[KookHope] - Our Destiny

Door Panda_Gosong

7.4K 1.5K 176

Hoseok, 30, tidak tahu harus bagaimana saat ada seorang pemuda tanggung yang mendekatinya. Pahitnya kisah cin... Meer

Prolog
I
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X

II

660 157 24
Door Panda_Gosong

Jungkook masih terbayang dengan sosok Jung Hoseok yang begitu menarik perhatiannya. Bahkan hingga berhari-hari setelahnya. Orang tuanya yang menyadari kalau saat ini anak semata wayang mereka tengah jatuh cinta sampai penasaran, dengan sosok seperti apa yang berhasil membuat Jungkook sebegitu terpesonanya.

"Jungkook-ah, tahun baru begini jangan hanya malas-malasan! Sana keluar!"

Tuan Jeon dengan brutal menarik selimut Jungkook dan membuat membuat sang anak menggerutu tak jelas masih dengan mata terpejam. "Ini masih pagi, appa..."

"Masih pagi kepalamu! Ini sudah jam 1 siang!"

Jungkook menggeliat lalu merubah posisi tidurnya jadi menungging. Gemas bercampur kesal, tuan Jeon dengan teganya menendang bokong Jungkook hingga pemuda itu tersungkur dari kasurnya.

"Aduh!!"

"Ayo bangun! Eomma minta tolong dibelikan beberapa macaron di bakery langganan kita."

"Kenapa tidak appa saja yang pergi?" Jungkook akhirnya terbangun seutuhnya. Dia berulang kali mengusap bokongnya yang sakit setelah mencium lantai.

"Eomma meminta kamu yang pergi, Jeon Jungkook. Astaga, kenapa aku bisa punya anak pemalas begini?"

Nyonya Jeon melewati depan kamar Jungkook dan langsung mendelik saat mendengar keluhan dang suami. "Harap berkaca, Jeon Jihwan. Dulu kau tak ada bedanya dengan Jungkook sekarang. Jungkook itu menuruni sifat pemalasmu 100 persen."

Jungkook tertawa melihat ayahnya kena skakmat langsung dari ibunya. Dia pun lalu berdiri dan berganti pakaian. "Eomma, nanti uang kembaliannya untukku, ya?"

"Iya. Makanya sana cepat beli."

Jungkook dengan semangat langsung mengambil sweater dan mantel panjangnya di lemari. Cuaca di awal tahun terasa begitu dingin, jadi Jungkook harus memakai pakaian berlapis.

"Tidak cuci muka dulu? Wajahmu kucel, Jungkook..."

"Hanya keluar untuk beli macaron. Buat apa rapi-rapi?" Jungkook mengedikkan bahunya cuek. Dia tahu dirinya tampan. Wajah kucel pun tidak akan mengurangi kadar ketampanannya.

Setelah menerima uang dari ibunya, Jungkook pun keluar rumah dengan sepeda lipat kesayangannya. Meninggalkan kedua orang tuanya yang berdiri mematung di depan teras rumah bersama 3 asisten rumah tangga yang baru selesai mengurus taman bunga di halaman depan rumah. Nyonya Jeon menyikut pinggang sang suami.

"Bukan hanya sifat malas, sifat narsis Jungkook juga turun 100 persen darimu..."

Tuan Jeon menatap ke arah 3 asisten rumah tangganya. "Memangnya aku narsis, noonadeul?"

Berharap dapat pembelaan, 3 asistennya justru mengangguk mengiyakan ucapan nyonya Jeon. "Anda memang sangat narsis dari dulu, tuan besar."

"See? Eonnideul saja setuju denganku." nyonya Jeon berkacak pinggang sambil tersenyum miring. Tak lupa wanita itu juga menaikkan sebelah alisnya. Tuan Jeon terdiam dengan muka datar.

'Seorang laki-laki melawan 4 perempuan. Tentu aku tidak akan menang...'

***

Jungkook memarkirkan sepedanya dengan rapi sebelum memasuki bakery langganan keluarganya.

"Selamat pagi, Jin hyung!" seru Jungkook menyapa si pemilik bakery yang sedang menjaga kasir. Seokjin namanya.

"Apanya yang selamat pagi? Ini sudah lewat jam makan siang, Jeon Jungkook."

Jungkook menunjukkan bunny smile andalannya. "Eomma ingin macaron, hyung. Untuk rasanya dicampur saja seperti biasa."

Seokjin menyuruh seorang pegawainya untuk menyiapkan pesanan Jungkook. Tak lupa dia memberi bonus berupa potongan burnt cheesecake, milk roll cake, dan juga opera cake. Semua kue itu adalah kue favorit nyonya Jeon. Seokjin sudah sangat hafal karena keluarga Jungkook memang sudah berlangganan di tempatnya sejak pertama kali bakery miliknya dibuka. Bahkan bisa dibilang usaha bakery Seokjin bisa maju dan sesukses sekarang berkat orang tua Jungkook yang suka dengan kue-kuenya dan mempromosikannya pada teman dan rekan kerja mereka.

"Harganya masih sama kan, hyung?"

"Tentu saja."

Lonceng di bagian atas pintu bakery berbunyi dan membuat Jungkook secara otomatis menengok ke arah pintu. Dan seketika matanya membesar saat melihat siapa yang baru saja memasuki bakery.

Jung Hoseok.

"Hai, Hoseokie!"

Jungkook menoleh cepat ke arah Seokjin. Lelaki itu terlihat akrab dengan Hoseok. Terlihat dari dirinya yang langsung keluar dari belakang kasir menghampiri Hoseok lalu memeluknya. "Mau beli apa?"

"Birthday cake ukuran besar, 20 lolipop, dan 20 cokelat bunga. Oh, sama 20 kotak susu stroberi dan cokelat juga."

"Kata Yuju, semalam kamu sudah beli kue ulang tahun, kan?"

Hoseok mengangguk. "Aku beli yang kecil untuk pesta tengah malam bersama ayah dan ibuku juga. Jam 3 nanti Minjeong akan pesta dengan teman-temannya di TK."

"Bisa bawa semuanya sendirian?"

"Aku bawa mobil, hyung."

"Tumben sekali kau membawa mobil selain untuk pergi kerja. Tunggu sebentar, biar kusiapkan dulu semuanya." Seokjin lalu menghadap Jungkook. "Kau juga tunggu dulu, Jungkook. Momo sedang menyiapkan pesananmu."

Jungkook mengangguk kaku. "I-iya, hyung..."

Hoseok mendadak menoleh ke arahnya dan tersenyum. "Kau yang ada di taman bersama Minjeong saat malam natal kemarin, kan?"

'Dia ingat padaku!' batin Jungkook heboh. Pertemuan pertama mereka kemarin, Jungkook sudah terpesona pada Hoseok. Meskipun malam hari, Jungkook bisa melihat wajah Hoseok dengan jelas. Terlebih sekarang saat matahari sedang bersinar, wajah Hoseok terlihat berkali lipat lebih mempesona.

"Kau mengenal Jungkook, Hoseok-ah?"

"Dia yang kemarin Minjeong ceritakan saling tukar es krim di taman, hyung."

Seokjin menatap Jungkook lalu tertawa. "Jadi yang dimaksud Minjeong sebagai 'ahjussi es krim heboh' kemarin itu kau, Jungkook? Wahahaha!!"

Jungkook cemberut. "Tertawamu berlebihan, Jin hyung."

Seokjin masih saja tertawa. Hoseok hanya memperhatikan dengan raut wajah kebingungan. "Ada apa memangnya?"

Setengah mati Seokjin berusaha mengerem tawamya. "Jungkook ini... baru 20 tahun. Dan dia dipanggil 'ahjussi' oleh Minjeongie itu terdengar sangat lucu bagiku! Hahaha!"

"Iiiish...hyung!"

Seokjin mundur menjauh ketika Jungkook terlihat ingin mencubitnya. Tawanya baru benar-benar terhenti saat ada seorang ibu-ibu yang ingin membayar pesanan kuenya. Fokus Seokjin langsung kembali kepada tumpukan uang di mesin kasirnya.

Hoseok berjalan menghampiri Seokjin yang sudah selesai melayani pembayaran ibu-ibu tadi. Pria manis itu lalu menyerahkan kunci mobilnya pada sang pemilik bakery. "Kalau pesananku sudah selesai, tolong langsung masukkan saja ke mobil, hyung. Aku mau pergi dulu sebentar."

"Kemana?"

Hoseok tersenyum sendu. "Tentu saja menemui Wendy. Dia juga harus diberitahu soal pesta ulang tahun anaknya, kan?"

Jungkook terus memperhatikan Hoseok yang melangkah keluar. Suasananya seketika sedikit berubah. Dia masih terus menatap ke arah pintu, bahkan hingga setelah Hoseok keluar.

"Kenapa, Jungkook-ah? Kau tertarik pada Hoseokie? Dia bottom, lho..."

Jungkook berbalik menatap Seokjin yang kini sedang duduk sambil dagunya bertumpu di kedua telapak tangannya. Lelaki itu hanya tersenyum melihat raut wajah Jungkook.

"Itu....yang tadi ingin ditemuinya...mantan istrinya?"

Seokjin mengangguk. "Sebenarnya aku tidak tahu itu terhitung masih sebagai istrinya atau mantan istri..."

"Maksud hyung?"

"Coba saja ikuti dia. Aku yakin sekarang Hoseok masih berada di toko bunga di sebelah..."

Mendengar perkataan Seokjin, tanpa ba-bi-bu Jungkook langsung pergi keluar dari bakery demi menyusul Hoseok. Tak lama salah satu pegawai Seokjin keluar dari area dapur. "Seokjin oppa, pesanan Jungkook sudah selesai."

Seokjin menepuk bagian atas etalase kue yang kosong. "Letakkan saja dulu di sini, Momo-ya. Jungkook sedang ada urusan di luar sebentar..."

***

To be Continue . . .

Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

396K 31.9K 63
"ketika perjalanan berlayar mencari perhentian yang tepat telah menemukan dermaga tempatnya berlabuh💫"
215K 20.1K 73
Freen G!P/Futa • peringatan, banyak mengandung unsur dewasa (21+) harap bijak dalam memilih bacaan. Becky Armstrong, wanita berusia 23 tahun bekerja...
6.2M 604K 96
Yang Haechan tahu dia dijodohkan dengan laki-laki lugu yang bernama Mark Jung, tapi siapa sangka ternyata dibalik cover seorang Mark lugu Jung terdap...
178K 28.1K 51
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...