Sweet Ravange

By SheilaFebriani0

1.4K 182 108

Akan ada dendam manis di setiap takdir yang pahit. Tuhan mengambil orang-orang berharga dalam hidup Sasha. H... More

Prolog
01: Kenangan masa lalu
02: [ 1 ] Kehilangan untuk yang kedua kalinya
04: Rela
05: What really happened?
06: Dasar gak guna
07: Maaf

03: [ 2 ] Kehilangan untuk yang kedua kalinya

94 24 9
By SheilaFebriani0

Flashback

Sepulangnya dari Makam Nela, Zibran berjalan dengan lesu ke dalam rumahnya. Pandangannya begitu kosong, membuat Fenya merasa heran.

"Ka, darimana?" tanyanya.

"..."

Zibran menatap Kakaknya dengan sayu, ia diam tanpa membalas ucapan Fenya.

"Lo kenapa sih, Ka?" heran Fenya.

"Gue mau ke kamar." Balasnya mulai meninggalkan Kakaknya.

Fenya menatap kepergian Zibran dengan penuh tanda tanya.

Setelah percakapan singkat itu, semakin hari Zibran semakin tertutup. Bahkan sudah tiga hari ini Zibran tak keluar kamar. Membuatnya merasa khawatir.

Tok, tok, tok, tok

"Dek, buka pintunya. Udah cukup ngurung dirinya, sekarang Kakak minta kamu segera kelua!" Teriak Fenya didepan pintu kamar Zibran.

"Kaka, gue bilang keluar!" Bentaknya.

Tak ada jawaban sama sekali, membuat Fenya segera memanggil Bu Inggit.

"Bu Inggit tolong ambilkan kunci cadangan kamarnya Kaka."

"Baik, Non." Bu Inggit pun segera mengambilkan kunci cadangan kamar Zibran.

Tak berselang lama, Pintu kamar Zibran terbuka. Memperlihatkan Kamar yang begitu acak-acakan, serta ada beberapa botol Minuman yang tergeletak di lantai.

Fenya segera mencari keseluruhan ruangan dan menemukan Zibran tergeletak dilantai kamar mandi.

"KAKAA!!!" Teriak Fenya dengan syok.

Ia segera menghampiri Zibran."Hikss...Ka bangun, jangan kaya gini." Ia menggenggam tangan Zibran yang berlumuran darah.

Fenya segera memerintahkan Keanu untuk segera pulang.

Flashback end

###

Beberapa saat berlalu menunggu Ibunya yang belum sadar, Sasha segera berlalu untuk mencari angin segar. Pikirannya terlalu kacau untuk saat ini.

Saat tengah berjalan di Lobby Rumah Sakit, Sebuah Ambulance datang membawa Pasien kecelakaan. Sasha terdiam untuk sesaat, sampai akhirnya kesadarannya pulih.

"Papa!" Teriaknya mulai berlari ke arah brangkar yang tengah dibawa Perawat.

"Papa saya kenapa, Sus. Apa yang terjadi!" Teriaknya.

"Tolong tenang dulu ya, kami harus segera membawa Pasien ke ruang Operasi." Sahut salah satu Suster.

"Hiksss...Papa!!"

Sesampainya di depan ruang Operasi, Sasha tak henti-hentinya menatap Pintu ruang Operasi dengan harapan besar. "Papa harus selamat, Sasha gak bakalan biarin Papa pergi." Gumamnya.

Satu jam berlalu, seorang Dokter keluar dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Gimana keadaan Papa saya, Dok?"

"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi Tuhan berkehendak lain."

Deg

Tubuh Sasha terhuyung kebelakang, rasanya seperti mimpi."Enggak, semua ini pasti bohong. Dokter bohongkan?Bilang sama sama saya kalau semua ini bohong."

"...."

"DOKTER BOHONG, PAPA SAYA PASTI SELAMAT!!" Teriaknya dan mulai jatuh tak sadarkan diri.

Dokter itu segera membantu Sasha dan membawanya ke ruangan UGD.

Satu jam berlalu, Sasha masih belum sadarkan diri. Seseorang datang kedalam ruang UGD.

Dengan ditemani kedua Polisi,  Raga dan Keanu. Dokter itu menuntun mereka masuk kedalam ruangan UGD.

"Kebetulan macam apa ini." Lalu tatapannya beralih pada Raga.

"Sasha Felicya, putri dari mendiang Alm. Agam Harris." Jelas Raga.

"Segera urusi pemakaman Pak Agam.Saya yang akan bertanggung jawab atas keluarga Korban."Ucapnya pada kedua Polisi itu.

"Kita tutup aja kasusnya." Lanjutnya lagi.

"Tapi harus ada beberapa prosedur yang harus Anda ikuti."

"Saya akan lakukan. Tolong antarkan mereka, saya ingin disini dulu." Raga dan kedua Polisi itu, beserta sang Dokter  pun pamit undur diri.

"Takdir lagi-lagi membawamu pada kami."

###

Rabu, 2026

Sasha membantu Arum untuk membereskan tempat tidurnya. Hari ini, Arum memaksa untuk kembali ke Jakarta bersama Sasha dan Jenazah Pak Agam.

Mereka akan kembali dengan Helikopter."Kamu baik-baik aja kan?" tanya Arum merasa sedih.

"Aku gak papa, Bu." Balasnya dengan tatapan sayunya.

Keduanya berjalan menuju Rooftop, dan mulai melakukan perjalanan. Semaunya dilakukan oleh orang-orang Keanu dan Staff medis.

Seminggu setelah Pemakaman Agam...

Selama seminggu ini Sasha tak pernah meninggalkan Kamarnya. Untuk yang kesekian kalinya Arum terus membujuk Sasha untuk keluar kamar.

Beberapa saat berlalu, Sasha keluar dengan pakaian yang sudah rapi.

"Kamu mau Sekolah?" tanya Arum.

"Iya, aku berangkat dulu. Assalamualaikum!" Pamitnya.

"Waalikumsalam."

Sikap Sasha yang biasanya ceria, kini berubah menjadi lebih pendiam. Membuat Arum merasa gelisah akan keadaan Putrinya itu.

Dalam satu waktu ia kehilangan Pak Agam yang sudah dianggapnya sebagai keluarga dan juga Putri satu-satunya Reya. Arum harus kuat di demi Sasha.

SMA Puri 1

Disepanjang lorong Sekolah, tatapan Sasha begitu kosong. Beberapa orang yang mengenal Sasha mengucapkan bela sungkawa, tapi tak ia hiraukan.

Sesampainya dikelas Sasha langsung duduk ditempatnya. Membuat teman-temannya menatap Sasha dengan tatapan prihatin.

"Sa, lo udah baik-baik aja?" tanya Erina.

"Udah."Balasnya dengan tersenyum.

"Jangan senyum kaya gitu Sa, senyum lo bikin gue pengen nangis." Balasnya.

"Kenapa?" Sasha mengambil cermin yang di bawa Erina.

"Jelek banget muka gue." Komentarnya.

"Sa-" lirih Erina.

"Gak papa santai aja, gue udah ikhlas kok." Ujarnya berusaha tetap tegar.

"Kalau ada apa-apa cerita sama gue ya, gue akan selalu ada buat lo." Tekan Erina yang dianggukin oleh Sasha.

Beberapa saat berlalu, pelajaran pertama dan kedua telah usai. Kini waktunya jam istirahat.

11:20

"Ayo kekantin!" Ajak Erina pada Sasha.

"Duluan aja, gue mau ke Perpustakaan dulu." Balasnya.

"Ya udah, jangan sampai gak datang."

"Iya."

Setelah Erina pergi, Sasha segera menuju Perpustakaan. Banyak tugas yang sudah ia lewatkan, ia akan belajar di Perpustakaan.

Detik demi detik berlalu menjadi jam, Sasha segera meninggalkan Perpustakaan. Sebelum sampai di kelasnya, tiba-tiba langkahnya terhenti.

"Lo-" menatap orang yang ada dihadapannya.

"Lo belum makankan? Gue beliin ini buat lo." Ujarnya menyerahkan makanan cepat saji buat Sasha.

"Gak usah sok baik sama gue." Tekannya menatap kesal orang yang ada dihadapannya ini."

"Kata Bi Arum lo jarang makan teratur akhir-akhir ini." Jelasnya."Muka lo juga pucet, lo sakit?"

"Gue bilang gak usah sok peduli sama gue. Gue gak butuh perhatian lo." Hardiknya mulai pergi meninggalkan Yudha.

Sesampainya dikelas, ia mulai merasa pusing dikepalanya."Sa, lo kenapa?" tanya Erina khawatir.

"Kepala gue pusing." Hardiknya merasakan sakit yang luar biasa.

"Kita ke UK-" belum sempat Erina melanjutkan perkataannya, Sasha tiba-tiba ambruk.

"Sasha!" Teriak beberapa temannya.

Yudha yang mengikuti langkah Sasha segera masuk dan membawa Sasha kedalam pangkuannya.

"Sasha mau dibawa kemana, Pak?" tanya Erina.

"Saya akan membawanya ke Rumah Sakit." Balasnya mulai meninggalkan kelas.

###

Yudha tak membawa Sasha ke Rumah Sakit, ia membawanya ke Apartemen miliknya. Sesampainya di sana, Yudha segera memanggil Dokter untuk ke Apartemennya.

Beberapa menit berlalu, Dokter pun datang dan mulai memeriksa keadaan Sasha.

"Gimana keadaan adik saya, Dok?" tanya Yudha.

"Nona Sasha hanya kelelahan dan kekurangan nutrisi aja. Saya akan menginfus dia, agar kondisi tubuhnya lebih baik." Jelasnya yang dianggukin oleh Yudha.

Setelah pemeriksaan itu usai, Yudha mengantarkan Dokter itu keluar.

13:30

Sasha mulai terbangun dari pingsannya, ia menatap sekelilingnya dengan bingung."Ini bukan kamar gue." Gumamnya mulai bangkit untuk duduk.

Saat ia akan melepaskan Infusannya, Yudha masuk kedalam Kamar itu."Jangan dilepas."Hardiknya membuat Sasha menghentikan kegiatannya.

"Ngapain Kakak bawa gue kesini." Ketusnya menatap Yudha dengan tatapan penuh kebencian.

"Lo pingsan Sa, jadinya gue bawa ke sini. Lebih baik makan dulu, daripada marah-marah terus." Tekannya membawakan nampan makanan ke arah Sasha.

"Gue mau pulang."

"Makan dulu baru pulang." Tegasnya membuat Sasha tak bisa berkata-kata lagi.

Ia pun menerima makanan yang dibawakan oleh Yudha.

###

To Be Continued

Vote dan komennya jangan lupa

See you next part

Continue Reading

You'll Also Like

1M 78.5K 39
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
2.4M 132K 62
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
409K 44.6K 21
( On Going + Revisi ) ________________ Louise Wang -- Bocah manja nan polos berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum lay...
394K 40.8K 19
*Spin off Kiblat Cinta. Disarankan untuk membaca cerita Kiblat Cinta lebih dulu untuk mengetahui alur dan karakter tokoh di dalam cerita Muara Kibla...