Ketua Osis & Adik Kelas

De Adawiyahnc05

1K 179 39

Apa jadinya kalau kalian menaruh perasaan pada sang adik kelas? Cahaya Kaylani. Ketua OSIS di SMA Tunas Sakti... Mai multe

S I N O P S I S
Satu!
Dua!
Tiga!
Empat!
Lima!
Enam!
Tujuh!
Delapan!
Sembilan!
Sepuluh!
Dua Belas!
Tiga Belas!
Empat Belas!
Lima Belas!
Enam Belas!
Tujuh Belas!

Sebelas!

35 8 0
De Adawiyahnc05

"Kak Kayla gak suka, ya sama saya?"

Pertanyaan Dafik sontak membuat Kayla menoleh dengan cepat. Pikirannya bercabang menangkap maksud dari pertanyaan lelaki itu. Suka yang bagaimana? Pikirnya.

"Maksud kamu apa? Saya gak ngerti." Akhirnya balasan itu yang keluar dari mulut Kayla.

Setelah insiden angkot mogok tadi, mereka memutuskan untuk berjalan sebentar. Awalnya, Kayla yang tiba-tiba pergi begitu saja saat Dafik ingin memberikannya minuman tanpa mengambilnya.

Entah karena salting atau apa, Kayla pergi meninggalkannya begitu saja. Sampai akhirnya, lelaki itu pergi menyusul.

Dafik terlihat berpikir. "Yaa, setiap kali ketemu saya, Kak Kayla selalu ketus. Saya pikir ada yang salah sama saya. Makanya respon Kak Kayla kayak gitu."

Kayla sontak berhenti seraya menghadapkan tubuhnya pada lelaki itu. Otomatis Dafik pun ikut berhenti. "Jadi, mau kamu, saya itu harus kayak gimana? Saya emang kayak gini. Gak ke kamu doang kok, ke semuanya juga. Kecuali, ke orang terdekat saya."

Kening Dafik mengerut tipis. "Siapa aja orang terdekat Kak Kayla?"

Kayla mendengkus. "Kamu kepo banget ya jadi orang?" tukasnya. Lalu kembali melanjutkan langkahnya dan lagi diikuti oleh Dafik.

"Tuh kan salah lagi. Saya 'kan cuma tanya, Kak. Di mata Kak Kayla, saya selalu salah," curhat Dafik.

"Semua cowok emang selalu salah," balas Kayla menusuk. Dafik yang mendengar merasa tersindir sekaligus bingung.

"Kata siapa, Kak?" tanyanya tidak setuju dengan ucapan Ketua Osis nya itu.

Lagi-lagi Kayla mendengkus pasrah. "Ngapain sih kamu tanya-tanya? Udah deh sana. Ngapain juga ngikutin saya? Ganggu tau gak?"

Terjadi jeda beberapa detik setelah Kayla mengatakan hal yang berhasil menyinggung perasaan lelaki itu. Dafik menatap Kayla dengan raut tak terbaca.

Tiba-tiba rasa bersalah muncul di benak Kayla. Apalagi saat melihat lelaki itu tiba-tiba pergi menaiki angkutan umum yang berhenti di depannya.

Dia ... marah?

📌📌📌

"Sialan lo!"

Bugh!

Di waktu istirahat, tepat setelah lima menit bel berbunyi, koridor mendadak ricuh karena Bima yang tiba-tiba saja menghampiri Bara dengan raut marah. Lelaki itu mengepalkan tangannya dengan wajah memerah. Ketika sampai satu langkah di depan Bara, Bima langsung memukul rahang lelaki itu.

Bara yang sedang mengobrol dengan temannya seketika terkejut mendapati serangan mendadak dari Bima. Lelaki itu berusaha bangun dibantu oleh Reki.

Bara menyeka sudut bibirnya yang mengeluarkan darah. "Masalah lo apa, Bim?!" teriaknya tak terima.

"Harusnya gue yang tanya! Masalah lo apa sama Dafik, hah?!"

"Dafik?" ulang Bara bingung.

"Gak usah belaga bego! Gue tau lo yang nuduh Dafik bawa rokok waktu LDKS kemarin. Padahal rokok itu punya lo, kan?!"

Bara mendadak bungkam. Sial! Kenapa Bima bisa tau? Pikirnya. Namun, raut yang tadinya tegang seketika berubah santai. Menatap Bima seolah menantang lelaki itu.

"Kalo iya kenapa? Lo mau bahas masalah itu? Lagian udah terjadi juga kok. Ngapain lo ungkit-ungkit lagi?"

Bima langsung mencengkeram kerah Bara. "Gue gak terima! Gara-gara lo, nama baik Dafik jadi tercemar. Orang-orang jadi musuhin dia. Tau gak lo?"

"Termasuk lo juga, kan?" balas Bara menyindir. Bibirnya menyunggingkan senyum smirk. Lelaki itu tau kalau Dafik dikucilkan teman satu kelasnya.

Bima terhenyak. Apa yang dikatakan Bara memang ... tidak salah. Bima pun mengakui kalau dia juga ikut mengucilkan Dafik yang jelas-jelas tidak bersalah. Tapi, kembali lagi, semua ini salah Bara. Kalau saja lelaki itu tidak memfitnah Dafik, pasti dia tidak akan mengucilkan teman barunya itu.

Bima menarik tangan Bara. "Ikut gue! Lo harus akuin perbuatan lo ke Osis!"

📌📌📌

"Ada usul dari pak Hidayat, untuk kandidat calon Osis selanjutnya bukan lagi dipilih dari kita, tapi mereka sendiri yang mencalonkan. Gimana menurut kalian?"

"Gue setuju. Banget malah. Dengan cara kayak gini kita bisa tau siapa aja yang serius jadi pemimpin. Bisa juga, ini bakal jadi kesempatan buat mereka yang pengen banget jadi Osis." Ihan menimpali dan diangguki oleh anggota Osis yang lainnya. Itu artinya mereka semua setuju.

Kayla mengangguk sekali. Membalas senyum Ihan saat lelaki itu tersenyum padanya. Tanpa disadari, Suci melihat tingkah mereka berdua dengan kening mengerut.

"Yaudah, itu aja rapat hari ini. Nanti kita lanjut lagi."

Semuanya bergegas pergi meninggalkan ruang Osis. Menyisakan Kayla, Ihan, dan Suci. Suci merapihkan kertas bekas mencatat tadi. Seketika mendongak ketika menyadari seseorang tengah menatapnya.

Dan benar saja. Kayla sedang menatap ke arahnya. Namun, hanya sebentar. Gadis itu langsung memutuskan kontak mata mereka. Sejak kejadian malam itu, mereka jadi saling cuek. Tidak saling menegur dan mengobrol seperti biasa.

Brak!

Perhatian mereka tiba-tiba teralihkan ke arah pintu ruangan yang terbuka dengan kencang. Mendapati tiga orang pelaku adik kelasnya itu. Ihan yang lebih dulu menghampiri. Sedangkan Kayla dan Suci menatap dengan penuh tanda tanya.

"Ada apa ini? Kalian gak punya sopan santun, masuk gak salam dulu?"

"Maaf, Kak. Tapi, kita di sini mau kasih tau sesuatu."

Ihan mengerut bingung. "Kasih tau apa?" tanyanya tak sabaran.

Bima menatap Bara sinis. Menyikut lengan lelaki itu. "Cepet lo ngaku, kalo bukan Dafik yang bawa rokok waktu LDKS kemarin." Tanpa Bara bicara pun, Bima sudah lebih dulu membuka kartu lelaki itu.

Mendengar hal itu, Kayla langsung berjalan menghampiri mereka. "Tunggu. Maksudnya apa?"

"Dafik gak salah. Dia difitnah. Bara yang sengaja masukin rokok ke saku Dafik." Bima berkata tegas. Ini semua demi Dafik. Anggap saja ini sebagai pemintaan maaf karena dia dan yang lainnya sudah mengucilkan lelaki itu.

📌📌📌

"Sasa!"

Gadis pemilik nama itu menoleh ke arah pintu kelas. Mendapati Keza-temannya yang baru saja memasuki kelas. Gadis itu terlihat terburu-buru.

"Apaan?" balas Sasa tak minat.

"Gue tadi liat abang lo lagi digiring sama kelas sebelah. Arahnya kayak mau ke ruang osis," info temannya itu.

"Ohh," balas Sasa dengan santai.

Keza mengerut bingung. "Kok 'oh' doang?"

Sasa menghembus napas pelan. "Lo kayak gak tau abang gue aja. Pasti dia bikin ulah lagi, makanya dibawa gitu."

"Tapi, Sa, tadi gue denger cowok yang bawa abang lo ke ruang osis, bawa-bawa nama Dafik."

"Yaa, terus kenapa?" tanya Sasa bersikap bodoamat.

"Ya ampun, Sa! Lo inget gak waktu LDKS yang lo jatoh di perahu, terus lo nimpa cowok?"

Tentu saja Sasa tidak pernah melupakan kejadian itu. Karena, dari kejadian itu, sikap Dafik yang telah membantunya sukses menarik perhatiannya.

Keza menatap Sasa lekat. Menyunggingkan senyumnya dengan menukikkan alisnya tinggi. Berharap Sasa berpikir yang sama dengannya. Sasa sempat loading. Namun, sedetik kemudian, gadis itu ber'oh' dengan panjang.

"Inget sekarang?" tanya Keza penuh penekanan saking gemasnya.

"Ohh, jadi Dafik namanya," batin Sasa.

"Tapi gue bingung deh, Sa. Abang lo ada masalah apa, ya sama tuh cowok?"

"Lo tau darimana kalo cowok itu namanya Dafik?"

Keza mengerut bingung saat Sasa malah bertanya hal lain. Di luar topik pembicaraan mereka pula.

"Kenapa lo malah bahas itu?" tanyanya tak habis pikir.

"Gue 'kan cuma tanya," balas Sasa tak mau Keza curiga.

"Bingung gue sama lo, Sa." Gadis itu lalu memijat pangkal hidungnya. Sementara Sasa malah mengedikkan kedua pundaknya.

Continuă lectura

O să-ți placă și

Rumah di Perantauan De SenjaaHaluu

Ficțiune adolescenți

578K 27.5K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
2.6M 140K 62
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
HERIDA De Siswanti Putri

Ficțiune adolescenți

590K 23.1K 36
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
SAGARALUNA De Syfa Acha

Ficțiune adolescenți

3.3M 159K 25
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...