Self Forced Marriage

By spicypastaaa

98.1K 17.8K 2.1K

"Mau gimana? Sudah gak ada waktu lagi." More

01. The Wedding Party
02. Basic Life Question
03. Not So Peaceful Day
04. 45 Minutes Into You
05. Would You?
06. Takoyaki Lunch
07. Cieee
08. Mom to the Rescue
09. Change of Mind
10. Rumah Camer
11. The Besties and The Enemy
13. Apartment
14. Pertemuan Orang Tua
15. Gaun, Canggung, Bibir
16. Melt Like A Butter
17. Miguel, Si Pengganggu
18. Pamit & Undangan
19. Dipingit
20. Riweuh Day!
21. Now, It's Gotta Be You
22. Bali Bikin Bingung
23. Game On
24. Matahari Saat Badai
25. Kembali ke Ibukota
26. Cemburu Tanda Apa?
27. Sebagai Istri dan Sebagai Calon Ibu
28. Tame the Lioness
29. Bahagia dan Sedih
30. Is This How Siblings Supposed To?

12. Officially Dilamar

2.6K 605 128
By spicypastaaa

"Roseanne," panggil Jeffian.

Sedari tadi ia perhatikan, setelah mereka sampai di restoran dan memesan makanan, fokus Roseanne langsung teralihkan pada ponselnya. Gadis itu terus tersenyum sembari melihat layar ponselnya itu.

"Hm?"

"Gak ada minat buat nengok ke aku gitu? Aku sudah berusaha tampil secakep mungkin kok kamu anggurin?" tanya Jeffian pada Roseanne yang masih terfokus pada ponselnya.

"Hehehe." Roseanne tertawa tapi tidak ditujukan pada Jeffian melainkan pada ponselnya.

Jeffian menghirup nafas dalam-dalam sebelum menghembuskannya dengan jengkel.

"Lihat apa sih?"

Perhatian Roseanne akhirnya teralihkan dari ponselnya, gadis itu menatap Jeffian seraya mengangkat ponselnya, menunjukkan layarnya pada Jeffian.

"Camtono, hahaha, lucu banget dedek-nya," kekeh Roseanne yang menunjukkan video seorang balita perempuan yang kesusahan mengucapkan ice cream.

Jeffian tertawa kecil, bukan karena videonya, melainkan karena tingkah laku Roseanne, "nonton video bayi toh, kirain kenapa gitu kok senyum-senyum sendiri."

"Iya nih lagi suka nonton meme anak kecil," jawab Roseanne dan ia kembali menatap layar ponselnya itu dengan sebuah senyuman yang tidak hilang dari wajahnya.

"Mau?" tanya Jeffian ambigu, berniat menggoda Roseanne.

"Iya, tapi gak sekarang," jawab Roseanne secara serius, pandangan bertemu dengan Jeffian yang cukup terkejut mendapatkan jawaban serius dari Roseanne.

"Jelas, kalau sekarang gak mungkin, kan belum nikah," balas Jeffian.

"Maksud aku sekalipun sudah nikah mungkin juga gak dalam tahun ini gitu," jelas Roseanne.

"Mau fokus karir kan?" tebak Jeffian.

"Nah, tuh tahu, mau nabung yang banyak dulu buat biaya hidup anak kita nanti," jawab Roseanne yang kemudian menatap ponselnya kembali.

Anak ... KITA ... nanti?!!!! Oh my God.

"Oke, aku juga semangat nabung buat dia nanti," balas Jeffian.

Tak lama kemudian pelayan pun datang dan meletakkan makanan yang mereka pesan di atas meja itu. Keduanya lalu menyantap makan malam mereka. Hari demi hari sudah mereka lalui, beruntung Jeffian tidak pernah melihat batang hidung Miguel lagi.

Dan jujur saja, semenjak kejadian di lobby kost Roseanne beberapa hari silam membuat Jeffian menjadi merasa sedikit protektif pada Roseanne.

Heran, ada saja tingkah laku seseorang yang diluar perkiraan.

Jika dipikir-pikir Roseanne pasti takut juga menghadapi Miguel yang bertingkah seperti itu.

"Oh iya, besok jadi kan pindahannya?" tanya Jeffian membuka topik obrolan di sela-sela waktu mereka menikmati makan malam.

"Iya, toh, besok juga hari Sabtu, jadinya harus dimanfaatkan semaksimal mungkin buat pindahan, tapi kita belum bersih-bersih loh?"

"Kan masih ada hari Minggu? Aman lah, bersih-bersihnya pasti cepat kok," ucap Jeffian.

"Bukannya kamu hari Minggu mau lamar aku ya?" tanya Roseanne.

Mendengar pertanyaan Roseanne membuat Jeffian terdiam sejenak. Rencana yang ia susun terpaksa harus berjalan lebih awal karena kekhawatiran Jeffian sendiri setelah kehadiran Miguel yang berpotensi mengancam merebut Roseanne.

Kalau kata member Treasure mah dia harus 'gercep, gercep'.

"Oh itu, ya, uh iya sih," respon Jeffian sedikit salah tingkah.

Namun beruntung Roseanne tidak terlalu menyadari hal itu, ia masih fokus dengan makanannya.

"Jeff," panggil Roseanne.

"Iya?"

"Kadang aku kepikiran, kalau kita sudah nikah tuh ... pembahasan kita berdua apa masih ada? Like, gimana kalau kita kehabisan topik obrolan terus jenuh satu sama lain?" tanya Roseanne.

"Topik obrolan gak bakal habis sih, kan bisa bahas keuangan rumah tangga, rencana kedepan untuk investasi masa depan, anak, orang tua, banyak kok," jawab Jeffian.

Roseanne terdiam memikirkan ucapan Jeffian kemudian mengangguk pelan, "kamu jadi mau pindah kantor?" tanya gadis itu tiba-tiba.

"Maksudnya?"

"Dulu kan kamu ngebet tanya gimana caranya masuk TN Group ke aku kan? Kamu katanya mau masuk situ?" tanya Roseanne yang segera mendapat gelengan kepala dari Jeffian.

"Ogah, ntar aku ketemu sama si Miguel, males banget lihat wajah dia," jawab Jeffian.

"Gak boleh terlalu benci, biasa aja," kekeh Roseanne.

"Tapi aku heran sama dia, bisa-bisanya dia maksa kamu buat jadi pacar dia, like, kamu dah bilang kamu itu tunangan aku gitu, agak gila kali ya?"

"Hm, aku juga kenal orang gila lain yang maksa orang yang baru dikenal buat nikah sama dia," sindir Roseanne sembari tersenyum yang membuat Jeffian panik.

"I-itumah kepepet, gak gila lah," balas Jeffian berusaha membela diri sendiri.

"Oooh, kepepet."

"Udah, jangan bahas lagi, kita move on ke topik lain aja," ucap Jeffian berusaha mengalihkan pembicaraan dan hal itu membuat Roseanne tertawa geli.

"Lucu banget kamu kalau salah tingkah."

LUCU????? Buset, makin salah tingkah gue!

"Roseanne, bisa gak usah gitu?"

Namun Roseanne justru semakin menikmati Jeffian yang salah tingkah, ia kini bertopang dagu dan menempatkan seluruh atensinya pada Jeffian, "gitu gimana, Jeffian ku?"

"Roseanne," gumam Jeffian semakin salah tingkah dan panik.

Jeffian ku? Aduh, kenapa gue hari ini gampang baper sih?

"Hahahahaha! Lucu banget telinga kamu sampai merah gitu," tawa Roseanne.

"Ih, awas ya, aku balas nanti!" seru Jeffian sembari menutup kedua telinganya yang membuat Roseanne semakin tertawa karena tingkah pemuda itu.

"Loh, kok beraninya sama cewek sih, sayang?" ejek Roseanne.

"Roseanne, udah cukup," ucap Jeffian pasrah, ia kembali memakan makanannya dengan telinga yang masih merah.

"Hahaha, iya iya, aku berhenti," kekeh Roseanne.

Jeffian sampai jadi tidak fokus bahwa tujuannya hari ini mengajak Roseanne makan malam adalah untuk melamar gadis itu. Aduh, hancur sudah momen romantis. Jeffian sudah tidak bisa membangun suasana romantis karena dia sudah terlanjur salah tingkah.

Apa gue pending aja lamarannya jadi Minggu besok?

♒♒♒

Roseanne dan Jeffian sudah dalam perjalanan balik menuju kost gadis itu. Kini waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam dan mereka terjebak kemacetan di pusat ibu kota Jakarta. Bonusnya, selain macet kini juga hujan.

"Ini pada mau ke mana sih orang-orang? Sudah hampir 30 menit kita gak gerak loh?"omel Roseanne sembari memakai jaket ekhem milik Jeffian ekhem karena ia kedinginan.

"Ini aku cek google katanya banyak pohon tumbang gitu di depan, masih proses pembersihan gitu, jadinya macet, terus banjir juga," jawab Jeffian yang membuat Roseanne langsung mengecek apakah di sekitar mereka ada pohon atau tidak.

Untungnya mereka benar-benar di tengah jalan, cukup jauh dari bahu jalan, terlebih pohon di area mereka berada tidak terlalu besar.

"Kadang aku mikir buat pindah ke daerah yang lebih sunyi gitu," gumam Roseanne.

"Ide bagus, habis nikah bisa tuh kita pindah ke New Zealand," respon Jeffian.

"Terus kerjaan kita?"

"Oh iya, lupa, hm, ya cari kerja di sana," jawab Jeffian.

"Mudah banget ngomongnya, hm."

Jeffian melirik Roseanne yang kini bersandar di kursi mobil, menatap lurus ke depan. Wait, suasana di mobil ini terasa cukup ... romantis?

Lampu-lampu mobil yang bersinar, suara hujan yang terkena kaca mobil, lantunan lagu the1975 yang menggema pelan dari audio mobil, keadaan yang cukup dingin dan remang-remang di dalam mobil ... hihi.

"Apa? Kok ngelihatin?" tanya Roseanne yang rupanya kini sudah menatap Jeffian balik.

Oke, Jeffian, man up! You got this! Show her who's the dominant one here-

Jeffian meraih tangan Roseanne yang membuat gadis itu terkejut, "kenapa?"

Pemuda itu menghirup nafas dalam-dalam sebelum satu tangan lainnya ia gunakan untuk merogoh saku celananya, mencari box velvet yang ia simpan sedari tadi di sana.

"Jeff?"

Jeffian menarik keluar box velvet dan membukanya dengan satu tangan saja, "Roseanne, mungkin kita berdua sudah saling tahu jawabannya, but I want to make it official, so ...."

"Roseanne, will you marry me?"

Gadis di hadapannya tersenyum, ia menatap dua cincin perak yang memiliki desain sama hanya berbeda ukuran saja.

"Sudah bukan would you lagi ya?" kekeh Roseanne.

Jeffian tertawa kecil dan kemudian Roseanne mengangguk, "yes, I will, Jeffian."

Pemuda itu tersenyum seraya memasangkan cincin yang ia beli beberapa hari lalu dan tanpa ia sangka ukuran yang ia beli begitu pas melingkar di jari gadis itu, padahal ia hanya menebak saja.

"Cantik banget, Jeff," ucap Roseanne setelah memasangkan cincin yang sama ke jari Jeffian, memandang cincin yang berada di jari mereka masing-masing.

Jeffian tidak langsung menjawab gadis itu, ia masih tidak bisa percaya bahwa dirinya sudah sampai pada tahap dia sudah bertunangan dengan orang lain. Terlebih orang itu adalah orang yang benar-benar baru hadir ke dalam kehidupannya.

Secepat itu.

"Terima kasih, Jeff," ucap Roseanne sembari mengangkat wajahnya untuk menatap Jeffian.

Tidak terduga, jarak wajah antar keduanya kini cukup dekat, rasanya hanya sedikit mencondongkan badan Jeffian sudah dapat mencium Roseanne. Atau ... ia lakukan saja?

Jeffian menggerakkan badannya mendekat secara perlahan, otomatis mempersempit jarak di antara kedua wajah mereka. Roseanne sadar apa yang akan Jeffian lakukan kepadanya, tetapi ia juga tidak berniat untuk menarik diri menjauh.

Sebuah kecupan tidak akan masalah bukan?

Gadis itu perlahan mulai menutup matanya saat ia merasa ujung hidungnya sudah bertemu dengan ujung hidung Jeffian. Apakah akhirnya ia dapat merasakan first kiss nya sekarang? First kiss dengan tunangannya?

Dan ... Roseanne akhirnya merasakan permukaan bibir Jeffian.

Tetapi bukan di bibirnya, melainkan di pipi gadis itu.

Roseanne pun membuka kedua matanya dan melihat Jeffian yang tersenyum padanya dengan begitu manis, menampakkan kedua lesung pipinya.

"Di bibirnya nanti kalau sudah nikah," bisik Jeffian yang membuat pipi Roseanne langsung merona merah, jantung berdegup cepat.

Gadis itu segera membuang pandangannya keluar jendela karena ia begitu malu, entah malu karena ia tampak berharap Jeffian mengecup bibirnya, atau malu karena ucapan Jeffian baru saja atau malu karena fakta bahwa Jeffian yang masih belum melepas genggaman tangannya hingga detik ini.

Mau menyublim aja, please!

♒♒♒

Kupu-kupu di perut 🦋

spicypastaaa 🍝

Continue Reading

You'll Also Like

82.7K 8.7K 26
"Tunggu perang selesai, maka semuanya akan kembali ketempat semula". . "Tak akan kubiarkan kalian terluka sekalipun aku harus bermandikan darah, kali...
298K 26.4K 51
Tidak pandai buat deskripsi. Intinya ini cerita tentang Sunoo yang punya enam abang yang jahil. Tapi care banget, apalagi kalo si adek udah kenapa-ke...
403K 29.6K 39
Romance story๐Ÿค Ada moment ada cerita GxG
556K 57K 28
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ โ€ผ๏ธ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...