Only You - BrightWin

By typingcntikk

56K 4.7K 363

"Aku menyukai mu sejak dulu, Phi. Tapi kau malah mengacuhkan ku. Suatu saat nanti kau akan merasakan bagaiman... More

Prolog
Part 1 - First Meet
Part 2 - Memory
Part 3 - BunWolf
Part 4 - Girl's?
Part 5 - Touch?
Metawin's live photo 22/02/22
Part 6 - Cookies
Part 7 - Naarak
Part 8 - Shopping
Part 10 - Incident
Part 11 - Cute
Part 12 - Chob
Part 13 - Homework
Part 14 - Friend?
Part 15 - Chilhood Friend
Part 16 - Handsome or not?!
Part 17 - Playground
Part 18 - Mpregnant?πŸ‘„
Part 19 - Football
Part 20 - But Who?
Part 21 - What Happened?
Part 22 - Forgive me
Part 23 - Breakfast
Part 24 - Fun Fair
Part 25 - Problem (?)
Part 26 - Club
‼️New WP‼️ πŸ”ž
Part 27 - Eating 2gether
Part 28 - Choice
Part 29 - Jealous (?)
Part 30 - Jealous (2)
Part 31 - i hate u, phi
Part 32 - Win's disease
Part 33 - i'm tired, doctor
⚠️ PENTING ⚠️

Part 9 - Dinner

1.6K 148 2
By typingcntikk

"Kenapa Phi melakukannya?" Tanya Win. Saat ini mereka berada di mobil Bright. Bright akan mengantar Win pulang setelah mereka berbelanja dari minimarket tadi. Awalnya Win menolak karena dia sudah banyak merepotkan Bright, belum lagi Bright yang membayar belanjaan Win.

"Melakukan apa?" Bright hanya melirik Win sekilas lalu kembali fokus pada jalanan yang ada di depannya.

"Ck, kenapa Phi membayar belanjaan ku?!"

"Memangnya kenapa?"

"Ish, kenapa kau jadi menyebalkan seperti ini!" Win mengeluarkan ponsel yang ada di saku celananya lalu mengetikkan sesuatu disana

"Sebutkan nomor rekening mu. Aku akan akan mengganti uang belanjaan ku tadi"

"Kenapa kau jadi tidak sopan begini pada ku? Hei ingat! Aku ini senior mu, aku lebih tua dari mu!" Bright menatap Win tajam, karena Win mengubah panggilannya.

"Yasudah aku minta maaf. Sekarang sebutan nomor rekening PHI!" Win menekan kata 'phi' disana agar Bright tidak salah mendengar.

"Tidak mau" Jawab nya enteng.

"Auu ayolah Phi sebutkan, aku jadi tidak enak pada mu. Aku sudah banyak merepotkan mu. Kau menemaniku belanja, membayar belanjaan ku, dan sekarang mengantar ku pulang"

Bright yang mengerti nada bersalah Win hanya menghela nafas. "Kau tidak perlu menggantinya"

"Kenapa?"

"Tadi kau membeli banyak persediaan makanan, bagaimana jika kita makan malam di rumah mu"

"Makan malam di rumah ku?"

Bright menganggukkan kepalanya. "Kau bisa memasak?"

"Eumm. Bi-bisaa"

"Yasudah sebagai gantinya, kau memasak makan malam untuk kita di rumah mu, bagaimana?"

"Kita?"

"Iya, aku dan kau"

Kata 'kita' memiliki banyak arti tergantung siapa yang mengucapkannya dan bagaimana nadanya.

Win mendesah karena Bright memaksanya. "Baiklah"

Diam-diam Bright tersenyum, akhirnya rencananya berjalan lancar.

"Ini silahkan dinikmati" Win meletakkan makan malam mereka di meja makan. Setibanya di rumah sore tadi, Win menyusun belanjaannya ke lemari pendingin, lalu dia mandi dan memasak untuk makan malam dia dan Bright.

Bright menatap makanan yang Win siapkan. Terlihat enak.

"Kau yang masak ini?" Tanyanya.

"Iya" Win duduk di depan Bright. Lalu dia menuangkan makanan yang ia masak ke piring Bright dan menyerahkan padanya.

"Terimakasih" Win hanya melihat Bright memakan masakannya. Bright sama sekali tidak menunjukkan ekspresi apapun, itu membuat Win berdebar. Ia takut masakannya tidak enak.

"Bagaimana?" Tanya Win penasaran.

Bright mendongkakan wajahnya dan melihat wajah Win tatapan Win yang penuh tanda tanya.

"Enak" Bright dapat melihat Win menghela nafas lega, dan itu membuatnya tersenyum tipis.

Mereka makan dalam diam, tidak ada suara sama sekali. Hanya suara sendok yang bersentuhan dengan piring. Bright mengedarkan pandangannya ke setiap sudut rumah Win. Sepi.

"Kenapa disini sepi sekali? Kemana kedua orangtua mu?"

"Mae dan Pho sedang berada di Pattaya. Ada masalah yang harus di selesaikan disana" Jawab Win. Ia hanya melirik Bright sekilas lalu kembali menyantap makanannya.

"Kenapa kau berbelanja sendiri tadi? Bukannya di rumah mu ada maid?"

"Memang ada, tapi aku menyuruhnya untuk pulang, aku ingin sendiri di rumah seharian tanpa ada yang ganggu"

"Berarti kau sendiri disini?" Anggukan kepala Win berikan sebagai jawaban.

"Memangnya kau tidak takut?" Tanya Bright

"Untuk apa takut? Aku bukan anak kecil!"

Setelahnya tidak ada lagi percakapan di antara keduanya. Mereka kembali makan dalam diam hingga selesai. Setelah mereka selesai makan, Win merapikan meja makan dan membawa piring kotor ke wastafel untuk di cuci. Bright sendiri? Bright hanya memperhatikan Win yang telaten dengan piring-piring yang ia pegang.

"Apa kau tidak apa-apa disini sendirian?" Tanya Bright disela-sela kesibukan Win dengan piring kotor yang ia cuci.

"Tentu, memangnya kenapa aku harus takut? Tidak ada yang perlu di takuti" Win menjawab tanpa melirik Bright. Ia mengelap piring terakhir yang ia cuci lalu menaruhnya di laci wastafel bagian bawah.

"Apa kau tidak butuh teman?"

"Tidak" Win mengelap tangannya menggunakan kain kecil lalu beralih menatap Bright yang masih duduk di meja makan.

"Apa aku boleh menginap disini?"

Win mengkerut kening mendengar pertanyaan Bright. "Bukannya aku menolak Phi untuk menginap, tapi aku benar-benar ingin sendirian di rumah" Win sama sekali tidak bermaksud menolak permintaan Bright, hanya saja mereka baru dekat dan ia tidak ingin lewat batas.

"Baiklah aku akan pulang sekarang" Mendengar kata 'pulang', Win berjalan mendekati Bright.

"Aku akan mengantarmu hingga depan"
Win berjalan lebih dulu dan Bright mengikutinya dari belakang.

"Aku pulang dulu, jika terjadi sesuatu segera telpon aku, mengerti?" Win hanya menganggukkan kepalanya.

"Ngomong-ngomong soal makanan yang kau masak tadi, enak. Aku suka" Win tersenyum mendengar ucapan Bright, ia senang jika Bright menyukai masakannya tadi.

"Aku pulang dulu. Ingat telpon aku jika terjadi sesuatu" Bright mengusap rambut Win lembut. Setiap Bright mengusap rambutnya, ia selalu terkejut. Entahlah Win merasa nyaman walaupun Bright hanya mengusap rambutnya. Bukannya risih, Win malah merasa hangat?

Setelah mobil Bright sudah tidak ada lagi di pekarangan rumahnya, Win kembali masuk kedalam. Tidak lupa Win mengunci pintu dan berjalan menuju dapur. Ia mematikan lampu dapur dan berjalan menuju tangga untuk naik ke lantai atas dimana kamarnya berada. Saat dia ingin naik tangga Win menekan saklar lampu yang terhubung ke ruang tengah lalu naik ke atas.

Setibanya di kamar, Win langsung menuju kamar mandi untuk mencuci wajahnya. Setelahnya ia kembali ke ranjang untuk istirahat. Saat ingin tidur tiba-tiba kepala Win pusing, ia juga bisa merasakan darah di bagian hidungnya. Dengan panik, Win mengambil tissue yang ada di atas meja nakas untuk memberikan darahnya. Cukup lama Win membersihkan hidungnya. Setelah darah yang di hidungnya berhenti, Win mengambil obatnya di laci nakas dan langsung meminumnya.

"Tidak perlu, Khao. Sudah ku bilang aku akan naik bus!" Win menyisir rambutnya. Dia melakukannya cukup lama, agar rambutnya tertata rapi.

"Kami sedang di perjalanan, Win. Kami bisa menjemput mu" Ujar Khao di seberang sana.

"Ck, sudah ku katakan tidak perlu Khao sahabat ku tersayang! Aku tidak apa-apa!" Setelahnya, Win mengambil parfum di meja rias lalu menyemprotnya kaosnya.

"Kau dan Jj duluan lah ke kampus, aku masih sarapan" Ujar Win. Kemudian, Win kembali ke ranjang untuk mengambil tasnya. Setelahnya, ia keluar dari kamar, ia menuruni anak tangga, dengan telpon di tangan kanannya yang menempel di telinganya, dan tas ransel di pundaknya, tangan kirinya ia masukkan ke saku celananya.

"Pagi, tuan" Sapa maid itu, ketika melihat Win baru saja turun dari lantai atas. Win hanya tersenyum dan membungkukkan sedikit badannya.

"Tuan, di meja makan ada teman tuan"

"Hm? Siapa?" Tanya Win, dengan telpon yang masih tersambung di telinganya.

"Sa-saya tidak tau namanya, tuan. Hehehe maaf"

"Tidak apa-apa" Win berjalan menuju meja makan, ia juga penasaran siapa yang sudah datang ke rumahnya sepagi ini.

"Phi Bright?" Dengan telpon yang masih tersambung, Khao masih mendengar suara Win walaupun suaranya terdengar seperti gumanan, dan nyaris tidak terdengar.

"Hai" Sapanya.

Win mendekati Bright yang duduk di meja makan.

"Win, apa tadi kau menyebut nama Phi Bright?" Tanya Khao.

"Hah? Ti-tidak. Kau pasti salah dengar Khao" Win langsung menyela ucapan Khao. Ia tidak ingin Khao berfikir yang tidak-tidak.

"Khao, telpon nya aku tutup dulu, na? Aku ingin sarapan. Samapi jumpa di kelas"

"Phi Bright apa yang sedang yang kau lakukan?" Tanya Win. Ia menarik kursi lalu duduk di depan Bright.

"Menjemput mu"

"Menjemput ku? Untuk apa? Aku bisa naik bus atau memesan taksi. Phi tidak perlu repot-repot datang kemari untuk menjemput ku"

"Aku ingin sarapan dengan mu. Masakan mu yang kemarin, enak. Aku suka"

Flashback

15 menit yang lalu...

Bright sudah siap dengan satelan kemejanya putihnya. Saat ini ia sedang di depan cermin sambil menyisir rambutnya. Setelah dirasa ia sudah rapi, Bright mengambil tas dan ponselnya yang berada di meja belajar. Tidak lupa kunci mobilnya. Kemudian, ia keluar dari rumah dan pergi menuju ke kediaman Win.

Sesampainya ia di rumah Win, Bright memencet bel berulang kali namun tak kunjung di buka. Hingga 3 menit ia menunggu di depan rumah, keluarlah seorang wanita paruh baya dengan satelan hitam putihnya, Bright menduga itu pasti asisten rumah tangga Win.

"Ada yang bisa saya bantu, tuan?" Tanya maid itu.

"Ahh tidak bibi. Aku Bright senior Win. Apa Win sudah berangkat?"

"Belum tuan. Tuan Win belum berangkat. Ia masih di kamarnya. Sepertinya sebentar lagi tuan Win turun"

"Ahh begitu. Kakao begitu bisa saya masuk?"

"Ehh? Iya tuan, silahkan masuk"

Bright masuk ke dalam rumah Win, dan langsung berjalan menuju meja makan, karena meja makan berdekatan dengan tangga yang mengarah pada kamar Win.

"Tunggu sebentar, tuan. Saya panggilkan tuan Win sebentar"

Flashback end

"Aku ingin sarapan dengan mu" Ucap Bright.

"Tapi kan kalau pagi begini, yang menyiapkan sarapan ku maid. Karena aku tidak sempat memasak jika jadwal kuliah ku pagi"

"Yasudah tidak apa-apa. Kita makan sarapan yang di siapkan maid saja, lalu kau berangkat dengan ku ke kampus"

"Tapi..."

"Sudahlah tidak ada penolakan. Aku lapar" Bright langsung memotong ucapan Win dan langsung makan.

Heii sebenarnya yang tuan rumah siapa? Tidak ada sopan santun nya!

"Win kau harus menceritakan, apa maksud ucapan mu tadi pagi" Ujar Khao, begitu Win baru saja tiba di kelasnya.

"Ucapan yang mana?" Win duduk di kursinya bertepatan dengan Khao di kanannya dan Jj di sebelah kirinya.

"Tentang Phi Bright. Aku yakin aku tidak salah dengar, kau menyebut nama Phi Bright disana"

"Benar, aku juga tadi dengar Win" Ujar Jj.

"Tidak ada Phi Bright tadi pagi" Win mengeluarkan bukunya lalu beralih pada kedua sahabatnya itu.

"Bohong! Jika tidak ada Phi Bright, kau berangkat dengan siapa tadi?" Tanya Khao.

"Naik bus"

"Kau pikir aku dan Khao bodoh, hah? Kau berangkat dengan Phi Bright kan tadi? Kami melihat mu turun dari mobilnya, kami melihat dari jendela kelas!"

Mata Win membola seketika. Jika sudah seperti ini, bagaimana ia mencari alasan?

"I-itu...eumm.."

"Selamat pagi semua" Sapa dosen yang baru saja tiba di kelas mereka. Syukurlah. Win bisa lega sekarang, setidaknya kedua temannya itu tidak mengintimidasinya.

"Ayo pulang" Ajak Bright begitu ia melihat Win baru saja keluar dari kelasnya.

"Hah? Apa maksud Phi?"

"Pulang"

"Aku akan naik bus, jadi Phi tidak perlu mengantar ku pulang"

"Tidak apa-apa. Lagian jalan rumah mu sama rumah ku searah"

"Win kau pulang dengan siapa....auu Phi Bright sawasdee khub" Khao mengatupkan kedua tangannya, Jj pun melakukan hal yang sama.

"Dia pulang ku" Ucap Bright.

"Oh begitu. Baiklah kalau begitu aku dan Jj akan pulang sekarang. Ayo"

"Ehh tapi kan?..." Ujar Jj. Belum saja Jj menyelesaikan ucapanya, Khao langsung menarik tangannya begitu saja.

"See? Mereka sudah pulang. Sekarang ayo kita pulang" Bright langsung menarik tangan Win menuju parkiran.

Saat mereka sudah tiba di parkiran, tiba-tiba datang seorang wanita menghampiri mereka berdua.

"Phi Bright, apa aku boleh pulang dengan mu? Mobil ku sedang di bengkel, phi" Ucap wanita itu dengan wajah sedih pura-pura nya.

"Tidak!" Tolak Bright mentah-mentah.

"Tapi kan kau pulang sendiri, aku bisa pulang bersama mu"

"Siapa bilang aku sendiri? Aku pulang bersamanya" Bright menunjuk Win menggunakan matanya.

Saat wanita itu mengikuti arah mata Bright, raut wajahnya berubah menjadi kesal. Ia melirik Win dengan tajam, hal itu membuat Win bergidik ngeri melihat matanya yang sepeti ingin menerkam.

"Ehh tidak apa-apa, phi. Aku pulang naik bus saja. Kau bisa pulang dengannya" Ujar Win. Ia tidak ingin wanita itu salah paham padanya. Jadi lebih baik ia yang mengalah, daripada wanita itu mencakar-cakar wajah cantik Win kan tidak lucu?!!

"Tapi Win..."

"Tidak apa-apa, Phi. Kalau begitu aku pulang dulu. Bye Phi...bye Phi Pam" Ucap Win. Setelahnya, ia langsung berlari keluar kampus dah berjalan menuju halte bus.

- 28 Februari 2022

Jangan lupa follow sama vote ⭐ yaaaa bestiiiihhh makasihhhh<3

maaf jarang update


cuuuu bangett siii sayangggg 😔💗

Continue Reading

You'll Also Like

21.9K 2.4K 39
Mew suppasit adalah seorang pemuda berusia 23 tahun dia baru saja menyelesikan studi S1 nya Jurusan Fashion Desain di Universitas Chulalongkorn, Thai...
7.8K 532 20
"Lepaskan aku phi Joong aku tidak melakukannya"dunk "kamu membunuhnya dunk"Joong
3.9K 265 13
menceritakan seorang pemuda Cantik manis dan baik hati yang Dijodohkan karena hutang ibu nya yang sangat menumpuk, ia menikah dengan seorang mafia be...
1.5K 171 6
Net sama James itu udah temenan lebih dari 7 tahun, tapi mereka menganggap hubungan mereka itu hanya sekedar phi-nong (kakak adik). TAPI emang ada ya...