Cinderella's Beast

By ramanianandha

97K 8.1K 555

*Sequel of Cinderella's Stepsister* Tujuh tahun sudah berlalu sejak ia mengetahui semua kebenaran tentang hid... More

Prolog
Part 1 - Learning to Accept
Part 2 - New Beginning
Part 3 - Karin's Scheme
Part 4 - Two Wishes
Part 5 - Bad News
Part 6 - That's How It is
Part 7 - Come Back
Part 8 - Encounter
Part 9 - Prejudice
Part 10 - An Act
Part 11 - Beginning of Destruction
Part 12 - You're Not Alone
Part 13 - Midnight Hell
Part 14 - Shedding of Tears
Part 15 - The Deal (1)
Part 16 - The Deal (2)
Part 17 - The Deal (3)
Part 18 - The Deal (4)
Part 19 - Heart Attack
Part 20 - Gone to Soon
Part 21 - Following You
Part 22 - Stay Strong
Part 23 - Smoke and Mirror
Part 24 - No Future
Part 25 - A Half-Truth
Part 26 - The Absolute Truth
Part 27 - My Prisoner
Part 28 - Future Looks Good
Part 29 - Sincere
Part 30 - Play Along
Part 31 - It's Complicated
Part 32 - See You Soon
Part 33 - Who are you?
Part 34 - Don't do stupid things
Part 35 - I need to see you
Part 36 - How it happened
Part 37 - Take Care of You
Part 38 - Make-Believe
Part 39 - Silent Wedding
Part 40 - We're So Messed Up
Part 41 - The Distance Between Us
Part 42 - Do You Miss Me?
Part 43 - Let's make a Deal
Part 44 - Anything You Want
Part 46 - Another Half Truth
Part 47 - Collateral Damage (1/2)
Part 48 - Collateral Damage (2/2)
Part 49 - Plan
Part 50 - Unpleasant Feeling
Part 51 - Small Talk
Part 52 - Blood or Water
Part 53 - Away
Part 54 - Numb
Part 55 - Small Talk
Part 56 - That Day
Part 57 - Resolution
Part 58 - Miles Away
Part 59 - Leap of Faith
Part 60 - One Step at a Time (END)
Author's Note
Epilog 1 - Nightmares
Epilog 2 - We'll be Ok
Epilog 3 - Thank You
REVISI *Giveaway Time*
GA's Winner

Part 45 - Fighting Our Demons

233 41 1
By ramanianandha

Ella hampir tidak mengingat kapan terakhir kali dirinya menginjakkan kaki di Kediaman Wijaya. Bila mengingat sejenak ke belakang, sejak kematian sang Ayah dirinya menghabiskan waktu di rumah sang Kakak atau di apartemen Reno. 

Tadi saat Reno menawarkan diri untuk turun dan menemaninya, Ella dengan tegas menolak. Ia tidak ingin membuat Mama kembali histeris bila melihat Reno menginjakkan kaki di sini. Awalnya Reno meminta Ella untuk kembali ke rumah Danu, namun entah mengapa ia sangat ingin kembali ke sini. Sudah terlalu lama ia menghindari rumah yang menjadi bagian hidupnya itu.

Ella merebahkan diri di kasur sambil menatap langit-langit kamar, sejenak memejamkan mata dan menghirup udara di sekitarnya. Seperti baru kemarin ia menghabiskan waktu di kamar ini dan sang Ayah akan tiba-tiba muncul hanya untuk berbincang. 

Sambil tersenyum, Ella mencoba merangkum emosi yang dirasakannya selama ini. Ia perlu segera mencapai tahap terakhir dari lima tahap kesedihan di hidupnya, Acceptance. Ia hanya anak tujuh belas tahun yang menyadari bahwa ibu yang melahirkan dan tidak pernah ditemuinya itu tidak dicintai suaminya. Sang Ibu hanya kurang beruntung mencintai seseorang yang tidak mencintainya kembali, tapi bukan berarti ibu berhak memaksakan pria itu untuk bersamanya kan? Mendapatkan raganya tapi tidak hatinya, untuk apa? Dalam prosesnya membuat sebuah keluarga lain menderita. Kak Kyra...

Yah, semua memang harus terjadi bukan? Kalau tidak begitu Kak Kyra tidak akan pernah bertemu Kak Danu.

Ella pun mengangguk setuju dengan benaknya yang sedang berbicara. Apa ia menjadi seperti sang ibu? Tidak tahu kapan waktunya berhenti? Ella sadar ia sudah melewati batas, berharap Reno bercerita padanya tentang apa yang dialami pria itu sedangkan tidak ada apapun untuk mereka di depan. Ia tahu ia harus menjauh, tapi kenapa sangat sulit? 

Gadis itu akhirnya membuka mata dan duduk tegak di tengah kasur, sambil menyilangkan kedua kakinya pandangan Ella mengamati isi kamar lamanya itu. Tidak ada yang berubah, hanya dirinya yang semakin hampa akhir-akhir ini. 

Sang Mama bahkan tidak menyapa saat melihat Ella masuk rumah, mereka benar-benar seperti orang asing. Andai saja ia tidak pergi, andai saja Papa masih di sini.

Setidaknya Mama terlihat lebih sehat, El.

Ella tidak tahu sikap positif atau penyangkalan yang sedang diucapkannya untuk diri sendiri.

Tanpa sadar air mata sudah menetes di pipinya, Ella mencoba menghirup udara sebanyak-banyaknya dan mengembuskannya perlahan. Ini tidak mudah, pikir Ella. Nyatanya meskipun ia mencoba menenangkan diri, air mata yang tumpah tidak kunjung reda. Ia semakin terisak hingga menangkupkan kedua tangannya ke wajah untuk meredam suara tangis.

Semua pikiran yang ia singkirkan bila sedang bersama orang lain kini mulai bermunculan, rasa penyesalan, kehilangan, marah, sedih, kecewa semua melebur jadi satu. Ella sendiri tidak tahu bagaimana caranya keluar dari pusaran kehampaan yang menghampirinya.

Bunyi dering ponselnya membuat Ella meraih tas tangan yang diletakkannya di ujung kasur, sebuah nomor tidak dikenal muncul di layar ponselnya. Merasa tidak pada kondisi yang memungkinkan untuk bicara, ia pun menekan tombol volume down untuk membuat ponselnya dalam mode hening. 

Dering ponselnya kembali terdengar, membuat Ella akhirnya menyerah dan menekan tombol hijau namun kali ini tanpa melihat caller id pada layar, "Halo?"

****

Reno bersandar di pintu kamar Ella sambil mendengar gadis itu berbicara pada seseorang di ujung sambungan telepon. Wajah gadis itu menunjukkan banyak ekspresi, membuat Reno bertanya-tanya siapa penelpon yang membuat gadis itu kelabakan saat ini. 

Rasa penasaran Reno semakin memuncak saat Ella berubah pucat ketika melihatnya dan tanpa sadar mematikan sambungan teleponnya  lalu menaruh kembali ponsel ke dalam tas tangannya.

"Kenapa Kak Reno ada di sini?" tanya Ella dengan suara serak, gadis itu kemudian berdeham beberapa kali untuk mengembalikan suaranya.

"Entah, aku hanya ingin memastikan kondisimu baik-baik saja," Reno berjalan perlahan menghampiri Ella dan duduk di pinggir ranjang, meninggalkan pintu kamar terbuka. Kebiasaan Reno yang membuat Ella menghormati pria itu, terlebih sejak kasus mereka yang membuat sang Ayah terkena serangan jantung. Seakan pria itu pun memiliki trauma yang tidak disadari.

"Lihatlah wajahmu, baru kutinggal beberapa menit and look at you, fighting with your demons already."

Reno mengusap sisa air mata yang tertinggal di pipi gadis itu, membuat Ella menggelengkan kepala kuat-kuat dan mendorong Reno menjauh.

"Ini tidak adil." Gumam Ella tidak terima, membuat Reno menaikkan satu alisnya bingung dengan tingkah gadis itu.

"Apanya?"

"Kamu tidak bisa terus menerus berada di sisiku, Kak. Bagaimana aku bisa... bagaimana..."

Bagaimana bisa aku melupakanmu saat kamu selalu ada untukku seperti ini?

Tentu saja semua itu tetap tidak terucap dan hanya tertahan di benak Ella.

"Ella?" Reno masih menunggu gadis itu melanjutkan ucapannya.

"Maksudku, bagaimana bisa kamu menebak dengan benar kapan aku sedang meratapi diriku sendiri? Dan apa kamu tidak ada kerjaan lain selain mengawasiku?"

"Aku tidak mengawasimu, Ella. Aku hanya merentangkan tangan."

"Merentangkan tangan?" Ella bingung dengan pilihan bahasa pria itu, karena saat ini yang Ella lihat hanya sosok Reno yang duduk diam menghadapnya. 

"I'm here for you, Ella."

Air mata Ella kembali menetes, kali ini lebih kencang dari sebelumnya. Gadis itu meraih sebuah bantal di belakangnya dan melemparkannya pada Reno. Kencang. 

Reno berhasil menghindari serangan Ella kini dihadapkan dengan pukulan gadis itu yang tentu saja dapat ditepis Reno dengan mudah hingga kini kedua tangan Ella berada di genggamannya. "Kamu sadar Kak? ltu kalimat terkejam yang bisa kamu katakan padaku. Disaat kita tahu kamu tidak akan ada disini untukku cepat atau lambat."

"Now you know exactly what I feel everytime you hug me, Mungil."

Ella terdiam, gerakannya pun berhenti. Gadis itu menghela napas panjang kemudian menghirup udara sebanyak-banyaknya untuk menenangkan diri. Pandangannya tidak lepas dari pria yang masih diam menatapnya lembut dengan kedua tangan pria itu menggenggam tangannya erat.

"Everything will be Ok, El. Kamu kan yang sering bilang begitu? I'll be here for as long as I can. I'll be with you until we win this fight."

"Aku merindukan Papa, Kak."

"I know."

"Andai aku tidak pergi..."

"Maka selamanya kedua kakakmu tidak akan menjadi bagian utuh dari keluarga Wijaya, orang-orang tidak akan mengenal mereka dan Kak Danu selamanya akan di cap sebagai pria yang menikahi wanita tidak jelas asal usulnya bukannya keturunan Wijaya."

Ella terkejut mendengar jawaban Reno, tidak sekalipun ia mengira sang Kakak akan mendapat cemooh orang lain. Ella tidak tahu akan ada banyak sudut pandang dari semua masalahnya, "Andai aku tidak berada di kamar hotel itu."

"Well, andai AKU tidak mendatangimu. Tell me, apa yang akan kamu lakukan kalau kamu tidak mengurung diri di kamar itu Ella?"

Gadis itu terdiam sejenak sambil memikirkan jawabannya, "Aku akan pulang ke rumah. Mengunci pintu kamar dan..." 

Reno tersenyum melihat wajah Ella yang semakin panik, "Lihat? Semua yang kita lakukan dalam hidup kita adalah pilihan yang kita ambil Ella. Baik atau buruk kita harus menjalaninya. Bisa jadi apa yang kita pilih saat itu sedikit lebih baik dari pilihan yang tidak kita ambil, dan itu artinya kita sudah berusaha sebaik mungkin, sebisa kita pada saat itu."

"Termasuk ucapan Kak Reno padaku?"

"I'll just have to live with it, saat itu aku tidak tahu apa yang sedang kamu alami dan aku juga sedang mengalami hal berat. I took you for granted*. Itu salah, dan aku mengakuinya."

"Karena Bibi?" tanya Ella pelan, rasa penasaran membuatnya nekat menanyakan hal yang ia tahu pasti tidak akan dijawab Reno, seketika ia kembali teringat panggilan telpon tadi.

"I face my demons** too, El."

***

*To underestimate or undervalue someone or something; to not properly recognize or appreciate someone or something. 

**An expression used to signify a person fighting against an inner battle. Often due to traumatic experiences or depression.









Continue Reading

You'll Also Like

45.5K 7.6K 76
Sebuah kerajaan dengan segala intriknya. Sang pewaris tahta dengan segala misteri dan rahasianya. Sebuah tempat tersembunyi dengan keindahannya. Kebe...
52.8K 5.6K 34
Rara Ayu Putri Anastasya, seorang gadis kelahiran Jakarta yang menetap di Surabaya mengalami peristiwa aneh yang membuatnya terjebak dimensi waktu 60...
2.1M 20.2K 25
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
85K 5.1K 39
[COMPLETED] ❤ A MODERN ROYAL LOVE STORY ❤ Putri Mahkota Audrina Rosemary La Corsiva De Gallardino harus mengalami nasib tak pernah mengenal ibunya, R...