Ketua Osis & Adik Kelas

By Adawiyahnc05

1K 179 39

Apa jadinya kalau kalian menaruh perasaan pada sang adik kelas? Cahaya Kaylani. Ketua OSIS di SMA Tunas Sakti... More

S I N O P S I S
Satu!
Dua!
Tiga!
Empat!
Lima!
Enam!
Tujuh!
Delapan!
Sembilan!
Sepuluh!
Sebelas!
Tiga Belas!
Empat Belas!
Lima Belas!
Enam Belas!
Tujuh Belas!

Dua Belas!

34 4 0
By Adawiyahnc05

Kayla jadi lebih merasa bersalah pada Dafik. Tidak hanya kejadian hari itu-insiden angkot mogok. Tapi juga saat dia tau kalau bukan Dafik yang membawa rokok di kegiatan LDKS tempo hari.

Walaupun acaranya sudah berlalu lama, tapi ini terasa tidak adil untuk lelaki itu. Bahkan, Kayla sudah menulis nama Dafik dua kali di buku hitamnya.

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 15 menit yang lalu, tapi Kayla tak berniat untuk pulang cepat ke rumahnya. Lagipula di rumahnya tidak ada siapa-siapa saat dirinya sampai di rumah.

Saat ini, Kayla sedang duduk di kursi depan Alfamart dekat sekolahnya. Untuk masalah Bara, lelaki itu sudah diberi hukuman untuk membersihkan aula sekolah selama seminggu. Biarkan lelaki itu merasakan hal yang sama saat Dafik dihukum untuk membersihkan aula saat LDKS hari itu.

Ngomong-ngomong soal Dafik, Kayla belum melihatnya hari ini. Saat jam istirahat pun, Kayla tidak melihatnya di kantin atau pun di tempat lain.

Tunggu? Kenapa dia bertingkah seolah sedang mencari lelaki itu?

Kayla menggeleng cepat. Tidak. Dia hanya merasa bersalah pada Dafik. Itu saja.

Tin!

Saat tengah asik melamun, suara klakson mobil berhasil membuyarkan lamunannya. Membawa Kayla pergi dari pikiran ngaconya.

Kayla mendongak. Mendapati Ihan yang keluar dari mobil dan berjalan ke arahnya.

"Belum pulang, Kay?" tanya lelaki itu. Sementara dijawab oleh Kayla dengan gelengan kepala.

"Kamu sendiri?" Kayla balik bertanya. Bermaksud hanya basa-basi.

"Ini gue mau pulang. Tadi nongkrong dulu sama yang lain."

Kayla manggut-manggut mengerti. Sudah menjadi kebiasaan kalau setiap pulang sekolah, Wakil Osis itu selalu pergi ke warung belakang sekolah.

Tenang. Mereka tidak melakukan hal aneh-aneh. Hanya kumpul-kumpul biasa sambil minum es. Hitung-hitung melepas penat mereka sehabis belajar.

"Kay," panggil Ihan.

Kayla tersentak karena melamun. "Hm?"

"Gue boleh tanya sesuatu?"

Tanpa menunggu lama, Kayla mengangguk saja.

"Lo lagi berantem sama Suci? Gue liat kalian saling cuek gitu."

Kayla menghela napasnya. Sudah menebak kalau Ihan akan bertanya hal itu. Lelaki itu cukup peka terhadap sekitarnya. Apalagi jika itu berkaitan dengan pacarnya.

"Bukan masalah besar." Hanya itu yang bisa Kayla jawab. "Kalo gitu gue duluan, ya," ujarnya lagi sembari beranjak dari duduknya. Sengaja untuk mengalihkan rasa penasaran lelaki itu.

"Gak mau bareng aja?"

Baru saja berdiri, Ihan sudah menahannya dengan menawarkannya tumpangan. Tanpa berpikir, Kayla menggeleng pelan tanda tidak usah. Setelah itu, Kayla bergegas pergi begitu saja.

📌📌📌

Sasa keluar dari kamarnya saat mendengar suara berisik dari arah ruang tamu. Ia menebak jika ada tamu di rumahnya. Saat berjalan ke arah sana untuk mengecek, dan benar saja, abangnya itu sedang berkumpul dengan teman-temannya. Ada Reki dan juga dua teman lainnya-Ade dan Iban.

"Sialan emang si Bima. Gara-gara dia, gue jadi disuruh bersihin aula yang luasnya minta ampun."

"Segitu bangetnya dia sama temen barunya. Segala diungkit-ungkit masalah yang udah lama," timpal Reki. "Perlu kita bales dia gak, Bar? Berani banget dia udah mukul lo," ujarnya mengompori.

"Harus! Liat aja nanti. Tunggu pembalasan dari gue. Gak cuma Bima, cowok baru itu juga harus gue kasih pelajaran," ujar Bara geram dengan tangan yang mengepal. Terhasut oleh ucapan Reki.

"Kenapa Dafik juga kena? Emang dia salah apa?" Tiba-tiba Sasa menimpali. Sejak tadi, dia mendengar percakapan abangnya dan tidak terima jika Dafik harus terkena imbasnya. Padahal lelaki itu tidak salah apa-apa. Yang ada malah jadi korban.

Bara dan yang lainnya menoleh. Lelaki itu mendengkus mendapati saudara perempuannya yang tiba-tiba ikut campur. "Kamu ngapain sih ikut-ikut? Udah sana! Ini urusan cowok," usirnya.

"Aku gak terima ya abang apa-apain Dafik. Lagian dia gak salah kok. Yang salah itu abang."

"Tau apa sih kamu? Kenal dia aja enggak, kan? Ngapain kamu peduliin dia?"

"Yaa karena dia gak salah."

Terjadilah perdebatan antara kakak beradik itu. Bisa dibilang hubungan keduanya memang tidak akur. Sering terjadi cekcok di antara mereka. Sasa yang selalu menasihati Bara jika abangnya itu melakukan kesalahan, sedangkan Bara yang tidak terima dan mengatakan kalau Sasa tidak pernah ada di pihaknya.

Bara menggeram kesal. Selalu saja. Adiknya itu lebih memilih membela orang lain daripada abangnya sendiri. "Udah sana! Ganggu tau gak?" usirnya lagi.

Kali ini Sasa menurut. Gadis itu langsung berbalik pergi ke kamarnya. Lagian dia juga malas harus lanjut berdebat dengan abangnya. Saudaranya itu tidak mau kalah.

📌📌📌

"Ada apa?" Suci mendudukkan bokongnya di sofa yang duduk berhadapan dengan Ihan. Padahal hari ini mereka tidak memiliki janji apapun. Hal itu membuat Suci bingung dengan Ihan yang tiba-tiba datang ke rumahnya.

"Gapapa. Cuma mau mampir aja bentar."

Suci manggut-manggut. Sadar belum ada apa pun di atas meja, ia pun berniat pergi ke dapur untuk membuatkan minum. Namun, sebelum itu, pandangannya jatuh pada seseorang yang baru saja menuruni tangga.

"Bima!"

Suci menggerakan tangannya bermaksud agar lelaki itu menghampirinya. Bima menoleh. Terlihat lelaki itu mendengkus dan berjalan ogah-ogahan menghampiri kakaknya.

"Apa?" tanyanya dengan ketus.

"Tolong temenin Ihan dulu, ya? Kakak mau buat minum dulu." Tanpa menunggu persetujuan dari Bima, Suci langsung beranjak begitu saja dan pergi ke arah dapur.

Dengan rasa malas, Bima pun duduk di tempat yang diduduki Suci tadi. Mengeluarkan handphonenya dan mengabaikan Ihan. Tidak peduli jika ia dianggap tidak sopan oleh Wakil Osisnya itu. Saat ini 'kan mereka bukan berada di lingkungan sekolah.

📌📌📌

Kayla sibuk di meja belajarnya. Di depannya sudah terdapat sebuah buku hitam miliknya. Mengambil tip-ex dan menghapus tulisan yang seharusnya tidak ada di sana. Kesalahan yang tadinya ada dua, kini berkurang menjadi satu.

Di sana tertulis:

Nama: Muhammad Dafik
Kelas: 11-2
Kesalahan:
- Main hp di saat sedang ada pengumuman.

Kayla menutup bukunya kembali saat tip-ex itu mulai mengering. Mengambil tasnya dan mengganti buku pelajaran untuk besok. Namun, sebelum itu, tangannya terulur mengambil secarik kertas yang pernah jatuh di kaki Dafik saat di bus waktu itu. Kertas yang tidak boleh dilihat oleh siapa pun.

Saat Kayla akan membuka kertas itu, tangannya tiba-tiba terhenti dan seolah mematung. Tidak. Dia tidak boleh kembali membaca kertas itu. Menghindari hatinya sakit kembali, Kayla berniat untuk merobek kertas itu, tapi-

Tok! Tok! Tok!

-suara ketukan pintu menghentikan pergerakannya.

"Kay,"

Kayla panik saat pintu terbuka dan mendapati mamanya yang berdiri di ambang pintu. Berjalan ke arahnya. Buru-buru Kayla memasukkan kembali kertas itu ke dalam tasnya.

"Makan malem udah siap. Yuk!" ajak sang mama.

Kayla mengangguk. "Bentar, Ma. Aku rapihin ini dulu."

Beberapa menit kemudian, keduanya keluar dari  kamar. Di tengah-tengah perjalanan ke ruang makan, Kayla mengajukan pertanyaan.

"Ma, papa belum pulang?"

Kayla menatap Wulan-sang Mama dengan lekat. Walaupun ia sudah tau jawaban yang akan diterimanya nanti.

Wulan menggeleng pelan. "Papa masih ada urusan. Kita makan malam berdua dulu gapapa, kan?"

Dari kemarin juga cuma makan berdua.

Tadinya kalimat itu yang akan keluar dari mulutnya. Namun, nyatanya yang keluar adalah jawaban yang sama lagi setiap kali dia menanyakan hal itu.

"Iya gapapa."

Continue Reading

You'll Also Like

289K 13.1K 18
Level tertinggi dalam cinta adalah ketika kamu melihat seseorang dengan keadaan terburuknya dan tetap memutuskan untuk mencintainya. -𝓽𝓾𝓡𝓲𝓼π“ͺ𝓷�...
833K 101K 13
"Gilaa lo sekarang cantik banget Jane! Apa ga nyesel Dirga ninggalin lo?" Janeta hanya bisa tersenyum menatap Dinda. "Sekarang di sekeliling dia bany...
Love Hate By C I C I

Teen Fiction

3.3M 224K 38
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Ada satu rumor yang tersebar, kalau siapapu...
10.6M 675K 43
Otw terbit di Penerbit LovRinz, silahkan ditunggu. Part sudah tidak lengkap. ~Don't copy my story if you have brain~ CERITA INI HANYA FIKSI! JANGAN D...