[KookHope] - Our Destiny

Par Panda_Gosong

7.4K 1.5K 176

Hoseok, 30, tidak tahu harus bagaimana saat ada seorang pemuda tanggung yang mendekatinya. Pahitnya kisah cin... Plus

Prolog
I
II
III
IV
V
VI
VIII
IX
X

VII

593 124 8
Par Panda_Gosong

     "Hei, Jungkook! Lemas sekali kau di hari pertama kuliah begini?"

     Jungkook menatap teman-temannya yang bergerombol memasuki kelas dengan wajah sumringah. Berbeda dengan dirinya yang memasuki kelas pertamanya dengan wajah kusut dan kantung mata tebal. Dia sudah menghindar pergi ke rumah Hoseok sampai tak sadar dirinya sudah harus memulai perkuliahan lagi.

     Seokjin memberitahunya kalau si penguntit itu tidak pernah lagi muncul di sekitar rumah Hoseok semenjak hari itu. Orang tua Hoseok pun sudah kembali ke Gwangju. Jungkook setidaknya bisa lebih tenang walau tak menjaga secara langsung karena ada Seokjin yang menjadi perantaranya. Dari Seokjin juga dia tahu kalau Minjeong berulang kali datang ke bakery Seokjin dan bertanya tentang Kookie ahjussi-nya. Jungkook jadi merasa bersalah karena tidak menepati janji pada anak itu.

     "Hoi, Jungkook! Semester baru harusnya semangat juga baru. Kau ini kenapa masih pagi sudah loyo begini?" Yugyeom, salah satu teman satu jurusannya, menepuk punggung Jungkook lumayan keras. Jungkook masih bergeming di tempatnya. Mendadak seorang mahasiswi duduk di samping Jungkook, langsung menggamit lengannya, dan memeluknya di dada.

     Yugyeom menatap perempuan itu dengan pandangan menghakimi. "Kau mau apa dengan Jungkook, Kim Yerim?"

     "Kalau denganku Jungkook pasti semangat lagi!" ucap Yerim dengan nada centil. Jungkook yang risih bermaksud menarik tangannya, tapi perempuan itu masih saja berusaha mengeratkan pelukannya. Dia bahkan dengan sengaja mencondongkan dadanya yang memang sengaja diumbar, berharap Jungkook akan tergoda.

     Jungkook yang terlanjur kesal dengan tingkah Yerim langsung berdiri dengan gerakan menyentak. Tanpa berkata apapun, Jungkook menendang bangku yang Yerim duduki hingga perempuan itu terjungkal dan jatuh dengan suara keras. Teman-teman Jungkook hanya melihat dengan wajah mengernyit.

     "Ouch~ pasti sakit..." Yugyeom bergumam seraya berusaha menahan tawa. Mingyu, teman lainnya, bahkan tak sungkan bertepuk tangan dengan nyaring melihat tingkah Jungkook. Begitu juga dengan Jaehyun yang terkikik sambil menutup mulutnya. "Kurasa, rasa sakitnya tidak seberapa dibanding rasa malunya..."

     Jungkook menatap Yerim dengan pandangan jijik. Terlebih ketika melihat pakaian yang perempuan itu kenakan. "Kau pikir dengan menempelkan dadamu itu akan membuatku tertarik padamu, Kim Yerim? Dada penuh sumpalan saja dibanggakan. Kau bahkan lebih terlihat murahan dan menjijikkan daripada menggoda." ucapnya kejam. Setelah itu Jungkook pindah duduk di tengah tiga temannya. Meninggalkan Yerim yang kini jadi pusat perhatian diiringi bisik-bisik tetangga dari mahasiswa lain di kelas itu.

     "Apa kau tidak terlalu kejam, Jungkook?"

     "Biasa saja." Jungkook meletakkan tasnya secara asal di bawah bangkunya. Dia cuek melihat Yerim yang kesulitan berdiri dengan wajah memerah akibat malu. Dari dulu, Yerim terkenal selalu berusaha mendekati Jungkook. Dia masih tidak menyerah juga meski Jungkook sudah menunjukkan rasa tidak sukanya. Kesal karena tak bisa mengusir Yerim dengan kata-kata, dan justru semakin gencar, Jungkook akhirnya terpaksa melakukan sedikit tindakan keras. Berharap setelah ini perempuan itu tidak mengganggunya lagi.

     "Hoi, Eunwoo-ya! Di sini!" Mingyu melambai ke arah teman mereka yang baru masuk kelas dan sedang mencari bangku kosong. Eunwoo melirik Yerim yang masih kesulitan untuk bangun lalu menatap teman-temannya. "Ulah Jungkook?"

     "Wah, kau bisa langsung menebak rupanya." Mingyu lagi-lagi tepuk tangan.

***

     Jungkook masih tetap banyak diam, bahkan ketika mereka sedang makan siang di kantin. Teman-temannya heran karena biasanya Jungkook sangat suka meramaikan suasana.

     "Sebenarnya kau ini kenapa, Jungkook?" Jaehyun bertanya untuk kesekian kalinya yang tetap saja hanya dibalas dengan gelengan kepala. Eunwoo menyeruput minumannya sedikit sambil memperhatikan ekspresi wajah Jungkook.

     "Sepertinya aku tahu Jungkook kenapa."

     Semua, kecuali Jungkook menatap Eunwoo penasaran. "Kenapa?"

     "Jungkook sedang jatuh cinta." Eunwoo tersenyum. Sedangkan yang lainnya melongo mendengarnya.

     "Jungkook jatuh cinta?" Jaehyun bertanya sangsi. Dia lantas saling berpandangan dengan Yugyeom. Mereka berlima sudah bersahabat dari semenjak sekolah menengah pertama, dan semuanya tentu tahu kalau selama ini Jungkook tak pernah tertarik dengan urusan cinta-cintaan. Hidupnya hanya dipenuhi susu pisang, iron man dan kue-kue enak buatan bakery Seokjin.

     "Kau mengigau atau apa, Cha Eunwoo?" Mingyu menempelkan punggung tangannya di dahi Eunwoo yang masih setia tersenyum. Yakin kalau tebakannya benar.

     Obrolan terhenti dengan sendirinya. Semua fokus dengan makan siang masing-masing di tengah bisingnya suasana kantin. Mereka berlima memang suka mengobrol sampai ribut, tapi jika sudah berhadapan dengan makanan mereka akan otomatis diam. Apalagi kalau dalam kondisi lapar.

     "Hai, guys!"

     Seorang pemuda bertubuh kecil menghampiri meja 5 sekawan itu saat makanan mereka sudah hampir habis.

     "Hai, Jimin hyung!" Eunwoo menyapa balik senior mereka itu sambil melambaikan tangan. Jimin meletakkan nampan makanannya di meja lalu duduk di sebuah kursi kosong yang tersisa. "Aku gabung di sini, ya?"

     "Silakan, hyung. Omong-omong mana Taehyungie hyung?"

     "Anak itu masih ada urusan dengan dosen. Jadinya aku makan siang sendirian, deh. Untung saja ada kalian..." ucap Jimin sambil mulai menyantap makan siangnya. Porsinya tidak banyak, hanya berupa semangkuk kecil kimchi jjigae, 5 potong kimbab, dan segelas susu cokelat hangat. Berbanding terbalik dengan 5 sekawan yang makan siangnya lengkap dari appetizer, main course, dan dessert. Masih ditambah jus buah pula.

     Jungkook yang tadinya tidak terlalu memperhatikan Jimin mendadak tertarik dengan topi yang seniornya itu gunakan. "Jimin hyung..."

     "Ya?"

     "Bucket hat itu beli dimana?"

     Jimin melepas topinya dan memberikannya pada Jungkook yang ingin melihat. "Aku beli secara online. Tadinya aku beli 2 buah, abu-abu yang ini dan hitam. Tapi yang hitam hilang gara-gara kakakku."

     Dahi Jungkook berkerut. Topi milik Jimin sama persis dengan topi yang dipakai si penguntit. Makanya hal itu langsung menarik perhatian Jungkook.

     "Jimin hyung sedang kedinginan atau apa? Sweater yang hyung pakai sampai kebesaran begitu." celetuk Mingyu membuat Jungkook lagi-lagi memperhatikan Jimin.

     "Jelas saja besar. Ini sweater kesayangan kakakku. Sebagai ganti karena dia sudah menghilangkan topiku, kuminta paksa saja sweater ini." Jimin berdiri dari kursinya dan memperlihatkan bentuk sweaternya secara jelas. Mata Jungkook terbelalak.

     'Itu sweater hitam yang dipakai si penguntit!!' batinnya syok. Jungkook tahu tentu yang memiliki sweater seperti itu bukan hanya 1 atau 2 orang. Tapi ukurannya benar-benar mengingatkan Jungkook dengan ukuran tubuh si penguntit.

     "Jimin hyung, kau sudah selesai makan?"

     "Hm? Sudah kok. Porsi makanku sedikit jadinya cepat habis."

     "Kalau begitu bisa ikut aku sebentar? Ada hal yang ingin kutanyakan padamu." Jungkook berdiri dari kursinya disusul oleh Jimin. "Apa ini soal klub?"

     "Bukan. Hyung ikut saja dulu."

     Seperginya Jungkook dan Jimin, Eunwoo dan yang lainnya langsung saling berpandangan. Mereka semua kebingungan dengan tingkah Jungkook. Apalagi mereka juga sadar, raut wajah Jungkook terlihat seperti sedang menahan marah.

     "Sebenarnya anak itu kenapa sih?" Mingyu jadi makin penasaran. Yang lain serempak mengedikkan bahu mereka.

     "Entahlah..."

***

     Jungkook membawa Jimin ke parkiran mobil. Dia masuk ke mobilnya sebentar, dan keluar dengan sebuah bucket hat hitam yang membuat Jimin terkejut.

     "Apa ini milikmu?"

     Jimin tak langsung menjawab. Pemuda itu mengambil topinya lalu membaiknya hingga bagian dalamnya yang berwarna putih menjadi hadap luar. Dia memperlihatkan tulisan namanya yang ditulis menggunakan spidol permanen hitam.

     "Benar ini topiku!" jawaban Jimin membuat Jungkook senang. Dengan begini dia bisa mendapatkan identitas si penguntit dengan mudah.

     "Kau dapat dari mana, Jungkook? Kata kakakku, topinya hilang tertinggal di bangku taman."

     "Berarti kakakmu berbohong, hyung. Aku mendapatkan topi itu langsung dari kepalanya."

     Jimin terdiam berusaha mencerna maksud perkataan Jungkook. "A-aku masih tidak paham, Jungkook-ah..."

     Jungkook mencengkram bahu Jimin. Cukup kuat untuk membuat seniornya itu meringis kesakitan. "Katakan padaku siapa nama kakakmu, hyung..."

     "Sebenarnya ada apa, Jungkook? Aw! Bahuku sakit!!"

     Karena terlanjur emosi, Jungkook tanpa sadar menguatkan cengkramannya. Dia langsung cepat-cepat melepasnya dan berulang kali menarik nafas panjang agar tenang.

     "Aku akan memberitahu semuanya nanti saat kegiatan klub. Sekarang aku ingin hyung memberitahu nama kakakmu dulu. Orang itu..." Jungkook menjeda kalimatnya untuk menarik nafas. Emosinya naik lagi mengingat kejadian penguntit tempo hari.

     ".....orang itu sudah melakukan hal yang membuatku marah."

***

     To be Continue . . .

Hai hai Panda di sini~
Seperti yang kemaren Panda bilang, dikit" bakal apdet tiap Panda ke tempat bang Nu ya. Karna 2 tangannya dipasang gips, jadinya Panda yang ngetik deh sambil bang Nu ngedikte. Kek anak bocah yak? 😁

Btw, ada yang usul lewat dm buat buka Q&A.
Pada mau kah? Ada yang pengen ditanya ke Panda atau bang Nu gitu? Sok atuh yang mau nanya langsung nulis aja di bagian komen. Atau mau lewat dm juga boleh~ Bebas pokoknya mau nanya apa. Abisnya kita bingung juga sih 😅

Babay~ saatnya Panda ngilang dulu. Belom masak soalnya 👋🏼😂

_🐼_

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

319K 34.6K 35
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ° hanya karangan semata, jangan melibatkan...
747K 72.5K 51
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
5.6M 331K 17
"Ayang pelukkk" "Yang kenceng meluknya" "Ayang mau makannn" "Ayangg ciummm" "Ayanggg ikutt" "Ayanggggg" Pertamanya sok-sok an nolak.. Ujung-ujun...
66.3K 3.5K 20
seorang gadis bernama Gleen ia berusia 20 tahun, gleen sangat menyukai novel , namun di usia yang begitu muda ia sudah meninggal, kecelakaan itu memb...