Azzya

Por putrihearts

381K 33.8K 5.2K

--- selamat membaca kisah rumit, dari aku Cinta si pengatur skenario sebelum tidur--- Bagaimana rasanya memil... Más

prolog
sma antartaka
XI IPA 2
funfight
toko bunga
first kiss
keanehan azsa
rahasia funfight
perasaan
you're mine
zyanna laeverly krichsma
•cast•
rumah sakit jiwa
laki laki Hoodie hitam?
bom di markas selatan
suara merdu
mang kodrat
bayi iblis
tattoo
lampu hijau
pesan dari tante bunga
sabotase jalan pandawa
balapan berujung tak tertebak
pancake membawa petaka
satu permainan yang sama
PERS ANGEL
pasangan mematikan
sudah tidak ada
semangat zya!
||THROWBACK KELUARGA KRISSAMA||
Romeo gengsi azsa
Zyanna bukan zya
selamat ulangtahun Zya
bongkar jalan agora
Selamat berjuang Azsa
perkara kompor
Serangan Sma Antartaka
backstreet
Antara Azsa dan Reral / Special Rooftop
kembali, berhubung luka
ada pesan terakhir untuk Ansara
penjelasan yang sebenarnya, Shabrina tahu
Rindu ini harus di buang kemana lagi?
||THROWBACK ZAYN SHABRINA||
Sisil in Home
Sahabat kecil
FUNFIGHT X PERISAÍ
Nyonya Novita
Istirahat sejenak
Penglihatan Azsa
Kemana Azsa?
Untuk Azsa, dan terus untuk Azsa
Pelukan hangat
buruk atau baik?
Kesabaran Zya habis
Perisaí kembali berduka
Lembaran Baru
Perkumpulan Perisaí dan Funfight
apa Azzya masih ada di daftar bacaan?
Novita nyaris berhasil

Solidaritas baru

3.1K 344 36
Por putrihearts

Haii, selamat membaca. Jangan lupa ya Comment dan Votenya!!

Join gc Azzya yuks

https://chat.whatsapp.com/GC9PtkAtLge65u9o7VAgYz

Atau bisa dm aku yang gabisa linknya..

***

Pagi ini Sma Antartaka di buat mengaga dan ricuh dengan kedatangan Zya, Tessa bersama ke enam Anggota Funfight yang di ketahui adalah musuhnya.

Azsa dan Zya jalan berdampingan, di ikuti dengan Tessa dan sahabatnya Azsa di belakang. Mereka berjalan di isi dengan candaan. Lantas semua orang terheran dengan hal itu, jika biasanya keributan pagi di buka dengan mereka sekarang ini tidak.

"WHAT THE- F-FUCK!" desis Vena mengernyit bingung.

Vena yang memperhatikan kejadian tersebut di atas tangga benar-benar kesal. Peluang ia untuk dekat dengan Azsa semakin kecil.

"Gua ngga akan biarin ini semua terjadi. Azsa itu harus sama gua." Gumamnya.

"Girlsss" panggil Vena pada kedua antek-anteknya. Ia menggerakan jari telunjuknya memberi isyarat pada temannya.

"Gua mau, lo berdua lakuin sesuatu buat Azsa sama Zya pisah. Atau ngga, Azsa Ilfil sama Zya deh."

"Ngga, ngga, gua ngga berani kalo itu." Sahut teman Vena.

"Ngga berani?!"

"Iya Ven, gua juga ngga berani. Apa lagi harus berurusan sama Zya, Azsa, Duh.. engga deh.." timpal temen Vena satu lagi.

"Ngga bisa di andelin ya lu berdua." Kesal Vena.

Kedua teman Vena saling tatap meremehkan Vena, lalu keduanya meninggalkan Vena.

"EH?!"

"Ngga tau diri ya lo berdua Anjir!! Udah ngga mau temenan lo sama gua?!"

Vena menghentak-hentakan kakinya kesal. Kini ia hanya sendiri saja, sepertinya kedua antek-antek Vena sudah sangat muak dengan sikap Vena.

"Awas aja ya lo Zy, bakal gua kasih pelajaran. Ngga peduli lo anak yayasan atau apapun itu! yang penting, kalo gua ngga bisa dapetin Azsa, Lo juga ngga bisa!" Monolognya.

***

Zya memejamkan matanya merasakan angin yang berhembus. Ia sedang berada di Rooftop sekolah bersama Azsa.

"Gua lega Sa semuanya udah membaik. Tapi masih ada sakit yang membekas, Ntah apa itu?"

Azsa berbalik badan, menyenderkan punggungnya pada tebing Rooftop seraya bersedekap dada.

"Pernah percaya ngga, kalo luka itu bakal cepet sembuh kalo pake Alkohol?"

Zya mengernyit bingung, "Maksud lo gua harus mabok?"

"That's true, with me." Jawab Azsa dengan kekehan.

Zya menaikan satu alisnya, fikiranya teringat kala ia bercumbu mesra dengan Azsa di Rooftop markas Perisai.

"Ewh! NOO!!!"

Azsa tertawa dengan ciri khasnya yang membuat Zya candu akan tawanya.

"Butuh waktu untuk semuanya sembuh. Tapi luka juga ngga akan sembuh kalo kita cuman nunggu."

"Apa yang harus gua lakuin lagi?"

"Berdamai dengan masa lalu." Jawab Azsa cepat.

"Maksudnya??" Tanya Zya terlihat bingung.

"Tutup buku lama Zy, semuanya udah ngga sama dan terus akan berubah."

Zya berbalik badan menyamakan posisinya dengan Azsa.

"Kedamaian lo sekarang ada di Bokap lo. Tutup semua masalah Bokap lo, susun dari awal semuanya bareng Bokap lo."

"Gua tau ngga gampang." Sambungnya.

"Harus mulai dari mana, Sa?"

"Yang menurut lu terbaik. Gua bakal selalu ada di sini bantu lo." Balas Azsa dengan senyum tipis.

Zya mengangguk paham, sepertinya ada benarnya juga yang di bicarakan oleh Azsa. Ia terlalu memendam rasa sakit dirinya kepada Kriss yang mengakibatkan dirinya keras. Ia tak pernah mau berdamai dengan Kriss.

"Azsa."

"Hm?"

"Gua sayang lo." Tubuh Azsa sedikit terhuyung kebelakang kala Zya memeluknya tiba-tiba.

"Eh,Eh,"

Zya memeluk begitu erat seraya mencium dalam-dalam Aroma mint di tubuh Azsa. Harus bagaimana lagi Zya mengucapkan kebersyukurannya ia bertemu dengan Azsa?

Azsa terkekeh kecil seraya geleng-geleng. Jujur saja, Azsa salah tingkah sendiri dengan perlakuan Zya. Zya yang di kenal jutek dan galak itu bisa luluh padanya.

"Sayang juga lo sama gua?" Tanya Azsa bercanda.

"Sedikit." Jawabnya pelan.

"Sedikit tapi sering?"

"Bisa di bilang gitu."

"Bilang apa?"

"Itu."

"Apa?"

"Sedikit sayang tapi sering."

"Jadi banyak?"

"Lumayan."

"Sayang ngga?"

"Lo ngga bisa rasaian gimana gua meluk lu?"

"Kurang kenceng."

"Ih." Desis Zya. bukan menguraikan pelukannya ia malah semakin mengeratkan pelukannya.

Azsa tertawa seraya membalas pelukan Zya. Ia kecup puncak kepala Zya dalam-dalam.

"Ekhm... Dunia bukan milik lo berdua..."

Zya reflek menguraikan pelukannya, dan reflek merapihkan tataan rambutnya serta seragamnya.

Sedangkan Azsa menggeram kesal, kedatangan Campak dan Agra benar-benar mengganggunya.

"Masih di sekolah kali..." Sindir Agra.

"Ganggu lu." Bukan Azsa yang membalas melainkan Zya.

"Widih Santai dong," sahut Campak seraya menaik turunkan alisnya.

"Lo di cariin sama Tessa. bucin mulu temen di tinggal." Ujar Agra kepada Zya.

"Suka-suka gua." Balas Zya.

"Sabar Gra, buka suara lu terjun dari ni Rooftop sekarang juga." ucap Campak seru kepada Agra.

Zya memutar matanya jengah, menghempaskan tangan Azsa yang melingkar di pinggangnya dan pergi meninggalkan Rooftop.

"Bukan salah gua." Ucap Agra seraya mengangkat kedua tangannya.

Campak menelan salivnya saat raut wajah Azsa berubah dengan alis yang menekuk menandakan marah.

***

"Ahss, anjing," gumam Zya. Tubuhnya mundur beberapa langkah saat dirinya terkena basahan es jeruk yang di sengaja oleh seseorang.

Seragam putihnya kini tampak kuning karna air tersebut. Hal itu membuat Zya emosi.

"Upss, Sorry sengaja." Ucap seseorang tersebut. Yang tak lain adalah Vena.

Zya menghela nafasnya gusar, menahan geram melihat wajah konyol Vena. "Sengaja?"

"Iyaa," jawab Vena dengan suara yang di buat-buat dan menganggukan kepalanya yang benar-benar membuat Zya kesal.

Zya melirik sisi kiri dan sisi kanan mencari seusatu yang bisa membalas Vena. Setelah sorot matanya mendapatkan sesuatu yang akan berhasil membuat Vena marah Zya tersenyum smirk kepadanya.

"Bersihin seragam gua." cetus Zya.

"Ngga mau."

"Berisihin seragam gua." Tekan Zya sekali lagi.

"Ngga mau."

"Bersihin seragam gua. Atau lo bakal gua buat malu tujuh turunan?!"

"Gua ngga takut."

"Oke." Zya memutari tubuh Vena hingga posisinya ia berada di belakang Vena.

Ia mengambil sesuatu benda berukuran besar yang biasanya selalu ada di setiap lorong kelas. Zya ambil benda tersebut, ia angkat di atas kepala Vena hingga isi yang berada di dalamnya berjatuhan pada tubuh Vena.

"AAA!! EWH!" pekik Vena.

Zya tersenyum sangat lebar, menaruh kembali tong sampah di tempat asalnya. Menepuk-nepuk tangannya dan meniupnya seperti menghilangkan debu.

"Good work." Zya terkekeh kecil, membuat mimik wajah sekasihan mungkin kepada Vena.

"Cocok. Sama-sama sampah." Bisik Zya sebelum meninggalkan Vena.

"Bye loser girl." Zya mengacungkan jari tengahnya seraya ia lambaikan.

Vena menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghentakan kakinya kesal. "BAU!"

Vena mengendus-endus seragamnya yang sudah tampak kotor dan basah karna cairan sampah tersebut.

Kali ini Vena tak kuat menahan malu, seluruh orang sudah menertawakannya. Ia menunduk dan segera pergi dari sana.

Vena terus saja mendumel hingga kini dirinya berada di dalam toilet membersihkan seragamnya, menyemprotkan parfum pada tubuhnya walau itu hanya cuma-cuma.

Vena mengepal tangannya lalu membogem dinding wastafel. Sangat muak melihat penampilannya di cermin, yang tampak kumuh di tambah sekujur tubuhnya yang bau.

"Liat aja ya lo Zy bakal gua bales lebih dari ini." Murkanya seraya menunjuk pada cermin di hadapannya.

"Bisa-bisanya gua di giniin sih?! Is nyebelin!!" Gerutunya.

Terus menggerutu tak jelas mendadak Vena terdiam saat melihat seseorang keluar dari toilet menggunakan arm sling penyanggah tangan.

(Arm sling)

"That's good idea..." Batin Vena tersenyum miring.

Vena menyemprotkan parfumnya sekali lagi, menutup botol parfum dan meletakannya. Berbalik badan yang posisinya pas sekali dengan seseorang tersebut.

"Welcome back to Sma Antartaka, Flora..." Sapa Vena dengan senyum yang dibuat-buat.

Flora yang sedari tadi tak memperhatikan sekitarnya kini mendongak dan langsung menatap Vena.

"Thankyou." Balas Flora ketus.

Flora yang berniat meninggalkan toilet mendadak tidak jadi karna mendengar lanturan Vena.

"Lu terlihat lemah dan stupid pakai penyanggah tangan kaya gini." Flora berbalik badan menatap intens Vena.

"Ngga, ngga, maksud gua itu... You are not shame?"

"Apa yang harus gua maluin?" Tanya balik Flora.

Vena terkekeh kecil meledeknya. "Flora Quora Eysi, perempuan yang terkenal dengan Geng Motornya Perisai. sekarang tangannya patah? and not only that, penyebabnya adalah sahabatnya?"

"Ngga heran kenapa dari tadi gua nyium bau sampah." Timpal Flora. Flora mengangkat dagunya menantangi Vena.

Vena geleng-geleng seraya terkekeh kecil. "Gua kalo jadi lu si ya, gua bales itu orangnya. Ga peduli sahabat gua atau bukan. Pokonya orang itu harus sama apa yang gua rasaian. Apa lagi, bukan kita yang salah duluan."

"Gua bukan lo."

Vena menghela nafas panjang, "iya si. Tapi ya Flo, dengan keadaan ekonomi lu sekarang itu bikin stres orang tua lo ngeliat anaknya cacat gini."

"Gua ngga cacat!" Tekan Flora.

"Yaa gua tau, tapi apa itu ngga jadi tekanan buat lo? Seharusnya lo bisa bantu ekonomi kedua orang tua lo." Kompor Vena. "Eh... Tangan lo malah patah.." sambungnya.

"Jaga ya omongan lu. Gua ngga jatuh miskin itu!"

Vena tertawa renyah meledek, memperhatikan tangan Flora kemudian ia sentuh hingga Flora meringis pelan.

Jika Flora saat ini dalam keadaan sehat sudah di pastikan Vena habis detik ini juga.

"Kasian ya lo. Di tinggalin sahabat-sahabat lo. Eh, yang lu dapet cacat..."

"Gua tau semua Flo, bahkan berita-berita itu udah ke sebar."

Flora berdecak sebal "Gua ngga peduli." Balasnya.

"Yakin? Temen lo seneng-seneng dan lo?" Vena lagi-lagi tertawa meremehkan Flora.

"Gua seneng ko."

"Oh iya? Seneng dalam artian lihat mereka bahagia? Flora... Flora..."

"Lo tuh ngga tau apa-apa, jadi. Gausah menyimpulkan apapun. apa lagi ikut bahas ini."

"Ya gua ngga mau ikut-ikutan cuman, ya... Kita itu ada di satu tujuan yang sama buat menjatuhkan seseorang..." Ujar Vena membuat Flor melotot terheran.

"Ngga usah kaget gitu."

"Gua tau lo butuh orang kaya gua kan pastinya di saat kondisi kaya gini? Gua bisa bantu."

"Ga perlu."

"Flora... Flora... Di bantu ko ngga mau? Sehat?"

"Lo lebih sakit dari gua." Balas Flora menekan setiap kalimatnya.

"Sini deh gua kasih liat..." Vena menuntun Flora keluar dari toilet membawanya ke pinggir lapangan.

"Lo liat di sana." Vena menunjuk ujung lapangan yang dimana terdapat Zya, Azsa, dan lainnya yang sedang tertawa terbahak. Mereka tampak asik tanpa beban.

"Mereka bahagia banget tanpa lo. Bahkan saat ini lo ada di sini, mereka ngga liat lu? Jadi dimana definisi bahagia lo?"

Pandangan Flora beku di sana, melihat Zya dan Tessa tertawa lepas dengan kekonyolan Campak dan Agra. Mereka seperti tidak ada kekurangan, dan hubungan mereka sekarang membaik.

"Masih yakin mau diem aja?"

Tak sadar, air mata Flora menetes melihat kebahagiaan itu. yang rasanya Flora ingin berlari ke sana dan memeluk Zya dan Tessa. Namun itu tak mungkin rasanya, Flora tak pantas disana.

"Gua bisa bales apa yang lo rasain. Dan gua mau bantu lo." Bisik Vena.

Flora menatap Vena dengan tajam, setelah itu ia pergi meninggalkan Vena dengan sesak di dadanya.

***

Sedangkan Zya sedari tadi tak bisa berhenti tertawa melihat kekonyolan Campak dan Agra. Lihat saja, Azsa iri akan hal itu karna ada yang membuat kekasihnya tertawa selain dirinya.

"Jadi, lu masih mau sama Azsa yang kaku-kaku apa sama gua Zy?" Canda Campak.

"Biar gua fikirin lagi nanti." Jawab Zya seraya tertawa.

"Belum aja gua pukul." Sahut Azsa sinis.

"Krik... Krik... Krik..." Timpal Agra membuat mereka kembali tertawa.

"Emang ya.. yang humoris tuu bakal kalah sama yang romantis, ya ngga Tes??" Goda Agra kepada Tessa.

Plak.

"Suka ngga tau diri." Sahut Geo seraya menoyor kepala Agra.

"Ohh pawangnya Tessa, Geo ni sekarang?"

"Apansi emang di ajak." Sela Tessa. Ia diam-diam melirik Irlan yang tenang memandangi tengah lapangan.

"Ohh dia ngga mau Ge," kata Campak kepada Geo.

Geo terkekeh kecil lalu mengangguk singkat.

"Eh, Itu Flora?"

"Mana?!" Spontan Tessa dan Zya berdiri dari duduknya.

"Itu, jalan ke arah lantai tiga." Jawab Irlan.

"Dia dari tadi ngeliatin sini." Sahut Alam yang sedari tadi hanya terdiam. Dan ia sadar jika sedari tadi Vena dan Flora memperhatikannya.

Zya menarik Tessa dan berlari ke arah kemana Flora berjalan. Langkahnya tampak terburu-buru agar Flora tak keduluan masuk kelas.

"Kasian juga mereka..." Ucap Irlan tak sadar.

"Iya juga ya..." Balas Campak sendu.

Mereka sudah tahu apa yang di alami Flora dan Flora juga salah satu korban Novita sebenernya. Yang mereka harapkan saat ini adalah Perisai utuh walau tanpa ketua.

***

SPAM COMMENT DONG UNTUK NEXT!!

TERIMAKASIH BINTANGNYA SEMUANYA!!!

spoiler!!! Ada apa ya di Chaper selanjutnya??? Ayo spam next!!!

Seguir leyendo

También te gustarán

499 145 31
[BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN SETIAP CHAPTERNYA Ini adalah kisah seorang gadis yang bernama Mentari. Gadis yang hidup...
Queen? Por rindumegan24

Novela Juvenil

553 63 42
[sebelumnya follow dulu] komen and vote ____________________________ Berubah drastis? Itu lah yang dialaminya, dengan menindas orang hobi baru bagin...
691K 52.2K 41
Zora gadis yang sengaja pindah ke SMA Tri Sakti hanya untuk menjalankan tugas dari ketua Scorpion, musuh dari seorang Raganar Shaquille Galaksa ketua...
34.4K 1.1K 43
ALICE PUTRI ERLANGGA wanita cantik, ceria, sopan dan ramah tamah, seorang wanita yang mencintai dengan sepenuh hati tapi dihancurkan sehancur-hancurn...