HoMe For Me (END) [Pdf Versi]...

By AyyaKanawut

182K 17.1K 1.8K

HOME FOR ME S1&S2 (MALVINGIA) TERSEDIA DALAM BENTUK PDF!! "Anak tidak tau diri!" "Anak pembawa sial" "Kerja... More

Tokoh
Prolog🥀
Malvin🥀
Luka dan rasa🥀
si Gemes🥀
menepati janji 🥀
strawberry🥀
Malvin's Angel🥀
MalvinGia🥀
kemarahan Malvin?!🥀
manjanya Giandra🥀
Tentang Malvin🥀
Tentang Giandra 🥀
ancaman?!🥀
Tertarik?!🥀
Kemana?!🥀
Gugur🥀
Malaikat penolong 🥀
Awal hidup baru🥀
Pertemuan kembali🥀
Nyonya Malvin🥀
Si Maba cantik🥀
The first Malvin🔞🥀
Mimpi buruk?!🥀
Malvin Rese🥀
Giandra Bar-bar🥀
Berantem🥀
Balasan kecil Giandra🥀
Giandra sakit🥀
Berulah Lagi?🥀
Balasan Mama Deviana& Giandra🥀
Pra-Nikah🥀
Wedding Day🥀
beautiful night🔞🥀
Happy birthday 🥀
efek samping🥀
Bayi mermaid🥀
welcome Giandra kecil🥀
HoMe For Me🥀 (END)
Promosi Aja
Pdf vers S1 & S2

Mama🥀

3.7K 400 61
By AyyaKanawut

Happy reading
.
.
.
.
.
.
.
.

Giandra menunggu dengan tak sabaran, sekarang hari Minggu dan waktu nya Malvin dan Giandra menjenguk Mama Malvin.

"Malvin lama banget, Gia kan gak sabar ketemu sama mama!" Giandra cemberut saat Malvin sangat lama.

Giandra menunggu baru 10 menit dari Malvin yang memberi kabar bahwa Malvin sedang di jalan.

"Gia!"

Giandra menoleh ke arah bunda Dian yang memanggil nya, Giandra tersenyum.

"Ndaa mau kemana?"

"Bunda mau ke Toko dulu, nanti kalau Gia udah pulang tapi bunda belum selesai Gia hangatkan makanan yang ada di meja untuk Gia dan Malvin!"

Giandra mengangguk saat bunda Dian berpamitan akan pergi Ke Toko untuk mencari uang.

"Ndaa hati-hati di jalan!"

"Cup!"

"Sayangnya bunda, Bunda berangkat" Giandra melambaikan tangan nya saat sang bunda mulai melangkah pergi.

Memang kebiasaan Giandra harus di cium sang bunda bilang sang bunda berangkat ke toko takut rindu katanya.

Giandra Kali ini memakai pakaian yang cukup santai, hanya Kaos dan celana jeans panjang tapi cukup membuat Giandra terlihat menggemaskan.

Senyum Giandra merekah mendengar bunyi mesin motor yang biasa Malvin gunakan.

Motor sport kekasih Giandra itu masuk kedalam halaman rumah Giandra, dengan semangat Giandra berlari ke arah Malvin.

Malvin membuka helm nya dan tersenyum melihat Giandra yang antusias saat bertemu dirinya.

"Gia mau peluk!" Malvin merentangkan tangannya saat Giandra ingin di peluk oleh dirinya.

Malvin memeluk Giandra dengan erat dan Giandra pun membalas pelukan Malvin, entah karena Malvin yang duduk di motor atau memang Giandra yang lebih pendek, Giandra memeluk Malvin dengan kaki berjinjit sangat menggemaskan bila di lihat.

"Cup!"

"Cantik, Gia cantik"

Giandra terkekeh saat Malvin mengecup Giandra dengan gemas.

"Gia udah siap berangkat?"

"Gia siap! Gia selalu siap"

"Gia udah makan?"

"Tadi Gia mam bubur bayi dua bungkus, Gia gak mau mam nasi!"

"Hmm? Kenapa gak mau mam nasi? Kan perut Gia butuh Nasi"

"Gak mau, Gia gak mau Mam nasi!"

"Kita cari makan dulu ya sayang!" Giandra menggelengkan kepalanya dan mendonggak menatap Malvin dengan wajah tidak mau.

"Gak mau mam nasi Malvin" Giandra merengek membuat Malvin menghela napasnya.

"Ya sudah Beli Bubur di depan sana mau?"

"Bubur sama nasi kan sama Malvin!?"

"Beda cantik, Kalau nasi itu beras yang di Masak tapi gak hancur kalau bubur beras yang di masak hingga hancur! Bubur sama nasi beda"

"Emang iya beda?"

"Iya beda sayang, Gia kalau Mam bubur sama nasi rasa nya gimana beda atau sama?"

"Beda sih kalau nasi kan bisa di kunyah kalau bubur kan langsung masuk ke tenggorokan"

"Nah berarti beda, mau ya Mam bubur dulu?"

Giandra mengangguk dengan senyum manisnya, padahal bubur dan nasi sama sama terbuat dari beras.

Malvin tersenyum dan memasangkan helm yang dari tadi Giandra pegang dan mencobanya.

Malvin mengangkat Giandra ke motornya dan mulai membenarkan posisi duduk agar Giandra tidak terjatuh.

Giandra memeluk Malvin dengan erat, Malvin terkekeh Giandra tidak perlu di perintah karena Giandra memang anak yang sangat peka.

Malvin langsung meninggalkan pekarangan rumah Giandra dengan segera untuk ke Tukang bubur karena Giandra belum makan.

Malvin bisa tau bahwa Giandra sudah makan atau belum, karena terlihat dari wajah Giandra tadi.

*****

"Setelah ini warna putih!"

"Kalau Malvin hitam"

Dan benar dugaan Malvin warna hitam yang melewat, mereka masih berada di tulang bubur karena Giandra mau makan di tempat katanya.

Mereka sedang memainkan permainan, Mobil yang melintas sebelum terlihat mereka harus menebak warna mobil terlebih dahulu bila mendapatkan poin lebih banyak berarti pemenangnya.

Mereka tidak menghitung semua jenis mobil hanya mobil Biasa yang mereka tebak, bukan mobil truk atau semacamnya.

"5-3" Malvin terkekeh melihat wajah cemberut Giandra, Giandra menebak hanya Tiga dan Malvin sudah benar lima mobil.

"Sekarang warna Kuning"

"Kalau Malvin warna Putih"

Giandra bertepuk tangan ketika yang melintasi jalan adalah mobil Kuning.

Malvin terkekeh melihat Giandra, Giandra bahagia dengan Hal-hal seperti ini membuat Malvin menghangat.

Penjual bubur datang membawa dua mangkuk bubur dan berakhir lah permainan dengan Malvin 5 point' dan giandra 4 point'

"Malvin menang!"

"Baiklah Malvin mau apa dari Gia?"

"Malvin mau peluk Gia setelah pulang menjenguk Mama Deal?"

Giandra mengangguk dan mulai memakan buburnya, Tidak ada sesi perdebatan karena kedua nya memakan bubur tidak di aduk.

Walaupun tidak seru tapi mereka kompak karena satu kubu, tidak seperti pasangan yang lain yang berdebat sebelum memakan bubur.

Malvin menghela napas nya lega setidaknya Giandra mau makan walaupun tidak mau memakan nasi.

Giandra memang Agak rewel kalau di paksa makan nasi, tubuh Giandra sangat kecil karena Giandra jarang makan.

Giandra agak susah di beri makan tapi untungnya Giandra suka ngemil jadi perut Giandra tidak kosong.

"Malvin mau bawa bunga lagi? Mama suka bunga tau"

Malvin mengangguk, memang Mama Malvin menyukai semua jenis bunga Karena dulu mama Malvin bilang Bunga Adalah obat penenang untuk Yang memiliki masalah.

Dan terbukti, Malvin Mulai bisa menghargai dirinya setelah ada Bunga di sampingnya.

Bagi Malvin Giandra adalah bunga, Giandra adalah bunga Matahari Karena Bunga matahari akan selalu menatap matahari bagaimanapun kondisinya.

Sun and sunflower.

Selain bunga matahari Malvin pun menganggap Giandra seperti Bulan,

Sun and Moon.

Hidup malvin lengkap karena ada nya Giandra, dan hidup Giandra lebih berwarna karena ada nya Malvin.

Mereka sudah saling melengkapi dan membutuhkan satu sama main.

"Mama pernah bilang kalau kita natap bunga hidup kita akan lebih tenang dan Itu benar ada nya"

"Malvin punya bunga? Kok Gia gak tau?"

Malvin tersenyum dan mengelus pipi gembil Giandra dengan gemas.

"Gia, Gia bunga punya Malvin Gia adalah bunga matahari Dan Malvin adalah matahari, Bagaimanapun kondisi matahari Bunga matahari akan terus menatapnya begitu juga dengan Gia!" Mata giandra mulai berkaca-kaca karena perkataan Malvin.

"Gia akan terus sama Malvin selamanya karena Gia sayang Malvin!" Malvin tersenyum saat Giandra melanjutkan ucapannya.

"Benar, Gia cantik pacar Malvin!"

Malvin kembali mengelus pipi giandra kali ini dengan lembut, Giandra tersenyum.

"Gia tambah cantik kalau lagi senyum, Gia cantik sedunia pokoknya"

Giandra memeluk Malvin dengan erat tidak peduli dirinya dimana yang pasti Giandra sangat beruntung memiliki Malvin.

Giandra selalu lemah bila mendengar ucapan manis dari Malvin karena Malvin mengucapkan semua fakta nya.

"Gia sayang sekali dengan Malvin!"

"Malvin Cinta Gia, Gia Anak kecil cantik nya Malvin Gia laki-laki cantik kesayangan Malvin" Malvin mengusap punggung Giandra dengan lembut.

Tadi nya pengen punya cowo kayak Marvel tapi Sekarang pengen punya cowok kayak Malvin aja deh:)

Mau satu kayak Malvin Ya tuhan.

******

Giandra memegang lengan Malvin dengan erat, Giandra menelusuri lorong.

Padahal Giandra sering datang ke tempat ini tapi Giandra selalu takut melewati setiap ruangan yang di isi oleh satu manusia yang butuh pengobatan.

Rumah sakit jiwa.

Malvin setiap Minggu akan ke rumah sakit jiwa mengunjunginya Mama nya dan Giandra sudah berapa kali ikut bahkan sang mama sudah akrab dengan Giandra.

Entah karena apa, Giandra melihat pasien berbeda setiap ruangannya Giandra dapat melihat di balik kaca Di depan Pintu masuk.

Ada yang sampai di ikat menggunakan rantai, Dan terus menjerit membuat Giandra takut.

"Malvin, Minggu kemarin ibu yang disana tidak di ikat kenapa sekarang di ikat? Kasian!"

"Mungkin ibu itu membahayakan, petugas tidak mungkin tega mengikat pasien Bila pasien itu tidak bahaya"

"Tapi kasian sampai menjerit seperti itu"

"Itu metode penyembuhan bila tidak di ikat mungkin akan membahayakan pasien lain bahkan bisa membahayakan petugas dan pengunjung"

Giandra mengangguk paham, Giandra terus mengikuti langkah Malvin untuk keruangan Sang mama.

Mama Malvin sudah dekat dengan Giandra, bahkan mama Malvin mau Giandra Suapi bahkan sering mengelus rambut Giandra.

Walaupun sang mama tidak pernah mengeluarkan satu kata pun dari tindakan nya sudah terlihat bahwa sang mama menyukai Giandra.

Malvin tersenyum melihat dari arah pintu, sang mama sedang merangkai bunga yang sudah layu dan membuangnya sepertinya Malvin tepat membawakan bunga.

Malvin membuka pintu, Sang mama menatap Malvin dan Giandra dengan wajah seperti biasanya tanpa ekspresi.

Malvin memberikan bunga yang dia bawa ke arah sang mama dan mama nya menerima dengan pelan.

Menatap bunga itu dan mulai merangkai nya lagi di pot Yang ada dalam ruangan.

"Cup!"

"Mama apa kabar, mama sehat kan? Malvin rindu dengan mama"

Malvin mengecup kening sang mama dengan lembut dan berucap bahwa dirinya rindu dengan sang mama.

Malvin menuntun mama nya untuk ke ranjang yang biasa mama nya tiduri mendudukkan mama nya dan diri nya di samping sang mama.

"Mama masih kenal Dia? Dia pacar Malvin, Malvin selalu menyebutnya cantik! Calon menantu mama datang lagi"

Giandra mendekat dan berjongkok di depan sang mama, memang ranjang tidur sang mama tidak terlalu tinggi.

Giandra tersenyum dengan cantik saat sang mama mengelus pipi Giandra dengan lembut.

Malvin tersenyum, mama nya masih ingat dengan Giandra dan semakin menunjukkan bahwa sang mama menyukai Giandra.

"Mama ini Gia, Gia pacar Malvin! Mama apa kabar? Mama harus baik-baik ya disini biar Gia semangat mengunjungi mama setiap Minggu"

Mama Malvin mengangguk dengan pelan membuat Giandra tersenyum lagi.

"Gia bawa bubur tadi Gia sama Malvin mam bubur dulu jadi lama mengunjungi mama, maaf mama"

"Mama mau makan? Gia suap ya" Malvin berdiri dan mengangkat Giandra untuk duduk di samping sang mama.

Giandra mulai mempersiapkan sendok dan Menyuapi sang mama, Malvin tersenyum saat mamanya menerima suapan dari Giandra.

"Gia..."

Giandra dan Malvin saling pandang saat sang mama mengeluarkan suara dan Kata pertama yang terucap adalah nama Giandra.

"Mama, mama mau bicara? Ayo ngobrol sama Gia!" Betapa senangnya Giandra saat mama Malvin mau mengeluarkan suara nya.

"Suap mama" Giandra mengangguk dan menyuapi sang mama, Malvin Hampir saja menangis mendengar suara sang mama.

Giandra bahkan sudah berkaca-kaca, mendengar nama nya di panggil dengan nada lembut seperti itu.

Setelah beberapa suapan mama Malvin menggeleng sudah kenyang, dan Malvin memberikan air minum untuk sang mama.

"Gia... Mama Mau peluk" Giandra menghampiri sang Mama dan dengan erat memeluk mama Malvin.

Giandra tidak kuasa menahan air matanya, Giandra menangis dengan pelan karena mama Malvin.

Sang mama mengelus rambut Giandra dengan lembut, Dan mulai mengeluarkan senyumannya.

Seseorang mengetuk pintu tapi tidak sampai membuat dua orang yang sedang berpelukan melepaskan pelukannya.

Malvin menoleh dan disana ada dokter khusus mama nya sedang tersenyum ke arah Malvin.

"Sudah dua Minggu terakhir mama mu selalu menyebut Nama Gia dan berkat nama itu kondisi mama mu mulai Membaik"

"Apakah pria kecil itu kekasih mu Malvin?" Malvin menoleh dan mengangguk dengan senyum tampannya.

"Dia menjadi obat untuk mama mu, Mama mu mau mengeluarkan suara nya karena dia"

"Mungkin setelah Kondisi nya memulih kamu akan mendapatkan kabar bahwa mama mu kabur, Tapi Kamu Tidak perlu panik Saya akan Membawa mama mu keluar dari sini"

"Makasih banyak Om!" Dokter itu tersenyum dan menepuk pundak Malvin.

"Terimakasih sudah membantu mama saya selama bertahun-tahun, mungkin kalau tidak ada Om mama saya tidak akan Sembuh malah akan semakin parah karena ulah papa"

"Papa mu bukan manusia, saya akan menyembunyikan mama mu dan kamu harus berjanji menjaga kekasih mu dengan baik"

"Saya akan menjaga nya dengan baik Om bahkan bila nyawa saya sendiri taruhannya"

Dokter itu mengangguk setelah nya berpamitan untuk pergi memberikan Malvin dan sang mama ruang untuk saling melepas rindu.

Malvin menghampiri saat Giandra melambaikan tangannya, Malvin memeluk keduanya dengan lembut.

Dua orang yang Malvin sayang dan akan Malvin jaga dengan baik.

*****

Sekarang pukul 5 sore dan mereka sudah ada di apartemen milik Malvin, lebih tepatnya berada di atas kasur dengan Malvin yang memeluk Giandra dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Giandra.

Giandra mengelus rambut Malvin dengan pelan, Giandra sedang sedikit melamun.

Setelah pulang mengunjungi sang mama, Malvin dan Giandra pergi jalan-jalan sebentar dan Jajan di Penjual pinggir jalan.

"Malvin!"

"Hmm?"

"Mama kan sudah Sembuh walaupun belum sembuh total, apakah mama bisa pulang?"

"Bisa, bila kondisi mama tidak menurun lagi Minggu depan mama bisa di bawa pulang!"

"Bagaimana kalau mama tinggal sama Gia sama bunda di rumah?"

Malvin diam tanpa menjawab ucapan Giandra, Malvin tidak bisa menjanjikan itu karena Dokter yang mengurus mama nya sudah memberitahu nya terlebih dahulu bahwa sang mama akan Di bawa oleh dokter itu.

Malvin tersenyum senang tipis, dokter itu terlihat sekali menyukai mama Malvin jadi Malvin tidak perlu khawatir sang mama disakiti.

"Kita liat nanti ya sayang, bila mama bisa di bawa pulang nanti kita bawa ke rumah Gia tapi kalau mama tidak boleh di bawa pulang Gia tidak boleh sedih ya?!"

"Hmm! Gia menunggu kabar baik nya saja deh"

"Iya, elus-elus lagi kepala Malvin nya"

"Malvin manja pacar Gia!" Giandra terkekeh dan kembali mengelus rambut Malvin dengan lembut.

Udah Double up

TeNgiL aku lanjut kalau konflik kecil di cerita ini selesai yaa, di tunggu dan mohon bersabar Naa.

Vote and comen

See you next part 👋

Continue Reading

You'll Also Like

549K 27.2K 27
Ravin manusia dingin sedingin ketos ketos di cerita wp yang sukanya gelud di ring, tapi di baliknya mempunyai suami spek sugar dady dan bahkan sudah...
281K 23.1K 47
Xiao zhan adalah seorang guru matematika yang dipindah tugaskan ke sekolah wang yibo, yang tak lain dan tak bukan adalah istrinya sendiri. Wang yibo...
403K 29.6K 39
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
56.5K 1.8K 33
Dzikri udah pacaran sama Daffa hampir 1 tahun tapi hampir setiap hari Dzikri feeling lonely. Dzikri ngerasa Daffa gak bener-bener tulus sama dia, pad...