Double update nya tengah malem gini.. huhu
Semoga salah satu dari kalian masih ada yang bangun yaaa 🤗
Enjoy!
[ 🍓 ]
Mungkin acaranya cukup mewah, tapi dengan sedikit para tamu undangan yang hadir.
Hari ini, semuanya berjalan dengan lancar.
Pernikahan, acara inti ucap janji suci, sukses di laksanakan dengan sangat baik oleh kedua mempelai.
Ya walaupun di dalam hati masing-masing mempelai, pasti ada rasa kaget dan juga masih ga percaya satu sama lain..
Wajar, karena pernikahan ini, bukan kemauan dari mereka berdua,
Karena pernikahan ini, pure atas kesepakatan kedua belah pihak keluarga, yang menjodohkan mereka.
Malam tiba, semua acara sudah selesai.
Tentu aja, Jeongguk langsung dibawa pergi ke rumah Taehyung untuk menetap mulai malam ini disana.
Percaya ngga percaya, tapi ini nyata.
Dia masih ngga nyangka, kalo hari ini, dia udah resmi menikah dengan seorang dokter tampan yang rupawan.
Ah sialan.
Taehyung masuk ke dalam kamar, di susul oleh Jeongguk di belakangnya.
"Nah, ini.. Kamar saya, yang mungkin sekarang, sudah akan jadi kamar kita berdua?"
Sontak Jeongguk mengerjap, masih kaget.
Taehyung menghembuskan nafasnya, sebenarnya dia juga masih ga nyangka sama pernikahan ini.
Jeongguk dengan tangannya yang saling bertaut, ia hanya bisa mengangguk.
Atmosfer mendadak mendukung kecanggungan diantara keduanya.
"Emm.. kalau misal kamu keberatan kita berada dalam satu kamar seperti ini, saya bisa kok, pindah ke kamar sebelah?"
"Eh?"
Dokter tampan itu mendekat, dengan setelah jas pernikahan yang masih apik menempel di tubuhnya.
Tubuh Jeongguk mundur, seiring dengan pergerakan Taehyung yang maju.
Dokter itu terkekeh geli melihat pergerakan suami barunya tersebut.
"Chill, Jeongguk. Saya tidak apa-apa kan kamu, kok."
"Cuma ingin ngobrol dalam jarak dekat seperti ini?"
Memang dekat, mungkin terhitung jaraknya hanya beberapa langkah?
Mereka kini saling bertatap-tatapan satu sama lain.
"Terimakasih banyak ya untuk hari ini?"
"Kamu akhirnya bisa menjalankan semuanya dengan baik."
"Bukan kamu saja, mungkin saya juga?"
Taehyung terkekeh geli, menunduk.
"Ya.. lebih tepatnya, kita?"
Bibir Jeongguk terlipat, ia mengerjap beberapa kali.
"Selamat istirahat, Jeongguk. Malam ini, kamu tidur disini, biar saya di kamar sebelah."
"—heum?"
Lantas, Taehyung pun bergegas untuk keluar kamar itu, namun ketukan sepatu terdengar berbalik lagi oleh Jeongguk.
"Oh ya, kalau ada sesuatu, kalau kamu butuh bantuan, boleh langsung kasih tau saya aja, ya?"
"Kamar saya ada di sebelah."
Ucapnya final, sebelum akhirnya pria itu pun keluar dari kamar, meninggalkan Jeongguk sendiri yang masih mematung, memproses semua ucapan dari Dokter tersebut.
Yang notabene, kini adalah suaminya.
Ketika pintu sudah di tutup rapat, Jeongguk merosotkan tubuhnya ke lantai.
Bersimpuh dan menghela nafas panjangnya.
"Ada apa sama hari ini Ya Tuhan.."
"Kenapa semua ini terjadi sama gue sih.."
Lirihnya sebelum akhirnya, ia pun bergegas untuk mengganti pakaiannya dan lanjut untuk tidur.
[ 🍓 ]
Pukul 3 dini hari, Jeongguk terbangun, tenggorokannya terasa kering dan haus sekali.
Maka ia pun bergegas untuk menuju ke luar kamar dan mengetuk pintu kamar sebelah beberapa kali.
Tak lama kemudian, munculah Taehyung di balik pintu yang terbuka itu.
"Hey? What's wrong?"
"—kok kebangun?"
Jeongguk dengan ekspresi ngantuknya hanya bisa mengangguk pelan.
"Temenin gue, boleh?"
Alis Taehyung terangkat,
"Tentu, kemana?"
"Pipis.."
Taehyung sedikit tercengang, namun akhirnya senyuman tipis pun menjadi tanda.
"Oh, ke kamar mandi?"
"Hum.."
"Padahal, kamar mandi sudah ada di kamar kamu lho, Jeongguk."
Jeongguk mengerjap pelan.
"Iya kah?"
"Iya, memangnya nggak lihat?"
Jeongguk menggeleng pelan,
"Gue tuh haus juga sebenernya, tapi.. pengen pipis juga.. jadinya bingung.."
.
Astaga, suara parau itu kenapa gemas sekali sih?
Maka Taehyung hanya bisa mengangguk dan mulai menuntun tubuh Jeongguk untuk kembali ke kamarnya.
"Mau pipis dulu, atau minum dulu?" tanya Taehyung ketika mereka sudah ada di depan pintu kamar mandi.
"Pipis dulu deh.." jawabnya.
"Okee,"
Taehyung pun membuka pintu toiletnya dengan hati-hati,
"Nah, sudah terbuka. Gih masuk?"
"Lho? Temenin dong~"
"H-hah?"
Jeongguk menoleh dengan mata sayunya.
"Kenapa? lo ngga mau nemenin gue pipis?"
"E-eh bukan begitu.."
"Temenin.. ini kan kamar mandi lo, jadi gue masih ga paham sama letak dan isi-isinya."
Ah, begitu rupanya alasannya.
Lantas, mau gimana lagi? Taehyung akhirnga menurut dan menuntun kembali pemuda itu untuk masuk ke dalam kamar mandi miliknya.
Jeongguk di bawa ke depan closet miliknya dan membuka penutupnya dengan perlahan.
"Silahkan," ucapnya gugup.
Jeongguk dengan sembarangnya pun membuka celana piyamanya di depan Taehyung.
Mengeluarkan miliknya dengan bebas di depan mata Taehyung sekaligus.
Taehyung yang melihat itu semua, reflek mengalihkan pandangannya ke lain arah.
Jantungnya berdegub kencang, entah kenapa.
Masalahnya, bisa-bisanya Jeongguk mempertontonkan miliknya di hadapannya dengan sebebas itu?
Taehyung menelan ludahnya kasar, kala bayang-bayang milik Jeongguk, juga kedua bongkahan itu yang sialnya sedikit terlihat tadi.
Terdengar suara buangan air, Taehyung akhirnya bisa bernafas lega.
Jeongguk berbalik, dan tiba-tiba saja menubrukkan badannya pada tubuh Taehyung.
Untung, Dokter itu cepat tanggap.
"Uhh.. Pengen minum susu~" lirih pemuda tersebut.
Taehyung paham, kalau Jeongguk sedang dalam mode ngantuk, tapi kalau modenya seperti ini,
Apa Dokter Kim bisa menahannya?
"A-ah s-susu? Jeongguk mau—m-minum susu?" gugupnya bertanya.
Jeongguk lantas mengangguk dalam bahu pria itu.
"Iya, biasanya Mommy suka kasih susu kalo malem, tapi kayaknya sekarang udah ga bisa.. terus gue harus gimana.."
Menggemaskan sekali, sialan.
Senyuman tiba-tiba terukir dari belah bibir Taehyung.
Tipis sekali.
"Ya gapapa, sekarang kan kamu tinggal bersama saya, ya jadi otomatis, yang akan kasih susu untuk kamu, ya saya?"
"Emang lo ga keberatan?"
Taehyung bergeming.
"Emm—t-tidak kok!"
"Yaudah, buatin kalo gitu ya? maaf banget nyuruh-nyuruh tapi gue emang gini orangnya, suka nyusahin huhuhuhu.."
Apa itu barusan?
Kenapa jadi lucu sekali?
"No problem, Jeongguk. Saya akan berikan."
"Tapi.. kamu mau nunggu sebentar? soalnya dirumah ini ngga ada stok susu, saya akan beli dulu ke minimarket depan, gimana?"
"Uh?? Beli dulu? Lama dong?"
"Engga, sebentar kok. Bisa kan, nunggu?"
Lantas Jeongguk pun mengangguk lucu.
"Yaudah deh, biar gue nunggu aja disini."
"Yasudah, kamu tunggu sebentar ya? di kasur, Oke?"
"Okeyy,"
"Good, ayo saya antar ke kasur.."
Maka setelahnya, Taehyung pun membawa tubuh Jeongguk keluar dari kamar mandi dan di dudukan kembali di atas kasur miliknya.
Jeongguk itu sepertinya setengah sadar, karena lihatlah kini matanya yang memejam sepenuhnya.
"Gue udah disini, yaudah sekarang lo beli deh susu nya, gue tungguin."
"Ah—Oke oke, tunggu sebentar ya?"
"Hum.."
"Lo hati-hati ya? ini.. udah malem kan?"
Taehyung yang akan memakai coat lalu mendengar hal tersebut seketika pergerakannya terhenti.
Senyuman terulas secara reflek.
Ternyata, Jeongguk masih bisa memperhatikannya, eh?
"Iyaa, terimakasih untuk ucapan hati-hatinya, saya akan hati-hati kok."
"Okey!"
Lihat? Lucu sekali.
Posisi duduk di atas kasur, memeluk bantal putih miliknya, mata terpejam dengan tangan yang kini membentuk pola ' oke '
Taehyung, sukses terkekeh kecil disana.
Memakai coatnya dengan cepat, lalu kembali pada Jeongguk hanya sekedar untuk mengusak rambut pemuda itu.
"Saya pergi dulu ke depan sebentar ya? kamu tunggu disini."
"Iyaaa, hati-hati ya, Pak Dokter?"
"Baik, bayi."
Ucapan melirih sekaligus kata yang mungkin akan ia tetapkan sebagai panggilannya pada Jeongguk kali ini.
Bayi?
Iya, itu kata yang pantas sekali untuk memanggil Jeongguk.
[ 🍓 ]
Menurut porsi kalian, ini manis ngga sih???
kalau kurang manis bilang aja ya,
Kalau kelebihan sampe bikin enek dibacanya juga, bilang aja, oke?
Ramein ya guys, biar aku makin semangat update part selanjutnya 🤗
See you! 💜