Barisan AnTu HeechulHanna
WhatsApp Grup
Hanbin mengeluarkan Haruto1
Hayi menambahkan Mara
Bobby: Itu manusia jadi ulang tahun? Kagak diundur jadi besok?
Donghyuk: Tanggal lahir kagak bisa mundur kayak otak lo, Bang.
Jisoo: Mara masuk dulu ya sebentar, nanti keluar lagi nggak apa-apa kok.
Jungkook: Jangan percaya, Ra. Mana bisa keluar lagi, kayak di grup The Ipar's wkwkwk
Dahyun: Heh? Mara kena bujuk marketing Rangers Bunda?
Ahra: Bukan bujuk, tapi paksaan. Tanpa izin dimasukin sama Hayi
Mara: Dan aku hanya bisa pasrah
Jinhwan: Buseeet
Jinhwan: Lo pada apain si Mara?
Bobby: Kontribusi terbesar ini Hayi
Bobby: Ahra kena, Mara juga.
Donghyuk: Bibit awal itu Kim Hanbin. Dia pusat peradaban
Hanbin: Gue diem ya!
Jisoo: Ini rencana awalnya apa ya? Kenapa malah meleber ke mana-mana, sih? Cepetan gue mau masak buat buka puasa!
Bobby: Mampus lo pada di marahin ibu-ibu.
Donghyuk: Sorry, Teh. Peliharaan lo mancing, nih. Susah banget emang jinaknya.
Sana: Jadi rencana ulang tahun Haruto gimana? Mau di mana?
Ahra: Di rumah aja, Teh. Nggak ribet kalo mau nambah
Hayi: Sumpah gue nggak ngajarin Ahra ke arah itu. Sumpah.
Bobby: Ahra itu sebenernya emang ada bakat, tapi baru keungkap sekarang pas join sama paguyuban Hayi
Sana: Jadi buat acara ulang tahun Haruto kita adain di mana?
Mara: Sebentar
Mara: Ini Haruto sengaja nggak dikeluarin?
Bobby: Udah, Ra. Sebelum lo di masukin itu roh halus udah diusir.
Donghyuk: LAH!
Donghyuk: DAH! KAGAK ADA SURPRISE SURPRISE!
Jisoo: Astaghfirullah, Hanbin Tolol!
Hayi: Kenapa pada baru sadar :)
Hanbin: Apaan, dah?
Sana: LO CUMA NGELUARIN NOMOR SI UTO YANG DI HP ANDROIDNYA. YANG IP KAGAK LO KELUARIN!
Haruto: Hellow eprybody
Haruto: Mau rayain ultah aku di mana, nih? Cafe Mas Jinan aja kali :)
Bobby: Nggak jadi deh
Bobby: Mending surprisein RA Kartini nanti tanggal 21
Haruto: Padahal nomor ini yang lebih sering aktif
Haruto: Tapi, ya dikeluain yang Android. Pada bodoh emang.
Jisoo: Lo juga kayak orang sibuk aja punya hp 2!
Hanbin: Tau! Kayak tukang counter lo. Satu hp satu provider
Bobby: Heh! Maksud lo apa bawa-bawa tukang konter hah?
Ahra: Nah, baku hantam
Ahra: Silakan lanjutkan
Haruto: Sebentar, mau merapikan tatanan grup yang amburadul ini dan menyelamatkan mental Mara dulu
Haruto menambah Haruto1
Haruto mengeluarkan Mara
💃
Tidak ada yang spesial di ulang tahun Haruto kali ini. Tetapi, ia yakin orang-orang rumah sedang bersekongkol dengan teman-temannya untuk memberikan surprise seperti tahun lalu. Ini antara sudah berpengalaman atau terlalu percaya diri.
"Pasti orang rumah pada numbalin kamu buat nahan aku nggak pulang dulu, kan?" tebak Haruto kepada Mara yang hari ini nebeng pulang dengannya. "Terus para penumpang lainnya juga tumben nggak bareng, aneh banget."
Mara melirik sinis pada Haruto. Demi apapun, tidak ada surprise untuk laki-laki di sebelahnya ini. "Jangan terlalu percaya diri, Ru," ucapnya sudah lelah memberi tahu bahwa tidak ada kejutan untuk Haruto. "Temen-temen pada nebeng ke mobil baru Doyoung bukan karena mau ngasih surprise."
"Masa, siiih?" Wajah menyebalkan Haruto benar-benar terlihat jelas. Ia melirik sekilas pada Mara. "Ini mau ke mana dulu? Kali aja yang di rumah belum beres nyiapin surprise."
Harusnya tadi Mara minta jemput supir aja. Kalo kayak gini jadinya batin, mana nggak bisa ngumpat gara-gara magrib masih jauh. Ujian di bulan puasa banget ini.
Mbin Nomor Baru Lagi is calling....
Senyuman curiga Haruto kembali terbit. Ia yakin ini masuk ke dalam skenario kejuatan untuknya. "Tolong angkat terus loud speaker, Ra."
Mara menuruti permintaan Haruto. Panggilan suara dari Hanbin langsung terhubung. "Lo ada di mana Toto?" tanya Hanbin semangat. "Udah balik belum?"
"Belum? A Mbin udah di rumah? Aku jadi terharu--"
"Jangan bikin gue ngumpat!" potong Hanbin cepat, ia tak mau mengeluarkan kata-kata kasar di bulan puasa. "Kalo belum balik, mending lo lewat ke Jalan Raflesia yang deket pusat perkantoran itu. Btw, gue kagak balik. Lo nggak sesepsial itu!"
"Ngapain dah gue ke raflesia?"
"Lewat dulu aja, liat kejutan dari keluarga lo yang sangat luar biasa ini."
Panggilan suara terputus sepihak oleh Hanbin. Sedangkan Haruto si pemilik jiwa kepo tentu saja langsung memutar mobilnya, menuju jalan yang aa-nya sebut. "Ini hadiah apa coba? Jangan bilang aku diangkat jadi PNS di dinas pertanian."
Di bulan puasa sekolah memang hanya setengah hari. Setelah dzuhur juga mereka sudah boleh pulang. Anak-anak kelas Haruto dan Mara bahkan pulang sebelum dzuhur. Mereka terlalu spesial.
"Ini deket restoran Kak Sei, kan?" tanya Mara saat mereka sebelum memasuki kawasan yang A Mbin bilang sebagai kejutan Haruto. "Astaga!"
Mata Haruto ikut membulat. Mulutnya hampir saja berkata kasar. Demi tuhan, ini benar-benar memalukan. "Kenapa konsepnya harus gini, sih?" dumal Haruto kepalanya siap mengeluarkan api. "Mana ini tempat sering di lewatin anak-anak kelas."
Mara masih melongo, kembali terkenal culture shock. Keluarga Haruto benar-benar di luar nalar. Gila saja! Mereka sampai memasang ucapan selamat ulang tahun di billboard untuk iklan dan kampanye kepala daerah.
"Saya Haruto mengucapkan selamat ulang tahun kepada diri saya sendiri." Haruto membaca tulisan di billboard tersebut dengan emosi yang masih sangat tinggi. "Ini kesannya aku yang pasang itu buat diri sendiri."
Mara mengangguk setuju. "Mana fotonya alay banget." Fokusnya tertuju pada dua foto Haruto di billboard itu. "Kamu jadi terkenal satu ibu kota, Ru."
"Grup kelas belum rame, Ra? Curiga target marketing Heechul Cees itu anak kelas. Niat mereka bukan mau ngucapin ke aku, tapi mau mempermalukan."
"Instagram kamu mulai rame," ucap Mara saat membuka ponselnya. Akun Haruto memang log in di sana. "Pada nge-tag kamu. Dari anak kelas sampe luar kelas. Tetangga kamu juga banyak yang nge-tag."
Haruto menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ini hari ulang tahunnya, tetapi otak ia sudah ngebul karena emosi dan menahan rasa malu.
"Ini jalanan kalo sore pasti macet banget," keluh Haruto yang sudah membayangkan sememalukan apa hidupnya. Ia membuka ponselnya
Barisan AnTu HeechulHanna
WhatsApp Grup
Bobby:
Bobby: Maap ya, To. Kita cuma mampu nyewa Billboard biasa. Bukan yang LED
Hanbin: Orang dalem Bang Ibob cuma punya power segitu, To. Ini juga dadakan, syukur bisa dipasang hari ini juga
Jisoo: Maafin editan pic art Ahra yang alakadarnya ya To. Syukur aja ini kagak pecah pas diperbesar :)
Hayi: Btw, tagihannya masuk ke rekening lo ya, To ;)
Sana: Selamat Ulang Tahun Mang Uto. Semoga semakin viral. Btw, itu Billboard di sewa satu bulan :)
Dahyun: Mampus aja sampe lebaran itu muka ada di sana wkwkkwk
Jungkook: Anak Graper mau bukber di sana. Pas di bawa Billboard-nya.
Hayi: Mati dong anjir!
Hayi: KAN ITU DI TENGAH JALAN
Hanbin: Diblokade jalannya, Yi
Hanbin: Graper punya orang dalam sama pemuda Pancasila si penguasa jalan
Haruto pusing sendiri saat melihat grup para anak dan mantu orang tuanya sudah ramai membicarakan billboard. "Respon anak kelas di Instagram rame banget?" tanya Haruto kembali menyimpan ponselnya di dashboard.
Mara belum melihat satu-satu respon anak kelas di Instagram, sedangkan grup kelas masih sepi. "Nggak tau, penasaran banget sama respon mereka. Sebegitu ngarepnya direspon?"
"Bukan gituuu." Haruto melengos, ia kembali melajukan mobilnya. "Aku harus nyiapin mental dulu, kata-kata mereka lebih biadab dari Chef Juna."
Mara tertawa lepas. Haruto yang memiliki tingkah sama seperti anak kelas saja masih kena mental oleh komentar anak kelas. Apalagi Mara yang anak baru.
"Mau beli makanan dulu nggak?" tawar Haruto sembari melajukan mobilnya setelah kendaraan di depan sana mulai jalan kembali. "Buka puasa di rumah, kan?"
Mara mengangguk. "Bunda telepon minta aku buka di rumah, katanya buat salad ayam," ceritanya tentang Bunda yang jauh lebih mengutamakan Mara dibandingkan anaknya sendiri.
"Aku dari kemarin minta dibuatin nasi kuning malah suruh beli," adu Haruto, "bagian kamu nggak minta langsung di kasih."
"Makanya jangan tengil jadi anak bungsu!"
"Branding kamu jadi anak baiknya terlalu bagus, aku sampe berubah buruk di mata Ahn Hanna."
"Liat, tuh! Kelakuan udah kayak Si Jeongwoo. Manggil nama orang tua pake nama!"
"Biar romantis, Ra."
💃
"To, tahun depan lo kuliah ya?"
"Kalo naik kelas itu juga," sahut Jinhwan yang sedang menyuapi putranya makan. "Kalo kagak, ya jadi kepala sekolah di Binus."
Haruto mengangguk. "Aku kayaknya nggak naik kelas, deh. Soalnya nggak ada donatur tugas," keluhnya sembari menikmati adonan daging giling buatan Bunda.
"Udah gede, lo kalo kebergantungan sama kakak-kakak mulu mau jadi apa coba nanti?" sahut Bobby sok bijak. "Tugas semua dibantuin, kemampuan lo menyelesaikan masalah jadi kagak ada, To."
Jungkook menyerahkan segelas air mineral pada Bobby. "Lo lupa belum buka puasa ya, Bang?" tanyanya. "Mode waras lo masih ketinggalan gini."
Bobby dan kewarasan memang hanya ada di saat pria itu sedang puasa dan menahan haus serta lapar. Sisanya, berubah menjadi jelmaan setan lepas dari penjara.
"Nih, kado dari Bunda." Bunda tiba-tiba saja datang mendekat ke meja kayu di halaman belakang. Memberikan kotak berbungkus kertas kado berwarna biru muda. "Semoga bermanfaat buat kamu."
Haruto sudah semangat membuka kotak itu. Jarang sekali bundanya memberi kado benda, tahun lalu saja hanya mentahan. "WOAH! PS LIMA!" pekiknya saat sudah merobek bungkus kadonya. "Ini beneran, Bund? Iiih, Uto terharu, nih."
"Buka dulu isinya," perintah Bunda yang sudah berusaha menahan senyum. Berbeda dengan senyuman Haruto yang seketika pudar. "Semoga bermanfaat ya."
Dengan malas Haruto mengeluarkan semua benda di dalam kardus PS 5 itu.
"Anak Berbakti itu Kunci Surga HAHAHA!" Jungkook membaca salah satu judul buku, kado dari Bunda. "Surga di telapak kaki Ibu."
Bobby juga ikut bergabung, membaca judul buku lainnya. "KIAT-KIAT LOLOS SBMPTN. Naek kelas aja belum tentu, Bund."
"Makanya dibeliin yang ini juga," ucap Dahyun mengambil buku yang lain. "Erlangga Fokus UN SMA HAHAHA!"
Wajah Haruto benar-benar mengeruh. Ia mendapatkan balasan telak dari sang bunda. "Kado dari aku tahun lalu kayaknya memotivasi banget ya--"
"Woy, Uto! Lo pesen apaan ini?" Ahra yang dari luar tiba-tiba saja datang menyela perkataan Haruto. Tangannya membawa dua plastik besar. "Tau di rumah lagi banyak makanan, malah beli paket makan daging sapi asap."
"Sei Ra Meats?" Jisoo membaca merek di plastik besar itu. "Lo pesen makanan di sana?"
"Bukannya itu restoran daging asap punya kakaknya si May ya?" tanya Dahyun. "Lo pesen ke Seira?"
"Seira?"
Tbc