CERPEN

NanasManis98 द्वारा

494K 43.3K 2.7K

Kumpulan beberapa cerita..... LIST : ⬇️ 1. CERPEN : CITRA✔️ 2. CERPEN : ODIT✔️ 3. CERPEN : AURORA✔️ 4. CERPEN... अधिक

SALAM MANIS
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CEPREN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN SHARMA
CERPEN SHARMA
CERPEN SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA

CERPEN : KALEA

7.4K 475 86
NanasManis98 द्वारा

Part 15
______

Peluh Kalea berjatuhan, bahkan rambutnya kini basah. Tubuhnya bergerak lincah menghindari serangan lawan. Sudah lama Kalea tidak melakukan ini, tapi ia tetap hebat di atas ring. Atau mungkin karena lawan yang tak sepadan.

"Stop!! Stop!! Gak sanggup gue!!" teriak El dengan nafas tersengal, posisinya menelungkup karena jatuh usai diberi hantaman dari Kalea.

"Cemen banget lo!" cibir Kalea. Ia merasa tak puas melakukan tinju dengan El.

El beringsut duduk seraya menepuk-nepuk dadanya. Ia menyengir saat Kalea mantapnya kesal, tapi Kalea memberinya air.

"Lo ada masalah apa sih? Kayaknya emosi banget pas mukul gue," ujar El. "Bukannya bokap lo udah mau cerai dari nyokap tiri lo itu?"

Kalea hanya diam, ia turun dari ring. Segera El mengikuti wanita itu hingga mereka duduk di bangku yang ada di sana. Diam mengamati pertunjukan tinju orang-orang di sekitar.

"Lo tau alasan kakak-kakak tiri lo benci sama lo?" meski Kalea bertanya pada El, tapi tatapannya tertuju ke depan.

El mengangkat satu alisnya. "Kayaknya gue pernah bilang deh. Mas Banyu benci sama gue karena gak mau harta warisannya dibagi. Sama adiknya aja dia ogah. Makanya Mas Arsen buka usaha sendiri." El diam sejenak. "Kalau Mas Arsen, ya karena bokap pilih kasih. Lebih sayang ke gue daripada dia. Padahal kan waktu itu dia udah gede. Gue yang masih kecil tentunya butuh kasih sayang." El beringsut, lebih dekat ke arah Kalea. "Mereka pilih kasih tau. Lebih sayang adik gue." El cemberut.

Kalea menatap El dan menoyor kepala El. Masih meragukan jika El berusia tiga puluh tahun, tapi sikapnya seperti anak kecil.

"Ya soalnya adik lo cewek, menggemaskan."

"Menggemaskan apaan? Kayak monster."

Kalea hanya memutar bola matanya malas.

"Serius. Kalau lo ketemu adik gue, lo pasti tarik kata-kata lo bilang dia menggemaskan. Waktu kecil aja dia gak gemesin, apalagi pas sekarang udah gede, kacau banget. Manjaaaa banget!"

"Lo pikir lo gak manja?"

"Enggak. Buktinya gue kerja keras jadi kacungnya Mas Banyu!" El membela diri.

Kalea hanya mendengus pelan. Ia pun beranjak untuk membersihkan diri juga mengganti bajunya. "Kalau ada Kalee suruh tunggu gue."

El hanya mengangguk karena ia fokus menonton tinju yang begitu sengit. Mengurungkan niatnya lebih dulu untuk membersihkan diri.

Tatapan El tertuju pada sosok yang memasuki tempat tersebut. Ia mengernyit.

Dan sosok itu menghampirinya. "Kalea mana?"

"Mandi," sahut El malas menjawab Zian. "Ngapain lo di sini?"

"Harusnya gue yang nanya, ngapain lo di sini? Lo buntutin Kalea mulu!"

"Enak aja nuduh-nuduh. Kalea ajak gue." El menyeringai menatap ekspresi masam Zian. "Lo mau tau kenapa Kalea gak ngajak lo?"

Ekspresi Zian berubah datar.

"Ya karena lo gak bisa ke tempat seperti ini. Lo masih bocil."

El tersentak saat kerahnya di cengkeram, Zian menatapnya tajam. "Gue bukan bocil," desis Zian.

El menghempaskan tangan Zian kemudian berdiri, berhadapan dengan Zian. "Cil, lo emosian juga, ya?" Ia tertawa. Apalagi saat Zian kembali mencengkeram kerah bajunya. "Jadi, lo beneran suka sama Kalea?"

"Iya!! Dan lo jauhin Kalea!"

"Kenapa lo nyuruh gue jauhin Kalea?" Ekspresi El berubah datar. "Emang lo siapanya Kalea? Cuma orang yang suka sama dia, kan? Kalau Kalea suka sama gue, lo bisa apa?"

Tinju Zian melayang dan El berhasil menghindar. Zian hendak melayangkan tinju lagi, tapi El malah tertawa.

"Anjir!!! Lo pikir gue suka sama Lea?"

Zian mengkerutkan keningnya menatap heran El yang tertawa bahkan mengeluarkan air mata. El menepuk pundaknya dan ia langsung menepis tangan pria itu.

"Dengerin gue, bocil." Zian rasanya ingin menampar mulut El. "Gue masih suka lihat cewek yang pake gaun feminim, daripada pake baju laki-laki."

El tertawa geli. Merasa lucu karena Zian cemburu padanya. "Bro, gue anggap Kalea cuma temen. Bahkan gue selalu lupa kalau dia itu cewek."

Zian memicing. Kedatangan Kalea membuatnya berhenti menatap El yang masih tertawa.

"Ngapain lo di sini?" tanya Kalea bingung menatap Zian. Tadi kan dia suruh Kalee menjemputnya.

"Gue disuruh Kalee." Zian langsung mengambil barang-barang Kalea untuk dibawa.

Kalea beralih menatap El yang tertawa. "Napa lo? Kesurupan?"

El tersenyum menggoda. Sebelum El bicara, Zian menginjak kaki El lalu menarik Kalea pergi meninggalkan El yang melempar sumpah serapah padanya.

"Mau makan dulu atau langsung pulang?"

"Kok Kalee nyuruh lo yang jemput gue?"

Zian dan Kalea bersamaan bicara sesaat mereka berjalan menuju parkiran. Langkah keduanya berhenti.

Keduanya saling bertatapan sejenak, tapi Kalea langsung membuang pandangannya dan menatap motor milik Zian. Berjalan lebih dulu.

"Gue mau makan dulu."

"Oke." Zian menaruh tas ransel milik Kalea di dadanya lalu naik ke motornya. Ia pikir Kalea akan memeluk pinggangnya, tapi wanita itu malah memegang pundaknya. Ia menoleh dan protes. "Jangan pegang pundak gue!"

Kalea menarik tangan lalu bersidekap, menatapnya datar. "Gak usah ngebut."

Zian hanya mampu menghela nafas kasar lalu melajukan motornya. Hingga mereka singgah di tempat makan lalapan.

Duduk berhadapan. Zian menatap lekat Kalea yang terlihat melamun. "Lo lagi ada masalah?"

"Hm?" Kalea tersentak, balas menatap Zian.

"Lo ada masalah?" Kalea hanya diam. Harusnya Zian sudah tau jawabannya. "Ada ya? Dilihat dari bonyoknya muka El, lo lampiasin emosi lo ke dia."

Kalea hanya mengendikkan bahunya malas.

"Soal bokap lo yang mau cerai, ya?" Zian masih berusaha mengajak Kalea bicara. "Bukannya harusnya lo seneng?"

"Gak tau." Kalea menghela nafas pelan. Pesanan mereka tiba dan Zian tidak lagi menganggu Kalea. Mereka makan tanpa bicara lagi.

Usai makan, merena tidak langsung pulang karena Kalea ingin singgah di minimarket. Membeli minuman. Masuk ke dalam sana, ia membuka lemari pendingin, hendak mengambil kaleng bir, tapi ia urungkan. Lebih memilih kaleng kopi dan susu kotak.

Setelah membayar, ia keluar kemudian memilih duduk di bangku yang tersedia di depan minimarket tersebut memanggil Zian yang masih duduk di atas motor.

"Kalau lo mau pulang, lo pulang aja. Gue masih mau di sini," ujar Kalea usai memberi susu kotak pada Zian. Zian memilih duduk. Menemani Kalea yang hanya diam dan meneguk kopi.

"Bukannya lo mau terima tawaran kerja sepupu lo?" tanya Kalea membalas tatapan Zian.

"Oh enggak jadi." Zian tersenyum lebar.

"Kenapa?"

"Gue gak bisa jauh dari nyokap."

"Dasar anak mami!" Zian hanya tertawa mendengar cibiran Kalea.

Kalea mengeluarkan satu bungkus rokok, ia menyadari tatapan Zian tertuju pada rokok tersebut. "Kenapa? Lo mau?" tawarnya yang langsung di gelengi Zian.

"Gue gak ngerokok."

"Coba aja."

Zian tetap menggeleng. Kalea tersenyum mengejek. "Bukannya lo udah dewasa, ya?" Sengaja menekan kata 'dewasa' untuk menyindir Zian. "Harusnya gak takut kan kalau bokap-nyokap lo tau kalau lo ngerokok."

"Bukan takut ketahuan, tapi ini tentang pendirian. Dari awal gue udah tekanin pada diri gue sendiri, kalau gue gak boleh merokok."

Kalea yang hendak menyelipkan sebatang rokok di mulutnya, terurungkan. Ia menatap Zian yang tersenyum manis. Mendengus pelan, ia kembali menaruh rokok tersebut lalu meneguk kopinya.

"Kemarin Kalee ngomong ..." Kalea yang tadi menatap jalanan beralih menatap Zian. "Katanya bokapnya mau cerai. Dia sedih."

Kalea diam. Lalu mendengus pelan seraya membuang pandangannya. Hal yang menganggunya sedari kemarin. "Gue egois, ya?"

"Iya." Kalea kembali menatap Zian. Menatapnya dingin.

"Lo gak ngerti karena lo gak ada di posisi gue."

"Iya," jawab Zian pendek dan menatap lekat Kalea. "Kalau aja Mommy lebih dulu pergi, terus Daddy mau nikah lagi. Gue gak bakal larang Daddy."

"Iya, itu elo. Gimana Mauri?" Kalea mendengus sinis. "Gue yakin Mauri kayak gue, gak bakalan biarin Daddy lo nikah lagi."

Zian bungkam.

"Kalau lo sendiri?"

"Gue kenapa?" tanya Zian mengernyit.

"Em ..." Bola mata Kalea berpendar, menghindari tatapan Zian. "Kalau lo udah nikah terus istri lo lebih dulu pergi, lo bakal tetap nikah, gak?" 

"Iya dong."

Ekspresi Kalea berubah datar. "Semua laki-laki emang sama aja."

Tawa Zian meledak. "Sama aja kan kayak perempuan. Mereka semua sama aja."

Kalea mendelik. "Sok tau!"

"Dih! Kok tersinggung? Lo kan bukan perempuan."

"Gue perempuan. Apa harus gue buktiin?" Kalea berdiri kemudian mengarahkan tangannya ke resleting celana yang ia pakai. Mata Zian melotot.

"Eh Le, sadar lo! Kita di tempat umum!" Kini telapak tangan Zian menutupi matanya, tapi jari-jari tangannya tidak rapat sehingga masih bisa melihat Kalea.

Kalea langsung menjitak Zian. "Dasar mesum!"

"Lo yang mesum. Mau lihatin gue 'anu' lo. Mata gue kan masih suci."

Kalea mencibir lalu beranjak. "Dih ngambek," ejek Zian yang membuat Kalea mulai mengomel.

●•••●

Rumah terasa sepi saat Kalea bangun dari tidurnya. Melihat jarum pendek yang menunjukkan angka sembilan, kurang lebih dua jam ia tidur. Usai membasuh wajahnya, ia keluar dari kamar dan turun ke lantai bawah. Tidak semua lampu menyala.

Sayup-sayup ia mendengar suara dari arah tengah. Membuatnya memilih ke sana dan menemukan Kalee yang sendirian menonton. Kalandra tidak menginap karena memiliki pekerjaan padat sementara Ayah sedang ada kerjaan di luar kota.

"Tumben lo gak ajakin temen lo biar lo gak ngerasa sepi?" ujar Kalea setelah duduk di sebelah Kalee. Biasanya Kalee akan mengajak temannya ke rumah.

Kalee menatapnya dengan senyum geli. "Bukannya tadi sama dia, ya? Masa gitu aja langsung kangen?"

Kalea menjitak kepala Kalee. "Apa sih?"

Kalee tertawa hingga keadaan kembali hening.

"Lo pernah ngerasain kasih sayang Bunda ...," ujar Kalee pelan. "Dan gue gak pernah."

Kalea kembali menatap Kalee yang tatapannya tetap lurus ke depan.

Kalee menghela nafas pelan. "Dari kecil Ayah yang ngasuh gue. Selain jadi Ayah, Ayah juga jadi Bunda. Gue kira gak ada bedanya. Tapi, setelah Ayah nikah dengan Tante Feby, gue tau. Seorang ayah dan ibu itu berbeda. Walaupun Tante Feby bukan orang yang ngelahirin gue, tapi dia bener-bener sosok ibu yang baik. Awalnya emang canggung karena tiba-tiba. Gue mau kayak lo yang berontak karena gak mau posisi Bunda tergantikan."

Kalee diam sejenak. "Dan setahun berjalan, kehadiran Tante Feby di rumah ini bikin gue membuka mata. Tante Feby gak gantiin Bunda. Dia cuma ngisi tempat kosong di rumah ini."

"Itu sama aja." Kalea mendengus sinis. Lalu membuang tatapannya.

"Ada yang perhatian sama gue ..."

"Emang waktu Ayah masih sendiri, Ayah gak merhatiin lo?"

"Beda Le. Ayah perhatian ke gue kayak, 'Kalee udah makan?' Kalau Ayah gak capek, dia pasti masakin gue. Tapi, kalau capek, ya nyuruh gue beli atau suruh Mbak yang masak. Kalau Tante Feby, lain. Sebelum gue lapar, makanan udah siap di meja. Selalu nanya gue mau makan apa. Apa gue kenyang atau enggak."

"Gue bisa kasih lo perhatian lebih!" desis Kalea tajam kembali menatap Kalee.

"Lo bener-bener gak mau Ayah dan Tante Feby bersama?"

"Gak! Dari awal gue bilang enggak!"

"Lo egois, Le!"

"Gue emang egois!! Lo yang jahat! Lo gak tau gimana perasaannya Bunda, Kal."

"Emang perasaannya Bunda gimana?" Tantang Kalee. Nafas Kalea mulai memburu, menatap penuh emosi Kalee. "Kita gak tau perasaannya Bunda. Bisa aja Bunda bahagia lihat Ayah bahagia dengan wanita lain. Lagian Bunda juga menginginkan Ayah menikah lagi kalau Bunda udah gak ada."

Kalea menendang meja di hadapannya lalu beranjak pergi. Kalee sendiri hanya mampu menghela nafas kasar. Kalea benar-benar keras kepala. Egois. Tidak memikirkan kebahagiaan Ayah. Meski Ayah selalu tersenyum, tapi Kalee tau jika Ayah bersedih. Harus berpisah dengan wanita yang dicintainya juga anak-anaknya.

Apalagi Kanya dan Kanaka masih sangat kecil. Kalee merasakan hidup tanpa orang tua yang lengkap. Meski Ayah dan Tante Feby masih hidup, tetap saja hidup bersama mengasuh anak dengan yang telah berpisah tentu tidak sama.

●•••●

"Ayah ngapain?"

Ayah menegakkan pandangan kemudian mengangkat cangkir. "Bikin teh jahe. Kamu mau?"

Kalea mengangguk. Ayah pun mengambil cangkir lain lalu membuat satu lagi teh jahe.

Mereka duduk di stool bar, menikmati teh jahe tersebut dalam keheningan.

"Apa sekarang Ayah bahagia?" Pertanyaan Kalea memecah hening. Ayah menatapnya bingung, tapi tetap mengangguk.

"Ayah bahagia. Tapi lebih bahagia lagi kalau Lea, Mas Kala dan Kalee juga bahagia." Ayah tersenyum lembut menatap Kalea.

"Dan Ayah jauh lebih lebih bahagia kalau Kanya dan Kanaka juga bahagia, kan?" Kalea tidak menatap Ayah saat mengatakan hal tersebut. Kalea tersenyum getir. "Aku jahat ya, Yah." Kini matanya memerah karena menahan diri untuk menangis.

"Ayah ...."

"Karena keegoisan aku, Ayah rela lepas kebahagiaan Ayah."

"Kalea, denger Ayah. Kamu jangan salahin diri kamu. Semuanya salah Ayah. Maaf, Ayah yang egois. Harusnya dari awal Ayah pelan-pelan bujuk kamu, dekatkan kamu dengan Tante Feby, jadinya gak seperti ini." Ayah menghela nafas kasar lalu memeluk Kalea. "Ini semua salah Ayah, Nak. Jangan salahin diri kamu."

Kalea menggeleng pelan. "Ini juga salahku Yah. Maafin aku."

Kalea sadar. Meski sekarang ia sekuat tenaga akan membahagiakan Ayah, tapi tetap saja Ayah tak akan sepenuhnya bahagia. Karena sekarang, kebahagiaan Ayah bukan hanya karena dirinya, Kalandra ataupun Kalee. Ada Kanya dan Kanaka juga ..... Tante Feby.

Seminggu setelahnya ....

Sidang perceraian Ayah dan Tante Feby berlangsung. Keputusan Hakim untuk melakukan proses mediasi pada mereka. Baik Ayah maupun Tante Feby menerima hal tersebut.

Ayah cukup terkejut karena mengira Tante Feby akan menolaknya.

"Aku kira kamu gak mau mediasi," ujar Ayah untuk memecah keheningan di antara mereka.

"Mas percaya gak kalau Kalea datang menemuiku?"

Ayah langsung terpengarah tidak percaya. Tante Feby tersenyum tipis. "Aku pun. Sampai sekarang masih gak percaya, Kalea minta aku buat gak bercerai dari Mas."

Lima hari yang lalu hal yang tak pernah Tante Feby duga. Kalea datang ke rumahnya.

"Kalea?" Meski terkejut dan merasa heran, Tante Feby tersenyum dan menyilahkan Kalea masuk.

Kalea hendak melepas sepatunya, tapi Tante Feby melarang.

"Eh enggak usah lepas sepatunya ..."

"Biar gue cepet pulang?" sahut Kalea datar. Tante Feby langsung menggeleng.

"Bukan begitu."

Kalea hanya mendengus lalu duduk di ruang tamu, ia menaruh tiga tas kertas berukuran besar di atas meja. "Dari Ayah buat anak-anaknya," sahutnya cuek tanpa menatap Tante Feby.

"Oh ya?" Tante Feby menatap Kalea heran, tapi tetap mengucapkan terima kasih.

"Ada juga buat Desya." Kalea kini menatapnya, masih dengan pandangan datar. Tante Feby tersenyum tipis kemudian melihat isi tas kertas tersebut. Sudah bisa menebak jika semua ini bukan dari Darius, karena Darius baru saja mengirim mainan untuk Kanya dan Kanaka, kecuali Desya. Karena mungkin mereka akan bercerai jadi Darius merasa sungkan jika membelikan barang untuk Desya.

Tante Feby pamit sebentar untuk menyiapkan minuman. Lalu tidak berapa lama kembali. "Kanya dan Kanaka sedang tidur."

Kalea hanya mengangguk pelan. Ekspresinya tetap datar.

Terjadi keheningan dan suasana canggung mendominasi mereka.

"Ayah ... Ayah kamu sehat, kan?" Tante Feby diam saat Kalea kembali menatapnya. "Maaf. Saya sudah gak ada kewajiban untuk tau ya."

"Ayah sehat kok." Kalea menghela nafas pelan. "Gu-gue mau minta maaf." Lalu menunduk, merasa malu untuk menatap Tante Feby.

"Minta maaf untuk apa?"

"Karena gue marahin Desya dan Kanya waktu itu." Kalea kembali menegakkan kepala untuk menatap Tante Feby.

"Jangan minta maaf. Ini semua salah saya. Harusnya saya ajarin Kanya untuk gak sentuh sesuatu yang bukan milik dia." Tante Feby tersenyum tipis.

Kalea kembali membuang pandangannya dan tertuju pada bingkai foto Kanya dan Kanaka. Dua bocah itu tersenyum lebar.

"Tante ... Tante cinta kan sama Ayah?" Kalea memusatkan pandangannya pada Tante Feby yang diam. "Tante cinta sama Ayah?" Melihat tatapan sendu Tante Feby membuat Kalea kembali dirundung perasaan bersalah.

Kalea akan sangat jahat jika memisahkan dua orang yang saling mencintai, bukan?

"Kalau Tante Feby cinta. Pertahankan." Setelah mengatakan itu Kalea berlalu pergi tanpa pamit.

●•••●

Rumah yang pernah terlihat sunyi itu kembali menjadi ramai. Suara anak-anak kecil memecah keheningan rumah tersebut. Meski hanya ada dua anak kecil, tetap saja ribut. Kebahagiaan terpancar di raut wajah Darius, kembali berkumpul dengan istri serta anak-anaknya dan tentunya anak-anaknya bersama Kinanti.

Dapur kini kembali dikuasai Tante Feby, membuat makanan untuk semuanya. Makan bersama dengan perasaan sukacita.

Tante Feby menata masakan di atas meja makan dibantu seorang ART dan Desya. Tatapannya tertuju pada Kanya yang naik mobil dan berusaha mengejar Kalee. Sementata itu Kanaka merangkak dan menuju ke arah Kalandra yang diam-diam mengawasi dengan tatapan datar. Saat Kanaka hendak mengambil remahan biskuit yang jatuh di lantai, segera pria yang selalu tanpa ekspresi itu bangkit dan mengangkat Kanaka. Menggendongnya.

Tante Feby tersenyum melihat hal tersebut, meski bersedih karena ketidakhadiran Kalea.

Kalea memang yang melarang mereka berpisah, tapi wanita itu masih butuh waktu untuk menerima semuanya dan baik dirinya maupun Darius memberi waktu untuk Kalea. 

"Ayah pulang!" seru Ayah yang langsung membuat Kanya turun dari mobil dan berlari menghampiri Ayah.

Kalee lebih dulu di dekat Ayah dan memeluk Ayah. "Ini Ayahnya Mas Kalee lho."

"Iih!! Ayahnya Kanya!" protes Kanya dan bersiap menangis. Ayah tertawa pelan dan memukul pelan lengan Kalee kemudian meraih Kanya untuk digendong.

"Eh halo semuanya!" seru seseorang. Zian datang tidak sendirian. Bersama Zelo dan hal itu yang membuat Kalee heran.

"Tumben lo ke sini?" ujarnya sinis pada Zelo. Sejak Zelo punya pacar, temannya yang satu itu jarang sekali gabung dengan mereka. Hanya Zian yang setia menemani.

Eh tapi temannya itu ada maunya juga sih.

Kalau Zian tidak menyukai Kalea, mungkin Zian jarang datang ke rumahnya.

Zelo menyengir dan langsung merangkulnya. "Hey yo bro. Lo tau kan gue sibuk banget."

"Sibuk ngebucin dia. Usir aja Kal," sahut Zian mencibir Zelo.

"Karena ada acara makan-makan, makanya gue sama Zian kemari."

"Gak tau diri banget lo!" Kalee melepas rangkulan Zelo.

Zelo hanya tertawa kemudian menyapa Om Darius dan Tante Feby.

Sementara Zian malah celingukan mencari sosok Kalea. "Kalea mana?" Keadaan langsung hening.

"Astaga gue lupa ngasih tau lo!" seru Kalee seraya menepuk keningnya. Seketika Zian panik.

"Duh makanya kalau cinta, bilang bego! Maaf Om, Tante, kerupuknya kuambil, ya." Zelo menyengir dan mengambil kerupuk. "Eh simpanin juga soto ayamnya ya, Tante." Tante Feby tertawa saat Zelo ditarik keluar hingga ketiganya mengendarai mobil menuju ke bandara.

"Kalea!! Kalea!!" teriak Zian di kerumunan terminal 1B. Bagai orang kesetanan.

"Yan!! Lo salah terminal pe'a!" teriak Zelo gemas. Zian berdecak pelan dan ke terminal 1A. Zian kembali berteriak, tapi ia terlambat karena seluruh penumpang di terminal tersebut telah menuju ke pesawat.

"Pak biarin saya masuk!" ujar Zian memelas karena dilarang masuk oleh petugas.

Karena membuat kegaduhan, Zian diseret oleh petugas keamanan. Benar-benar menyeretnya. Lengan kanan dan kirinya dipegang. Posisinya hampir rebah, dengan bokong hingga kakinya menyentuh lantai. Zian tetap berteriak. "Kalea!!! Kalea!! Jangan tinggalin gue!" Layaknya orang yang benar-benar akan ditinggalkan selamanya. Karena Zian pernah merasakan saat Kalea pergi selama lima tahun lamanya. Entah berapa lama lagi Kalea akan pergi. Apa mereka akan bertemu?

Memikirkan hal tersebut Zian semakin meronta. Benar-benar menjadikan dirinya pusat perhatian. Beberapa orang mulai mengambil video.

"Gue cinta sama lo Kalea!!! Gue bukan bocah!! Gue berhak cinta sama lo!! Jangan anggap gue bocah!! Gue udah dewasa!! Kaleaa!! Kaleaaa!"

Termasuk Kalee dan Zelo yang pura-pura tidak mengenalnya. Dua pria itu tertawa melihat kelakuan Zian.

"Kal, samperin yuk. Nanti kita digorok emaknya kalau anaknya kenapa-napa," ujar Zelo menepuk bahu Kalee yang berkutat dengan ponselnya. Kalee tersenyum geli kemudian memasukkan ponselnya di saku. Mereka pun pergi untuk menjemput Zian yang dibawa pergi ke ruangan keamanan.

Sementara itu di dalam pesawat yang belum berangkat. Kalea membuka chat sebuah video yang di kirim Kalee. Keningnya mengernyit dan tatapannya datar melihat video tersebut. Ia segera mematikan ponselnya. Pesawat mulai bergerak. Tatapannya tertuju keluar jendela. Dan senyum yang sedari tadi ia tahan, terbit.

Kalea mendengus geli.

Apaan Zian? Kenapa selebay itu?
Padahal ia hanya pergi ke Kalimantan karena ada pekerjaan. Lusa, ia akan pulang.

Senyum Kalea terkulum.

Ya, setelah pulang nanti ia akan minta penjelasan video tersebut pada pria itu.

Ah pria.

Kalea tidak lagi menganggap Zian bocah dan entah kenapa perutnya merasa tergelitik. Senyumnya pun semakin merekah.

Kalea merasa aneh pada hal yang terjadi saatnya ini.

Apa begini rasanya jatuh cinta?

>>>>>>>>>>THE END<<<<<<<<<<

Yeay!!!!

Zian masih bocah makanya ga ada part ekhm...cium". Pokoknya ga boleh!

Zian : eh gue udah dewasa Nas!! De-wa-sa!

Hahahahha peace✌
Kaleanya ga mau Yan, bukan muhrim🙈

Zian :😭😭😭😭😭😭

Mungkin banyak yang masih ga terima karna Om Darius dan Tante Feby ga cerai. Terus Kalea luluh gitu aja kan?

Kalea belum sepenuhnya terima kok, tapi dia mau secara perlahan berdamai dengan keadaannya saat ini dan sadar kalo dia itu egois. Om Darius pun sudah minta maaf dan sadar dengan kesalahannya. Karena Kalea sayang sama Ayah, mau Ayah bahagia.

Dan untuk Kalea-Zian.
'Kok ga ada part mereka jadian sih?'
Atau
'Kok endingnya kayak gini sih?'
'Mereka ga nikah?'

Dari awal Nanas udah kasih tau kalau cerita Kalea ini memang fokus untuk penyelesaian masalahnya dengan Om Darius. Kalau urusan percintaannya dengan Zian, tipis-tipis aja hihi🤭

Zian masih muda dan kalau langsung ngajak Kalea nikah, nanti malah di kasih bogem😅

Okee

10-100, Nanas mau tau dong rate cerita ini berapa?

Dan untuk CERPEN selanjutnya.....

Jeng, jeng, jeng!

Ada yang nungguin ceritanya Una?
Itu lho bosnya Aurora yang calon kakak iparnya Arsen eh tapi dikasih tau di cerita ini kalo jadinya nikah sama Arsen ya?😅

Penasaran ga nih sama ceritanya Una?!!

Tapi harus nunggu dulu yaa. Soalnya Nanas mau istirahat dulu selama bulan ramadan!

Nanas akan kembali setelah ramadan!!!

Dan tentunya bawa cerita baru untuk hibur kalian semua!!!

Doain Nanas biar sehat selalu yaa

Juga Nanas mau ucapin terima kasih untuk kalian semua yang senantiasa baca cerita ini, ninggalin komentar dan vote cerita ini juga!!!! Pokoknya sayang bangettt sama kalian semuaa💛💛💛💛

Kalian terbaik!!!!👍

Salam manis,
NanasManis
-Mar 27, 2022-

पढ़ना जारी रखें

आपको ये भी पसंदे आएँगी

1.5M 32K 23
Yusuf Kuswanto, 35 tahun. seorang duda yg ditinggal pergi oleh istrinya saat melahirkan sang buah hati Ery Putri Kuswanto. anaknya sensitif dengan su...
103K 2K 17
[One Shoot] [Two Shoot] 1821+ area❗ Adegan berbahaya ‼️ tidak pantas untuk di tiru Cast : Taehyung (Top) Jungkook (bot) # 1 oneshoot (23/05/2024) #...
GRESHAN shnindr12 द्वारा

लघु कहानी

865K 24.4K 63
WARNING⚠⚠ AREA FUTA DAN SHANI DOM YANG NGGAK SUKA SKIP 21+ HANYA FIKSI JANGAN DI BAWA KE REAL LIFE MOHON KERJASAMANYA. INI ONESHOOT ATAU TWOSHOOT YA...
44.2K 264 4
oneshoot 🔞🔞 lanjutan Polos polos binal yang dihapus sama akun nya juga di hapus Karina X All Warning!!! 🌚🥵 penuh dengan uh ah