Crack the Diamond (END)

By louvreyy

7.1K 1K 305

Lee Yuna bertemu dengan satu manusia misterius yang tinggal di ruang studio. Tak pernah ingin keluar dan tak... More

Teasers of Crack the Diamonds
Crack the Diamond : prolog
Part 1: Moving
Part 2: college
Part 3 : namja-chingu
Part 4: Rival
Part 5 : Talent is bullshit
Part 6: Rap Line
Part 7 : Kind of music
Part 8 : New Relations
Part 9: One Layer
part 10: Stone Age
part 11 : Favor
Part 12 : Better
part 13 : no waiting
part 14: Crack
Part 15 : awkwardness
Part 16 : How Dare
Part 17 : hatred
Part 18 : It might be
Part 19 : Past Call
Part 20 : life after 10
Part 21 : Hope is More than Enough
Part 22 : Liquor
PART 23 : THE WAY AIR IS JUST COMPONENT OF THE EARTH
Part 24 : The Ringing Postmail
Part 25 : in the Trash
Part 26 : Feeling and Cent
Part 27 : Suri Ahn
PART 28 : NONE OF THAT IS MY BUSSINESS
PART 29 : PEARLS AND THE TIE

PART 30 : EPILOG (FLY HIGH CAPTAIN)

91 6 6
By louvreyy

Please read this ~  dan authors note di paling akhir ya..
Aku akan menutup journey ini dengan membuka pintu baru ke cerita ceritaku :

Let Me Proof it, Noona (Mature)

Menceritakan tentang bagaimana bintang besar saling menyukai di panggung idol korea selatan. Penuh rahasia, penuh intrik dan uang untuk menutup mulut jika ada masalah. Jungkook yang terlanjur jatuh cinta pada bintang besar harus membuktikan bahwa walaupun dia lebih muda, tidak ada yang berbeda dari laki-laki pilihan noonanya.

Aku mau jelasin tentang bonus chapter di authors note paling bawah. Dibaca ya ~

---

Menilik pada hal pertama di hidupnya tentang sebuah perasaan lebih, tentang kasih sayang, tidak pernah ada dan dipikirkannya. Kesepian adalah sahabatnya paling erat menggenggam tangannya, bahkan memeluk tubuh dengan nyaman. Afeksi semacam itu seakan takut untuk diharapkan karena mimpi buruk yang terus hadir setelah bertahun-tahun kejadian itu terulang. Yoongi tidak ingin berharap lebih. Cukup bijaksana bahwa dia tidak banyak protes akan keputusan Yuna bahwa dia akan benar-benar pergi.

Gadis itu pertama kali tertangkap pupil matanya saat duduk memberi salam pada Namjoon, di bar yang lumayan jauh dari kampus. Awalnya tentu dia tak peduli akan apa yang memang dia katakan tentang musik, perkenalan sederhananya juga komentar Hoseok tentang bagaimana dia selalu sendiri. Fakta itu sedikit mengusik tengkuknya karena mengingatkan pada diri sendiri. Mengingat yang lalu, aneh melihat Hoseok dan Namjoon memiliki teman perempuan yang bersedia untuk diajak ke kontes rap. Bukan ide berkencan yang bagus. 

Mereka kembali bertemu pada wawancara lanjutan setelah Yuna ingin posisi asisten studio. Dia juga satu-satunya yang melamar karena ingin memanfaatkan alat musik yang ada di ruang studio, meskipun pada akhirnya toh dia tidak banyak berlatih. Sekali lagi, Yoongi masih belum cukup peduli. Hal yang diingat dan begitu membekas diingatnya adalah musik folk yang diberikan Yuna banyak membuatnya tertidur cukup. Itu pujian karena Yoongi sulit untuk jatuh tertidur.

Kepalanya terlalu berisik dan banyak memberikan komentar pada hidupnya yang tidak jelas. Cukup sulit untuk memikirkan berbagai macam hal jika masih terdiam di raungan hitam yang sama. Kelam itu mendorongnya jauh jatuh ke dalam lubang kesepian. Fakta lainnya adalah Yuna menyukai Hoseok. Bahkan setelah mereka melakukan ciuman, gadis bersurai panjang itu ketakutan karena bayang Hoseok. Cukup mengganggu tengkuknya.

Kakinya sekarang tidak bisa berhenti untuk bergerak. Mengizinkan diri sendiri untuk datang melepas Yuna. Namun gugup cukup menguasai dirinya sendiri. Sepertinya kali ini keputusan Yoongi sudah bulat. Bandara selalu ramai, sudah berapa banyak pasangan yang saling melepas sakitnya ditinggal jauh. Beberapa dari mereka ada yang lebih beruntung karena pulang untuk keluarga. Namun selain netra yang mencoba untuk memecah ingatannya, indera penciumannya menangkap baunya roti yang baru saja keluar dari oven. Manis, sedikit kopi membuat kepala Yoongi menoleh pada asal harumnya.

Seharusnya Yuna sudah ada disana. Mungkin macet sehingga dia memutuskan untuk berjalan ke asal wangi roti yang menggugah hidungnya.

“Yoongi-ya” kata seseorang dari kejauhan melambaikan tangan padanya. “sunbaenim” katanya lagi untuk membenarkan panggilan formal itu. Sedikit tersenyum dengan panggilan yang baru saja dia sebutkan.

Laki-laki pemilik nama itu menoleh setelah berhasil membeli beberapa roti. Disana berjalan mendekat dengan wajah sumringah, Lee Yuna. Di sampingnya, Jimin mengantarkannya juga. Seharusnya Namjoon juga datang, mungkin akan terlambat. Hari ini ada banyak orang yang terlambat. Entah itu macet atau memang suasana sedang tidak menyenangkan.

“Kenapa kau malah datang lebih dulu, sunbae” katanya menghampiri Yoongi yang sedikit mengejutkan memberi Yuna senyuman samar.

“entahlah, badanku jauh lebih baik karena tidur di tempat tidur” jawab Yoongi dengan menyerahkan roti hangat yang baru saja dibelinya ke tangan Yuna dan Jimin yang juga mendekat. “aku membelinya, mungkin kau lapar dan tidak sempat sarapan. Nanti di pesawat juga bisa dimakan”

Rambutnya bergerak-gerak beberapa kali setelah mengecek kembali jam berapa dia harus bersiap. Setelah dipastikan dia masih beberapa belas menit lagi, menggandeng Jimin dan Suga untuk duduk di salah satu kursi kosong, ingin lebih banyak berbincang lebih banyak sebelum entah berapa lama mereka akan bertemu lagi nantinya.

“Namjoon belum datang?” tanya Yuna membuka kertas pembungkus coklatnya untuk menikmati roti hangat yang baru saja diterima tangannya.

“dataaaaaang” suara nyaring itu datang dari jarak dekat yang berlari ke arah tiga orang duduk. Namjoon tersenyum lebar melambaikan tangan.

“aigooo, tidak perlu berlari-lari, sunbae” kata Yuna mengingatkan sambil menyingkirkan tasnya agar Namjoon juga bisa duduk di depan mereka untuk berbincang.

Namun setelahnya Namjoon hanya duduk dan ikut menikmati roti yang disodorkan Yoongi. Diam bukan karena canggung, lebih pada ada banyak hal yang ingin dikatakan, namun mulut rasanya kelu. Tidak bisa untuk berkata lebih banyak, takut untuk menyakiti satu sama lainnya. Perpisahan memang tidak pernah menyenangkan.

“aku akan langsung menghubungi kalian. Tenang saja” kata Yuna menilik satu persatu wajah orang yang selama satu setengah tahun ini bersamanya.

Jimin yang sekarang duduk tak nyaman. Melihat jarum jam yang makin mendekat pada waktu keberangkatan. Rambut oranyenya bergerak kecil karena kepalanya menoleh terus pada gate yang sudah membuka check in. Namjoon memastikan beberapa kali bahwa Yoongi baik-baik saja, walaupun tidak bisa sedikitpun dia menilai bagaimana perasaan Yoongi sekarang. Tak ada raut sedih, kecemasan atau kehilangan. Hanya menikmati roti yang sudah dingin dan beberapa kali bergerak untuk mendekat ke Yuna.

Yoongi harus kembali kehilangan setelah berusaha untuk bekerja sama dengan masa lalunya.

“heiii!” Jin mendekat saat Yuna mulai beranjak dari tempat duduknya. Di lengan kanannya seseorang mengapitnya agak longgar. Gadis manis dengan setelan ungu muda tersenyum memberikan bingkisan pada Yuna. “Ambil, Yuna. Sua sejak pagi menyiapkannya” kata Jin masih sedikit terengah. “syukurlah kau belum berangkat”

Yoongi beberapa kali menatap ke arah Sua tanpa komentar apapun. Biarlah hal yang lalu tertangkap di masa lalu. Toh tak bisa dipungkiri, Yoongi maupun Sua sudah memiliki rasa kasih yang berbeda. Setidaknnya Yoongi mengerti, ingin menghapus memori buruk yang mungkin banyak melukai Sua.

“Kukira kau tak akan datang, oppa. Ah terima kasih sekali. Yoongi membelikanku roti, Sua memberi bekal, tadi pagi Jimin memasak sarapan untukku dan Namjoon sunbae yang memesankan tiket. Aku sepertinya benar-benar hidup luar biasa di satu setengah tahun ini”

“kau mengatakannya seperti tidak akan kembali, Noona” protes Jimin

“baik-baik. Terima kasih saja kalau begitu” senyum Yuna terkembang. Tidak ada air mata hari ini. Simpan untuk diri sendiri, simpan setelah nanti di pesawat.

Tubuh Yuna mendekat untuk memberi Jimin pelukan hangat, sangat erat. Sebentar saja memejamkan mata menikmati tubuh Jimin membungkusnya dalam pelukan. Laki-laki itu mati-matian untuk tidak memuntahkan seluruh air mata di pundak Yuna.

Namjoon adalah yang berikutnya. Tubuh besar Namjoon benar-benar menutup sebagian besar tubuh Yuna, bahkan dia terkubur sempurna di dada bidangnya. Bisa dirasakan tepukan beberapa kali di punggung gadis itu. Usapan pelan dirasakannya sebelum terlepas, diliriknya senyuman manis Namjoon dengan lesung pipi yang nampak malu-malu membuat pipinya terbelah.

Jin dan Sua adalah orang yang dipeluk berikutnya. Jin memberikan sedikit tepukan pada kepala Yuna dan mengatakan dia akan begitu merindukan gadis yang dikenalnya sejak kecil itu. Sedangkan Sua tidak mengatakan apapun hanya tersenyum lembut.

Orang terakhir yang dipeluknya adalah Yoongi yang sedari tadi hanya diam saja. Menikmati harumnya yang membuat feromon bahagianya bekerja. Kedua kelopak Yuna tertutup untuk beberapa menit, begitu menikmati tubuh mereka yang menempel saling memberikan kenyamanan. Rengkuhan Yoongi beberapa kali mengerat saat Yuna akan melepasnya seakan tidak benar-benar ingin menghentikan pelukan itu.

“hei, pengumuman sudah dua kali. Takut Yuna tertinggal” ucap Jin

Tentu saja mereka bergerak beberapa kali untuk saling melepaskan. Yoongi tidak banyak berbicara hari ini, sama seperti sebelumnya. Tapi tiba-tiba saja bibir Yuna sudah dikecup selama beberapa detik.

“jaga diri disana” katanya saat jemari Yoongi mengelus pipi yang mulai bergetar, siap untuk menangis. “kau akan baik-baik saja. Jangan nangis, nanti kita semua nangis” Yoongi tertawa sebentar sebelum Yuna benar-benar melangkah pergi.

Menarik koper untuk yang terakhir kali sebelum gerbang besar menelan tubuhnya. Namun gadis itu berjalan kembali keluar untuk memberikan lambaian tangan. Tubuhnya berat sekali untuk berbalik melangkah pergi.

Satu setengah tahun terasa begitu saja berjalan melewatinya. Memori yang indah, sama seperti hidupnya saat sekolah dulu, namun kali ini berbeda karena ada Yoongi. Akhirnya beberapa tetes keluar juga dari sudut matanya. Hidungnya memerah dengan wajah menatap jendela pesawat. Entah berapa lama dia harus pulang, mungkin selamanya. Penyesalan-penyesalan mulai merangkak naik ke pikirannya.

Namun seseorang memberikannya sapu tangan berwarna biru padanya. Penumpang yang duduk baru saja di sebelah kanannya.

“nona, apakah nanti sapu tangan itu bisa dikembalikan?” suaranya begitu nyata, dan dikenalnya.

Kepalanya menoleh untuk melihat lebih jelas pada laki-laki yang sekarang menatapnya dengan senyum lembut. Wajah putih pucat dengan bibir tipis yang beberapa menit lalu menciumnya singkat. Tangan yang mulai mengencangkan sabuk pesawat yang dipakai Yuna dan dirinya sendiri. Sedangkan gadis itu, hanya diam dengan sapu tangan di tangannya, sama sekali tak bergerak.

“kenapa-” lidahnya benar-benar mencoba untuk menumbuhkan tulang sekarang.

“aku meminta Namjoon untuk memesankan tiket juga bersamamu sekarang. Minta izin untuk ikut melihat keluargamu, bersenang-senang dengan ayah ibunya yang kata seseorang adalah musisi berbakat? Sepertinya menyenangkan. Apalagi tadi kau menerima ciumanku, sudah tahu siapa yang kau pilih?” Yoongi mengelus pipi yang tadi sempat mampir di jarinya.

“Yoongi-ya”

“Mau cium lagi” katanya sebelum mendekatkan kepala ke kepala Yuna. Mengecupnya singkat sebelum memberikan lumatan kecil.

Tangan Yoongi menarik tengkuk gadis itu lembut agar bisa menciumnya lebih dalam. Menikmati dengan mata tertutup dan bibir yang lebih basah karena air mata Yuna yang tadi sempat terus keluar. Ciuman yang tak pernah disangka akan didapatkan Yuna setelah pikirannya jauh melamun entah kapan lagi dia bisa menemui Yoongi. Namun tidak, Yoongi duduk menciumnya sekarang disini. Nyata dan dapat disentuh.

Yoongi tidak ingin ditinggalkan lagi. Sampai Yuna benar-benar memilih Hoseok, dia tidak ingin menyingkirkan gadis ini pergi. Entah impulsifnya sedang menendang keluar, atau pertimbangan yang sudah tersusup rasa tidak rela. Setidaknya gadisnya mau untuk dicium keempat kalinya ini.

Bagaimana dengan orang tua Yuna? Bagaimana reaksi mereka? Apakah keputusannya benar? Entahlah, cukup untuk berpikir terlalu banyak.

- END

---

Crack the diamond officially ended. Tapi emang di cerita ini ada sedikit sekali hal yang kurang penjelasan kan ya? Kenapa Yoongi memutuskan pergi? Sebenarnya Yoongi itu kuliah atau tidak kok selalu ada di studio? Gimana sih masa lalu Yuna karena sebelumnya yang diceritain dan inti selalu jelasin Yoongi? Gimana Yoongi dan orang tua Yuna ketemu? Yoongi dan kedua orang tua Yuna kan sama-sama orang yang obsessed over music.

Semua itu akan dijelaskan di bonus chapter (5 chapter). Tapi aku upload di karya karsa. Emang berbayar. Buat kalian chapter 1 nya gratis! 1 chapternya 3rb aja. Kalau tidak mau lanjut disana dan hanya disini aja ga masalah

Di 5 chapter itu juga ada bonus sudut pandang Yoongi dan Hoseok. Sneak peak soal Jungkook dan teman perempuan pertama Yuna, dan siapa itu bwi yang jadi temen Jimin.

Sneak Peak Chapter 1 (gratis) :


Bagi yang tertarik boleh langsung ke link di profile dan cari Crack the Diamond - bonus 01. Gambar seperti ini :

Terima kasih sudah bersama Ctd sampai akhir, mari ketemu di ceritaku berikutnya!~

Mau meminta terima kasih sebesar-besarnya kepada orang-orang di bawah ini yang berjasa banget bikin aku nyelesain cerita ini sampai ada bonus chapter. Tanpa mereka, cerita ini tidak akan tersentuh sama sekali! :

1. eldelaae
2. minttysugar

Terima kasih louv!
Ketemu di Karya Karsa dan cerita berikutnya yaaa~

Continue Reading

You'll Also Like

209K 31.7K 58
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
108K 817 5
isinya jimin dan kelakuan gilanya
190K 13.8K 26
Xiao Zhan kabur dari kejaran orang-orang yg ingin melecehkannya dan tidak sengaja memasuki sebuah ruangan, ruangan dimana terdapat seorang pria yg se...
115K 9.4K 86
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...