik tangannya " Suka tidak suka aku juga adalah pamanmu"

" Paman?" Kibum bertanya dengan nada terkejut " Itu artinya?"

" Aku juga paman mu" Sahut Guru itu menjawab pertanyaan Kibum " Kakek Shin adalah ayah tiriku"

" O-oh, begitu"

" Jangan tidur dikelasku jika tidak ingin kuadukan pada nenekmu"

Yesung berdecak, dia memperbaiki kacamata nya lalu mengeluarkan buku dari dalam tas nya.

" Nanti jam istirahat temui paman di kantin,  kau mengerti!"

" Maaf pak guru, saya  sama sekali tidak punya waktu" Sahut Yesung seolah tidak peduli " Dan juga, tidak perlu bersikap seolah-olah bapak peduli pada saya"

" Yesung-sshi, saya sama sekali tidak menerima penolakan. Jam istirahat nanti temui Saya di kantin sekolah"

Melihat dua orang ini, Kibum merasa seperti nya mereka sedang ada masalah yang cukup serius. Kibum masih belum banyak tahu tentang seluk beluk keluarganya karena dia adalah orang baru di kehidupan mereka.

" Kau juga boleh ikut karena kita masih punya hubungan keluarga" Sambung pak guru saat dia melihat Kibum.

Setelah urusan mereka selesai. Pak guru yang bernama Kim Jungmo itu mulai menyapa murid-muridnya dan memberikan pelajaran sesuai Mata pelajaran yang ada.

Yesung hanya malas-malasan di tempat duduknya. Tapi, setidaknya dia tidak tidur dan Jungmo cukup menghargai itu. Jadi dia bisa memberikan pelajaran pada murid-murid yang lain tanpa perlu terlalu fokus pada keponakan nya yang menyebalkan.

.
.
.

Awalnya Yesung enggan menuruti permintaan pamannya untuk datang ke Kantin sekolah, tapi Jungmo memaksanya dan sedikit mengancam dengan membawa nama neneknya. Mau tidak mau Yesung datang ke kantin bersama Kibum.

Ketiganya duduk berhadapan.

Jungmo membelikan dua kotak susu kemasan rasa coklat karena dia tahu betul jika keponakannya sangat menyukai minuman tersebut dan dengan senang hati dia menyodorkan minuman itu kewajah dua keponakannya.

" Langsung saja!" Kata Yesung dengan nada bicara yang sangat dingin, tapi tangannya sudah mengambil susu kotak itu dan meminum nya " Tidak perlu terlalu banyak berbasa-basi."

Jungmo tersenyum kecil melihat tingkah konyol keponakannya tersebut, tapi sifat seperti itu memang sudah mendarah daging pad Yesung dan Jungmo sudah cukup maklum saja.

" Kau masih marah padaku?" Tanya Jungmo.

" Fikirkan saja sendiri." Omel Yesung tanpa mau melihat wajah pamannya.

Tangan Jungmo terulur untuk memegang kepala Yesung tapi Yesung menghindar dan menjauhkan kepala nya " Yesung-ee"

" Kau pergi disaat ulang tahunku. Padahal saat itu kau berjanji untuk menemui ku dan membelikanku kacamata baru"

" Kan sudah kubelikan kacamata baru dan sudah kutitipkan pada nenek"

Yesung menarik nafas dalam-dalam, dia kemudian meluapkan kekesalan nya " Aku ingin kau memberikannya langsung padaku waktu itu!"

" Bukankah sama saja? Yang penting kan paman yang beli"

Yesung berdiri sambil sedikit memukul meja " Tidak sama!!!" Ungkapnya kesal" Jika semua dianggap sama itu artinya, dimatamu aku hanya seseorang yang tidak terlalu penting."

Jungmo memegang bahu Yesung membujuk nya untuk kembali duduk. Sedangkan Kibum yang masih jadi penonton hanya berusaha untuk tidak terlalu ikut campur saja.

" Waktu itu paman ada pekerjaan yang tidak bisa paman tinggalkan. Bukan berarti paman tidak peduli padamu."

Yesung menghela nafas panjang untuk meredakan emosinya. Dia kemudian menyeruput susu coklat nya sampai habis.

Melihat tingkah keponakannya yang begitu menggemaskan, Jungmo rasanya ingin mencium pipi Yesung tapi, selain karena ini disekolah, dia tidak mau sampai Yesung menghabisinya karena masih marah padanya.

" Paman janji, ulang tahun yang selanjutnya paman akan merayakannya bersamamu"

" Tidak perlu!" Sahut Yesung cepat " Sudah ada Kibum yang akan merayakan ulang tahun bersamaku. Aku tidak butuh paman lagi"

Kibum cukup tersentuh karena Yesung benar-benar sudah menerimanya sebagai saudara kandung.

" Kejam sekali" Gerutu Jungmo " Apa kau lupa jika selain kakek dan nenekmu, aku yang menjagamu sejak bayi"

" Oh, tentu saja aku tidak akan lupa. Nanti jika aku sudah berpenghasilan, aku pasti akan membalas semua kebaikan paman"

Jungmo hampir menyerah menghadapi tempramen keponakannya yang satu ini, karena dia tidak pernah bisa menang melawan ocehan Yesung yang setara dengan ocehan ibu-ibu komplek.

" Bukan itu maksud paman! Yesung-ah, berbaik hatilah sedikit"

" Kibum-ah, ayo kita kembali ke kelas" Tidak menanggapi ucapan pamannya, Yesung memilih untuk berdiri dan berbalik untuk pergi.

Tapi, baru selangkah tiba-tiba dia pingsan membuat semua orang yang ada di kantin berteriak histeris termasuk Jungmo sang paman yang langsung menghampiri keponakannya yang tidak sadarkan diri.

Jungmo memeriksa denyut nadi Yesung dan terkejut ketika melihat bibir keponakannya yang membiru.

" Yesung-ah, bangun, ada apa denganmu??" Katanya sambil menepuk pelan pipi Yesung.

" Pak Guru, Yesung kenapa? Bukankah sejak tadi dia baik-baik saja?" Tanya Kibum dengan wajah pucat pasi ketakutan " Yesung-ah, yesung-ah!" Panggilnya dengan suara gemetar.

Sejak tadi memang tidak ada yang aneh dengan Yesung, dia terlihat baik-baik saja. Tapi kenapa bisa tiba-tiba seperti ini?

Jungmo mencoba mencari sesuatu di tangan dan kaki keponakannya dan ternyata memang ada yang tidak beres. Ada bekas gigitan ular di telapak tangan Yesung dan itu terlihat biru tua yang mengerikan.

" Ada bekas gigitan ular ditangannya. Sebaiknya kita bawa dia kerumah sakit sekarang juga!" Jungmo langsung menggendong Yesung dan berlari membawanya pergi dari kantin Sekolah.

" Paman," Panggil Yesung pelan membuat Jungmo berhenti berlari " Aku baik-baik saja" Katanya setengah berbisik.

" Anak bodoh!!! Kau sudah terkena racun ular. Apanya yang baik-baik saja??"

" Tidak, tidak. Antar saja aku pulang kerumah"

Kibum yang mendengar racauan Yesung menjadi kesal, dia mengatakan " Kau mau mati, hah????? Kita harus kerumah sakit. Bukan pulang kerumah"

Wajah Yesung sudah sangat pucat tapi dia bahkan masih sanggup mengatakan hal-hal konyol yang malah membuat orang menjadi kesal bukannya kasihan " Tapi ini bukan digigit ular" Katanya sambil tertawa.

Sontak saja Jungmo dan Kibum yang ada disitu menjadi tercengang.

" Lalu? Jika bukan ular, ini digigit apa?" Tanya Jungmo selanjutnya.

Tangan Yesung melayang sampai ke kepala Kibum. Dengan sedikit sisa tenaganya dia berteriak " Bajingan ini yang menggigit ku tadi malam"

Membuat Kibum dan Jungmo semakin tampak bodoh bersamaan.

" Aku sungguh-sungguh!!! Ini bukan digigit ular."

" Jika bukan karena racun ular, kenapa wajahmu pucat sekali dan bibirmu juga membiru begini??" Jungmo menurunkan Yesung yang sejak tadi masih dia gendong.

" Mana aku tahu! Mungkin gigi Kibum ada racunnya"

" A-apa??? Kau sudah gila. Aku manusia, bukan ular" Sahut Kibum tidak terima.

" Baiklah, baiklah!! Siapapun tolong antar aku pulang kerumah atau ke klinik Paman Choi. Rasanya kepalaku seperti akan pecah"

Jungmo membimbing Yesung untuk duduk disalah satu kursi yang ada disana setelah itu dia mengatakan " Paman Ambil tas paman dulu setelah itu paman antar kau ke klinik Paman Choi."

" Aku ikut" Sahut Kibum.

" Tidak usah. Kau tetap disini saja buatkan surat izin untuk Yesung dan juga bawa tas nya pulang nanti"

" Aku baik-baik saja, Kibum-ah. Kau belajar saja disini. Nanti kita bertemu dirumah, oke"

Kibum terpaksa menuruti titah guru dan juga saudaranya.

" Kabari aku jika ada yang tidak beres, mengerti"

Yesung mengangguk.

Setelah semuanya selesai, Yesung dan Jungmo benar-benar pergi dari sekolah menuju klinik Ayahnya Siwon.

Sesampainya disana, Paman Choi hanya bisa menghela nafas karena Yesung sudah berbohong pada Kibum dan Jungmo. Luka ditangannya itu benar-benar terjadi karena digigit ular yang berbisa.

" Apa harus berbohong?" Tanya Jungmo pada Yesung yang lukanya sudah diobati Paman Choi.

" Aku hanya tidak ingin semua orang menjadi khawatir. Lagipula bisa nya juga tidak terlalu berbahaya, iyakan paman?" Yesung bertanya pada paman Choi.

Paman Choi yang sedang membereskan peralatan nya menggelengkan kepala " Karena terlalu lama diobati tentu saja sedikit berbahaya. Seharusnya kau datang kesini setelah kau digigit." Katanya " Lihat tanganmu sudah hampir membusuk. Kau mau tanganmu dipotong?"

" Baiklah, paman. Maafkan aku" Sahut Yesung mengakui kesalahannya " Jangan tambah penderitaan ku dengan memotong tanganku. Aku sudah tidak punya apa-apa lagi" katanya mendramatisir " Sudah tuli, buta, tidak punya tangan, astaga"

Jungmo dan paman Choi sama-sama melihat keponakan mereka dengan tatapan mencemooh karena terlalu berlebihan meratapi dirinya.

Telunjuk Jungmo menekan Telapak Tangan Yesung yang diperban membuat Yesung berteriak " Aaaaaarrrgghhhh!"

" Jika sudah begini apa yang akan kau katakan pada kakek dan nenekmu nanti??" Kata Jungmo tanpa rasa bersalah.

" Bilang saja digigit Kibum saat dia tidur. Kakek pasti percaya. Kan sudah dibungkus perban"

" Cih!!"

" Yang penting kalian berdua tidak mengatakan yang sebenarnya pada mereka, pasti semua akan baik-baik saja"

Paman Choi memasukkan beberapa obat kedalam tas Yesung, dia mengatakan " Obatnya dihabiskan supaya lukanya cepat kering"

" Oke, paman"

" Sampai dirumah langsung istirahat karena racunnya belum sepenuhnya hilang. Setidaknya tidur selama delapan jam, mengerti"

" Oke, siap!"

" Baiklah, kami pergi dulu" Pamit Jungmo pada paman Choi.

Setelah berpamitan mereka berdua melanjutkan perjalanan kerumah Kakek dan Nenek Yesung.

Sepertinya Kakek dan Nenek belum pulang dari Ladang dilihat rumah yang tak berpenghuni.

Setelah memastikan keadaan Yesung baik-baik saja, Jungmo memutuskan untuk langsung pergi dari rumah itu dan Yesung memilih untuk langsung tidur dikamarnya.

Karena sebelumnya paman Choi mengatakan jika dia harus banyak beristirahat dan tidur setidaknya delapan jam agar keadaannya benar-benar membaik.

.
.
.

Hari sudah sore ketika Kibum pulang kerumah karena sekolah mengadakan Ekstrakurikuler tambahan dan itu cukup membuatnya penasaran karena Yesung sama sekali tak mengabarinya.

Yang membuat nya heran juga, kenapa teman-temannya tampak santai dan tidak bertanya padanya Yesung ada dimana.

Padahal, Siwon sudah diberitahu ayahnya lebih dulu tentang keadaan Yesung.

Sesampainya dirumah, kebetulan juga Kakek dan neneknya juga baru pulang dari ladang.

Melihat cucunya hanya pulang sendirian, kakek bertanya " Yesung mana?"

Kibum menjawab " Tadi dia pulang duluan karena tidak enak badan" Setelah melepaskan sepatunya Kibum bergegas mencari Yesung dikamar nya " Yesung-ah" Panggilnya, tapi tidak ada jawaban karena Yesung nampak tertidur pulas ditempat tidurnya.

" Bagaimana keadaannya?" Tanya Kakek yang menyusul Kibum.

" Sepertinya sudah tidak apa-apa, dia sedang tidur sekarang"

" Oh, baiklah. Jangan diganggu, biarkan dia beristirahat"

Kibum mengangguk, dia kemudian keluar dari dalam kamar sambil menutup pintu pelan-pelan tidak ingin mengganggu tidur saudaranya.

.
.
.

Hari sudah malam ketika Yesung bangun tidur. Dia bahkan tidak ingat dia sudah tidur berapa lama dan perutnya sangat lapar sekarang.

Kakek dan Neneknya sudah duduk untuk menikmati makan malam, begitu pun juga dengan Kibum.

Setelah mengambil tempat duduk yang kosong disebelah Kibum, Yesung menerima makanan yang dihidangkan nenek untuknya " Terimakasih, nek" Katanya yang dibalas nenek dengan senyuman.

" Tanganmu kenapa?" Tanya Kakek pada cucunya yang makan dengan tangan yang terlilit perban.

" Ehm?"

" Itu tangan kenapa?" Tanya Kakek lagi karena sepertinya Yesung tidak terlalu mendengar ucapan kakeknya.

" Biasalah kakek, aku ini kan anak lelaki. Hanya luka kecil saja" Sahut Yesung agak sombong.

" Cih!! Sombong sekali"

Tanpa sengaja, Kibum menyenggol tangan Yesung yang diperban dan karena tangannya masih terasa sakit, Yesung sedikit menjauhkan tangannya secara reflek " A-ah!" Keluhnya pelan.

" Apa aku menyakitimu?" Tanya Kibum khawatir.

Yesung menggelengkan kepalanya " Tidak, tidak apa-apa. Aku hanya sedikit terkejut saja"

Melihat reaksi Yesung yang langsung menghindar padahal Kibum hanya menyentuh sedikit saja lukanya membuat Kakek berkata sambil mencibir " Hanya luka kecil saja, aku kan lelaki"

Membuat Nenek terbahak-bahak karena kakek begitu fasih menirukan cucunya yang  begitu sombong.

Merasa di nistakan oleh kedua orangtua yang sudah menjaganya sejak dia lahir itu, Yesung menekuk wajahnya tapi dia tetap menghabiskan makanannya karena dia sungguh-sungguh kelaparan.

Tidak lama kemudian, seseorang mengetuk pintu rumah mungil mereka. Mendadak semua orang menjadi tuli kecuali Kibum yang memutar kepalanya kearah pintu.

Mengerti kenapa semua orang mendadak tuli, Kibum dengan bermurah hati meninggalkan makanannya untuk membukakan pintu. Entah siapa tamu yang tidak diundang datang mengganggu makan malam mereka yang penuh dengan keromantisan keluarga.

" Hai" Sapa tamu laknat itu.

" Oh, hai paman" Sapa Kibum pada Jungmo yang bertamu dan kedatangannya sungguh-sungguh tidak diharapkan oleh siapapun juga " Silahkan masuk paman, kebetulan kami sedang makan malam"

" Ah, sungguh kebetulan yang indah" Sahut Jungmo nampak bahagia karena bisa makan masakan ibunya, gratis.

Keduanya kemudian masuk kedalam dan Nenek melihat anaknya dengan tatapan penuh kecurigaan " Kau? Tumben sekali" Katanya.

" Aku merindukanmu, ibu" Sahut Jungmo seraya memeluk nenek sebentar.

" Paling-paling cuma ingin numpang makan gratis" Sahut Yesung memanas-manasi.

Jungmo melirik Yesung yang kurang ajar, dia kemudian tersenyum tipis kepada keponakan kesayangan nya tersebut " Aku sebenarnya juga ingin mengetahui keadaanmu. Bagaimana tangan yang digigit ular itu? Ah, pasti sangat sakit"

" Ck!!" Decak Yesung karena dia sudah berusaha mati-matian untuk menyembunyikan perihal itu pada Kakek dan neneknya, juga pada Kibum.

" Ah, maaf. Paman tidak sengaja mengatakannya" Sahut Jungmo seolah merasa bersalah padahal didalam hati dia tertawa melihat aura Yesung yang seketika menjadi gelap.

Kakek, Nenek dan Kibum sama-sama melihat kearah Yesung. Seolah bertanya kenapa hal sebesar Itu disembunyikan dari mereka.

Mengerti arti tatapan seluruh anggota keluarganya, Yesung hanya bisa menghela nafas sembari menggelengkan kepala. Didalam hati dia mengutuk " Kim Jungmo brengsek!"

Bersambung...

Maaf jika baru muncul lagi setelah sekian purnama.

Semoga masih ada pembaca yang menunggu.

Jika kalian suka silahkan Vote dan Komen.

Terimakasih.

Continue Reading

You'll Also Like

40.6K 7.4K 79
Marsha anak yang sangat pintar di sekolahnya, dengan prestasi yang ia dapat ia lolos ke perguruan tinggi negeri yang ia mau selama ini. Namun, masala...
164K 8.2K 28
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
688K 32.9K 38
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
175K 19.4K 40
Xiao Zhan kabur dari kejaran orang-orang yg ingin melecehkannya dan tidak sengaja memasuki sebuah ruangan, ruangan dimana terdapat seorang pria yg se...