180 Days? [SUDAH DI TEBITKAN]

By NanaBee_02

1.6M 151K 36.8K

Isi cerita masih lengkap 100%. Tidak akan di unpublish. Lee Jeno seorang Mafia kejam yang terobsesi pada mode... More

Prolog
Bagian 1
Bagian 2
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5 🔞
Bagian 6
Bagian 7 🔞
Bagian 8
Bagian 9🔞
Bagian 10
Bagian 11
Bagian 12
Bagian 13🔞
Bagian 14
Bagian 15
Bagian 17
Bagian 18
Bagian 19
Bagian 20
Bagian 21
Bagian 22
Bagian 23
Bagian 24
Bagian 25
Bagian 26
Bagian 27
Bagian 28
Bagian 29
Bagian 30
Bagian 31
Bagian 32
Bagian 33
Bagian 34
Bagian 35
Bagian 36
Bagian 37
Bagian 38
Bagian 39 End
Spoiler versi cetak/PDF

Bagian 16

25.7K 3.5K 1.8K
By NanaBee_02


Please, aku ngakak kenceng banget bacain komentar kalian di chap sebelum nya😭.

Call me 'be' jangan 'thor' 😭😭😭. Kalo thor jadi keinget thorik😭😭😩🙏🏻

******


Jeno masuk ke dalam kamar dan menyimpan gelas berisi teh herbal itu di nakas. Duduk di samping Jaemin yang tertidur kemudian mengusap pelan pipi gembil Jaemin.

"Hey, bangunlah" bisik Jeno menepuk pelan pipi Jaemin.

"Ngghh?"

Jeno tersenyum. Ia menunduk kemudian mengecup pipi Jaemin singkat.

"Stella membuatkan teh herbal untuk mu. Bangunlah dan minum dulu setelah itu kau bisa tidur lagi" ucap Jeno.

Jaemin menggeleng pelan.

"Perut ku tidak enak Jeno" lirih nya.

Jeno menatap tajam kearah Jaemin.

"Maka dari itu, kau harus minum teh ini agar tubuh mu membaik" tegas nya.

Jaemin menghela nafas nya. Tubuh nya di bantu bersandar di headboard oleh Jeno.

Jeno mengambil gelas itu dan memberikan nya pada Jaemin.

Prang!!!

Jaemin tidak sengaja menyenggol gelas itu hingga jatuh ke lantai dan pecah. Jeno menatap marah pada serpihan kaca yang berserakan di lantai. Kemudian pandangan nya menatap Jaemin tajam.

"APA YANG KAU LAKUKAN NA?!!" Teriak Jeno.

Jaemin terkesiap. Ia menatap terkejut pada Jeno.

"Aku tidak sengaja, Lee!" Ucap Jaemin mendongak saat Jeno berdiri.

Jeno mencengkram pipi Jaemin.

"Kau memecahkan gelas yang berisi teh herbal buatan Stella, Jaemin!!!" Sentak Jeno.

Bruk!!

"LEE APA YANG KAU LAKUKAN?!!" Teriak Jackson menarik tubuh Jeno yang hampir saja akan menampar Jaemin.

Jackson menghadang tubuh Jaemin. Mendengar ada suara keributan, yang lain pun datang ke kamar Jeno.

"Ada apa ini?" Tanya Hyunjin.

"Jeno hampir saja akan menampar Jaemin" ucap Jackson.

"Manusia gila!!! Kenapa kau akan menampar Jaemin?!!" Teriak Renjun menonjok wajah Jeno hingga pemuda itu tersungkur ke jendela.

Renjun menghampiri Jaemin dan duduk di samping si manis.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Renjun mengusap wajah Jaemin.

Jaemin hanya mengangguk. Ia terlalu syok dengan apa yang barusan terjadi.

"Ada apa ini, Lee? Kenapa kau sekasar ini pada Jaemin?" Tanya Lucas.

Jeno menghela nafas nya.

"Jaemin menumpahkan teh herbal yang di buat Stella untuk nya" ucap Jeno.

Renjun tertawa kecil.

"Hanya karena itu kau akan menampar nya?" Tanya Renjun menunjuk Jaemin.

"Jaemin pasti tidak sengaja, Jeno" ucap Lia.

Jeno memejamkan mata nya. Ia pergi dari kamar menuju balkon. Sedangkan Jaemin melemaskan tubuh nya hingga merosot.

"Istirahatlah. Kunci pintu nya, jangan biarkan si keparat itu masuk" ucap Renjun menyelimuti tubuh Jaemin.

"Terima kasih" ucap Jaemin di angguki oleh Renjun.

"Keluar kalian semua. Biarkan Jaemin istirahat. Hyunjin, tolong bereskan kekacauan ini" titah Renjun.

Hyunjin tersenyum dengan paksa. Ucapan lelaki hamil seperti Renjun sulit untuk Hyunjin tolak.

Jackson menghampiri Jeno yang tengah merokok di balkon sambil menatap pemandangan beberapa perumahan di depan sana.

"Hanya karena Jaemin tidak sengaja menumpahkan teh herbal, kau hampir menampar nya? Woah, aku terkesiap Lee" kekeh Jackson ikut menyalakan rokok di samping Jeno.

Jeno menarik rokok di belahan bibir nya kemudian menghembuskan asap itu ke udara.

"Stella sudah berbaik hati ingin membantu Jaemin" ucap Jeno.

Jackson terkekeh lagi.

"Tapi Jaemin tidak sengaja."

Jeno mengangguk.

"Aku hanya kesal karena Stella sudah susah payah membuat nya tapi Jaemin tidak meminum nya sedikitpun."

Jackson mengangguk. Tubuh nya menghadap kearah Jeno dan bertumpu pada pagar pembatas.

"Kau masih belum melupakan Stella?" Tanya Jackson.

Jeno terdiam. Ia menghisap rokok nya dengan tenang.

"Aku bertanya pada mu, Lee."

"Haruskah aku menjawab nya?"

Jackson mengangguk-anggukan kepala nya.

"Yeah, aku hanya ingin mengetahui jawabanmu saja" ucap nya.

Jeno menghela nafas nya. Mematikan rokok nya kemudian menghadap kearah Jackson.

"Kau mencintai Jaemin?" Tanya Jackson menatap manik mata Jeno.

"Haruskah kau membahas ini? Kita disini untuk merencanakan misi" ucap Jeno pergi meninggalkan Jackson.

Jackson terkekeh. Ia mematikan sumbu rokok nya.

"Ahh aku lupa. Jeno hanya terobsesi pada keindahan Jaemin bukan mencintai nya" gumam nya.


Jano mengetuk pintu kamar nya beberapa kali. Hari sudah malam, ini waktu nya makan malam. Jaemin belum juga keluar dari kamar membuat Jeno khawatir.

"Jaemin-aa, buka lah. Kau harus makan malam" ucap Jeno di depan pintu.

Di dalam kamar, Jaemin membuka mata nya dan menatap langit yang sudah gelap. Ia menatap jam dinding yang sudah menunjukan pukul delapan malam. Jaemin mengusap perut nya, rasa mual nya sudah menghilang. Ternyata baby nya sangat mudah untuk di ajak kerja sama.

"Jaemin-aa."

"Jika kau tidak membuka nya sekarang. Aku akan mendobrak pintu ini."

Jaemin menghela nafas nya. Dengan tubuh yang masih belum membaik, Jaemin berdiri dan membuka pintu.

"Waktu nya makan malam. Ayok."

Jeno menggendong Jaemin ala bridal style menuju ruang makan. Jaemin hanya terdiam mengalungkan kedua tangan nya di leher Jeno.

"Stella?"

Stella mendongak. Gadis itu tengah menyiapkan makan malam di atas meja di bantu oleh Lia dan Felix.

"Jeno, maaf aku tadi memasak beberapa makanan kesukaan mu dan membawa nya kemari" ujar wanita cantik itu.

Jaemin mengalihkan pandangan nya.

"Turunkan aku" ucap Jaemin.

Jeno mendudukan Jaemin di samping Karina.

"Makan malam lah disini bersama kami" ucap Jeno pada Stella.

Stella mengangguk. Ia menarik kursi di samping Felix.

"Ini semua kau yang masak?" Tanya Jeno.

Stella menggeleng.

"Hanya makanan kesukaanmu saja. Yang lain nya, Jungwoo dan Felix yang memasak" ucap Stella.

Jeno mengangguk. Ia pun mempersilahkan yang lain nya untuk menyantap makan malam.

"Perlu aku suapi?" Bisik Karina.

Jaemin menggeleng.

"Tidak perlu."

Stella menatap kearah Jaemin.

"Umm Jaemin-ssi? Bagaimana tubuh mu setelah meminum teh herbal buatan ku?" Tanya Stella.

Jaemin menatap kearah Stella dengan pandangan rumit.

"Ah itu-"

"Jaemin menyukai nya, Stella. Terima kasih sudah membuatkan teh herbal untuk nya" sela Jeno.

Ryujin menatap kearah Jeno. Ia tersenyum miring menggelengkan kepala nya. Sedangkan Renjun menusuk daging babi di depan nya menggunakan garpu dengan menahan emosi nya.

"Guanlin, seperti nya anak ku sangat alergi dengan kebohongan. Aku ingin makan di kamar saja" ucap Renjun pergi meninggalkan meja makan.

Guanlin menghela nafas nya.

"Maafkan kekasihku. Teruskan saja makan malam nya tanpa kami" ucap Guanlin membawa dua piring makanan.

"Aku akan membawakan minum untuk mu dan Renjun nanti" ucap Lia di angguki oleh Guanlin.

"Ada apa dengan Renjun? Bukankah kita memang selalu berbohong" kekeh Jeno menggelengkan kepala nya.

Setelah makan malam. Stella, Felix dan Lia membereskan meja makan dan mencuci piring.

"Stella, kau pulang saja. Biar kami yang membersihkan nya" ucap Lia mendorong pelan tubuh Stella yang baru saja akan mencuci piring.

"Ah tidak apa-apa Lia-ssi, aku akan membantu kalian berdua" ucap Stella.

"Tidak perlu Stella. Ini sudah malam, sebaiknya kau pulang" ucap Felix membereskan meja makan tanpa menatap kearah Stella.

"Stella."

Ketiga nya menatap Jeno yang berada di ambang pintu dapur.

"Bisakah kita bicara di luar sebentar?" Tanya Jeno.

Stella menyimpan piring kotor di pantry.

"Iya" ucap nya.

Jeno mengangguk, pergi lebih dulu di ikuti oleh Stella.

"Kau mengenal Stella?" Tanya Lia pada Felix.

Felix mengangguk.

"Jeno dulu sangat mencintai wanita itu. Sampai Oh Sehun mengetahui nya dan mencegah Jeno untuk tidak mencintai Stella dengan berlebihan" ucap Felix.

"Mengapa?" Tanya Lia.

Felix menggedigan bahu nya.

"Mungkin pihak dari ibu Jeno tidak ingin Jeno asal menggunakan perasaan cinta nya pada orang yang salah. Kau tau bagaimana pekerjaan dunia kita? Sangat tipis untuk mendapatkan orang yang mencintai kita dengan tulus" ucap Felix.

Lia mengangguk "Aku paham. Aku terjun ke dunia ini pun karena sudah tidak mempercayai apa itu cinta sejati."

Felix terkekeh.

"Aku menemukan cintaku disini. Hyunjin, dia cintaku" ucap Felix tertawa di balas tawa pula oleh Lia.

Jeno dan Stella duduk di bangku besi panjang di belakang penginapan.

"Ada apa? Kau ingin membicarakan sesuatu?" Tanya Stella.

Jeno menatap kearah Stella kemudian mengangguk.

"Kau pasti tau beberapa tempat kediaman nya Alberto kan?" Tanya Jeno.

Stella mengangguk.

"Kau akan melakukan nya sekarang?"

Jeno membalas dengan anggukan.

"Sudah saat nya bagi ku membalaskan dendam ibu ku, Stella" ucap nya.

Stella mengusap bahu Jeno.

"Jika kau membutuhkan sesuatu, datang lah padaku. Aku pasti akan membantumu, Puppy."

Jeno terkesiap.

"Puppy?"

Stella tersenyum mengangguk.

"Aku rindu memanggilmu dengan panggilan menggemaskan itu" ucap nya.

Jeno terkekeh.

"Yeah kitty?"

Mereka berdua tertawa. Sedangkan di atas sana, Jaemin menatap itu dengan pandangan yang sulit di artikan.



Malam semakin larut. Setelah berbincang dengan Stella, Jeno kembali ke penginapan dan masuk ke dalam kamar setelah mengunci seluruh pintu dan jendela. Jeno pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajah nya dan mengganti pakaian nya. Setelah selesai, Jeno membaringkan tubuh nya di samping Jaemin.

Jeno menarik tubuh Jaemin agar menempel pada tubuh nya. Menghirup aroma wangi strawberry dari cerukan leher Jaemin membuat Jeno tenang dan nyaman.

Jaemin menggerakan tubuh nya. Ia membalikan tubuh nya menghadap Jeno. Jeno tersenyum. Mencium lebih dalam pucuk kepala Jaemin dan menjadikan lengan nya bantal.

"Good night" ucap Jeno.

Jaemin hanya menanggapi dengan gumaman. Jeno menepuk-nepuk punggung Jaemin dengan pelan, membawa Jaemin masuk lebih dalam ke alam mimpi nya.


Di kamar Ryujin. Ketiga gadis cantik itu tengah terduduk di atas tempat tidur dengan melingkar.

"Besok, Jeno pasti akan menjalankan misi nya. Sebelum itu, kita harus pergi ke bank untuk menarik semua uang kita. Jangan sampai meninggalkan jejak. Besok tengah malam kita akan membawa Jaemin pergi dari sini" ucap Ryujin.

"Lalu bagaimana dengan identitas kita?" Tanya Karina.

"Kau tidak bodoh untuk memberikan identitas asli kita pada pihak bandara kan, Shin?" Ucap Karina lagi.

Ryujin mengambil sebuah ransel dan membuka nya tepat di depan Karina dan Yeji.

"Bagaimana?" Ucap Ryujin menyimpan beberapa berkas di tengah-tengah ketiga nya.

"Aku sebagai Rahel, kau Yasmin dan kau Kareena" ucap Ryujin memberikan identitas palsu pada kedua wanita di depan nya.

"Sejak kapan kau membuat ini?!" Pekik Yeji tertahan.

Ryujin mengangkat bahu nya.

"Guanlin yang membantuku" ucap nya.

Kedua wanita itu tersenyum.

"Guanlin memang mempunyai rasa kemuanusiaan 50%" ucap Yeji.

"Menurutku 85%?" Ucap Karina.

"Yakk 85% itu terlalu banyak. Kau lupa, Guanlin itu sudah membunuh berapa banyak nyawa selama dia ikut ke dalam dunia ini?" Tanya Yeji.

"Mana aku tau, aku dan Lia kan baru-baru ini ikut bersama kalian."

Ryujin menghela nafas nya. Kenapa dua wanita ini malah mempertengkarkan Guanlin.

"Karina, kembali ke kamar mu. Besok pagi-pagi kita harus sudah ada di bank" ucap Ryujin.

Karina mengangguk. Gadis cantik itu pergi menuju ke kamar nya bersama Lia di samping kamar Ryujin.





Keesokan pagi nya. Jaemin terbangun lebih dulu, ia merasakan pelukan yang begitu hangat. Mendongak menatap wajah Jeno yang masih tertidur.

Tangan kiri Jaemin menyusuri wajah Jeno. Membelai pelan wajah tampan itu dan menyimpan nya di memori otak nya.

"Aku harus meninggalkanmu sebelum perasaanku jatuh terlalu dalam dan menyiksa ku juga bayi ku nanti. Jeno, aku harap kau tidak akan pernah tau tentang kehamilan ku."

"Kau sudah bangun?"

Jaemin terkesiap. Jeno bertanya dengan mata tertutup.

Jeno mengeratkan pelukan nya hingga tubuh kedua nya menempel.

"Bagaimana keadaanmu?" Tanya Jeno masih dengan mata tertutup.

"Sudah lebih baik" jawab Jaemin.

Jeno mengangguk. Ia mengusap punggung Jaemin dengan pelan.

"Jeno..."

"Hmmm??"

"Dua minggu lagi. Kau akan mengembalikan ku ke Korea kan?" Tanya Jaemin.

Jeno tersenyum. Ia mengecup pucuk kepala Jaemin.

"Untuk apa aku mengembalikanmu ke Korea?"

"Bukankah tugas ku sudah selesai? Kau mengatakan menahanku selama 180 bari. Dan hari ini tepat dua minggu lagi 180 hari" ucap Jaemin.

"Aku ingin pulang" cicit Jaemin.

"Rumah mu adalah aku. Jadi kau ikut aku kemanapun aku pergi."

Demi Tuhan. Ucapan Jeno sangat menyiksa Jaemin kali ini.

"Jeno..."

"Sssttt... aku masih mengantuk Jaemin."

Jaemin menunduk.

"Tidurlah. Aku akan pergi mandi."

Jaemin melepaskan pelukan Jeno dari tubuh nya kemudian masuk ke dalam kamar mandi. Jeno membalikan tubuh nya dan kembali tertidur.

Jaemin menatap wajah nya di cermin wastafel. Kedua tangan nya menyentuh wajah nya yang berantakan. Menyalakan kran agar suara nya tersamarkan.

"Kau harus cepat pergi dari Jeno. Bayi mu tidak boleh berada di situasi seperti ini" ucap Jaemin pada diri nya.

"Katakan pada hati mu jika kau tidak mencintai Lee Jeno. Kau! Tidak mencintai Lee Jeno, Na Jaemin!!" Ucap Jaemin menatap tajam pada cermin.

"Jangan bodoh Na Jaemin. Sejak awal, Jeno membawa mu hanya untuk menjadikan mu budak sex nya. Jangan kurang ngajar memberikan hati mu pada iblis itu!"

Jaemin menyentuh wajah nya di cermin.

"Kau sangat cantik. Jika kau cepat keluar dari sini, akan banyak pria dominan yang akan mendekatimu."

Jaemin tersenyum.

"Okey, saat nya bersiap."

-

"Kau membutuhkan Jaemin untuk misi kali ini Jeno."

"Yeah, aku memang membawa Jaemin untuk menjalankan misi ini."

"Kau sudah membunuh ayah nya?."

Jeno mengangguk.

"Dia salah satu kaki tangan Jessica."

Stella mengangguk.

"Dan Seulgi, abu ibu Jaemin itu kau membawa nya?"

"Tentu saja. Jaemin selalu membawa nya kemanapun abu ibu nya."

"Kita membutuhkan abu itu untuk misi kita, Jeno."

Jeno mengangguk.

"Aku akan merelakan apapun demi ketenangan bunda ku di surga sana."

******

Selamat menunggu sampai minggu depan🤗.

Continue Reading

You'll Also Like

856K 43.4K 56
"Jangan pernah mencoba lari dariku Sayang, sebab dimana pun kau berlari akan selalu kukejar."Senyum laki-laki itu menatap gadis didepannya. "Kau meng...
879K 60.8K 30
Niat Jaemin dateng kerumah pacarnya cuma mau main eh malah ketemu sama hot daddy modelan om Jeno yang ternyata daddy pacarnya. Moto seorang om-om ya...
Arrora By wilfyy

Teen Fiction

1K 206 5
Tentang kedua anak remaja yang terpaksa harus menikah karena di jodohkan oleh orang tua mereka, Alres Nero Addison dan Aurora Lavenia Anderson. Alre...
324K 44.2K 39
Hendery sama Dejun ini bermusuhan. Dejun benci Hendery, dan Hendery benci Dejun. Tapi nggak ada yang tau kan kalo suatu saat rasa benci itu bisa beru...