Sweet Ravange

By SheilaFebriani0

1.4K 182 108

Akan ada dendam manis di setiap takdir yang pahit. Tuhan mengambil orang-orang berharga dalam hidup Sasha. H... More

01: Kenangan masa lalu
02: [ 1 ] Kehilangan untuk yang kedua kalinya
03: [ 2 ] Kehilangan untuk yang kedua kalinya
04: Rela
05: What really happened?
06: Dasar gak guna
07: Maaf

Prolog

232 30 20
By SheilaFebriani0

Kalian tim baca INP dulu, atau langsung?

Ceritanya bisa di baca terpisah ya guys, jadi buat kalian yang gak baca INP no problem.

Jika ada typo, tolong tandai ya

Enjoy and Happy Reading

###

Senin, 2022

07:00

"Mama!" Teriak seorang gadis yang baru saja turun dari lantai dua.

"Masih pagi jangan teriak-teriak." Omel Mama Nela.

"Feli udah telat banget, Mama  sih gak bangunin Feli." Kesalnya.

"Kok jadi Mama yang disalahin. Tanyain tuh Papa kamu, udah berapa kali Mama bolak-balik kamar kamu. Tapi kamunya ngebo banget."

"Pah!"

"Bener apa kata Mama kamu. Kamu yang salah." Sahutnya.

"Huh...Iya deh Feli salah. Lain kali gak bakalan bergadang lagi." Sahutnya.

"Ya udah ayo berangkat." Ajak Papa Agam.

"Iya,iya." Balas Sahsa, mulai memeluk Mamanya.

"Berangkat dulu, Mah. Assalamualaikum." Pamitnya.

"Waalikumsalam, hati-hati dijalannya."

###

SMP, SMA, Yohanes School

Sasha bersekolah di Sekolah yang memiliki dua bangunan, yang satu SMP dan yang satu lagi SMA. Kurikulum di Sekolah ini sudah standar Internasional. Membuat Sekolah ini menjadi Sekolah termahal ke-empat di Kotanya.

Sesampainya di Sekolah, Sasha mulai berpamitan pada sang Papa.

"Sasha masuk dulu ya, Pah." Pamitnya sambil menyalimi Papa Agam.

"Iya sayang, semangat belajarnya."

Setelah berpamitan dengan Papanya, Sasha langsung berlari menuju gerbang. Beberapa orang tengah dihukum karena terlambat masuk.

Sasha pun ikut di hukum karena melewati jam masuk Sekolah. Terdapat tujuh Siswa yang di hukum di lapangan Outdoor.

"Untuk yang telat hari ini harap segera ke ruang Piket untuk melakukan pendataan. Setelah itu kalian ditugaskan menjaga Perpustakaan dan Stand Makanan di Kantin." Seru seorang guru.

Ketujuh Siswa-siswi itu mulai menuju ruang Piket dan melakukan Pendataan. Sasha mendapatkan hukuman dibagian Stand Makanan.

Sesampainya disana, Sasha mulai menyapa orang yang sudah dekat dengannya.

"Hi, Kak Sahna, Bang Vin." Sapanya.

"Hi Sa, telat lagi?" tanya Vinses.

"Huuh, untung di hukumannya disuruh jaga Stand Makanan. Kalau Sasha di suruh jagain Perpustakaan udah ngebul nih otak. Karena pusing dengan semua buku-buku yang ada disana." Jelasnya.

"Makannya jangan telat mulu." Hardik Sahna.

"Ini yang terakhir kok." Balasnya sambil membantu Sahna menyiapkan makanan.

"Ngomong doang bisanya." Sindir Vinses.

"Serius ini yang terakhir." Jawabnya penuh keyakinan.

"Iyain deh."

Walaupun memiliki dua gedung yang berbeda, akan tetapi Kantin antara anak SMP dan SMA di gabung menjadi satu. Dengan pembagian Jam Istirahat.

Istirahat pertamanya adalah pukul 10:00-11:00, untuk anak SMA. Sedangkan Istirahat kedua pukul 11:00-12:00.

Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 10:00, itu tandanya istirahat pertama telah dimulai.

Para Siswa-siswi SMA mulai mendatangi Kantin. Mereka berjajar untuk mendapatkan jatah makan siangnya.

Sasha menyendokkan sayur pada piring mereka.

"Dihukum lagi." Ucap seorang cowok.

Sasha mengangguk mengiyakan."Makannya jangan telat terus." Ucapnya.

"Susah, udah mendarah daging kayaknya, Kak." Balasnya.

Cowok itu menggelengkan kepalanya."Pulang sekolah pulang bareng gue ya." Ajaknya.

"Liat nanti aja." Balasnya."Giliran yang lain, Kakak harus cepat maju." Seru Sasha yang di anggukkin cowok itu.

"Sepupu lo tuh, dia kayaknya deket banget sama Glen." Seru seorang gadis bernama Ester.

Vania yang melihat kedekatan Glen dan Sasha merasa kesal."Dia bukan sepupu gue." Balasnya dengan ketus.

"Yaya."

###

Beberapa menit berlalu, antrian panjang telah selesai. Sasha segera melepaskan Apron yang ia kenakan.

"Kak Sahna, aku balik ke Kelas dulu ya." Pamitnya yang dianggukin oleh Sahna.

Sesampainya di kelas 9A, Sasha langsung duduk dibangkunya.

"Lo kemana aja, Sa?" tanya Vanessa.

"Dihukum, telate lagi." Balasnya dengan lesu.

"Makannya jangan telat mulu. Pasti capek ya berdiri terus." Seru Vannessa.

"Huh,"

"Miss Yuen gak masuk?" tanya Sasha yang tak melihat keberadaan gurunya.

Vanessa menggelengkan kepalanya."Katanya ada pertemuan khusus Guru, jadinya gak masuk." Balasnya yang di anggukkin oleh Sasha.

"Seru dong Jamkos." Seru Sasha dengan penuh semangat.

"Hooh."

###

Detik demi detik berlalu menjadi jam,kini sudah waktunya jam pulang Sekolah. Sasha segera membereskan barang-barangnya.

"Sa, mau main ke Rumah gue gak?" tawar Vanessa.

"Siapa aja yang ikut?" tanyanya.

"Si Samuel, sama Joice." Balasnya.

"Gak dulu deh, nyokap gue mau jemput soalnya."

"Tumben dijemput nyokap, biasanya juga naik taxi." Ucap Samuel.

"Kali-kali aja, ya udah yuk." Serunya yang di anggukkin keduanya.

Sesampainya di depan gerbang Sekolah, tiba-tiba langkah kaki Sasha berhenti. Sebuah Motor Sport berhenti tepat di depannya.

"Ayo pulang." Ajak Glen.

"Aku di jemput Mama, Kak." Tolaknya dengan halus.

"Yah, tapi lain kali bisakan?" serunya.

"Iya."

Dari jarak satu meter Ester melihat kedekatan Sasha dan Glen. Ia pun segera mengambil Ponselnya dan merekam apa yang tengah mereka bicarakan.

"Setelah Vania balik dari Toilet gue bakalan lihatin nih Vidionya." Seru Ester.

Kembali ke sisi Sasha dan Glen.

"Itu nyokap gue udah datang." Tunjuk Sasha pada Nela yang tengah melambaikan tangannya.

Glen melihat Nela di sebrang jalan, saat tengah menyebrang. Tiba-tiba sebuah Mobil dengan kecepatan tinggi melintas dan menabrak tubuh Nela hingga terlempar beberapa meter.

"MAMAAAAA!" Teriak Sasha melihat kejadian yang tak terduga. Ia pun segera berlari menghampiri sang Mama.

Glen segera turun dari Motornya dan berlari menyusul Sasha. Jalanan menjadi macet dan orang-orang mulai berkerumun.

"Ada apa nih?" tanya Vania setelah dari Toilet.

"Tante lo ketabrak. Kejadiannya gak sengaja kerekam di Ponsel gue." Ucap Ester dengan tatapan syok.

"Kirim Vidionya ke gue." Sahut Vania yang di anggukkin oleh Ester.

Tubuh Nela berlumuran darah dengan tatapan yang mulai menggelap. Sasha menangis dengan keras dihadapan sang Mama.

"Mama gak boleh ninggalin aku. Mama harus bangun, Mama gak boleh tidur. Ayo buka matanya, Mama gak boleh kaya gini. Lihat...Hikss." Sasha tak bisa berkata-kata lagi melihat kondisi Mamanya.

"Hiksss... TOLONG PANGGILIN AMBULANCE. MAMA SAYA PASTI KESAKITAN." Teriaknya.

"Sa tenang ya, warga sudah menelpon Ambulans. Mereka akan segera tiba." Ucap Glen menenangkan Sasha.

"Kak, Mama. Dia gak boleh ninggalin Sasha." Racaunya.

Polisi mulai datang dan mulai menyuruh Sasha untuk menjauh terlebih dahulu. Salah satu Polisi mengecek keadaan Korban.

"Korban telah meninggal, Dan." Lapornya pada sang atasan.

"Gak mungkin, gak mungkin Mama saya meninggal. Pak Polisi pasti bohongkan." Hardiknya tak terima.

"Tolong Kakaknya menjauh terlebih dahulu. Biar kasus ini kita tangani dulu." Ucap salah satu Polisi.

"BAPAK GAK BISA JAUHIN SAYA. DIA MAMA SAYA, MAMA SAYA KESAKITAN." Teriaknya."Kak...Mama Sasha baik-baik aja kan. Dia gak pergi ninggalin Sasha kan."

"Iya, berdoalah kepada Tuhanmu Sa. Pasti semuanya bakalan baik-baik saja." Serunya.

Sasha masih menangis di pelukan Glen, hingga kesadarannya mulai hilang.

"Sa, Sasha bangun." Ucap Glen menepuk-nepuk Sasha.

Ia pun mengangkat tubuh Sasha dan membawanya ke dalam Mobil temannya. Sedangkan si Pelaku penabrakan sudah di tahan oleh beberapa Warga yang ada disana.

"Saya bakalan bertanggung jawab, saya gak bakalan lari. Biarkan saya bicara dulu sama pihak berwajib." Seru orang itu.

Tak lama salah satu Polisi menghampiri si Pelaku."Serahkan kartu penduduk dan SIM Anda."

Orang itu mulai meyerahkan keduanya. Dengan tangan gemetaran karena syok."Anda harus ikut ke Kantor Polisi." Serunya yang di anggukkin oleh Pelaku.

Sesampainya di Kantor Polisi, sang Pelaku dibawa ke ruang Interogasi.

"Anda membawa Mobil diatas kecepatan tinggi. Apa yang menyebabkan Anda melakukan hal itu?"

"Mama saya di rumah sakit, jadi saya buru-buru,Pak." Balasnya.

"Dalam CCTV di TKP, Anda terlihat sedikit ugal-ugalan membawa Mobil. Apa Anda mabuk?"

Orang itu menggelengkan kepalanya."Kalau semalam saya memang mabuk parah. Mungkin masih ada efek pusingnya."

"Saya mohon Pak, izinkan saya ke Rumah Sakit terlebih dahulu. Setelah itu saya bakalan bertanggung jawab atas korban." Serunya."Saya janji gak bakalan lari, kalau Bapak tidak percaya Bapak bisa ikut saya ke Rumah Sakit." Pintanya dengan memohon.

Polisi itu melirik ke arah temannya dan dia pun setuju."Baiklah kalau begitu, saya dan teman saya akan menemani saudara Zibran ke Rumah Sakit."

"Terima kasih,Pak." Balasnya mulai meninggalkan ruang Interogasi.

###

To Be Continued

Jangan lupa vote dan komennya

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 107K 57
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.3M 73.2K 53
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
8.9M 950K 65
[SUDAH TERBIT] Tersedia di Gramedia dan TBO + part lengkap Apakah kalian pernah menemukan seorang pemuda laki-laki yang rela membakar jari-jari tanga...
307K 22.9K 34
Namanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka...