The God Slime Servant || Tens...

By Raven_Shirou

40.9K 1.4K 330

Apa yang akan terjadi jika Fujimaru Ritsuka atau Gudako memanggil Rimuru sebagai servant Chaldea dan membantu... More

Chapter 1 [ Rewrite ]
Chapter 3 [ Rewrite ]
Chapter 4 [ Rewrite ]
Chapter 5 [ Rewrite ]
Chapter 6 [ Rewrite ]
Chapter 7 [ Rewrite ]
Chapter 8 [ Rewrite ]
Chapter 9 [ Rewrite ]
Chapter 10 [ Rewrite ]
Chapter 11 [ Rewrite ]
Chapter 12 [ Rewrite ]
Chapter 13 [ Rewrite ]
Chapter 14 [ Rewrite ]
Chapter 15 Rewrite
Bab 9 : Incident Master
Bab 9.5 : Incident Master 2
Bab 10 : Servant With Another Class
Bab 10.5 : Rimuru vs Asura Final Battle
Bab 11 : Old Friend, Queen, and Troublemaker
Bab 12 : Rimuru vs Gilgamesh

Chapter 2 [ Rewrite ]

3.9K 131 24
By Raven_Shirou

The God Slime Servant [ Tensura x Fate Grand Order ][ Rimuru x Harem ]

Chapter 2 : Rimuru and Arturia.

Warning : [ Female Rimuru ][ Yuri ][ OP Rimuru ][ Rewrite Chapter ]

Ship : [ Rimuru x Ciel ][ Rimuru x Chaldea Servant ][ Rimuru x Ritsuka ]

Sudah sehari sejak Rimuru dipanggil oleh Ritsuka dan bergabung dengan Chaldea, Rimuru sekarang memiliki tugas untuk membantu Emiya Archer didapur kafetaria. Namun hari ini akan ada hal yang menarik terjadi, dan itu melimbatkan beberapa servant dengan Rimuru.

Matahari pagi sudah terbit namun tidak terlalu tinggi, Sebagian besar servant masih terlelap dalam tidur mereka, namun untuk beberapa servant, mereka bangun pagi untuk melakukan tugas mereka masing-masing, sama halnya dengan Rimuru dan Emiya. Rimuru sudah bangun dan sudah bersiap untuk memulai hari, Rimuru sekarang menggunakan baju tanpa lengan dibagian dalam berwarna hitam bergaris putih, lalu ada tempat senjata kecil dan tas kecil disisinya, jaket putih bergaris biru yang dipakai terbuka, rok pendek dengan stoking hitam Panjang menutupi seluruh paha dan kakinya, kaus tangan hitam yang terbuat dari kain sihir juga menutupi telapak tangan indahnya, lalu sepatu putih untuk melengkapinya. Untuk senjata yang akan Rimuru gunakan adalah pedang barunya [ Void de Arc Sword ] dan senjata baru yang dia buat dengan sisa-sisa bahan sebelumnya, dua buah pistol berwarna putih dengan nama [ Arc Magnum ], pistol dengan level yang sama dengan pedangnya, dengan EP sebesar 2.575.000.000 dimasing-masing pistol, untuk saat ini pistol itu hanya memiliki EP sebesar 250.000.

Setelah selesai berpakaian dan mencuci wajahnya, Rimuru segera berangkat ke kafetaria kembali, hari ini dia mendapatkan giliran untuk membuat sarapan untuk Chaldea. Karena hari masih cukup pagi, tidak ada banyak orang yang melewati Lorong yang sama dengannya, Rimuru juga tidak memakai topengnya sekarang, akan menjadi masalah jika dia terus memakainya. Saat Rimuru sedang bersenandung santai, dia melihat sosok orang yang dia kenal, sosok demi-servant berambut ungu muda cerah yang mudah untuk dia kenali. Rimuru segera mendekat pada Mash dan menyapanya.

" Selamat pagi Mash, apa yang kamu lakukan disini sepagi ini ? " tanya Rimuru penasaran dengan keberadaannya sepagi ini.

" Ah RImuru-san, selamat pagi. Saya hanya sedang menuju kamar senpai, saya harus membangunkannya, sebelum dia terlambat memulai hari yang cerah ini. " kata Mash mengatakan alasan dia bangun cukup pagi dibanding servant-servant lainnya.

" Apakah dia selalu bangun terlambat ? " tanya RImuru penasaran.

" Itu selalu terjadi saat saya tidak membangunkannya. " Mash sedikit terkekeh mengingat semua keterlambatan Ritsuka saat dia tidak datang untuk membangunkannya.

" Kamu harusnya membiarkan dia bangun dengan keinginannya sendiri, kamu terlalu memanjakannya. " Rimuru terkekeh membayangkan bagaimana Ritsuka terlambat setiap harinya, jika Mash tidak datang untuk membangunkannya.

" Kamu bisa membayangkan apa yang akan terjadi nantinya, dan saya tidak bisa membiarkan senpai terlambat untuk situasi penting yang bisa saja terjadi kapan saja, dan kami juga harus memastikan senpai dalam kondisi terbaiknya saat misi baru datang. " Mash memiliki tanggung jawab untuk memastikan Ritsuka siap dalam kondisi apapun dan Rimuru memahami tanggung jawab yang dia emban dipundaknya, namun Ritsuka juga harus belajar untuk menjadi lebih bertanggung jawab, tapi itu bukanlah tugasnya dan terserah pada Mash untuk memutuskannya.

" Jadi begitu ya, master sangat beruntung memiliki gadis baik, cantik, dan manis sepertimu untuk membangunkannya. " Mash tersipu saat Rimuru memuji dirinya.

" I-itu tidaklah benar, saya tidak secantik itu. " Mash merasa malu dengan pujian Rimuru padanya.

" Benarkah, menurut saya kamu adalah gadis yang cantik, kamu harus lebih percaya diri dengan itu. " kata Rimuru dengan senyum diwajahnya, pujian itu membuat Mash menjadi sangat merah karena pujian lain dari Rimuru.

" Apakah kamu baik-baik saja, wajahmu sangat merah Mash. " tanya Rimuru khawatir karena Mash tiba-tiba menjadi semerah tomat, dengan tangan kanannya Rimuru merapikan pony rambut Mash, lalu perlahan Rimuru menyatukan dahinya dengan dahi Mash dan mengukur suhu tubuhnya. Mash mulai panik saat wajah Rimuru sangat dekat padanya, tubuhnya terasa terbakar, saat Rimuru membuka matanya kembali didepannya, cahaya emas matanya menembus langsung eksistensi Mash, membuat Mash kelebihan muatan atas pesona Rimuru.

" Eh Mash, apa kamu baik-baik saja, ada asap yang keluar dari kepalamu. " kata Rimuru panik saat Mash mulai mengeluarkan asap imajiner dari kepalanya.

" sa-saya baik-baik saja, saya harus pergi sekarang, sampai nanti Rimuru-san. " Mash langsung berlari menjauh dari Rimuru, dia hampir meledak karena rasa malu yang menumpuk terlalu banyak dikepalanya. Sedangkan Rimuru hanya menatap bingung reaksi Mash yang aneh dari belakang.

" Kenapa dia lari seperti itu ? " Rimuru bingung dengan apa yang terjadi pada Mash.

<< Seperti yang diharapkan dari Master, anda memiliki kepekaan yang aneh disaat-saat seperti ini, meskipun anda memiliki kemahatahuan. >>

" Apa maksudmu dengan itu ? " tanya Rimuru bingung dengan maksud Ciel.

<< itu adalah tugas Master untuk mencari tau artinya. >> Ciel kemudian menurup komunikasi mereka, dan Rimuru masih bisa mendengar suara tawa dari Ciel dari dalam jiwanya.

" Ini tidak akan berguna memikirkannya sekarang, sebaiknya saya segera menuju kafetaria, atau sarang singa akan mulai marah karena tidak ada makanan untuk mereka. " Rimuru mengalihkan pikirannya saat ini dan segera menuju kafetaria dan bersiap untuk menyiapkan sarapan untuk semua orang.

Saat Rimuru sampai di kafetaria, disana masih kosong dan lampu ruangan masihlah mati, jadi Rimuru masih memiliki waktu untuk menyiapkan kafetaria. Rimuru mulai dengan membersihkan ruangan itu, dan dengan kemampuan dan sihir yang tepat, RImuru berhasil membersihkan kafetaria hanya dalam beberapa detik saja. Rimuru kemudian memakai apron miliknya dan bersiap untuk membuat sarapan, Rimuru mengambil bahan makanan dari dalam ruang penyimpanan dan kulkas, lalu RImuru mulai membuat sarapan dengan tenang. Setelah beberapa menit berlalu dalam damai, Rimuru merasakan kehadiran salah satu servant Chaldea sedang mendekati kafetaria.

Seperti hari-hari biasanya Emiya sedang menuju kafetaria untuk membuat sarapan, namun saat dia sampai di kafetaria, semua tempat sudah dibersihkan dan terlihat rapi, saat Emiya mengalihkan matanya kearah dapur, dia bisa melihat surai biru yang menari-nari dengan anggun. Saat Emiya mendekati Rimuru, Rimuru berputar kearahnya dengan senyum diwajahnya.

" Emiya-san, selamat pagi, saya sudah menunggu kamu. " Emiya terdiam ditempatnya, wajahnya sedikit merah, jika Emiya tidak memiliki pengendalian diri yang baik, mungkin dia akan mengalami mimisan parah karena Rimuru terlihat sangat manis didepannya, ditambah dengan balutan apron manis itu memberi pukulan keras pada batin Emiya.

" Selamat pagi. " Emiya mencoba terlihat tenang didepan Rimuru, Emiya tidak ingin membuat Rimuru terganggu dengan reaksi dari dalam dirinya.

" Apakah kamu bisa membantu saya sekarang, saya merasakan beberapa singa akan sampai disini beberapa saat lagi. " Emiya tau apa yang Rimuru maksud dan dia segera membantu Rimuru memasak.

Setelah beberapa menit memasak, Rimuru dan Emiya bisa mendengar suara Langkah kaki yang mendekati kafetaria, dan mereka tau siapa pemilik Langkah kaki itu. Seperti yang Rimuru dan Emiya perkirakan, sosok keluarga besar Arturia memasuki kafetaria dengan rasa lapar yang besar. Beruntungnya mereka sudah selesai membuat makanan, jika tidak mereka akan berhadapan dengan sarang singa yang lapar.

" Archer, apakah sarapan sudah siap. " tanya keluarga besar Arturia bersamaan.

" Rimuru sudah menyiapkannya untuk kalian, jadi berbarislah dengan teratur dan mengantri pada Rimuru. " dengan arahan Emiya, semua orang berbaris rapi mengateri pada Rimuru, saat mereka sedang mengantri makanan dari Rimuru, mereka bisa melihat dengan jelas Rimuru memberikan nampan makanan dengan senyum diwajahnya, dan itu menjadi semangat lain untuk beberapa servant dalam menjalani hari mereka.

Rimuru menyukai saat-saat seperti ini, dia merasa santai saat memasak sesuatu untuk orang lain, setiap kali Rimuru memasak, dia selalu merasa lebih santai dan nyaman.

--------------------------------------------

Sementara itu disisi lain Chaldea, Mash sudah sampai dikamar Ritsuka dengan rencana awal untuk membangunkannya lebih awal, saat Mash masuk kedalam ruangan Ritsuka, diatas tempat tidur yang nyaman Ritsuka masih terlelap sambil mengigaukan sesuatu. Mash mendekati tempat tidur Ritsuka, namun bukannya membangunkan Ritsuka, Mash langsung melompat keatas tempat tidur disamping Ritsuka, membuat tempat tidur bergetar dan membangunkan Ritsuka dalam prosesnya. Ritsuka yang terkejut langsung terduduk karena gempa ditempat tidurnya, dia segera menatap kesekeliling memastikan kalau ruangannya baik-baik saja, namun bukan efek gempa yang dia temukan, yang dia lihat adalah Mash yang membenamkan wajahnya pada bantalnya.

" Apa yang kamu lakukan disana Mash ? apakah ini cara baru yang kamu gunakan untuk membangunkan saya, atau sesuatu seperti itu ? " Ritsuka bermaksud untuk bercanda dengan Mash, namun dia tidak mendapatkan reaksi yang dia inginkan dari Mash yang hanya diam tanpa bergerak sedikitpun.

" hey Mash, apa kamu baik-baik saja disana. " karena reaksi Mash hanya diam saja, itu membuat Ritsuka khawatir padanya. Ritsuka dengan paksa membalik Mash untuk menghadap padanya, namun yang mengejutkannya adalah Mash memiliki wajah yang sangat merah seperti tomat dan ada beberapa sisa asap dikepalanya.

" Apa yang terjadi padamu Mash !? " Ritsuka panik saat melihat Mash dalam kondisi yang belum pernah dia lihat sebelumnya.

" I-itu.... "

" Siapa yang melakukannya ? "

" I-itu... Ri..... " Mash tergagap saat dia ingin menjawab pertanyaan Ritsuka.

" Ri ? " Ritsuka mengangkat alisnya penasaran dengan siapa yang Mash ingin katakan padanya.

" Rimuru-san. " Ritsuka melebarkan matanya tidak percaya dengan nama yang keluar dari mulut Mash.

" Apa yang dia lakukan padamu ? " Ritsuka penasaran dengan apa yang Rimuru lakukan pada Mash.

" Dia menggoda saya. " meskipun malu untuk mengatakannya, Mash tetap menjelaskan situasi yang alami.

" Benarkah ? "

" Dia memanggil saya gadis yang cantik dan manis, saat saya sedang melewati Lorong untuk membangunkan senpai, saya bertemu dengan Rimuru-san. Rimuru mengatakan kalau senpai adalah gadis yang beruntung karena gadis cantik dan manis seperti saya membangunkan senpai setiap harinya. " Ritsuka merasa malu karena Rimuru mengetahui kebiasaan buruknya.

" Itu memalukan saat Rimuru tau kebiasaan buruk saya, tapi kamu cukup beruntung karena Rimuru memujimu. " Ritsuka sedikit merasa iri pada Mash yang mendapatkan pujian dari Rimuru.

" Senpai tidak tau apa yang selanjutnya terjadi, jadi kamu tidak tau bagaimana perasaan saya saat ini. " Mash merasa kesal karena RItsuka tidak menanggapi masalahnya dengan serius.

" Ohoo... bagaimana kalau kamu menceritakannya dengan lebih jelas. " Mash kemudian membisikan kejadian yang dia alami tadi Bersama Rimuru, saat mendengar cerita itu Ritsuka sedikit memahami bagaimana perasaannya.

" Jadi begitu ya, kamu cukup beruntung Mash, mungkin Rimuru menyukaimu. " kata Ritsuka menggoda Mash.

" Itu tidak mungkin, bagaimana jika senpai yang ada diposisi saya saat itu, apa yang akan kamu lakukan. " Ritsuka kemudian membayangkan scenario yang sama seperti yang dialami oleh Mash, namun ada sedikit imajinasi yang bercampur didalamnya dan membuat situasinya menjadi jauh berbeda.

---------- Imajinasi Ritsuka ----------

Disebuah Lorong sepi yang sunyi ada dua sosok gadis muda yang sedang saling memandang satu-sama lainnya, gadis berambut biru perak menjepit gadis berambut orange gelap didinding didepannya. RItsuka sekarang dipojokan oleh Rimuru, salah satu tangan ramping Rimuru menekan dinding disamping Ritsuka, tidak membiarkan Ritsuka lari darinya. Tangan RImuru yang lain mengangkat dagu Ritsuka dan membawa wajahnya menatap langsung mata emas berkilaunya. Wajah Ritsuka diwarnai warna merah muda dan senyum malu-malu, sementara RImuru menatap lapar Ritsuka dengan seringai nakal diwajahnya.

" Mau kemana kamu Neko-chan. " kata Rimuru dengan nada menggoda dan nakal.

" Bi-biarkan saya pergi Rimuru, nanti ada yang melihat kita. " Ritsuka mencoba untuk melepaskan dirinya, namun dia tidak mampu bergerak dibawah pesona Rimuru.

" Apakah kamu tidak menyukai ini..... " Rimuru tidak membiarkan RItsuka pergi darinya dengan mudah, Rimuru mendekatkan wajahnya lebih dekat pada wajah Ritsuka, sampai mereka hanya berjarak satu milimeter saja, wajah Ritsuka menjadi lebih merah dan tatapannya tertuju pada bibir merah muda Rimuru.

" Bu-bukan begitu, ha-hanya saja...mphm. " tiba-tiba jari Rimuru menghentikan bibirnya.

" Kamu tidak perlu mengatakan apapun, saya yang akan mengurus semuanya. Jadi nikmati saja. " Rimuru perlahan lebih dekat pada wajah Ritsuka, semakin dekat, sampai pada akhirnya kedua bibir mereka bertemu dalam ciuman lembut.

Rasa malu dan kesenangan bercampur menjadi satu didalam ciuman itu, lidah mereka saling berputar mencari satu sama lainnya, mengubah ciuman lembut menjadi cumbuan panas yang membutuhkan, tidak ada yang mengalah dan tidak ada yang menarik diri, Ritsuka melebur dalam ciuman itu sampai jiwanya. Setelah beberapa menit bercumbu dalam ciuman panas, Rimuru melepaskan ciumannya dari Ritsuka, dibawah tatapan emasnya, Ritsuka memiliki rona merah besar diwajahnya, pandangannya buram dan hanya tertuju pada Rimuru, nafasnya hangat dan membutuhkan, luapan perasaannya bercampur dengan Hasrat dan nafsu samar. Jari-jari Rimuru membelai wajah cantik nakal Ritsuka dengan lembut, tatapan lembutnya tidak lepas darinya.

" Apa kamu menyukainya ? " tanya Rimuru dengan seringai diwajahnya.

" Y-ya. " jawab Ritsuka malu-malu.

" Apakah itu tidak cukup ? "

" I-itu.....mphm. " Rimuru kembali mencium Ritsuka tanpa peringatan apapun, permainan lidah lainnya dimulai, menyeret Ritsuka dalam kenikmatan dan nafsu yang semakin dalam.

' Rimuru......... '

------------ Akhir Imajinasi Ritsuka ------------

" Sepertinya itu akan menyenangkan. " senyum nakal tergambar jelas diwajahnya, rona merah besar diwajahnya diwarnai dengan asap imajiner yang keluar dari kepalanya.

" Senpai !? " Mash tidak menyangka kalau Ritsuka akan membayangkannya sejauh itu, atau lebih tepatnya membayangkannya kearah yang sangat berbeda.

" Ah, bukan apa-apa Mash, bagaimana kalau kita sarapan sekarang, atau Arturia dan rekan-rekannya akan menghabiskan makanan buatan Rimuru. Selain itu kita juga masih memiliki banyak pekerjaan hari ini. " sambil mengalihkan khayalannya yang indah, Ritsuka harus bersiap untuk memulai harinya, atau dia akan mendapatkan masalah dari Davinci jika dia terlambat.

" Baiklah Senpai. "

----------------------------------------------

Disisi Kafetaria semuanya berjalan baik, jam sarapan berjalan dengan damai, porsi makan besar keluarga Arturia sudah diatasi dengan baik, meskipun Sebagian besar dari mereka masih meminta lebih banyak makanan. Saat Rimuru sedang membuat lebih banyak makanan, Rimuru juga menganalisa semua servant yang ada di ruangan makan kafetaria, dan disaat itu jugalah Rimuru menemukkan seseorang yang sudah lama ingin dia temui. Rimuru segera menyelesaikan pekerjaannya sebentar, lalu keluar dari dapur dengan apron yang masih terikat dipinggangnya. Saat Rimuru berjalan melewati beberapa servant yang menatapnya melewati mereka, Rimuru berjalan dengan senyum manis, ditangannya ada pena dan sebuah kertas khusu dengan bingkai untuk sesuatu.

Rimuru berhenti didepan seseorang laki-laki dengan jas hitam, orang itu kemudian berbalik untuk menatap kehadiran Rimuru, saat sosok itu menatap kearah Rimuru, dia terkejut melihat Rimuru datang untuk menemuinya. RImuru tersenyum lebih cerah saat melihat orang itu menatap kearahnya, Rimuru sedikit membungkuk dan mengajukan kertas dan pena yang dia pegang pada sosok didepannya.

" Maaf tuan, apakah anda Sherloc Holmes yang terkenal, saya ingin meminta tanda tangan anda. " dengan senyum cerah malu-malu dan rona merah kecil, Rimuru ingin meminta tanda tangan dari salah satu tokoh idolanya saat masih hidup dahulu.

" Ah benar, saya memang Holmes. Jika itu yang kamu inginkan, saya akan memberikannya. " Holmes setuju untuk memberikan tanda tangannya kepada RImuru, dia mengambil kertas dan pena RImuru, lalu menggambar tanda tangan seukuran kertas sedang itu. Setelah selesai Holmes menyerahkan kertas berisi tanda tangannya kembali pada Rimuru.

" Ini silahkan. " Holmes menyerahkan kertas itu dengan senyum kecil diwajahnya, RImuru menerima kertas itu dengan senyum Bahagia.

" Terima kasih banyak, saya akan menjaganya dengan baik. " Rimuru memeluk erat kertas berisi tanda tangan Holmes dengan senyum cerah yang menyilaukan, senyum itu sangat mempesona, sebagaian besar servant dan staf Chaldea yang ada didalam ruangan itu tersipu saat melihat senyum Rimuru.

" Se-senang mendengarnya. " Holmes merasa gugup karena Rimuru sangat senang dengan tanda tangannya, dan tatapan tajam dari servant lain yang tertuju padanya membuatnya merasa tidak nyaman, tapi Holmes tidak mempedulikan mereka, senyum Rimuru lebih menarik untuknya.

" Kalau begitu Holmes-sama, saya harus kembali ketugas saya, semoga kita bisa bertemu dan bicara lebih banyak lain kali. " Rimuru memberi membungkuk hormat atas kebaikan Holmes, Rimuru kemudian kembali ketugasnya didapur dengan senandung Bahagia yang terdengar jelas diseluruh kafetaria.

Sementara itu tatapan servant lain masih tertuju pada Holmes yang mencoba untuk makan dengan tenang, Holmes mencoba untuk mengabaikan mereka, namun teman semejanya tidak membuatnya lebih nyaman. Sosok didepannya adalah laki-laki berumur dengan pakaian rapi, sosok itu menatap Holmes dengan wajah geli dan senyum main-main.

" Bisakah kamu berhenti memasang wajah yang mengatakan ' Menjadi muda itu sangat menyenangkan ' itu, itu sangat mengganggu Moriarty. " kata Holmes yang terganggu dengan reaksi rekannya yang bernama James Moriarty, sebagai mantan musuh yang sekarang menjadi rekan kerjannya.

" Ayolah Holmes, bukannya kamu merasa senang karena gadis cantik datang untuk meminta tanda tangan-mu. Lihatlah ada banyak orang yang cemburu dengan keberuntunganmu. " Moriarty menunjuk pada barisan meja besar yang berisi keluarga besar Arturia, saat Holmes menatap kearah mereka, dia bisa melihat Arturia Alter Saber, Archer, Rider, Lancer, dan Alter Lancer menatap tajam kearahnya, dan itu membuat Holmes bergidig takut.

" Semoga saya bisa selamat dari mereka hari ini. " Holmes membalikkan wajahnya dari pemandangan ngeri yang tidak ingin dia bayangkan.

" Hahahaha..... itulah masa muda Holmes. " Moriarty mentertawakan reaksi Holmes yang lucu.

" Berisik kau, cepat selesaikan makananmu, kita punya banyak pekerjaan hari ini. " Holmes kesal dengan perilaku Moriarty yang menyebalkan kepadanya. Meskipun Holmes merasa kalau tatapan Arturia Alter menjadi lebih intens dan menghantui dirinya, sementara Holmes merasa takut, Rimuru melakukan tugasnya dengan baik dan senyum manis yang menggoda.

Setelah beberapa menit yang berlalu dalam ketegangan yang aneh diantara Holmes dan servant lain, Ritsuka dan Mash memasuki ruangan kafetaria, mengakhiri situasi aneh yang tidak keduanya ketahui. Saat Ritsuka masuk ke kafetaria, dia melihat ada banyak tatapan tertuju pada arah dapur, saat dia mengalihkan pandangannya pada arah dapur. Didepan mata Ritsuka, surai biru perak menari-nari dengan Anggun, senyum manis yang membuat semua orang terpesona dan tenggelam dalam kecantikannya, balutan apron yang membangunkan imajinasi siapapun yang melihat betapa manisnya Rimuru.

Ritsuka berhenti untuk duduk didepan konter dapur Bersama dengan Mash, saat Ritsuka hendak memanggil RImuru, RImuru berputar dengan Anggun dengan membawa dua nampan sarapan ditangannya. Saat Rimuru berhenti dengan sempurna untuk menatap Ritsuka dengan kilau emas yang indah, Rimuru menaruh kedua nampan makanan didepan keduanya dengan senyum lembut.

" Selamat menikmati Master dan Mash. " kata RImuru dengan nada hangat pada keduanya.

" Se-selamat makan. " Ritsuka dan Mash mencoba untuk tidak terdengar gugup didepan Rimuru, namun untuk Ritsuka itu adalah pukulan mematikan untuk hati Ritsuka, wajahnya menjadi sangat merah karena perasaan aneh yang berputar-putar didalam perutnya.

" Apakah ada yang salah Master, wajahmu sangat merah disana. " Rimuru mendekatkan wajahnya pada RItsuka untuk memastikan kondisinya, Rimuru mengarahkan tangannya kedahi Ritsuka, saat Rimuru mencoba mengecek suhu Ritsuka, Ritsuka tersentak dengan sentuhan tiba-tiba dari Rimuru.

" Tu-tunggu Rimuru, saya baik-baik saja..... " Ritsuka mencoba untuk menjauh dari sentuhan hangat Rimuru, namun hal itu membuatnya hampir jatuh dari kursinya.

Melihat Ritsuka yang hampir jatuh, Sebagian besar servant yang ada didalam ruangan itu mengambil persiapan untuk menyelamatkan Ritsuka sebelum dia jatuh. Namun sebelum semua servant itu bergerak, dalam satu micro detik Rimuru sudah berpindah kesisi belakang Ritsuka, menahan punggung Ritsuka dengan dadanya, kedua tangan RImuru bersandar dipundah RItsuka menahannya ditempatnya lalu memperbaiki posisi duduknya. Semua servant disana terkejut dengan kecepatan Rimuru, bahkan sebelum mereka menyadarinya, Rimuru sudah ada dibelakang Ritsuka, bahkan kelas Assassin tidak dapat bereaksi pada Gerakan Rimuru.

' Dia sangat cepat. '

" Kamu harus berhati-hati Ritsuka, itu tadi sangat berbahaya. " meskipun Rimuru tidak melihat kemungkinan cedera pada Ritsuka, Rimuru tetap harus memastikan dia aman.

" Bagaimana kamu bisa sampai disana, bukankah kamu ada didepan saya tadi. " Ritsuka tidak percaya melihat RImuru ada dibelakangnya.

" Saya hanya berjalan santai saja, tapi kamu harus lebih berhati-hati. Apakah kamu yakin kamu baik-baik saja, wajahmu masih terlihat merah. " Rimuru merasakan suhu tubuh Ritsuka naik saat dia menyentuhnya, tidak yakin dengan apa yang terjadi pada Ritsuka, jadi Rimuru perlahan menyatukan dahinya dengan RItsuka, sama seperti yang dia lakukan pada Mash pagi ini.

" Tu-tunggu..... " saat wajah Rimuru sangat dekat dengan wajahnya, Ritsuka merasakan rasa malu luar biasa yang menimbun dihatinya, dia tidak siap untuk ini.

" Sepertinya kamu deman Ritsuka, saya akan membawa kamu ke....... Ah maaf.... " saat RImuru membuka matanya untuk melihat ekspresi Ritsuka, dia baru menyadari apa yang dia lakukan pada master-nya. Rimuru segera menjauh dari Ritsuka dengan rona merah diwajahnya.

" Ti-tidak apa-apa, saya tidak mempermasalahkannya. " Ritsuka tidak marah atas Tindakan RImuru, jujur jauh didalam hatinya dia merasa baik-baik saja dengan itu, dia merasa senang karena Rimuru mengkhawatirkannya.

' Jadi ini yang kamu maksud pagi ini ya Ciel. '

<< Akhirnya Master menyadarinya, tapi itu sangat lucu untuk disaksikan, jadi saya menikmatinya. >>

' Setidaknya katakan sesuatu pada saya saat ini terjadi. '

<< Saya akan melakukannya lain kali. >>

' Kamu pasti berpikir kalau ini akan menarik, jadi kamu akan membiarkannya, apa saya benar. '

<< Itu hanya imajinasi anda. >>

' Sial, kamu mengelak lagi. '

Setelah menenangkan diri mereka, Ritsuka melanjutkan sarapannya, sementara RImuru melanjutkan tugas dapurnya, semuanya berjalan dengan damai kembali. Setelah beberapa waktu, beberapa servant yang sudah selesai sarapan segera melanjutkan pekerjaan mereka, beberapa tetap tinggal dan mengobrol dengan servant lain, sementara Rimuru dan Emiya membersihkan meja dan mencuci piring makan semua servant, kecuali untuk beberapa Arturia yang masih ada di kafetaria yang masih melanjutkan makan mereka. Disisi lain Ritsuka masih duduk memikirkan sesuatu untuk jadwalnya hari ini, Ritsuka mengambil posisi berpikir dengan ekspresi serius.

" Apakah ada yang salah Master, kamu terlihat memikirkan sesuatu. " Rimuru menaruh jus jeruk didepan Ritsuka.

" Terima kasih untuk minumannya..... sebenarnya saya sedang memikirkan Test Combat untuk-mu hari ini. Karena kami membutuhkan data kemampuan bertarungmu, kami harus memilih lawan yang bisa memberikan hasil data yang bagus. " tugas Ritsuka hari ini adalah melakukan tes kepada Rimuru, karena Davinci sudah menyiapkan ruangan untuk tes, Ritsuka akan mengurus sisa pekerjaan yang ada.

" Jadi begitu ya, lalu apa yang salah dengan itu ? " Rimuru tidak yakin dengan apa yang Ritsuka pikirkan untuk test combat-nya.

" Mengingat kamu memiliki statistic yang tinggi, kami kesulitan untuk memilih lawan yang sesuai untukmu. Mungkin Gilgamesh-san akan bisa menjadi lawan yang bagus, namun dia tidak akan menerima permintaan itu dengan mudah, sedangkan untuk versi lain Gilgamesh-san juga memiliki tugas mereka sendiri. " Ritsuka bingung siapa yang harus dia pilih sebagai lawan tanding Rimuru, karena tidak banyak servant dengan kekuatan yang sama dengan Rimuru.

" Bagaimana jika saya mengambil tugas itu. " tiba-tiba sebuah suara mengajukan diri untuk menjadi lawan tanding Rimuru, saat Ritsuka dan RImuru melihat kearah pemilik suara itu, mereka melihat versi lain Arturia mengajukan dirinya.

" Arturia Alter ? apa kamu yakin ingin menjadi lawan tanding RImuru ? " Ritsuka tau kalau Arturia Alter adalah salah satu servant kuat di Chaldea, namun membuat keduanya bertarung memberinya firasat aneh yang tidak dia ketahui.

" Ya saya yakin dengan itu, saya hanya penasaran dengan seberapa kuat Rimuru, hanya itu saja. " kata Alter dengan wajah datar.

' Versi Alter ya, jadi dia adalah servant hasil Corruption Grail ya, sepertinya melawannya akan menarik. ' Rimuru cukup tertarik untuk melawan Alter, mengingat mereka sekarang adalah servant, kekuatan mereka sebenarnya terkekang dalam segel master, namun itu bukan berarti Batasan itu berlaku pada Rimuru, jadi melawan Alter yang sekarang akan menjadi kontes menahan diri yang menarik untuk Rimuru.

<< Peringatan, individu Arturia Alter memiliki kekuatan setengah dari kekuatan Master yang sekarang. >>

' Eh benarkah, tunggu sebentar kalau tidak salah level Ark Hero saya ini setara dengan level Multiversal, itu berarti dia berada di level High-Universal dalam kekang segel servant. Sepertinya akan menarik melawannya dalam kekuatan penuh. ' Rimuru sudah lama tidak menemukan lawan yang cukup kuat untuk melawannya, mengingat dia selalu menjadi lebih kuat setiap saatnya, mencari lawan yang lebih kuat untuknya dalam standar kekuatannya sangatlah sulit.

<< Apa anda berniat menggunakan kekuatan lebih besar Master, saya akan mengatur agar Arturia Alter dapat menggunakan kekuatan penuhnya. Noble Phantasm milik Arturia Alter mampu menembus [ Absolute Defend ], jadi Master akan memiliki lawan yang cukup kuat kali ini. >> laporan Ciel ini membuat RImuru cukup tertarik untuk melakukannya, tapi memikirkan tempat mereka bertarung saat ini, Rimuru harus menahan keinginannya.

' Lebih baik kita tidak melakukannya, untuk sekarang akan lebih baik jika kita melakukannya sesuai dengan apa yang Ritsuka inginkan. '

<< Dimengerti Master. Lalu laporan untuk penyesuaian Noble Phantasm milik Master sudah selesai, anda bisa menggunakan NP anda tanpa kerusakan berlebihan mulai sekarang. >>

' Kerja bagus Ciel, tapi kali ini saya akan menguji pedang baru saya, jadi kita bisa melihat hasil kerja saya membuat senjata ini. ' Rimuru ingin menguji [ Void de Arc Sword ] dan [ Arc Magnum ] miliknya, setidaknya Rimuru ingin menguji sejauh mana senjata itu bisa bertahan melawan harta mulia asli milik Arturia Alter.

<< Kedua senjata master memiliki potensi yang cukup besar, [ Void de Arc Sword ] sendiri berada dilevel Genesis atau setingkat dengan level Multiverse, jadi itu akan cukup kuat untuk berduel dengan harta mulia servant lain. >> Ciel cukup terkesan dengan hasil ciptaan Rimuru, kemampuan penciptaan senjata RImuru sudah mencapai tingkat yang hampir sama dengannya, dan itu membuatnya bangga pada kerja keras Rimuru selama ini.

' Senang mendengarnya darimu. ' Rimuru senang karena Ciel menyukai senjata hasil ciptaannya.

" Baiklah Arturia Alter, jika kamu tidak keberatan dengan itu, jadi mohon bantuannya. Dan juga ini untukmu. " Rimuru menyerahkan hamburger kepada Arturia Alter.

" Terima kasih. " Arturia Alter menerima makanan itu dengan senang hati.

" Baiklah kalau kalian setuju, saya akan menunggu di ruang pengujian, jadi kalian bisa datang kesana nanti. " Ritsuka kemudian segera pergi dan melaporan lawan Rimuru kepada Davinci, sementara itu Arturia Alter dan RImuru masih di kafetaria melanjutkan sisa hari mereka sebelum duel mereka.

Tanpa Rimuru dan Arturia Alter sadari, pembicaraan mereka menarik perhatian dari servant lain yang ada di kafetaria. Berita tentang test combat Rimuru menyebar dengan cepat seperti angin diseluruh Chaldea, beberapa penasaran dengan servant baru yang akan menjalankan test combat pertamanya, sementara yang lain ingin melihat seberapa jauh Rimuru bisa melawan Arturia Alter.

Setelah selesai dengan pekerjaannya didapur, Rimuru segera bersiap untuk pergi ke ruang pengujian Chaldea, sedangkan untuk Arturia Alter sudah pergi kesana lebih dahulu darinya, jadi Rimuru berjalan sendirian kesana. Rimuru memikirkan bagaimana dia akan melawan Arturia Alter nanti, Rimuru juga harus menyembunyikan Sebagian besar kekuatannya dari semua servant yang ada, Rimuru takut kalau dia akan menghancurkan Chaldea secara tidak sengaja karena terlalu bersemangat. Namun RImuru merasakan ada banyak hawa kehadiran ditempat tujuannya, dan menurut Ciel mereka adalah servant yang ada di Chaldea, semantara itu RImuru juga merasakan hawa kehadiran lain yang berjalan dibelakangnya. Rimuru berhenti sejenak untuk melihat siapa pemilik hawa kehadiran akrab dibelakangnya, saat Rimuru menatap kearahnya, Rimuru melihat Arturia Saber sedang berjalan kearahnya.

" Arturia ? apa yang kamu lakukan disini ? " tanya Rimuru penasaran kenapa Arturia berada dijalur yang sama dengannya.

" Saya mendengar kalau kamu akan melakukan test combat, jadi saya ingin datang dan menonton. Lagipula yang akan menjadi lawanmu adalah versi lain saya, jadi saya ingin memastikan kalian tidak terlalu berlebihan. " Arturia ingin memastikan kalau Arturia Alter tidak membuat Rimuru kerepotan dengan kegilaan bertarungnya, dan disisi lain Arturia ingin memastikan sekuat apa Rimuru sebenarnya.

" Jadi begitu ya, kalau begitu mau berangkat Bersama. "

" Tentu. " Rimuru dan Arturia kemudian berjalan Bersama sambil mengobrol sebentar.

Saat Rimuru mengobrol santai dengan Arturia, perasaannya menjadi tenang dan nyaman, perasaan seperti seorang teman lama yang akrab membuat Rimuru merasa nyaman disekitar Arturia. Namun ada sesuatu yang lain disisi Arturia, saat Arturia Bersama dengan Rimuru, dia merasakan kalau kehadiran Rimuru tidaklah asing baginya, seolah-olah ada sesuatu pada Rimuru yang membuatnya tertarik. Arturia tidak tau apa yang dia rasakan, namun karena hubungannya dengan Rimuru berjalan dengan baik, Arturia merasa puas dengan kedekatan mereka yang sekarang.

-------------------------------------------------

Saat Rimuru sampai di ruang test combat, RImuru bisa melihat ada banyak servant yang ada disekitar lantai atas arena pengujian, Sebagian besar dari servant itu Rimuru kenali, namun sisanya dia tidak mengenal mereka dengan baik. Beberapa dari servant disana ada Cu dan versi lain dirinya, versi lain Arturia juga ada disana, lalu ada Gilgamesh Archer dan Enkidu disisinya, sisanya adalah servant yang Rimuru kenal di kafetaria. Arturia bergabung dengan versi lain dirinya di lantai dua ruang pengujian, sedangkan RImuru menuju ke arena pengujian, disana sudah ada Ritsuka, Mash, Arturia Alter, dan Davinci yang sudah menunggu dia untuk melakukan pengujian.

" Selamat datang Rimuru-san, kami sudah menunggu kamu. " Mash menyapa ramah Rimuru.

" Maaf saya terlambat, tapi kenapa ada banyak servant disana. " Rimuru menunjuk kearah barisan servant yang menontong mereka.

" Sebenarnya kami juga tidak yakin, tapi mereka datang untuk melihat kemampuan kamu, jadi saya harap kamu tidak terganggu dengan itu. " Ritsuka tidak bisa menghentikan rasa ingin tau para servant yang ingin mengenal Rimuru, jadi Ritsuka tidak bisa menolak keinginan mereka untuk menonton duel Rimuru.

" Saya tidak mempermasalahkannya, lalu apakah kita bisa memulainya sekarang. " Rimuru tidak mempermasalahkan para penonton, lagipula dia tidak berencana menunjukan kekuatan aslinya, jadi Rimuru masih bisa menyimpan rahasianya dengan baik.

" Baiklah, mari kita mulai test combat Rimuru Tempest. " suara Davinci tiba-tiba muncul dari pengeras suara, Ritsuka terkejut karena Davinci sudah ada disana dalam waktu singkat, sementara Rimuru sudah menyadari kalau Davinci menyelinap menuju ruang penyiaran saat mereka sedang mengobrol, jadi Rimuru hanya diam untuk itu.

" Sekarang kedua lawan silahkan ambil posisi kalian disisi berlawanan arena. " Rimuru dan Arturia Alter menuju ke arena dan berdiri disisi berseberangan, Arturia Alter memegang [ Excalibur Morgan ] miliknya, bilah pedang hitam dengan corak merah darah menyala dibilahnya.

Sementara Rimuru melepas jaket miliknya dan menyisakan baju tanpa lengan hitam miliknya, lalu ditangannya Rimuru memegang katana hitam [ Void de Arc ] miliknya, pedang yang seluruhnya berwarna hitam malam, aura yang dikeluarkan oleh pedang itu membuat suasana di arena menjadi tegang.

' Apa-apaan pedang itu, aura pedangnya sangat mengerikan. ' Arturia Alter merasakan sesuatu yang sangat kuat dari dalam katana Rimuru, melihat tatapan santai Rimuru membuatnya tidak mengerti, bagaimana bisa pedang yang dipegang dengan santai memiliki niat membunuh yang mengerikan.

" Test akan dinyatakan berakhir jika salah satu dari kalian tidak dapat melanjutkan. Apa kedua belah pihak siap untuk memulai...... " Davinci membawakan acara dengan semangat yang aneh.

" Kami siap. " kata Rimuru dan Arturia bersamaan.

" Kalau begitu, mari kita mulai dalam tiga..... dua...... satu...... mulai. " dalam satu aba-aba itu, Arturia Alter langsung melesat kearah Rimuru, satu ayunan berat diarahkan kepada RImuru.

Rimuru dengan santai mengayunkan pedangnya, menghantamkan bilah pedangnya pada ayunan serangan Alter, pukulan berat Rimuru mengirim Arturia terlempar kebelakang beberapa meter. Arturia yang menahan hantaman serangan Rimuru merasakan pedangnya bergetar karena satu ayunan santai Rimuru, ini pertama kalinya ada orang yang membuat pedang Excalibur miliknya bergetar karena satu serangan. Alter menyeringai kepada RImuru, Alter memegang Excalibur Morgan miliknya dengan kedua tangannya, melapisi pedangnya dengan energy merah menyala, Alter kemudian melesat kearah Rimuru dengan kecepatan tinggi.

Rimuru menutup matanya, Rimuru dengan keterampilan yang sudah dia asah mampu merasakan aliran serangan dengan mudah bahkan tanpa bantuan perception apapun. Setiap serangan Alter dapat dilihat oleh mata batin Rimuru, dengan sedikit Gerakan Rimuru menghindari setiap tebasan berkecepatan tinggi Alter, Rimuru tidak membalas serangan Alter dan hanya focus untuk menghindari setiap serangan Alter. Para penonton yang melihat duel keduanya mulai berkeringat dingin melihat kemampuan Rimuru, mereka semua mengenal Alter dengan cukup baik dan juga gaya bertarungnya, untuk servant terlatih sekalipun tidak akan mudah untuk mengindari serangan Alter yang sangat cepat, terlebih lagi Rimuru menghindarinya dengan mata tertutup dan Gerakan singkat.

Alter terus mencoba untuk mendaratkan serangan kepada Rimuru, namun usahanya tidak ada yang berhasil, sebanyak apapun Alter meningkatkan kecepatan dan kekuatan serangannya, semua serangannya tidak dapat mengenai Rimuru sedikitpun. Karena kesal diremehkan oleh Rimuru, Alter meningkatkan kecepatan serangannya sampai batas tercepat yang dia capai dalam hidupnya, tebasan berwarna merah terang menebas segala arah pada Rimuru, Rimuru tidak terlalu terpengaruh pada hal itu, namun karena Alter mulai kesal dengan sikapnya, RImuru memutuskan untuk sedikit serius melawan Alter. Rimuru membuka matanya, memegang kuat katana miliknya, Rimuru melapisi katana miliknya dengan aura energy perak yang bersinar cukup terang, Rimuru membalas setiap tebasan Alter dengan serangan yang lebih cepat darinya. Satu tebasan Rimuru memiliki daya hancur yang sangat besar, jika Davinci tidak memasang barrier disekitar arena, mungkin dampaknya akan lebih besar, serangan Rimuru memukul mundur Alter dan membuat getaran yang menguncang Chaldea itu sendiri.

Dengan satu tebasan energy perak terakhir RImuru menyerang Alter dengan kekuatan besar, memaksa Alter menggunakan pedangnya untuk menahan serangan itu. Saat Alter menahan serangan itu, dia terdorong dengan kekuatan yang tidak dia pahami, serangan yang setara dengan Noble Phantasm itu sendiri, serangan energy itu mendorong Alter hingga menghantam barrier dibelakangnya. Hantaman keras Alter membuat barrier pengaman retak dan membuat Davinci panik dengan situasi itu, barrier yang dibuat oleh Davinci dibuat untuk mampu menahan Noble Phantasm dari servant perak rank B, dan itu terbukti cukup kuat, namun serangan biasa RImuru mampu membuat barriernya retak, dan itu sudah menunjukan seberapa besar kekuatan yang Rimuru miliki.

Alter yang terluka mencoba untuk bangkit kembali, dengan pedangnya sebagai tumpuan, Alter berhasil bangkit kembali dari situasi buruk yang mungkin terjadi jika RImuru menyerangnya dengan serius. Rimuru yang melihat Alter terluka merasa tidak enak padanya, tapi dia tidak bermaksud melukainya, Rimuru hanya bermaksud serius melawannya, namun hasilnya tidak terduga.

" Akhirnya kamu mulai serius juga ya Rimuru, itu bagus, mari bertarung dengan serius Rimuru. " Alter menyeringai lebih lebar dan siap untuk bertarung dengan serius melawan RImuru.

" Bukankah lebih baik jika kamu merawat diri kamu dulu, luka itu terlihat menyakitkan menurut saya. " jika memungkinkan Rimuru ingin Alter menyerah dan mengakhiri duel mereka.

" Luka ini bukanlah apa-apa, kamu juga sebaiknya lebih serius bertarung, ketidakseriusan-mu itu akan menjadi aib bagi seorang servant kelas saber. " Alter mencoba untuk memprovokasi Rimuru untuk lebih serius dan itu berhasil untuknya, Rimuru memasang wajah seriusnya, tangannya memegang kuat katana miliknya.

" Baiklah jika itu yang kamu mau, maaf master, ini akan sedikit bergetar, jadi tolong menjauh dari saya sekarang juga. " Rimuru memperingatkan Ritsuka untuk menjauh dari sisi arena, karena RImuru akan melepas Sebagian kecil dari kekuatannya.

" APa yang kamu maksud Rimuru. " Ritsuka bingung dengan maksud Rimuru, namun dalam satu detik berikutnya pendetaksi energy mendeteksi energy luar biasa besar dari arena, dan itu berasal dari Rimuru.

Rimuru mengeluarkan aura perak bersinar yang melapisi tubuhnya dengan warna perak berkilau, rambut biru Rimuru berubah menjadi perak, mata emas berubah menjadi perak kebiruan cerah, ledakan aura energy perak besar terjadi disekitar Rimuru. Tekanan energy yang Rimuru keluarkan membuat tekanan besar pada dunia, getaran gempa besar terjadi di seluruh Chaldea, tekanan itu membuat barrier Davinci hancur berkeping-keping karena kekuatan besar Rimuru.

" Baiklah Alter, bagaimana jika kita selesaikan ini. " Rimuru berniat untuk mengakhiri duel ini dengan satu serangan terakhir besar.

" Itulah yang saya tunggu darimu RImuru. " Alter bersiap untuk mengeluarkan Noble Phantasm miliknya kepada RImuru, dan Rimuru menyiapkan satu serangan energy besar yang setara dengan Noble Phantasm milik Alter.

" Ini buruk, serangan mereka akan menghancurkan tempat ini..... " Davinci panik saat melihat keduanya akan mengeluarkan serangan besar untuk mengakhiri duel mereka.

Ritsuka berniat menghentikan keduanya dengan segel perintah miliknya, namun sebuah barrier lain terbentuk disekitar arena, barrier dengan aneka warna itu lebih kuat dari barrier milik Davinci, sesuatu yang lain mencegah dampak besar dari serangan Rimuru dan Alter.

<< [ Absolute Barrier ] sudah terpasang, Master bisa mengeluarkan serangan anda sekarang. >> Ciel sudah menyiapkan barrier dengan tambahan penyerapan energy, jadi RImuru dan Arturia Alter dapat mengeluarkan serangan mereka dengan kekuatan penuh.

' Terima kasih banyak Ciel, serahkan sisanya pada saya. ' Rimuru senang Ciel memberikan batuan yang dia perlukan tanpa harus memberitahunya.

<< Menangkan ini Master. >>

' Tentu saja. ' Rimuru yang sekarang mengisi pedangnya dengan 1% energy avatar-nya, dengan jumlah energy itu Rimuru dapat mengimbangi serangan dari Alter.

Arturia Alter memegang kuat pedangnya dengan kedua tangannya, energy merah keunguan yang terkumpul dibilah pedangnya siap untuk dilepaskan, setelah melihat serangan energy perak besar RImuru membuat Alter bersemangat untuk menang. Para penonton menjadi tegang saat melihat keduanya siap melepaskan serangan besar mereka, getaran semakin besar diseluruh Chaldea, menyebabkan kepanikan diseluruh tempat karena bentrokan antara dua servant yang siap melepaskan Noble Phantasm mereka.

" Hancurkan semuanya, Excalibur Morgan....... " Arturia Alter mengayunkan pedangnya dengan kekuatan penuh langsung kearah RImuru, melepaskan energy penghancur besar yang dapat menghancurkan dunia.

" Mari selesaikan ini, Arturia Alter. Silver Storm..... " Rimuru mengayunkan pedangnya memutar dan membuat pusaran enery perak yang menelan serangan dari Arturia Alter dalam badai perak.

" APA !? " Arturia Alter terkejut melihat serangan Excalibur Morgan miliknya ditelan oleh badai perak yang menyerang langsung kearahnya.

Sebelum Alter bisa menghindari badai perak Rimuru, dia ditelah dalam badai energy itu, membuat ledakan energy cahaya yang menyilaukan seluruh tempat, semua orang harus menutup mata mereka karena ledakan cahaya menyilaukan yang membutakan pandangan mereka, guncangan yang lebih besar terjadi, mengguncang seluruh dataran dengan gempa bumi yang tidak terduga. Didalam ledakan energy cahaya putih, Arturia Alter yang tenggelam didalam ledakan energy merasakan sesuatu yang hangat menyelimutinya, namun dia tidak tau siapa atau apa yang menyelimuti dirinya, menjaganya tetap aman dalam kekacauan cahaya yang merusak dan menghancurkan segalanya.

Setelah beberapa detik berlalu, getaran mulai melemah dan akhirnya berhenti, cahaya putih terang mulai meredup dan perlahan menghilang menjadi partikel cahaya yang tersisa disemua tempat. Semua orang yang mulai membuka mata mereka menyaksikan barrier yang kokoh masih dalam kondisi baik-baik saja, namun didalam barrier itu sangatlah hancur, arena hanya tersisa puing-puing hancur yang berserakan disemua tempat, ditangah arena ada kawah besar yang ditutupi oleh asap abu-abu tebal. Saat asap tebal mulai menghilang, dua sosok muncul ditengah kawah itu, ditengah kawah Rimuru berdiri tanpa luka, dipelukannya ada Arturia Alter yang tidak sadarkan diri. Rimuru mengayunkan pedangnya dan membuat tekanan yang langsung menghancurkan barrier yang kokoh itu.

Rimuru keluar dari kawah sambil menggendong Arturia Alter dengan gaya pengantin, para penontong tidak mulai bersorak atas kemenangan Rimuru, dan mereka sekarang mengakui kekuatan Rimuru yang luar biasa.

" Wow Rimuru, kamu sangatlah kuat, kamu mengalahkan Arturia Alter. " Ritsuka senang Rimuru menang dalam duel-nya dengan Alter, meskipun dia sangat terkejut dengan kekuatan Rimuru yang tidak pernah dia duga.

" Maaf Master, tapi untuk sekarang Alter jauh lebih penting. Saya akan membawa Alter ke ruang Kesehatan, bisakah anda membantu saya memimpin jalan kesana. " Rimuru ingin segera merawat Alter, meskipun mereka adalah servant, tapi Rimuru masih harus memastikan kalau Arturia Alter akan baik-baik saja.

" Baiklah saya akan mengantar kamu kesana, Davinci ! Apakah test combat Rimuru sudah selesai ? " Ritsuka harus memastikan test RImuru telah selesai sebelum mereka pergi.

" Untuk sekarang sudah selesai, dan kami juga sudah merekam salah satu Noble Phantasm milik RImuru juga, jadi tes sudah berakhir. " kata Davinci.

" Anu maaf, tapi saya sebenarnya belum menggunakan Noble Phantasm saya. " Rimuru tidak ingat kapan dia menggunakan Noble Phantasm miliknya, karena Rimuru hanya menggunakan serangan biasa saat melawan Alter tadi.

" Eh benarkah, lalu badai energy perak itu bukan Noble Phantasm milikmu ? " Davinci terkejut karena serangan yang menelan Noble Phantasm milik Arturia Alter bukanlah Noble Phantasm sama sekali.

" Itu tadi adalah [ Silver Storm ], itu hanyalah serangan yang melepaskan badai energy perak saja, itu bukanlah Noble Phantasm asli saya. " Ritsuka dan semua orang yang mendengarnya sangat terkejut, satu serangan energy Rimuru mampu mengalahkan NP milik Arturia Alter dengan mudah, dan itu sesuatu yang tidak akan mereka duga sama sekali.

' Eh..... itu tadi bukan NP miliknya ? tapi itu tadi sangat kuat, lalu sekuat apa NP miliknya yang sebenarnya ? ' banyak pertanyaan muncul dibenak semua servant tentang Noble Phantasm asli Rimuru, namun Rimuru sendiri belum ingin menunjukannya.

" Benarkah, saya kira tadi itu NP milik anda ? " kata Mash juga terkejut dengan fakta itu.

" Saya akan menjelaskannya nanti, untuk sekarang maukah kalian mengatar saya keruang Kesehatan. " Rimuru menatap sebentar Alter dan dia tersipu saat melihat pakaian Alter yang rusak, beberapa bagian tubuh yang terekspose membuat RImuru merasa malu melihatnya. Rimuru kemudian mengambil jaket miliknya dan menutupi badan Arturia Alter dengan jaketnya, meskipun tidak disengaja, RImuru membuat beberapa bagian dari pakaian Arturia sobek, jadi RImuru menutupinya dengan jaketnya.

' Beruntung tidak ada yang melihat robekan pakaian Alter selain saya. ' Rimuru lega tidak ada seseorang yang melihat robekan pakaian Alter selain dirinya.

<< Seperti yang diharapkan dari Master, hanya anda yang bisa melakukan hal seperti ini pada gadis yang tidak berdaya. >> kata Ciel dengan suara tawa kecil yang dapat Rimuru dengar dengan jelas oleh Rimuru.

' Saya tidak bermaksud begitu, saya tidak sengaja melakukannya. ' Rimuru merasakan rasa malu yang luar biasa besar saat itu datang dari Ciel.

<< Itu yang selalu anda katakan selama ini. >>

' Berisik. '

" Baiklah Rimuru, kita akan merekam Noble Phantasm anda lain waktu, kamu bisa pergi untuk saat ini. " Davinci akan mengambil data test ini untuk saat ini, jadi Rimuru bisa pergi untuk saat ini.

" Terima kasih banyak Davinci-san. " Rimuru segera membawa Arturia Alter keluar dari ruang pengujian, diikuti oleh Ritsuka dan Mash, saat mereka berjalan keluar ada banyak mata yang tertuju pada Rimuru dan Alter.

Beberapa servant menatap iri Arturia Alter yang mendapatkan kesempatan untuk berada dalam pelukan Rimuru, keluarga besar Arturia merasakan hal yang aneh saat melihat versi lain mereka memiliki kesempatan itu. Arturia Saber yang melihat Rimuru berjalan pergi segera mengikutinya, ada sesuatu yang menariknya untuk mengikuti Rimuru, perasaan aneh yang dia rasakan saat melihat versi Alter dirinya sangat dekat dengan Rimuru. Saat Rimuru berjalan warna rambut peraknya kembali menjadi biru keperakan, mata perak berubah menjadi emas berkilau kembali, pemandangan itu terihat aneh untuk Ritsuka dan Arturia.

" Rimuru-san, kenapa warna rambut dan mata kamu berubah warna tadi. " tanya Mash penasaran.

" Itu terjadi saat saya melepas sebagain besar energy yang ada didalam diri saya, hal itu sering terjadi saat saya mulai serius bertarung. Saya bisa mempertahankan warna rambut perak saya jika saya ingin, tapi itu terlalu mencolok, jadi saya tidak ingin memakai form itu dalam waktu lama. " alasan perubahan warna rambut dan mata Rimuru adalah karena energy [ True Demon Lord ] dan [ True Hero ] didalam dirinya, saat kedua energy itu dilepaskan, kedua energy itu bergabung menjadi energy perak yang sangat kuat, dan itu mempengaruhi penampilan Rimuru juga.

" Tapi kamu terlihat sangat luar biasa dalam penampilan itu. " Ritsuka sedikit memerah saat dia mengingat kilasan penampilan Rimuru dengan aura perak yang terlihat sangat sexy, tatapan tajam dengan ekspresi serius menjadi daya Tarik mematikan untuknya.

" Master benar. " Arturia merasakan hal yang sama dengan Ritsuka.

" Saya senang kalian menyukainya. " Rimuru tidak yakin bagaimana harus menanggapi mereka, RImuru tidak terlalu banyak menggunakan wujud peraknya, namun Rimuru selalu ingin menggunakannya selama yang dia inginkan, tapi Ciel selalu menolak gagasan itu entah apa yang membuatnya menentangnya.

<< Itu karena saya Ingin Master menggunakan wujud itu saat kita berkencan, jadi tidak ada yang akan mengira kita saudara. Jadi saya dan master bisa berkencan layaknya kekasih. >> itu adalah alasan utama Ciel melarang RImuru menggunakan wujud perak miliknya, karena Ciel ingin memiliki ha katas form itu untuk dirinya sendiri.

' Apa kamu mengatakan sesuatu Ciel. '

<< Itu hanya imajinasi anda. >>

' Baiklah jika kamu bilang begitu. ' Rimuru merasa kalau Ciel membicarakan sesuatu, namun dilihat dari kata-katanya, Ciel tidak ingin membicarakannya untuk saat ini, jadi Rimuru tidak akan bertanya lebih jauh untuk itu.

Sesaat setelah pembicaraan itu Rimuru merasakan pergerakan dari Arturia Alter, Rimuru berhenti sejenak dan menatap kearah Alter sejenak. Beberapa detik kemudian Alter perlahan menunjukan pergerakan, matanya perlahan terbuka, saat matanya terbuka, sepasang mata emas sayu menatapnya dengan ekspresi lembut diwajah yang dia kenali.

" Kamu sudah sadar Arturia Alter, apa kamu merasakan sakit dibagian badanmu atau dimanapun. " tanya Rimuru khawatir pada kondisi Alter.

" Saya baik-baik saja, jadi saya kalah darimu ya. Itu tadi pertarungan yang bagus, saya tidak percaya kamu bisa mengalahkan Excalibur Morgan saya. " Alter tidak percaya kalau dia akan kalah dari Rimuru dalam duel mereka, namun dia tidak menyesal karena melakukan duel ini, dia puas karena bisa melawan servant sekuat RImuru.

" Kamu memprovokasi saya dengan sangat baik tadi. Maaf karena membuat kamu terluka. "

" Kamu tidak perlu meminta maaf, itu adil untuk saya, lagipula ini hasil dari duel kita. Saya sudah tau kalau ini akan terjadi, tapi saya tidak menyangka kamu akan melepaskan energy sebesar itu karena kesal pada kata-kata saya. " senyum kecil tergambar diwajah Arturia Alter, dia puas dengan hasil dari duel mereka, meskipun dia harus kalah, setidaknya dia memiliki kebanggaan untuk melawan sosok yang lebih kuat darinya.

" Sama seperti-mu Arturia Alter, saya juga memiliki kebanggan sebagai seorang servant, dan itu benar-benar memicu keseriusan saya, saya tidak menyangka kamu akan memaksa saya melepas 1% kekuatan saya untuk test combat sederhana ini. " Rimuru terkekeh dengan hasil duel mereka, meskipun kata-katanya baru saja membuat semua orang berkeringat dingin.

' itu tadi 1%, menurut laporan Davinci itu tadi membuat benua ini terguncang hebat, bagaimana itu bisa dikalkulasi sebagai 1% kekuatan penuhnya. ' Ritsuka berkeringat dingin saat dia membayangkan apa yang akan terjadi jika Rimuru melepas 100% kekuatannya.

' Seberapa besar kekuatan RImuru jika dia melepaskan 100% kekuatannya nanti, apakah kami bisa bertahan darinya saat itu tiba. ' Arturia Saber dan Mash tidak bisa membayangkan bagaimana mereka akan melawan Rimuru yang 100 kali lebih kuat dari yang mereka lihat hari ini.

' Jadi dia masih menyimpan kekuatan penuhnya ya, dia adalah monster yang sesungguhnya. ' Arturia Alter tidak takut dengan kekuatan penuh Rimuru, dia tersenyum menanti saat dimana dia bisa melihat kekuatan penuh dari Rimuru dimasa depan nanti.

" Kamu benar-benar Monster Rimuru. " Arturia Alter mulai tertarik kepada Rimuru.

" Hahaha..... sudah lama tidak ada yang memanggil saya seperti itu, kamu wanita yang menarik Arturia Alter. " Rimuru tersenyum lembut pada Arturia Alter, Arturia Alter tersipu saat melihat Rimuru menatapnya dengan kasih sayang yang aneh dan nyata.

" Panggil saya Alter, jika kamu memanggil saya Arturia Alter, itu terasa tidak nyaman untukmu dan terlalu Panjang juga. " Alter ingin Rimuru memanggilnya dengan panggilan Alter, nama panggilan itu terdengar lebih baik untuknya. Rimuru mulai tersenyum lebih lebar dan manis didepan Alter, senyum itu terlalu tidak adil untuk Alter, dia merasakan jantungnya berpacu setiap detiknya.

" Baiklah Alter, kamu juga bisa memanggil saya Rimuru saja. "

" Baiklah Rimuru, tapi pertama bisakah kamu menurunkan saya, saya bisa berjalan sendiri. " Alter mulai merasa canggung saat dia menyadari dirinya ada dalam pelukan Rimuru, meskipun dia ingin Rimuru menurunkannya, tapi senyum Rimuru mengatakan sesuatu yang lain padanya.

" Maaf Raja-ku, tapi anda dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk itu, jadi biarkan saya membawa anda ke ruang Kesehatan Raja-ku. " Alter tersipu lebih banyak saat Rimuru memanggilnya sebagai Raja-nya, nada suaranya tidak main-main, Rimuru memanggilnya Raja dengan penuh kehormatan.

" Saya bisa melakukannya sendiri, kenapa kamu begitu serius ingin membawa saya kesana. " Alter tidak mengerti kenapa Rimuru tidak membiarkannya berjalan sendiri.

" Apakah kamu ingin saya mengatakan sesuatu tentang itu ? cobalah lihat diri anda sendiri untuk mengetahuinya. " Rimuru sedikit memerah saat dia masih bisa melihat langsung beberapa bagian terbuka dari pakaian Alter.

' Imut. ' Alter menyukai sisi malu-malu Rimuru ini, setelah sesaat memperhatikan Rimuru yang merasa malu, Alter melihat dirinya dibalik jaket Rimuru, dan dia memperhatikan beberapa robekan pakaiannya, namun tidak ada yang salah dengan itu.

" Saya tidak melihat sesuatu yang salah dari itu. " Alter tidak mengerti kenapa Rimuru terlalu peduli pada pakaiannya yang rusak.

" Raja-ku, itu adalah sesuatu yang bermasalah untuk saya, jadi untuk sekarang saya ingin anda tenang dan membiarkan saya melakukan pekerjaan saya. " senyum polos dengan aura ungu gelap yang mengintimidasi membuat orang-orang disekitar Rimuru terdiam dan merasakan ketakutan yang belum pernah mereka rasakan selama hidup mereka.

" Ba-baik. " Alter takut membuat Rimuru lebih marah dari ini, namun disisi lain senyum polos dan aura menakutkan itu membuatnya semakin berdebar-debar, sesuatu hal yang baru mulai tumbuh dari dalam dirinya, pandangannya pada Rimuru mulai berbeda dari sebelumnya.

" Bagus, sekarang berpenganlah pada saya. " Alter segera melakukan apa yang Rimuru minta, Alter melingkari leher Rimuru dengan kedua tangannya, rona merah mulai menyebar diseluruh wajahnya, rasa hangat menyebar keseluruh hatinya, saat Alter mendekatkan dirinya pada Rimuru, dia juga dapat mendengar suara detak jantung Rimuru yang berpacu sama seperti dirinya.

' Jadi dia merasakan hal yang sama ya, mungkin ini tidak terlalu buruk juga. ' Alter merasa hangat dalam pelukan Rimuru, dan dia merasa lebih nyaman seperti ini.

' Ini sangat memalukan. ' Rimuru mulai merasakan rasa malu yang sudah coba dia tahan selama beberapa menit yang lalu, dan sekarang dia merasakannya kembali saat Alter merangkulkan tangannya pada lehernya.

<< Sepertinya anda menemukan gadis manis lainnya Master. >> kata Ciel menggoda Rimuru.

' Ini tidak seperti itu kau tau. '

<< Meskipun begitu anda cukup menyukai Arturia Alter bukan. >>

' Saya hanya menggapnya menarik saja, bukan berarti saya menyukainya Ciel. '

<< Itu untuk saat ini tentunya. >>

' Bisakah kamu berhenti menggunakan [ Eye of Destiny ] untuk memprediksi masa depan, bisakah kamu berhenti melakukan itu. Jujur itu membuat saya takut saat kamu melakukannya diluar pertarungan. >> Rimuru dan Ciel selalu menggunakan kemampuan melihat semua kemungkinan masa depan yang tidak terbatas untuk melawan musuh yang sangat kuat dan mengancam alam semesta, Ciel juga dapat membungkam pengelihatan masa depan lawan juga, jadi lawan tidak akan dapat memprediksi pergerakan mereka sedikitpun, jadi mereka selalu memang dengan mudah dalam pertarungan yang melimbatkan keterampilan dan manipulasi kemungkinan yang ada. Namun dalam pertarungan biasa Rimuru tidak menggunakannya, karena [ Eye of Sense ] miliknya dapat memprediksi serangan lawan dengan mudah dengan akurasi tinggi.

<< Saya akan mempertimbangkannya. >> Ciel tidak terlihat ingin berhenti melakukannya.

' Tolong berhenti menggunakan kemampuan-mu itu untuk sesuatu yang aneh, terkadang kamu membuat saya takut. ' Rimuru khawatir jika Ciel melihat kemungkinan tidak terduga dimasa depan, dan kemampuan itu sepenuhnya dibawah kendali Ciel dan membuatnya mahakuasa atas masa depan yang tidak terbatas, dan Rimuru tidak bisa menggunakannya jika Ciel tidak mengijinkannya, dan itu selalu membuat Rimuru khawatir.

<< Saya tidak bisa janji untuk itu. >> suara Ciel terdengar sangat ceria, Rimuru hanya menghela nafas karena dia gagal menghentikan Ciel kali ini.

' Lakukan saja sesukamu. ' Rimuru tidak memiliki cara untuk menghentikan Ciel.

<< Baik Master. >> jawab Ciel dengan nada ceria.

' Kamu sudah menunggu jawaban saya ini bukan. ' Rimuru menyadari kalau Ciel sudah menunggu dia mengatakan itu.

<< Itu hanya imajinasi Master. >> Jawaban klasik itu adalah tanda kalau Ciel sudah merencanakannya sejak awal.

' Dasar kamu ini, bisakah kamu bersikap manis selain diatas tempat tidur. ' Rimuru ingin membalas Ciel, dan itu sangat efektif pada Ciel. Rimuru bisa merasakan Ciel tersipu didalam imaginary space dengan rasa malu yang bergema didalam jiwanya.

<< Bisakah Master tidak mengatakan itu disaat-saat seperti ini. >> Ciel malu mengakui kalau kata-kata Rimuru benar.

' Eh kenapa, apa kamu kesal karena tidak pernah bisa menjadi yang diatas, Koneko-chan. '

<< Berisik, itu karena Master tidak membiarkan saya melakukannya. >>

' Itu karena kamu tidak cocok untuk itu, menyerahlah Ciel. '

<< Itu sangat tidak adil. >>

' Semua adil dalam cinta Ciel, karena itulah saya sangat mencintai kamu. ' satu anak panah cinta menembus jiwa Ciel dalam satu tembakan telak.

<< Saya menyerah, maafkan saya Master, saya tidak akan bermain-main dengan masa depan lagi. >> Rimuru membalik keadaan dengan sangat mudah.

' Senang mendengarnya sayang, tunggu saya malam ini dan saya akan membuat malam ini menjadi malam yang indah untukmu. ' satu pukulan telak lain menampar Ciel dengan harapan dan nafsu yang tidak terbendung.

<< Saya akan menunggu dengan sabar. >>

' Anak baik. ' Ciel langsung memutus komunikasi dengan Rimuru dan mempersiapkan sesuatu untuk malam mereka Bersama.

' Dia langsung pergi begitu saja ya, yah saya tidak berbohong jika saya tidak menantikan malam ini, lagipula sudah lama sejak saya dan Ciel menghabiskan waktu Bersama. '

" Apakah ada yang salah Rimuru ? " tanya Arturia Saber yang melihat RImuru terdiam dengan rona merah diwajahnya sambil menatap Alter dengan tatapan penuh kasih sayang yang membuatnya merasa sesak didadanya. Rimuru merasakan sesuatu yang salah dari Saber, namun Rimuru tidak berani menanyakannya pada Saber.

" Tidak ada Saber, tapi untuk Alter sepertinya berbeda. " didepan matanya Alter memiliki wajah yang sangat merah, dan itu membuat Rimuru hampir bingung dengan apa yang terjadi. Saat Rimuru menyadarinya, Rimuru mulai panik jauh didalam dirinya.

" Tidak ada apa-apa, cepat bawa saya keruang Kesehatan, itu perintah Raja. " Alter tidak dapat bertahan lebih lama, jika Rimuru terus menatapnya dengan kasih sayang yang nyata lebih lama.

" Sesuai perintah ada Raja-ku. " Rimuru dengan cepat kembali melanjutkan perjalanan mereka, sementara Arturia Saber yang ada dibelakang mereka masih memproses perasaan aneh yang tumbuh saat melihat kedekatan Rimuru dan Alter.

" Mereka sangat dekat, itu awal yang bagus untuk mereka. " kata Mash senang dengan kedekatan mereka.

" Kamu benar. " kata Ritsuka dengan nada datar, entah mengapa dia tidak menyukai gagasan kedekatan keduanya.

" Entah mengapa saya merasakan sesuatu yang aneh, saya harus pergi sekarang Master. " Arturia Saber segera pergi dengan perasaan aneh yang berputar-putar didalam perutnya, Rimuru menatap kepergian Saber dan entah mengapa Rimuru merasakan sesuatu yang aneh saat melihatnya pergi.

" Apakah ada yang salah Rimuru ? Kamu menatap versi asli saya dengan cara yang aneh ? " tanya Alter yang terlihat menatap versi aslinya dengan tatapan aneh, dan itu mengganggu Alter.

" Tidak ada yang salah, saya hanya harus bicara dengan Saber nanti. Sekarang sebaiknya kita segera pergi " Rimuru segera membawa Alter menuju ruang Kesehatan, Rimuru merasa kalau dia harus menemui Saber sebelum sesuatu yang aneh kembali memenuhi dirinya.

Setelah sampai di ruang Kesehatan dan bertemu dengan servant lain bernama Nightingale, Rimuru menyerahkan perawatan Alter kepada kepala perawat Chaldea itu, Rimuru segera pergi untuk mencari Arturia Saber. Rimuru menggunakan [ Universal Perception ] untuk melihat seluruh visual dari seluruh Chaldea dan mencari Arturia Saber dengan lebih mudah, Rimuru memiliki kemampuan yang hampir sama bernama [ Universal Detection ], namun kemampuan ini hanya berfungsi seperti radar alam bawah sadar dan tidak memiliki visual nyata untuk mencari secara menyeluruh, karena itu Rimuru lebih banyak menggunakan [ Universal Perception ]. Dengan kemampuan pengelihatan alam semesta secara visual, Rimuru berhasil menemukan dimana Saber berada, dan Rimuru segera menemuinya.

--------------------------------------------

Didalam kafetaria yang kosong di suasana sore yang damai, seseorang sedang duduk sendirian didepan konter dapur sambil merenungkan sesuatu. Seorang wanita berambut pirang ditata rapi dengan baju biru berzirah sedang memikirkan sesuatu dengan ekspresi yang tidak terbaca didalam keheningan, karena terlalu tenggelam dalam pikirannya, wanita itu tidak menyadari seseorang yang meletakan sebuah gelas teh didepannya.

" Ini teh hitam untukmu, apakah ada yang salah ? kamu terlihat tertekan dengan sesuatu ? " Arturia tersentak dari pikirannya, saat dia menatap orang yang bicara dengannya, Arturia terkejut melihat Rimuru ada didepannya.

" Kenapa kamu ada disini Rimuru ? " Arturia terkejut melihat Rimuru ada didepannya, bahkan dia tidak menyadari kehadirannya.

" Saya sedang bersiap menyiapkan makan malam disini, kamu tidak menyadari saya datang karena kamu tenggelam dalam pikiranmu tadi. " kata Rimuru menjelaskan kenapa dia ada disana, meskipun hanya Sebagian dari alasan sebenarnya dia disini.

" Eh ini sudah hampir masuk jam makan malam !? Apakah saya selama itu disini ? " Arturia terkejut dengan waktu yang berjalan sangat cepat saat dia tenggelam dalam pikirannya.

" Tidak Arturia, saya hanya bercanda. Saya kesini karena kamu tiba-tiba pergi tadi, apakah ada yang salah denganmu ? " tanya Rimuru khawatir kalau Arturia memiliki masalah yang tidak bisa dia bicarakan dengan orang lain.

" Saya tidak yakin dengan itu, saya hanya merasa aneh saja sejak duel kamu dan versi Alter saya. " saat Arturia mengingat Alter memeluk Rimuru sebelumnya, dadanya terasa aneh, ada sesuatu yang berputar-putar didalam perutnya, membuat perasaan sesak yang tidak dapat dia jelaskan dengan benar.

" Apakah kamu merasa sakit ? meskipun kita para servant tidak bisa menderita penyakit, tapi itu tidak berarti kita tidak bisa terkena penyakit mental. " sebagai seorang servant, mereka tidak akan terjangkit penyakit apapun, namun penyakit mental yang mempengaruhi jiwa mereka masihlah dapat berpengaruh pada mereka.

" Saya rasa bukan itu masalahnya, ini jauh lebih pribadi menurut saya. " sambil meminum teh hitam yang diberikan oleh Rimuru, Arturia mencoba untuk menenangkan dirinya, namun perasaan aneh itu tidak kunjung berhenti.

Rimuru tidak yakin bagaimana menjelaskan perasaan itu dengan benar, karena Rimuru sendiri tidak memahami bagaimana perasaan Arturia Saber saat ini, jika Ciel ada disini sekarang, mungkin dia bisa menjelaskan perasaan Saber saat ini, namun Ciel sedang tidak ada ditempatnya, Rimuru juga tidak dapat menggunakan kemahatahuan miliknya, karena dia hanya menggunakan tubuh avatar dengan Sebagian kesadaran miliknya, untuk menggunakan kemahatahuan Rimuru harus mengakses semua kesadaran miliknya, dimana hal ini akan memicu lonjakan energy yang akan merusak alam semesta yang tidak terbatas, jadi Rimuru hanya sendiri dan terbatas untuk membantu Saber. Rimuru keluar dari dapur dan duduk disamping Saber, Rimuru menghadap Saber dan menatap lembut sosoknya, Saber yang merasa kalau dia harus menghadap Rimuru, segera menghadap kearah Rimuru kembali dan menatapnya kembali. Saat Arturia Saber menatap kearah Rimuru, wajahnya mulai memerah kembali dengan perasaan hangat yang menyebar jauh didalam hatinya, perlahan perasaan itu meluap-luap melebihi wadahnya.

Didepan Arturia Saber, Rimuru berganti dengan penampilan peraknya, rambut perak bergelombang yang diikat dengan pita hitam, mata perak bersinar indah yang menatap mata hijau cerah dipenuhi dengan kasih sayang yang tidak terbatas, kecantikan yang dapat memikat makhluk hidup apapun bahkan dewa sekalipun. Rimuru menggunakan wujud peraknya untuk memahami bagaimana perasaan Arturia Saber, Ciel akan marah padanya jika dia menggunakannya, namun Rimuru sudah menentukan pilihannya dan membantu Arturia, setidaknya dia akan meminta maaf pada Ciel nanti.

" Saber... saya tidak yakin apa yang kamu rasakan saat ini, namun bisa meyakinkan kamu, kalau saya akan ada disisimu jika kamu membutuhkan seseorang untuk membicarakan masalah. Jadi jangan ragu untuk bicara dengan saya, jika kamu memiliki masalah yang tidak kamu pahami. " Rimuru tersenyum lembut pada Saber, Saber tersipu saat melihat betapa peduli Rimuru padanya, Saber balas tersenyum kepada Rimuru, kali ini dia tidak merasakan perasaan aneh itu lagi, yang dia rasakann hanyalah rasa hangat yang menyenangkan untuknya.

" Terima kasih atas perhatianmu Rimuru, tapi sekarang saya merasa lebih baik, terima kasih. " Saber melebarkan senyumnya kepada Rimuru lebih lebar dari sebelumnya, Rimuru yang melihat Saber merasa lebih baik juga ikut Bahagia, namun jauh didalam dirinya, Rimuru merasakan sesuatu yang lain kepada Saber, namun dia tidak dapat menjelaskannya.

" Senang mendengarnya Saber, jadi mau menunggu untuk makan malam. "

" Tentu saja, saya menantikan makan malam saya. "

" Segera siap Raja-ku. " Saber sedikit memerah saat Rimuru memanggilnya sebagai Rajanya sama seperti Alter, dan dia menyukai panggilan itu dari Rimuru.

Setelah percakapan singkat yang mengubah pandangan mereka satu sama lainnya, Rimuru menyiapkan makan malam terbaik untuk Arturia Saber dan juga Arturia Alter yang datang setelah beberapa waktu untuk makan malam Bersama dengan mereka. Makan malam berjalan dengan ramai sama seperti biasanya dan itu adalah sesuatu yang Rimuru hargai dalam hidup barunya, meskipun ada beberapa hal yang masih mengganggu pikirannya.

' Setidaknya para penonton tidak melihat banyak tatapan nakal ini, setidaknya biarkan saya menghapus tatapan mereka dari fiksi ini Ciel. '

<< Maaf Master, tapi jika anda melakukannya, ini akan menjadi kurang menarik. >>

' Yang benar saja, dan bisakah kamu berhenti menutup mata batin saya untuk memahami perasaan Saber. '

<< Itu adalah tugas Master memahaminya, lagipula jika anda memahaminya dengan kemahatahuan, hal itu akan berakhir dengan sesuatu yang membosankan. >>

' Sial, apakah para penonton ini suka melihat saya menderita ? '

<< Mereka senang melihat tingkah lucu anda saat memahami perasaan wanita-wanita itu saja. >>

' Hey Author setidaknya lakukan sesuatu untuk membantu saya disini, saya tidak bisa melakukan apapun pada narasi ini jika Ciel menghalangi saya. ' Rimuru meminta bantuan pada Author.

< Maafkan saya Rimuru-sama, tapi saya tidak bisa melakukan apapun dibawah pengawasan nona Ciel, jadi menyerahlah. >

' Sial, andai saja saya bisa mengakses tubuh asli saya sekarang. '

<< Apakah anda berniat menghapus fiksi menyenangkan ini Master, tenang saja, malam ini Master akan melupakan semua masalah master hari ini. >>

' Saya harap begitu, baiklah Author, maaf membuat narasi ini menjadi Panjang, dan lanjutkan kerja bagusmu. '

< Baik Rimuru-sama. >

To Be Continue....................

Continue Reading

You'll Also Like

59.9K 107 9
Hana dan ceritanya yang panas
3.7K 634 10
Bermula dari TTM yang menemukan benda bulat aneh dan dengan bodohnya mereka bawa pulang untuk ditunjukkan pada saudara-saudaranya, berlanjut Solar ya...
4.9M 530K 54
Dia Cessie Bernadet, gadis yang entah mengapa membenci tokoh protagonis di semua novel. Dia si pembela garis keras tokoh antagonis. Namun bagaimana...
39.2K 2.6K 200
Penulis: Ziyue Youlan Jenis: perjalanan waktu dan kelahiran kembali Status: Selesai Pembaruan terakhir: 20-01-2024 Bab Terbaru: Daftar Bab Bab 297 Ta...