Self Forced Marriage

By spicypastaaa

98.1K 17.8K 2.1K

"Mau gimana? Sudah gak ada waktu lagi." More

01. The Wedding Party
02. Basic Life Question
03. Not So Peaceful Day
05. Would You?
06. Takoyaki Lunch
07. Cieee
08. Mom to the Rescue
09. Change of Mind
10. Rumah Camer
11. The Besties and The Enemy
12. Officially Dilamar
13. Apartment
14. Pertemuan Orang Tua
15. Gaun, Canggung, Bibir
16. Melt Like A Butter
17. Miguel, Si Pengganggu
18. Pamit & Undangan
19. Dipingit
20. Riweuh Day!
21. Now, It's Gotta Be You
22. Bali Bikin Bingung
23. Game On
24. Matahari Saat Badai
25. Kembali ke Ibukota
26. Cemburu Tanda Apa?
27. Sebagai Istri dan Sebagai Calon Ibu
28. Tame the Lioness
29. Bahagia dan Sedih
30. Is This How Siblings Supposed To?

04. 45 Minutes Into You

3.2K 670 85
By spicypastaaa

Dua chapter sebelumnya sepi komentar, apa ceritanya gak menarik?

♒♒♒

Jeffian cukup terkejut dengan dirinya sendiri.

Dapat dikatakan ini kali pertama ia menghabiskan waktunya berdua dengan lawan jenis tanpa ada kegiatan spesifik seperti bekerja atau lainnya, benar-benar hanya duduk bersama untuk makan siang.

Bukan kah ini sebuah pencapaian?

"Lo kenapa belum mau nikah?" tanya Roseanne sembari menikmati soto ayam yang ia pesan, Jeffian juga memesan hal serupa dengan gadis itu.

"Menurut gue nikah tuh repot, iya kan?"

Roseanne menganggukkan kepala, "setuju."

Keduanya lalu menikmati soto ayam mereka masing-masing hingga Jeffian kembali bersuara, "menikah itu bukan perkara mudah, kita akan menghabiskan sisa waktu hidup dengan orang yang menikah dengan kita, menurut gue, itu tanggung jawab yang besar banget, terlebih gue sebagai pihak laki-laki, ada beban tersendiri bagi gue buat minang anak orang."

"Oh, gue gak tahu kalau dari sisi cowok sih, tapi dari sisi gue sendiri, kalau gue sudah nikah gue tuh juga harus patuh sama suami dan gue anti banget sama cowok patriarki apalagi misogini, gue akan patuh asal apa yang dia perintahkan ke gue itu masuk akal dan berdasar. Dan selama ini gue gak pernah ketemu cowok yang benar-benar sesuai dengan kriteria gue itu, kebanyakan masih kolot," jelas Roseanne.

"Oh, alasan kita lumayan beda ya,  tapi intinya sama, buat apa coba buru-buru nikah," ucap Jeffian sembari menggelengkan kepalanya itu.

Keduanya pun terdiam dan fokus menikmati makanan mereka.

Roseanne dan Jeffian memang baru saling mengenal, kurang dari seminggu bahkan, tapi karena sebuah kebetulan konsep pemikiran tentang pernikahan membuat kedua orang itu tiba-tiba saja menjadi dekat bahkan dalam hitungan menit.

"Lo lulusan mana?" tanya Jeffian.

"Gue dari UI, kalau lo?" tanya Roseanne balik.

"Gue ... dari Yale University," jawab Jeffian.

"Wah, jauh juga."

"Iya, awalnya gue keterima ITB terus iseng daftar lagi di tahun berikutnya dan gue keterima," jelas Jeffian, Roseanne cukup kagum dengan pencapaian Jeffian itu, menurut Roseanne cowok pintar tuh lebih mempesona daripada cowok ganteng. Dan tampaknya Jeffian berhasil menyabet keduanya, paket lengkap lah ya.

"Keren, kenapa gak kerja di sana?" tanya Roseanne.

"Nyokap gak mau gue kerja jauh, karena gue anak tunggal," jawab Jeffian.

"Oh, bisa paham sih, ibu gue juga gak kasih izin gue waktu gue keterima kerja di perusahaan Singapore, apalagi katanya gue anak perempuan, bapak sudah gak ada, kalau ada apa-apa sama gue gak ada yang bisa nyusul gue ke sana," jelas Roseanne.

Jeffian terdiam sejenak mendengar penjelasan Roseanne.

"Maaf, turut berduka buat bokap lo," ucap Jeffian.

Roseanne tersenyum, "terima kasih tapi santai aja, gue sudah ikhlas."

Jeffian menganggukkan kepala, ia lalu memakan suapan terakhir soto ayam-nya kemudian menikmati jus jeruk yang ia pesan.

"Anyway, juga ada baiknya lo tetap di Jakarta, lo kan jadi bisa nemanin nyokap lo kan?" tanya Jeffian berusaha membangun topik obrolan lagi.

"Iya sih, tapi ibu gue tinggal di Bekasi, gue gak sanggup kalau harus bolak-balik sekalipun gak terlalu jauh ya, jadinya gue prefer nge-kost di Jakarta," jawab Roseanne.

"Oh, lo nge-kost di sini? Setiap weekend balik Bekasi atau gimana?" tanya Jeffian.

"Hampir setiap weekend sih, tapi ada random times juga buat gue balik ke Bekasi gitu."

Jeffian menganggukkan kepalanya paham. Dan kali ini Roseanne berganti bertanya pada Jeffian yang benar-benar sudah selesai makan dan minum.

"Kalau lo tinggal di mana? Orang Jakarta?" tanya Roseanne.

Jeffian mengusap tengkuknya, "iya, gue di ... Senopati."

"Oh di Senopati, sering mampir ke Fable dong?" kekeh Roseanne.

"Hahaha, dulu sih sering, sekarang sudah gak, kalau dipikir-pikir gak ada gunanya juga, kalau lo? Lo suka clubbing atau ke bar gitu gak?" tanya Jeffian.

"Gue gak mungkin sih, pertama gue tinggal sendiri di sini, kalau gue dibungkus orang siapa yang bakal selamatin gue? Kedua, rasanya aneh deh gue hura-hura sementara ibu gue kerja keras, gak pantas aja gitu," jawab Roseanne.

"Oh, iya juga sih, tapi gak masalah dong sekali waktu lo clubbing? Bareng gue sama yang lain juga kalau lo mau," tawar Jeffian.

"Hahaha, kayaknya gak dulu deh kalau dalam waktu dekat ini," tolak Roseanne dan Jeffian mengangguk paham, menghargai penolakan gadis itu.

"By the way, lo kan di Jakarta nge-kost, lo kost di mana?" tanya Jeffian.

"Di Fatmawati," jawab Roseanne.

"Loh, lumayan jauh juga, apa gak cari yang lebih dekat lagi biar gak kena macet?" tanya Jeffian.

"Gue sudah cari sekitar SCBD sini, cuma budget nya beh gue gak sanggup, tabungan gue berkurang banyak dong nanti," jawab Roseanne.

Jeffian menganggukkan kepala.

"Tapi gue masih mending daripada Elisa sama Teno, mereka kan sama-sama dari Jakarta Timur, lebih jauh dari gue, gak kebayang capek di jalan karena macet," jelas Roseanne.

"Haha, benar juga sih," kekeh Jeffian.

Waktu berlalu begitu cepat, keduanya terus menerus bertukar cerita hingga tak terasa waktu istirahat kini hanya bersisa 5 menit saja. Saat keduanya sadar, Jeffian mengajak Roseanne untuk balik ke ruangan masing-masing bersama.

Dan keduanya pun segera meninggalkan kantin.

"Senang bisa ngobrol bareng lo, akhirnya ada obrolan lain yang bisa gue nikmati," kekeh Roseanne seraya kedua orang itu memasuki lift.

"My pleasure, gue juga senang bisa obrolin banyak hal baru," jawab Jeffian.

Roseanne tersenyum mendengar respon dari Jeffian dan untuk sesaat Jeffian merasa ini kali pertama ia melihat Roseanne tersenyum padanya. Jeffian menyukai apa yang ia lihat saat ini.

"Haha, tapi topik obrolan kita kemana-mana banget tadi," respon Roseanne.

"Gak masalah selama bukan bahas pernikahan kan?"

Keduanya pun tertawa, lambat laun tawa itu mereda dan mereka nyaris tiba di lantai departemen Jeffian, "jadi, next time, kita ketemuan lagi?" tanya Jeffian.

"Besok?" tanya Roseanne.

Jeffian menganggukkan kepala, "makan siang di luar, gue tahu ada restoran takoyaki enak dekat sini, gue traktir deh."

"Boleh," jawab Roseanne, selama ia dapat makanan gratis mengapa harus ditolak? Iya gak?

"Oke, gue tunggu di lobby jam 12 besok ya?"

Roseanne mengangguk dan tepat saat itu pintu lift terbuka di lantai Jeffian, "gue duluan, see you tomorrow I guess?"

"Hm, see you."

Jeffian pun melangkah keluar dari dalam lift dan pintu lift kemudian tertutup, segera saja sebuah senyuman merekah di wajah pemuda itu.

That was a quick change, tapi gak terlalu buruk juga, it was fun, batin Jeffian yang tidak menyangka waktu yang ia habiskan bersama Roseanne terasa menyenangkan.

♒♒♒

spicypastaaa 🍝

Continue Reading

You'll Also Like

197K 24.5K 43
Sentuhan cinta, kasih sayang, dan kehangatan yang hanya untuknya. Dimohon untuk membaca season pertama dulu ya luv agar tidak bingung saat membaca s...
YES, DADDY! By

Fanfiction

302K 1.8K 9
Tentang Ola dan Daddy Leon. Tentang hubungan mereka yang di luar batas wajar
724K 67.6K 42
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
44.3K 6.1K 29
tidak ada kehidupan sejak balita berusia 3,5 tahun tersebut terkurung dalam sebuah bangunan terbengkalai di belakang mension mewah yang jauh dari pus...