ARJEAN || I Am (not) Villain...

By NihaOsh

237K 30.6K 54.5K

[17+] "Lebih suka cowok seumuran atau yang lebih tua?" -Arjean. "Siapa aja, asal bukan lo." -Shannon. ⚠️WARNI... More

00 || Arjean
02 || Poci
03 || Boba
04 || Pembunuh?
05 || Pap
06 || Mabuk
07 || Sate
08 || Sasaran selanjutnya
09 || Pengkhianatan
10 || Pilih Kasih
11 || Terluka
12 || Bukan orang baik?
13 || Donor
14 || Cara licik
15 || Mabuk (2)
16 || G-anas?
17 || Ferry dan Shannon
18 || Arjean dan Shannon
19 || Percaya?
20 || Mati?
21 || Kesalahan
22 || Dilanjut?
23 || Membunuh?
24 || Racun
25 || Pergi
26 || Sakit
27 || Aku butuh jantungnya
28 || Ketakutan yang tak berujung
29 || Masih ada harapan?
30 || Dia orang baik [SELESAI]

01 || Bau Keong

11.9K 1.4K 2.7K
By NihaOsh


Spam komen yuk!

Jangan lupa Vote juga, makasih 😍

.
.
.

Shan terdiam dengan tatapan kesal, tangannya sudah memegang jok motor Yorka, namun mobil Jean baru saja berhenti di depan rumahnya.

"Gue aja yang bawa motor, lo sama Jean," ujar Shan sambil menepuk bahu Yorka.

"Dih, gue gak homo. Sana pergi dianter sama Jean, biar dia boros bensin," Yorka mendorong bahu Shan, Shan pun berjalan menghampiri Jean, ia tahu mamanya tengah berdiri di ambang pintu dan siap memarahinya jika ia tak ikut dengan Jean.

Shan memasuki mobil Jean, kemudian menghela nafasnya, "pengen marah, tapi di mobil enak ada AC."

"ACnya rusak."

Shan terdiam dengan tatapan tajam, membuat Jean tertawa, kemudian ia melajukan mobilnya, "becanda, gue bakal bikin lo nyaman kok."

Shan hanya mendelik sebal, matanya melirik ketoprak yang berada di atas dasbor mobil, kebetulan ia belum sarapan karena kesiangan.

"Ekhem," Shan berdeham sejenak, namun Jean tak menoleh sedikit pun, membuat Shan kesal.

"Hari Sabtu ada konser kpop, lo tau nct dream?" Tanya Jean.

"Tau, yang membernya mirip tetangga kita."

Dahi Jean berkerut dalam, "bagian mana yang mirip?"

"Ish pokonya mirip, kenapa?"

"Gue ada tiketnya. Sabtu kita pergi siang aja, duduk kok."

"Lo beli tiket konser dan mutusin buat pergi sama gue? Tanpa nanya sama gue mau atau enggak?" Tanya Shan dengan tatapan tak percaya.

"Gue gak perlu nanya, lo harus mau, gue tau lo suka mereka."

"Gila! Jangan kayak gini, Jean. Gue gak suka cowok yang maksa apalagi mutusin semuanya sendirian yang belum tentu gue setuju."

"Gue pengen pergi sama lo, Shan. Sekali aja buat nonton konser, gue bakal berusaha nikmatin walau gue gak tau mereka."

"Gue gak mau, lusa gue udah janji mau nemenin Nathan, dia baru pulang dari rumah sakit."

"Bilang Nathan, ganti jadi hari minggu."

"Kenapa lo yang ngatur?"

Jean menghela nafasnya, "jadi lo gak mau?"

"Gak lah!"

"Okay. Oh ya, itu ketoprak makan aja."

"Kenyang."

"Kata Yorka lo belum sempet sarapan, makan sekarang, Shan."

Shan pun meraih ketoprak itu dan memakannya diperjalanan, sesekali ia melirik Jean yang hanya memandnag lurus ke depan.

Raut wajah Jean memang tidak memelas, malah terlihat dingin, namun Shan merasa iba dan merasa bersalah karena telah menolak ajakan Jean.

Shan pun menggeleng kecil, salah Jean yang membeli tiket tanpa bertanya dulu padanya.

**

Setelah mengantar Shan ke sekolah, Jean tiba di rumah papanya, ia terpaksa datang karena papanya memintanya untuk datang, mengingat keluarga besar Learyant tengah berkumpul di rumahnya, kebetulan pula hari ini Jean libur.

"Loh Jean? Siapa yang nyuruh kamu datang?" Tanya Rana, adik ipar Yuno, papanya Jean.

"Papa, dia bilang ada tante sama om di sini, ada kakek sama nenek juga," sahut Jean seraya bersalaman pada kakek neneknya dan om serta tantenya.

"Oh, Yuno gak bilang. Sepatu kamu siapa yang beli?" Tanya Rana yang nelihat sepatu Jean yang terlihat mahal.

"Papa."

"Kamu minta?"

"Aku gak pernah minta apa-apa."

"Masa? Ibu kamu-."

"Rana, kamu gak berhak nanya yang aneh-aneh sama Jean, pertanyaan kamu menyinggung perasaan Jean." Qian menegur.

"Istriku cuma bertanya kak, lagian kan ini khusus keluarga Learyant, kenapa ada anak pembantu juga?" Tanya Regi yang membuat Jean terdiam dengan raut wajah dinginnya, ia sudah terbiasa.

"Udah berapa kali kakak bilang Regi, Jean bagian dari keluarga Learyant juga!" Tegur Yuno yang kesal dengan ucapan sang adik.

"Siapa yang memutuskan, Yuno?" Tanya Darius, ayah dari Yuno, atau kakeknya Jean.

"Ayah, ini bukan saatnya buat bahas itu," ujar Yuno yang merasa sakit hati dengan ucapan keluarganya soal Jean.

"Udah udah! Jean duduk dekat nenek," pinta Nara seraya seraya menepuk sofa disampingnya, Jean pun tersenyum kecil dan duduk di sana.

Nara tersenyum senang seraya mengusap surai Jean, "udah lama gak ke sini, kamu sehat kan?"

"Ya, Nek. Nenek sehat?"

"Tentu sehat, nenek makin tua makin kuat," sahut Nara seraya tertawa pelan, dan Jean hanya tersenyum hingga memerlihatkan giginya.

"Apa yang mau kamu bicarakan, Yuno?" Tanya Darius.

"Begini, aku mau kasih kafe beserta cabang-cabangnya ke Jean, aku cuma mau kalian jadi saksi soal ini, biar suatu hari nanti, bahkan setelah aku enggak ada, gak akan ada yang bisa ambil semua kafe itu dari tangan Jean," ujar Yuno yang membuat mereka terkejut, termasuk Jean.

"Kakak gila? Itu kafe yang kakak rintis dari nol! Bahkan dari kakak masih sekolah!" Regi nampak tak setuju.

"Pikirkan baik-baik niat mu itu Yuno," gumam Darius.

"Aku serius, aku tau kalian gak bakal setuju, aku ngumpulin kalian di sini cuma buat ngasih tau kalian soal ini, aku percaya Jean bisa ngurus semuanya, dia anak yang hebat," ujar Yuno.

"Anak bungsumu ada, Yuno." Darius mengintrupsi.

"Ya, kakak gak ngehargain Qian sebagai istri sah kakak!" Timpal Rana.

"Aku sama Yuno udah sepakat, aku gak mau anak bungsuku melakukan hal lebih, aku percaya Jean yang mampu buat pegang semua kafe itu," sahut Qian.

"Kak, dia cuma anak pembantu!-."

"Jean anakku! Berhenti mengatakan hal buruk tentang Jean!" Tegur Yuno yang terlihat marah.

"Ibu setuju. Mungkin ibunya Jean bukan ibu yang baik, tapi ibu yakin Jean anak yang baik dan hebat. Regi, Rana, berhenti mengatakan hal buruk tentang Jean, Jean gak pernah menyakiti hati kalian," tegur Nara seraya menggenggam tangan Jean, sementara Jean tetap terdiam dengan raut wajah dinginnya.

"Tapi Bu-."

"Regi, suatu hari tolong wariskan perusahaanmu buat anakmu, pilih dari mereka yang kamu yakini kuat untuk melakukannya," nara menyela ucapan Regi, membuat Regi mendengus sebal.

"Dan aku mohon sama kalian, anggap Jean bagian dari keluarga Learyant, memang ia terlahir dari kesalahanku dan Arin, tapi Jean gak tau apa-apa," ucap Yuno yang berusaha untuk sabar.

Darius pun menghela nafasnya, "terserah, sampai kapan pun Jean bukan bagian dari keluarga Learyant, dia aib keluarga ini," sahutnya yang membuat Jean meremat tangan Nara di genggamannya.

Jean tahu, sampai kapanpun keluarga Learyant tak akan pantas untuknya, sebab ia hanya anak yang lahir dari rahim pembantu jalang.

"Suatu hari, ayah akan mengucapkan Terimakasih untuk Jean," gumam Qian dengan suara pelan, membuat mereka semua terlihat bingung, kecuali Jean yang hanya menundukan kepalanya.

**

Pemuda RT 09 / RW 03

Haikal: plis pentil gue dicubit kepiting.

Yorka: APAAN SIH ANJIR ADA-ADA AJA!

Julian: Copot gak?

Lucas: Kalau copot pasang lagi, pentil cowok kan bisa dibongkar pasang.

Mark: Tetek gue langsung ngilu.

Haikal: Gak copot sih, cuma kayak kesetrum aja, tapi sakit anjir!

Dion: Emang lo lagi ngapain bisa dicubit kepiting?

Killian: Lagi netein kepiting kali, dia kan ada fetish kepiting.

Haikal: Gue geprek si Kunul!

Killian: Nanti pentil lo dipatok di Kunul.

Haikal: Gue lagi mau masak kepiting, tapi kepitingnya masih idup, ada 4, yang tiga masih diiket, yang satu gelantungan di baju gue gara-gara diisengin sepupu gue, jadi pentil gue kecubit.

Nando: Hati-hati, pentil itu tombol untuk mengaktifkan tiang keadilan. 🌚

Ayang: Tiang keadilan apaan?

Killian: Stephen.

Shannon: Gak usah dibahas bisa gak sih?

Killian: Gue tau Shan, pasti lo ngilu.

Shannon: 🐵

Julian: Shan, lo serius dijodohin sama Jean? Gue suka sama lo, kepikiran sampe gak bisa tidur, takut pas bangun dapet surat undangan.

Dion: Jatuh cinta kok sendirian? Mandiri banget Jul.

Julian: Seengaknya gue gak ngecit, apalagi minta tolong emak. @jean.

Jean: Rezeki orang beda-beda, gak usah iri sama gue.

Shannon: Rezeki lo bagus ya Je, sampe emak pun punya dua.

Haikal: Berarti gosip itu benar Guys, bang Je punya dua emak, sangat spesial 😍

Killian: Bagi satu lah Bang Je, emak gue udah dikubur.

Ayang: Kill, emak gue masih janda kok, tawarin ke bokap lo dong.

Nando: Ayang, masih aja anjir! Kasian emak lo lagi ngefangirl Lee Minho malah dipromosiin.

Haikal: Si Ayang emang gak ada adab anjir!

Junior: Sama kayak lo, kal!

Ayang: Pengen banget jadi anak tiri bokapnya Killian, sampe kebawa mimpi.

Junior: Woy 😭 bokapnya Killian duda kaya raya, biar Ayang hidup enak.

Ayang: Iya, gue pengen beli motor sport.

Killian: Goublough, rampok berkedok anak tiri.

Ayang: Pengen ngerasain kasih sayang seorang ayah.

Nando: 😢😢

Shannon: Ayang 🥺

Jean: Punya bokap pun belum tentu lo bahagia Yang, syukurin aja yang ada.

Lucas: Sabar ya yang, kirim aja foto emak lo, nanti gue promosiin di grup bapack-bapack facebook.

Julian: Tuhan gak bakal ngambil bokap lo kalau lo gak kuat. Tuhan tau lo sanggup.

Mark: Lo anak yang kuat, yang. Kelak lo bakal jadi anak yang sukses dan bisa bahagiain nyokap lo.

Junior: Tuhan gak tidur, dia selalu ngawasin lo, yang kuat ya Ayang, gue gak nyangka ternyata ada kesedihan dibalik cengiran lo.

Dion: Jangan lupa solat, setiap solat do'ain bokap lo semoga dilapangkan kuburnya.

Haikal: BOKAP LO MASIH IDUP AYANG! SETIAP HARI NGELAS DI BENGKEL DEPAN! Durhaka banget lo jadi anak!

Ayang: Lagian siapa yang bilang bokap gue udah meninggal? Orang tua gue cerai, bokap gue selingkuh sama tukang ketoprak.

Dion: ....

Shannon: 😌😌

Julian: Gue kira udah gak ada.

Killian: Sedang berkomunikasi dengan JAMAL untuk menyerang rumah Ayang!

Junior: Mampus Killian beraksi.

Ayang: Hoax.

Haikal: Serius anjir, yang! Gue pernah dikirimin si Jamal. Tiga hari berturut-turut itu si Jamal ngelayang di depan jendela kamar gue, mana bau busuk.

Shannon: Si Jamal siapa?

Junior: Pocong temennya Killian yang belatungan itu.

Julian: Gue pernah dikirimin si Anna, seharian dia lemparin bola matanya ke gue, sampe enek.

Jean: Kirim balik Red Kun aja, Killian takut sama mbak Kun.

Julian: Ide bagus, nanti malem gue mau cari Red Kun.

Haikal: Sekeluarga auto mati!

Julian: Jahat banget jarinya, pasti gak pernah megang tasbih.

Killian: Iya, si Haikal harus di rukiyah, jarinya dipake buat olahraga mulu.

Nando: Olahraga lima jari 🌚

Lucas: Col-

Ayang: -i.

Mark: 🌚

Haikal: Astagfirullah Suudzon lo!

**

Pukul 7 malam Shan baru saja sampai di rumahnya, ia sehabis menemui Nathan di rumah sakit.

Shan mengerutkan dahinya saat melihat banyak makanan di atas meja kamanya, ada sticky note yang tertempel di sana.

Jangan dibuang, dari pangeran.

Shan tersenyum remeh, ia pun mengambil satu tusuk udang bakar dan memakannya sambil melepas tas dan kaus kakinya.

Drrtt
Drrtt

Shan meraih ponselnya dan menjawab panggilan dari Jean, lalu menekan speaker.

"Hm?"

"Kalau butuh jemputan bilang gue aja, tadi gue liat lo jalan kaki dari depan."

"Biarin olahraga."

"Cape kalau setiap hari."

"Gak sih biasa aja."

"Udah makan?"

"Belum lah, kan baru pulang."

"Yaudah makan, itu gue beliin sate ayam sama kambing, kalau gak suka daging kambingnya kasih nyokap lo aja."

"Gak ah, nanti susuknya lepas," sahut Shan yang membuat Jean tertawa.

"Kenapa lo harus pake susuk padahal udah cantik?"

Shan terdiam seraya memandang cermin, kemudian tersenyum angkuh ketika melihat kecantikannya sendiri.

"Becanda, Jean." Shan bergumam.

"Shan, sebenarnya malem ini gue pengen ngajak lo ke kafenya bokap gue, tapi lo jam segini beru pulang. Pasti lo cape."

"Iyalah.. lagian gak cape juga males jalan sama lo."

"Tapi sekarang gue udah ada di depan kamar lo, masuk gak nih?"

Sontak Shan menoleh ke arah pintu kamarnya, kemudian ia membuka pintu tersebut dan melihat Jean yang berdiri di sana sambil tersenyum padanya.

Jean pun memutuskan sambungannya, "lain kali jangan pulang malem sendirian lagi," gumamnya seraya memasuki kamar Shan dan menutup pintunya.

"Gak usah sok peduli."

"Gue seriusan peduli, lo gak pernah liat berita? Banyak anak cewek yang diperkosa, dibegal, dirampok pas pulang sendiri malem-malem."

"Gue gak selalu pulang malem, Jean. Berenti ngatur-ngatur gue, kita cuma pendekatan dan lo bukan cowok gue!"

Jean mengendikan bahunya, "gue cuma ngasih tau, bokap lo ke mana?"

"Kepo."

"Gue serius nanya."

"Harusnya di rumah sih, tapi dia ke kantor lagi gara-gara ada meeting."

"Nyokap lo gak pernah nemenin?"

"Kenapa lo kepo banget?"

"Biar ada bahasan," sahut Jean seraya duduk di atas karpet sambil menarik tangan Shan.

"Shan, lo tau? Kita duduk deketan kayak gini aja gue udah seneng, jadi gue gak mau minta lebih, cukup lo selalu ada di deket gue," ucap Jean tanpa menatap Shan, kemudian membuka bungkus sate dan menaruhnya di depan Shan, sementara Shan hanya diam.

"Gimana keadaan Nathan?" Tanya Jean.

"Menurut lo orang yang lemah jantung bisa cepet meninggal?"

"Tergantung, sepupu gue ada yang bisa bertahan karena penyakit jantung bawaan, dia meninggal di usia 25 padahal divonis mati diumur 10 tahun. Nikmatin aja waktu lo sama Nathan, syukur-syukur dia bisa hidup sampe berpuluh-puluh tahun."

Shan terdiam sejenak, ia benar-benar sedih setiap kali memikirkan Nathan.

"Makan, Shan.." Pinta Jean, Shan pun memakan satenya dengan lontong.

"Cepet abisin, setelah ini belajar, nyokap lo bilang ulangan biologi dapet 3."

Mata Shan terbelalak, ia tak menyangka ibunya tahu soal itu, "nyokap gue gak ada kerjaan banget."

"Tandanya dia peduli sama lo, dia pengen yang terbaik buat lo. Lo dapet ranking berapa di kelas?"

"23."

"Dari berapa siswa?"

"24."

Jean terdiam, Shan pun ikut terdiam, membuat Shan memalingkan pandangannya dan melanjutkan makan satenya.

"Lo di sekolah cuma pacaran sama Nathan? Gak belajar?"

"Gini loh! Gue gak tau kenapa gue kayak gini, gue merhatiin apa yang guru jelasin, tapi gue gak paham."

"Lo males, bukan gak paham. Harusnya ketika lo gak paham lo harus cari cara biar lo paham, misalnya nanya ke temen lo yang pinter, belajar sendiri, atau tanya guru lo secara pribadi, lo gak mungkin gak paham."

Shan mendengus sebal, "makanya gue benci Ipa! Otak gue tuh di Ips."

"Maksud lo anak Ips bego semua kayak lo?" Tanya Jean dengan tatapan sengit.

"Gak gitu!"

"Ips juga pasti susah buat cewek pemales kayak lo, di Ips pun ada hitung-hitungan, cuma emang gak sebanyak Ipa. Gue denger cita-cita lo jadi dokter, tapi kenapa lo gak ada semangat buat belajar?"

"Itu cita-cita yang nyokap gue pilih buat gue, cita-cita gue cuma pengen punya duit banyak, terserah duitnya dari mana."

"Kalau gitu ngepet aja sejak dini, biar pas lulus sekolah lo udah pro buat ngepet, gak ada duit yang instan," ujar Jean, dan Shan hanya berdecak sebal.

"Mulai sekarang setiap malem belajar sama gue, gratis. Cuma 15 menit sehari, gak kurang gak lebih, biar gue berguna buat masa depan lo," ujar Jean lagi, dan Shan tetap terdiam masih menatapnya dengan tatapan dingin.

Dan sejak malam itu, Jean benar-benar berjuang untuk mendapatkan hati Shan, ia juga membantu Shan belajar, membelikan Shan apapun tak peduli Shan akan membuangnya atau memberikannya pada orang lain.

Jean bukan tipe laki-laki yang romantis, justru ucapannya terkadang menusuk dan menyakitkan, dan terkadang bersikap dingin di depan Shan, namun dibalik itu semua, Jean sungguhan menyukai Shan.

**

Hari Sabtu pun akan tiba, lebih tepatnya besok adalah hari Sabtu, hari di mana konser NCT Dream digelar di Jakarta. Jean susah payah mencari tiket yang sudah habis itu dan ia mendapatkannya dari seseorang dengan harga yang lebih mahal, namun nyatanya Shan menolak untuk menonton bersamanya.

SHANNON

Jean
Shan, besok seriusan enggak mau?

Shannon
G

Jean
Oh Yaudah.

Shannon
Mau sih, tapi maunya pergi sama temen gue, gak mau sama lo.

Jean
Ternyata lo lebih jahat.

Shannon
Dih.. Yaudah sih lo nonton sama cewek lain aja, gak mungkin lo gak punya cewek.

Jean
Maunya sama lo, gue tunggu besok pagi ya

Shannon
Gue maunya pergi sama Yoan!

Jean
Yaudah, bilang Yoan besok kita pergi jam 8, gue anter kalian ke sana.

Shannon
Y

Dan benar saja, Shannon seriusan mengajak Yoan untuk pergi menonton konser bersama, dan saat di lokasi tidak ada lagi yang menjual tiket, bahkan di calo pun sudah habis semua, membuat Jean hanya menunggu di parkiran hingga konser selesai, mengingat ia hanya memiliki dua tiket.

**

Hari berhari telah berlalu, Jean mengantarkan Shan ke sekolah setiap pagi, bahkan Jean pernah mengantarkan Shan untuk menemui Nathan di rumah sakit, mengingat ternyata Nathan belum dibolehkan pulang.

Shan bingung, ia berulang kali menyakiti hati Jean, namun Jean tidak pernah kapok untuk menemuinya, bahkan setelah malam bertengkar hebat pun keesokan harinya Jean masih mengantarnya ke sekolah.

Sudah satu minggu berlalu, jam menunjukan pukul 8 malam, dan Shan tengah terbaring di atas kasurnya, ia berkirim pesan dengan Nathan.

NATHAN

Nathan
Jean baik ya?

Shannon
Cover doang.

Nathan
Maksudnya?

Shannon
Gak ada yang lebih baik dari kamu, Na..

Nathan
😄 Kalau begitu kamu beruntung ya dapetin aku?

Shannon
Iya dong.

Nathan
Kenapa Jean mau nganterin kamu buat jenguk aku?

Shannon
Gak tau, dia emang orang aneh.

Nathan
Shan, jaga perasaan Jean. Mungkin dia diem bukan karena dia ngijinin, tapi dia enggak mau kamu semakin benci sana dia.

Shannon
Terserah dia sih, aku kan udah bilang kalau aku sayang sama kamu, kalau dia tetep pengen deketin aku ya silahkan, asal jangan nyalahin aku kalau sakit hati terus.

Nathan
Shannon gak boleh jahat.

Shannon
Jean yang jahat, harusnya dia jauhin aku setelah tau aku udah punya kamu, soalnya perjodohan ini dia sendiri yang rencanain dan minta tolong sama orang tuanya.

Nathan
Harusnya Jean gak begitu ya?

Shannon
He.em 🥺

Nathan
Yaudah sabar aja. Shan, aku ngantuk.

Shannon
Sana tidur! Jangan dibales lagi! Mimpi indah, sayang.
Read.

Shan pun beralih membuka grup chat anak komplek yang terlihat ramai.

Pemuda RT 09 / RW 03

Haikal: Kan gue beli Tutut 10 rb.

Lucas: Terus?

Haikal: Ya dimakan, anjng! Masa diliatin?

Lucas: Dimakan anjing siapa? Emang di RT kita ada yang punya anjing?

Haikal: Padahal ada tanda koma.

Lucas: Anjing makan Tutut sampe koma? Bukan Tutut kali, keong racun.

Haikal:

Lucas: Wkwkwk lucu.

Lucas: Bapak lo lucu!

Lucas: Bapak gue TNI, bukan pelawak.

Ayang: Angkatan apa?

Lucas: Angkatan bersenjata.

Ayang: SEMUA TNI NAMANYA ANGKATAN BERSENJATA!

Julian: Bapaknya Lucas atlet angkat beban kali.

Mark: Beban keluarga kayak Lucas.

Killian: Gue kira si Lucas gak gblok-gblok amat, taunya gblok banget melebihi si Kunul.

Shannon: Lanjut kal! Jadi pengen Tutut!

Haikal: Nanti aku bawain ke rumah kamu ya Ayang.

Shannon: Y, yng banyak.

Haikal: Iya, sayang.

Jean: Masih gue pantau.

Haikal: AW ADA ANAK MAMA GUYS! @Jean

Jean: 🖕🏻

Yorka: Buruan cerita, Haikntl!

Haikal: Jadi gini, gue kan beli Tutut 10rb di depan masjid assalam, kata gue bilang ke bokap gue, sedikit amat anjir!

Haikal: Terus besoknya bokap gue ngambil Tutut di sawah sampe sebaskom 😭 mana mau puasa, gue suruh ngabisin semuanya!

Yorka: Bagi-bagi aja! Gue doyan kok, tapi masaknya yang bersih.

Haikal: Tititnya lagi direndem sama emak gue.

Haikal: ASTAGFIRULLAH TUTUT! I sama U deketan ya guys!

Lucas: Haha panik.

Shannon: Tytyd Jean aja direbus.

Jean: Biar ngembang? Emang lo bakal sanggup manjainnya, Shan?

Killian: Sedang berbicara dengan dengan Red Kun untuk mencubit knclnya Jean 🤏🏻.

Mark: (voice note) "AHAHHAHAHAHAHA"

Shannon: Emang Tutut harus direndem dulu? Biar apa?

Haikal: Biar kotorannya keluar semua, Ayang. Jadi harus direndem semaleman.

Yorka: Tar malah dipelihara.

Haikal: Tutut mana bisa dipelihara, goublough?

Yorka: 😒

Nando: Ngomong-ngomong Tutut apaan?

Haikal:

Nando: DIH JOROK!

Shannon: Enak tau! Nenek gue suka masak.

Haikal: Iya enak, salam buat nenek kamu ya, sayang.

Julian: Padahal gue udah sabar kal, cuma lo makin ke sini makin ke sana.

Haikal: Irwiii? bilang bos.

Nando: Apa rasanya sih anjir?

Shannon: ENAK! LO HARUS COBA!

Nando: Kalau Ayang yang nyaranin aku bakal nyoba 🥺

Julian: Nambah lagi orang gak waras 😏

Nando: 😘

Haikal: Yaudah besok malem kita kumpul aja di pos, makan Tutut bareng! Yang gak doyan pasti bakal doyan!



Tok tok Tok

Cklek

Shan menoleh, ia mendengus kecil ketika melihat Jean yang datang, Jean nampak santai dengan celana pendek selutut dan kaos hitamnya, surainya berantakan seperti habis diterpa angin ribut.

"Ngapain sih? Udah malem juga," tanya Shan yang terlihat kesal.

Jean pun duduk di hadapan Shan yang tengah duduk di atas karpet, Jean meraih meja kecil dan menaruh satu mangkuk Olahan keong sawah di atas meja, membuat Shan terkejut dalam diam.

Jean menyiapkan plastik sampah yang ia bawa, kemudian memakai sarung tangan plastik dan tusuk gigi.

"Ambil piring sana," titah Jean seraya mengeluarkan daging keong sawah dengan tusuk gigi.

"Ih males!"

"Buat naro ini, sama sendoknya biar lo bisa langsung makan, biar gue yang ngeluarin dagingnya."

"Gak mau, males!"

"Yaudah gue suapin, jangan pegang tututnya bau amis," ujar Jean seraya menyodorkan daging keong sawah itu ke mulut Shan, membuat Shan terdiam sejenak.

"Makan aja, gak usah gengsi gue suapin, gak bakal ada yang ngejek," ujar Jean, Shan pun membuka mulutnya dan menerima suapan Jean.

"Hm enak banget," lirih Shan dengan tatapan terharu.

"Tapi jangan keseringan makannya, gak sehat."

"Hm, lo dapet Tutut dari mana?" Tanya Shan, ia nampak nyaman disuapi oleh Jean.

"Kebetulan banget gue baru beli dari depan assalam, soalnya gue liat instastory Haikal makan Tutut jadi mau, terus gue bawa ke sini karena gue baru tau lo juga suka."

"Yaudah lo juga makan, barengan."

"Ini makan," sahut Jean seraya memakan daging keong sawahnya.

Jean terus menggelengkan kepalanya guna menyingkirkan poninya yang menutupi matanya, dan ia tidak mau memegang rambutnya, takut bau amis.

"Ish! Nanti ketombe lo jatoh ke Tutut!" Tegur Shan, kemudian ia memakaikan bando telinga kelini di kepala Jean, hingga poni Jean tak lagi menutupi matanya.

"Gue m gak ketombean, Shan."

"Yaudah potong ramhhh."

Jean tertawa pelan, ia memasukan daging keong sawah saat Shan sedang berbicara.

"Potong rambut lo, udah panjang kayak jamet," titah Shan.

"Yaudah nanti, tapi anterin sama lo, pilihin gaya rambut yang bagus."

"Botak mau gak?"

"Gak lah."

Shan tertawa mengejek, "katanya sayang sama sama gue, masa gak mau botak sih?"

"Katanya sayang sama Nathan, berarti lo mau dong kasih jantung lo buat Nathan?" Balas Jean yang membuat Shan bungkam seketika.

Jean tersenyum kecil, "sayang itu gak harus ngasih segalanya, Shan. Yang minta pun harus tau diri dan situasi."

"Kalau sekiranya Nathan minta sesuatu yang gak lo sanggupin, lo harus berani nolak, jangan karena cinta sampe semuanya lo kasih buat dia, termasuk hidup lo," ujar Jean lagi.

"Nathan gak pernah minta yang aneh-aneh, dia gak mungkin minta jantung gue," gumam Shan.

Jean mengangguk kecil, "itu tandanya Nathan orang baik."

Tak ada sahutan lagi, Shan sibuk menerima suapan dari Jean dan memandang wajah Jean yang terlihat sangat tampan.

Cukup lama mereka memakan keong sawah, setelah selesai keduanya pergi ke dapur untuk mengambil minuman.

Jean membuang bekas keong sawah itu ke tong sampah, ia melirik Shan yang tengah mengusap bibirnya dengan tisu sehabis minum.

Tiba-tiba Jean menarik tangan Shan dan menyandarkan pinggang Shan ke meja dapur, posisi Shan membelakangi wastafel cuci piring, sementara Jean mulai mencuci mangkuk yang ia bawa di sana, membuat Shan terkejut karena posisinya seolah Jean tengah memeluknya.

"Je, minggir!" Shan berusaha mendorong pinggang Jean, namun tubuh besar Jean tak terdorong sedikit pun, Jean malah tersenyum dan terus mencuci piringnya dengan gerakan lamban.

Shan tak bisa pergi ke mana-mana, tubuh mungilnya terhimpit tubuh besar Jean dan meja dapur, membuat Shan terlihat kesal.

"Jean Ish! Jangan modus!"

"Pengen dipeluk."

"Katanya kalau minta apa-apa harus tau diri."

"Cuma peluk, gue gak minta lo buat gantung diri."

"Gak mau." Shan menolak, dan Jean hanya mengangguk kecil.

Jean benar-benar mencuci satu mangkuk dengan lamban, ia terus mengusapnya agar tidak bau amis, namun sebenarnya ia suka beralama-lama dalam posisi sedekat ini dengan Shan.

"Gue bakal lepasin lo kalau lo mau peluk gue."

Tanpa diduga, Shan yang tengah kesal pun memeluk Jean, membuat Jean segera membilas mangkuknya dan mengeringkan kedua tangannya, kemudian memeluk Shan dengan lembut, membuat Shan terdiam dengan mata sedikit melebar.

Pelukan tubuh Jean begitu hangat dan nyaman, seolah tubuh besar itu mampu menenggelamkan tubuh mungilnya.

"Shan, gue sayang banget sama lo, gue cuma mau lo perlakuan gue sebagai cowok lo buat saat ini, buat nanti terserah lo," bisik Jean yang membuat Shan tak mengerti.

Shan hanya diam, menikmati detak jantungnya yang berdebar tak karuan, ia tidak menyangka efek pelukan dengan Jean bisa membuatnya seperti ini.

Jean mengusap surai Shan dengan lembut, satu tangannya menarik dagu Shan hingga Shan mendongak dan bertemu tatap dengannya.

Shan yang biasanya berontak pun hanya diam, sorot kegugupannya terlihat jelas, membuat Jean menahan senyumnya.

Jean terus memegang dagu Shan, kemudian ia menempelkan bibirnya di bibir ranum Shan, membuat Shan terus terdiam dengan mata yang melebar.

Jean menggerakan bibirnya, memagut kedua belah bibir Shan dengan lembut, membuat Shan meremat pinggangnya.

Tanp diduga, Shan memejamkan matanya dan membalas ciuman Jean dengan lembut juga, membuat Jean tersenyum kecil di sela ciumannya.

Hanya saling memagut tanpa melibatkan lidah, keduanya terbuai dengan perlakuan orang dihadapan mereka..

Cukup lama mereka dalam posisi itu, sampi akhirnya Shan memundurkan kepalanya hingga tautannya dengan bibir Jean terlepas.

"Manis gak?" Tanya Jean.

"Bau keong," lirih Shan seraya mengusap bibirnya dengan punggung tangannya.

.
.
.
.
Tbc

Next?

💚💚💚

Continue Reading

You'll Also Like

5.4K 358 12
Tentang Gala dengan pasang surut dunianya. Di hidupnya, Gala hanya ingin satu. Yaitu memiliki sosok Sava. Gadis yang berperan sebagai guru private ny...
1.3M 104K 36
AREA 🔞🔞 HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA Aturan dasar bagi Agres adalah; tidak berbagi segala sesuatu apapun tentang Shasa serta bersifat mutlak. [ SER...
867K 6.2K 10
SEBELUM MEMBACA CERITA INI FOLLOW DULU KARENA SEBAGIAN CHAPTER AKAN DI PRIVATE :) Alana tidak menyangka kalau kehidupan di kampusnya akan menjadi sem...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

4.2M 250K 54
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...