KITTEN || Kuroo And Kenma Fri...

By kaseinitrat5

4K 476 41

Kenma anak pendiam dan tidak terlalu mencolok, bahkan Kuroo tidak bisa membuatnya mengeluarkan emosi. Bukan e... More

I
II
III
V
VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII
XIII
XIV
XV
XVI
XVII
XVIII

IV

219 28 1
By kaseinitrat5

Beberapa jam setelah keributan pagi hari, gadis itu di skorsing selama seminggu atas keributan yang dia buat dan tindakan kekerasan yang telah melukai Kenma.
Setelah kejadian tadi, banyak murid yang mulai membincangkan rumor Kenma adalah anak haram. Walaupun mereka tahu itu masih belum benar, mereka hanya mengetahui dari 1 persepsinya saja.

"Masih ada yang sakit?" Tanya Kuroo yang sedang merekatkan kasa ke dahi Kenma.
"Tidak" jawab si kucing sangat singkat. Sayangnya mata Kuroo terlalu jeli untuk melihat kebohongan temannya. Dia baringkan Kenma ke ranjang, lalu membuka seragamnya dan memperlihatkan memar biru di perut kirinya.

"Gak ada gunanya kamu berbohong padaku, Kenma. Telingamu merah saat berbohong kan?" Ucapnya membuat si kucing hanya bergeming.

"Sampai biru gini, kayaknya kamu harus olahraga ekstra biar otot tubuhmu kuat. Atau harus belajar karate juga?" Dumel Kuroo; dia daritadi banyak bicara sampai telinga Kenma gatal.

"Cerewet sekali" omel Kenma yang lelah mendengar ocehan Kuroo. "Kata terimakasih lebih baik daripada mengomeliku, Ken" protes Kuroo mengetuk kepala Kenma dengan botol alkohol.

"Lupa. Makasih, Kuroo" ucap Kenma menggosok-gosok rambut Kuroo, "ketombean ya" ejek Kenma kemudian

"Sembarangan, aku rajin keramas ya" balas Kuroo tak terima. Tapi dia senang jika Kenma mulai sedikit banyak bicara walau sekedar mengomel.

Sunyi sejenak. Mereka saling diam berpikir dalam pikiran mereka masing-masing. Mengingat kembali kejadian tadi membuat banyak pertanyaan di kepala Kuroo, ia putar ingatannya ke masa lalu dimana dia dan Kenma pertama kali bertemu.

.
.

Kuroo's POV

Dulu di usia 10 tahun, aku pindah rumah ke Nerima komplek perumahan yang jauh dari Nagoya. Ayah dan Ibuku berpisah karena masalah kesibukan masing-masing sampai mereka bertengkar. Aku ikut dengan Ayah dan kakekku, Ibuku bersama dengan Kakak ku di Nagoya.

Hari pertama aku sampai di rumah baru, Ayah mengajakku untuk berkenalan dengan tetangga seberang - tepat didepan rumahku. Plang nama rumah bermarga Kozume adalah marga terunik yang pernah aku tahu.

Dan hari itu ialah pertama kalinya aku bertemu Kenma. Wajahnya sangat tirus, rambut berantakan, dan sangat kurus. Aku kira sedang melihat mayat hidup disitu. Kondisinya benar-benar menyeramkan, tapi suaranya membuatku pangling.

Kukira suaranya agak serak-serak, tapi ternyata sangat halus dan lembut seperti gadis, sayangnya segender denganku. Tubuhnya lebih kecil dariku, kurang lebih 10 cm dari tinggi badanku.

Lalu Ayahnya, menurutku beliau orang yang ramah. Beliau memanjakanku melebihi Ayahku sendiri, beliau juga menyuruhku untuk sering-sering mengajak Kenma bermain bersama dan memberikan sebuah amanah untuk menjadi temannya.

Tentu saja aku tidak keberatan dengan itu. Aku merasa Kenma adalah anak baik cuma kurang sosialisasi saja. Aku ajak dia bermain voli denganku. Pertama kali memukul bola adalah pengalaman baru bagi Kenma. Dari situ juga, aku bisa menebak dia punya imun tubuh yang lemah. Mungkin dia jarang olahraga.

Dan benar dugaanku, ketika subuh-subuh aku pergi untuk berjoging, kamar Kenma menyala. Aku masuk kedalam rumahnya yang tidak dikunci. Agak aneh karena biasanya orang-orang walaupun bangun tidur di pagi hari, pintu mereka pasti masih dikunci. Kecuali mereka berangkat kerja lebih awal.

Disitu aku berpikir sejenak, mungkin Ayah Kenma sudah berangkat kerja lebih awal.

Ke lantai dua - kamar Kenma, aku lihat dia sedang sibuk bermain game, bukannya berolahraga. Matanya saja sangat merah dan kantung mata hitam. Sangat menyeramkan dibandingkan hantu Valak dari film Conjuring. Aku hampiri Kenma dan berbasa-basi sebentar.

"Dimana Ayahmu?" Tanyaku
"Pergi" jawabnya dengan singkat, sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari game.
"Lalu Ibumu?" Tanyaku lagi, dan disini aku merasa bersalah telah menanyakannya.

"Dia mati" jawabnya demikian, kata 'mati' dia tekankan dengan nada ketus.

Berkat jawabannya yang seperti itu, aku tidak berani lagi bertanya macam-macam soal keluarganya. Takut kalau aku salah membuat pertanyaan dan membuatnya marah padaku atau parahnya aku dipecat jadi temannya.

Aku diam setelahnya, memilih untuk melihatnya bermain game. Aku lihat jari-jarinya sangat lincah memencet tombol stik PS nya. Dia terlihat sangat andal bermain game.

"Dari jam berapa kamu main ini?" Tanyaku mencari topik supaya kami semakin akrab, walau aku tahu dia risih denganku yang banyak tanya. Tapi aku lihat dia masih bisa untuk menghargai lawan bicaranya.

"Jam 2 pagi" jawabnya membuatku kaget. Bagaimana tidak? Dari jam 2 pagi sampai jam 6 pagi dia stay main game tanpa gerak sedikitpun dari duduknya. Apa pantatnya itu gak kram?

"Gila kamu, pantatmu gak sakit apa?"
Dia hanya menggeleng. Sepertinya dia sudah terbiasa, batinku.

"Biasa saja. Lagian setelah aku main game ini, aku lanjut tidur" tambahnya

"Jam berapa kamu mau tidur lagi?"
"Entah, sampai aku lelah mungkin" jawabnya tanpa kepastian. Aku benar-benar takjub tapi juga jengah melihatnya, aku ajak saja dia lari joging bersamaku - lebih sehat dan bermanfaat.

Agak sedikit memaksa dan akhirnya dia mau ikut juga.

.
.

Sekitar seminggu kemudian, aku tidak melihat Kenma keluar dari rumahnya. Aku inisiatif datang ke rumahnya sambil membawakan makanan dari rumahku. Ayahku yang menyuruh membawa makanan.

Saat masuk ke rumahnya, lagi-lagi pintu rumahnya tidak dikunci, sunyi tidak ada siapapun dan di kamarnya- dia bergulung selimut. Aku kira dia masih tidur, pas aku sentuh tubuhnya, ternyata Kenma demam tinggi, aku yang masih 10 tahun- belum pernah sakit demam bingung harus berbuat apa? Aku pun pulang ke rumah dan memanggil Ayah.

Kenma segera dibawa ke puskesmas terdekat diantar oleh Ayah dengan mobilnya. Aku sangat khawatir dan merasa bersalah tidak bergerak cepat. Tapi kakek menyuruhku untuk tidak menyalahkan diri sendiri, di kejadian ini Kakek berpesan padaku,

"jika terjadi hal seperti ini lagi, segera ambil air dingin seember, kain kompres, dan termometer untuk pertolongan pertama. Lalu pergi ke apotek untuk membeli obat penurun panas. Jika demamnya tidak turun jua, panggil Ayahmu. Kamu paham kan, Tetsurou?" Aku mengangguk lesu sebagai jawabannya.

Sorenya Ayah kembali bersama Kenma yang sedikit lebih baik. Ayah bilang, "Kenma punya sistem kekebalan tubuh yang lemah, dia gampang lelah, dan sakit mendadak. Dia juga kekurangan konsumsi nutrisi, zat besi dan mineral."

Jujur sekali aku sangat sedih mendengarnya. Bagaimana bisa dia kekurangan seperti itu padahal ada Ayahnya yang memberinya uang makan? Ah-- atau karna aku sering mengajaknya bermain voli?

"Maaf" ucapku saat itu, aku yakin mereka sangat terkejut mendengarnya, "ini salahku karena sering mengajak Kenma main voli"

"Benarkah?" Tanya Ayahku memastikannya pada Kenma, dan dia memberikan jawaban yang cukup membuatku kagum padanya.

"Iya, dia sering mengajakku. Tapi ini tidak sepenuhnya salah dia. Aku sakit bukan karena salahnya, tapi karena kesalahanku sendiri yang lemah dan merepotkan kalian. Kuroo sering mengajakku main voli sekaligus olahraga, menurutku mungkin karena tubuhku yang sudah lama gak olahraga, jadi tegang dan langsung drop. Maksudku, yang penting ini bukan salah Kuroo." Jawabnya secara beruntun dan terbata-bata.

Ini pertama kalinya aku mendengar dia berceloteh panjang lebar seperti itu. Walau tanpa ekspresi, tapi aku tahu dia berusaha untuk tidak menyalahkan ku.

Dan aku baru sadar akan hal ini, ternyata Kenma pernah berceloteh panjang padaku, tapi karena sudah lama aku tidak nostalgia, jadi aku menganggap Kenma yang sekarang ini tidur berbaring di ranjangnya adalah anak yang tidak banyak bicara.

Kembali lagi bernostalgia, kalau tidak salah aku sempat menanyakan soal Ayah Kenma pada Ayahku. "Ayah, dimana Ayahnya Kenma?"

Yang aku lihat dari raut wajah Ayahku adalah raut wajah yang belum pernah aku lihat darinya. Kesal.

Lalu dia menjawab, "Dia pergi dinas ke luar negeri, mungkin bulan depan dia balik. Selama Ayah Kenma pergi dinas, kita lah yang menjaganya. Tetsurou mau kan menjaga Kenma?"

Dengan polosnya aku menjawab, "iya, aku akan menjaga Kenma sampai kita dewasa!" Mana lantang juga.

.
.

Tapi nyatanya sampai sekarang pun aku tidak pernah melihat Ayah Kenma datang ke rumah. Aku tidak mau berburuk sangka padanya, namun kejadian pagi tadi dimana seorang gadis berkata kasar, mengejek Kenma dengan fitnah soal Ayahnya dan Ibunya, aku semakin bingung dan prasangka ku semakin kuat.

Apa yang telah terjadi?

•••==•••==•••
TBC

"... Nanti malam aku mampir ke bilikmu ya. Mau curhat"

"Tentu, datang saja kapanpun yang kamu mau"

Continue Reading

You'll Also Like

1.8K 157 3
⚠️Fang Harem ⚠️Out of Character ⚠️BoyXBoy ⚠️Incest *** "Life for fun. You are good to me then i will be good to you too. It doesn't matter if you're...
236K 35.4K 64
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
129K 10.1K 87
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
308K 23.6K 108
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...