[KookHope] - Our Destiny

By Panda_Gosong

7.4K 1.5K 176

Hoseok, 30, tidak tahu harus bagaimana saat ada seorang pemuda tanggung yang mendekatinya. Pahitnya kisah cin... More

Prolog
I
II
III
V
VI
VII
VIII
IX
X

IV

628 149 11
By Panda_Gosong

     "Jungkook-ssi?"

     Jungkook berbalik dan menemukan Hoseok yang berdiri di belakangnya seraya tersenyum. "Oh, ternyata benar..."

     Jungkook yang tadinya sedang memilih buku sketsa seketika langsung terdiam melihat senyum manis Hoseok.

     "Se-selamat malam, Hoseok-ssi. Ingin...beli alat gambar?"

     Hoseok mengangguk. "Untuk tugas menggambar Minjeong di TK. Jungkook-ssi sendiri?"

     "Ha-hanya membeli kuas dan beberapa cat minyak dan akrilik."

     "Kau seorang pelukis?"

     "Bukan. Cuma sekedar hobi di waktu luang..."

     "Ooh..."

     Setelah itu mereka berdua diam dan kembali sibuk dengan belanjaan masing-masing. Hoseok kembali asyik memilih buku gambar dan crayon untuk Minjeong, sementara Jungkook berusaha sibuk memilih buku sketsa. Walau nyatanya dia tetap saja berulang kali mencuri pandang ke arah Hoseok.

     Jungkook tidak tahu, apa hal seperti ini bisa dikatakan sebagai takdirnya atau tidak. Tapi dia merasa, ke depannya nanti dirinya akan semakin sering bertemu dengan Hoseok. Entah itu insting, atau karena dia sedang jatuh cinta saja. Tapi yang jelas, Jungkook tidak akan mundur untuk mendekati Hoseok meakipun dia belum bisa menunjukkannya secara terang-terangan.

     Bunyi ponsel Hoseok sedikit mengagetkan Jungkook dari lamunannya.

     "Halo, appa..."

     'Oh, dari ayahnya...' Jungkook membatin sambil sesekali melirik Hoseok.

     "Aku masih di mall. Di toko buku lebih tepatnya. Bilang pada Minjeong sebentar lagi aku pulang. Makan malam ingin dibelikan apa?"

     Jungkook tersenyum mendengar betapa perhatiannya Hoseok. Dia menjadi merasa dirinya tidak salah jatuh cinta pada pria manis itu.

     "Oh, eomma sudah masak? Ya sudah kalau begitu Hoseok beli puding dan kue saja untuk dessert, ya? Hoseok tutup dulu teleponnya, appa..."

     Hoseok kemudian memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya dan segera menuju kasir. Di saat itulah Jungkook tak sengaja melihat sosok lelaki tinggi yang mengenakan sweater hitam, celana jeans abu-abu, dan bucket hat hitam. Wajahnya tidak terlihat jelas karena tertutup kacamata frame bundar dan juga masker. Dia terlihat mengikuti Hoseok, namun dengan menjaga jarak. Jungkook langsung menyusul ke kasir dan berdiri di belakang Hoseok saat sosok itu nyaris mendekat. Lupakan dulu soal buku sketsa yang hendak ia beli tadi.

     Jungkook sengaja diam dan bersikap seolah tidak tahu tentang keberadaan lelaki asing itu. Setelah urusan belanjanya selesai, Jungkook langsung menuju parkiran. Berdasar percakapan antara Seokjin dan Hoseok saat tahun baru kemarin, Jungkook tahu Hoseok adalah tipe yang tidak terlalu suka membawa mobil pribadinya selain untuk kerja. Jadi dia tebak, Hoseok pergi ke mall menggunakan kendaraan umum seperti bus atau taksi.

     Jungkook menyalakan mesin mobilnya dan langsung keluar dari area parkiran mall. Matanya mengedar menatap ke sekitaran jalan mencari Hoseok. Perasaannya langsung lega saat melihat Hoseok yang berjalan memasuki sebuah warung tenda yang ramai. Sementara itu si lelaki misterius hanya berdiri menunggu tak jauh dari warung itu. Sesekali dia terlihat mengecek ponselnya.

     Setelah mendapat tempat parkir, Jungkook segera melapisi sweaternya dengan padding jacket dan syal. Tak lupa dia juga memakai topinya. Jungkook lalu turun dan langsung masuk ke warung yang Hoseok masuki. Hoseok terlihat sedang memesan seporsi tteokbokki pada bibi penjualnya.

     "Hoseok-ssi."

     Hoseok menoleh ke belakang dengan raut wajah pucat. Hal itu membuat Jungkook yakin kalau Hoseok sudah sadar dirinya diikuti. "Jungkook-ssi..."

     "Ada yang mengikutimu dari tadi." ucap Jungkook yang dibalas anggukan cepat oleh Hoseok. "A-aku sudah tahu diikuti dari keluar pintu mall tadi. Makanya... aku masuk ke warung ini..."

     Jungkook menghela nafas panjang. "Sebenarnya orang itu sudah mengikutimu dari toko buku. Sekarang dia berdiri tak jauh dari warung ini. Sepertinya dia tahu kau tak bawa kendaraan pribadi, Hoseok-ssi..."

     Mendengar perkataan Jungkook semakin membuat Hoseok gemetar. "A-aku harus bagaimana?"

     "Biar aku mengantarmu pulang. Begitu keluar dari warung ini, kita bersikap seolah teman lama yang tak sengaja bertemu di sini saja..."

     Hoseok mengangguk setuju dengan ide Jungkook. Dia menerima pesanan tteokbokki-nya kemudian menyerahkan uangnya pada bibi penjual. Setelah menarik nafas berulang kali, Hoseok pun langsung memulai sandiwaranya begitu keluar dari warung bersama Jungkook. Dia memasang senyum secerah mungkin.

     "Sudah lama tidak bertemu, siapa sangka kita akan bertemu di warung tteokbokki begini, ya? Bagaimana kabarmu, Jungkook?" Hoseok berhasil berbicara dengan lancar dan Jungkook pun membalasnya dengan natural. Mereka benar-benar terlihat seperti teman yang lama tidak bertemu. Sosok lelaki misterius itu sontak mengurungkan niatnya untuk mendekati Hoseok. Dibalik masker, kacamata dan bucket hat-nya, lelaki itu menatap Jungkook dengan raut wajah bingung. Dalam hatinya, Jungkook sempat takut lelaki itu sadar dengan dirinya walau sudah melapisi pakaiannya. Kalau orang itu sudah mengikuti Hoseok dari awal, berarti seharusnya orang itu melihat Hoseok yang berinteraksi dengan Jungkook di toko buku tadi. Makanya sebelum turun tadi Jungkook buru-buru melapisi pakaiannya agar terlihat berbeda. Ia harap orang itu tidak akan menyadarinya saja.

     "Kalau begitu aku pulang dulu, Jungkook."

     "Hyung tidak bawa mobil?"

     "Aku naik bus saja."

     "Kalau begitu ikut denganku saja, Hoseok hyung. Biar kuantar sampai rumah. Udara sedang dingin sekali sekarang..."

     "Apa tidak merepotkan?"

     "Ah, hyung seperti sedang bicara dengan siapa saja. Tentu tidak merepotkan sama sekali. Ayo naik!"

     Jungkook membukakan pintu penumpang untuk Hoseok sebelum dia sendiri duduk di belakang kemudi. Sambil menyalakan mobilnya, Jungkook diam-diam melirik si lelaki misterius yang kini berjalan ke arah halte bus sambil sesekali menengok mobil Jungkook.

     "Maaf aku memanggilmu 'hyung' dengan sok akrab begitu, Hoseok-ssi..."

     Hoseok menggeleng kecil. "Tidak masalah kalau kau ingin memanggilku begitu. Usiaku juga sudah 30 tahun."

     "Tapi tidak terlihat begitu. Kau bahkan terlihat lebih muda dariku, hyung..."

     Hoseok mendongak menatap Jungkook yang tersenyum ke arahnya. Mendadak Hoseok merasakan desiran kecil di hatinya. Dengan cepat ia mengalihkan pandangannya.

     'Astaga, bisa-bisanya aku berdebar karena senyuman bocah sepertinya...'

     Jungkook sekali lagi melihat ke arah si lelaki misterius. Orang itu rupanya masih berada di halte. Setelah memastikan orang itu tidak akan mengikuti Hoseok lagi, Jungkook mulai mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang.

     "Hyung..."

     "Ya?"

     "Apa kau tidak punya kenalan dengan ciri-ciri seperti orang yang tadi? Kurasa mustahil kalau itu sekedar orang asing iseng..."

     Hoseok berpikir sebentar, mengingat ciri-ciri fisik setiap orang yang dikenalnya. Tak lama ia pun menggelengkan kepalanya. "Aku tidak punya kenalan orang yang ciri-cirinya seperti orang asing tadi..."

     Jungkook mengangguk paham. "Kalau aku boleh tahu, di rumah hyung saat ini ada siapa?"

     "Ada Minjeong dan kedua orang tuaku yang datang dari Gwangju. Mereka menginap semenjak malam natal kemarin."

     "Sebaiknya kau beritahu kedua orang tuamu, Hoseok hyung..."

     "Kau benar. Sampai rumah aku akan langsung beritahu mereka. Kau mau membantuku menjelaskan situasinya, kan?"

     "Tentu."

***


   Selain memberitahu orang tua Hoseok, Jungkook juga memberitahu Seokjin selaku teman dekat Hoseok. Panik, Seokjin langsung meninggalkan bakery-nya dan pergi ke rumah Hoseok. Beruntung ada Jisoo yang bisa menggantikannya sementara.

     "Apa dia baru-baru ini saja mengikutimu, Hoseok-ah?"

     "Aku juga tidak tahu, hyung. Aku saja baru sadar diikuti saat di pintu keluar mall. Pantulannya terpampang di pintu kaca mall sedang berdiri dan mengawasiku berjalan. Di situ aku langsung berjalan cepat lalu masuk ke warung tenda yang ramai dan membeli seporsi tteokbokki." ucap Hoseok menjelaskan. Dia bahkan meletakkan bungkusan tteokbokki tadi di atas meja.

     "Tapi aku sendiri sudah melihatnya dari di toko buku, Jin hyung." Jungkook menambahkan penjelasan Hoseok. "Aku dan Hoseok hyung bertemu di area alat gambar dan mengobrol sebentar. Setelah itu kalau tak salah aku lihat Hoseok hyung sedang menelepon..."

     Tuan Jung mengangguk kecil. "Aku yang tadi meneleponnya karena Minjeongie mencari dimana papanya."

     Jungkook tentu saja sudah tahu, tapi dia pura-pura tidak tahu saja. "Kemudian saat aku mau ke kasir, aku melihat orang itu nyaris menempeli Hoseok hyung. Awalnya aku diam saja supaya Hoseok hyung tidak panik sambil menghalau orang itu agar tidak bisa mendekat saat di kasir."

     Nyonya Jung memeluk Jungkook. "Terima kasih banyak sudah membantu Hoseok, nak....."

     "Jungkook. Nama saya Jeon Jungkook, nyonya." Jungkook baru ingat dia belum memperkenalkan diri sama sekali pada orang tua Hoseok.

     Seokjin diam-diam tersenyum kecil menyadari Jungkook yang mendadak dekat dengan Hoseok walaupun karena kejadian tidak mengenakkan seperti ini. Dia berdehem untuk menormalkan ekspresi wajahnya. "Kusarankan besok kau untuk cuti dulu, Hoseok. Mungkin sekitar 2 atau 3 hari."

     Tuan dan nyonya Jung setuju dengan ide Seokjin. Mereka juga berniat mengundur waktu kepulangan mereka ke Gwangju. Mereka tentunya tidak ingin membiarkan Hoseok hanya sendiri dengan Minjeong yang bahkan masih berusia 5 tahun.

     "Jungkook-ah, kau belum mulai semester baru, kan?" tanya Seokjin yang dibalas gelengan kepala oleh Jungkook.

     "Nak Jungkook masih kuliah?" ganti tuan Jung yang bertanya.

     "Ne, saya masih kuliah semester awal, tuan."

     "Oh, maaf. Tadinya kupikir nak Jungkook seumuran dengan Hoseokie..."

     Jungkook hanya bisa menunjukkan cengirannya. Dalam hati dia sibuk menebak apakah maksud tuan Jung wajahnya itu terlihat dewasa, atau hanya sekedar terlihat tua.

     'Apa ketampananku sudah berkurang?' batin Jungkook masih dengan sifat narsisnya yang tidak pernah berubah.

***

     To be Continue . . .

😎

Continue Reading

You'll Also Like

60.7K 182 4
FEM HYUCK! KARYAKARSA ONLY! JOROK BANGET! MINOR DNI! MARKHYUCK AREA "Kisah aca dan selingkuhannya, sopir angkot langganan aca ke pasar, abang malik"
872K 38.6K 97
Highrank 🥇 #1 Literasi (24 November 2023) #1 Literasi (30 Januari 2024) #3 Artis (31 Januari 2024) #1 Literasi (14 Februari 2024) #3 Artis (14 Fe...
243K 19.4K 94
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
658K 31.6K 38
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...