ONLY MINE (TERBIT)

By urgirlxixi_

646K 40.1K 3.6K

revisi dalam bentuk novel- terbit di teori kata publishing open po 15 maret - 24 maret 2024 Don't copy my st... More

Prolog
Sekolah baru
Kantin
Altra
Basecamp
Instagram
Berangkat bareng
Heboh
Debaran
Basket
Khawatir
Rumah
Feeling
Khawatir 2
Perhatian kecil
Visual
Girls time
Batra or Altra
Baper
Rooftop
10 days
Pernyataan
Salting
Rumah galang
Bu bos Altra
Treat like a princess
Marah?
Kok manja?
Danger
Sayang
Keciduk
Licik
With u
Secret Echa
Galang baper
Winner
Kamu
Moodboster
Diculik?
She's Mine!
holi-yay¹
holi-yay²
Holi-yay³
Ada apa?
Jelas beda
Rusuh
Will never
Persiapan
Ruang dance
Crafty
Fav smile
Love story
Ulang tahun sekolah
That's my girl
Sea
Inget posisi cantik
accident
Start game?
Pertempuran
Clear and success
jeoulsy
Teka teki
Renggang?
Kesalahan
Hurt
Kenyataan
Back home?
Lose
Rapuh
Yang sebenarnya
Pembalasan
Come back
Falling deeper
School
365 days
Extra part
Info
spoiler
info lagi
terbit

Ada apa 2

3.9K 254 7
By urgirlxixi_

Satu hari setelah kejadian di kantin.

prok! prok! prok!

"Ternyata ada juga orang yang gasuka sama lo selain gue,"

"Mau apa lo?" Echa sedang tidak mood bicara dengan siapapun. Salahkan pada cewek gatau malu itu, pagi-pagi tadi lancang sekali Nisa memeluk Galang didepan nya dengan sengaja. Meskipun Galang menolak keras tetap saja membuat hati nya panas.

Ia menenangkan diri di toilet agar tidak menghajar cewek itu.

"Gausah belagu Cha, bentar lagi semua anak Galaksi bakal benci sama lo."

"Hahaha duh turut kasian ya gue, tanpa turun tangan ternyata ada orang yang bikin lo jatuh" Bella tertawa jahat seraya melipat tangan di dada, ia maju selangkah lalu menarik rambut Echa.

"Dan sebentar lagi gue bakal milikin Galang," bisiknya.

"Mimpi!" tekan Echa.

Bella menarik rambut gadis itu dengan kencang sehingga membuat Echa meringis, "Berani lo?!"

Echa menahan isak tangisnya karena ia merasa tubuh nya kurang sehat setelah kejadian kemarin. Ia menyentak tangan Bella dengan kasar.

"MAU LO APA BELLA?! APA?!hiks" bentak Echa lalu keluar suara tangis.

Bella diam sejenak lalu tertawa kencang.

"Kok nangis?" Bella tersenyum sinis.

Plak!

"Gausah bentak-bentak gue setan,"

Echa memegang pipi kirinya yang baru saja ditampar. Belum puas dengan itu Bella menarik Echa untuk masuk kedalam satu bilik toilet.

Byur!

"Lo harus inget kalo gue gak akan pernah nyerah sebelum apa yang gue ingin tercapai,"

"Lo gila," ucap Echa lemas. Bella memang gila, psycho. Echa heran kenapa ada manusia yang sangat jahat jika keinginannya belum terpenuhi.

"Gue gila? emang haha, makannya sebelum gue jadi lebih gila mending lo lepasin cowok lo!"

Echa tertawa pelan meski tubuhnya sudah lemas, "Keinginan lo gak bakal gue penuhin Bel."

Dugh!

Gara-gara emosi Bella membenturkan kepala Echa pada dinding keramik toilet.

"Mati lo anjing, semua gara-gara lo Echa!" ucap Bella menggebu-gebu.

Cewek itu melepaskan tangannya lalu berlari keluar toilet dengan wajah sedikit panik hingga menubruk bahu seseorang.

"Santai dong. Eh bella, lo kenapa? lah kok lari."

Cewek itu mengangkat bahu acuh lalu masuk kedalam toilet, ia menuju wastafel seraya berkaca membetulkan rambutnya.

"Gue masih cantik kaya gini padahal,"

"Bener sih kata Bella, semua gara-gara ada Echa."

"Awas aja tuh cewek ya," monolognya sendiri. Matanya menajam melihat ada manusia terkapar lewat kaca itu.

"Siapa tuh?" cewek itu berbalik lalu dengan perlahan menghampiri.

"Bisa-bisanya tiduran, pfft Echa?" kagetnya.

"Woy bangun! stres lo karena tadi pagi liat gue meluk Galang?" cewek itu menendang sepatu Echa.

"Budek lo?" Cewek itu menendang sedikit lebih keras.

"Nih cewek pingsan?" ucapnya sendiri, ia berjongkok untuk mengecek keadaan gadis itu.

"ECHA!"

Tiga perempuan berlari menghampiri lalu dengan cepat memindahkan Echa agar tidak kedinginan di lantai toilet.

"Lo apain Echa bangsat!" Lea berteriak tidak terima.

"Lah bukan gue,"

"Siapa lagi? disini cuma ada lo Nisa!" bentak Chika.

"Bukan gue anjing! jangan fitnah,"

"Liat aja lo Nis, gue bakal aduin ini ke Galang!" ancam Dera, ia mengetikkan sesuatu diponselnya.

Toilet!

send.

Dera tersenyum penuh arti, "Kali ini lo gak bisa kabur Nisa."

"Gue bilang bukan gue bangsat! argh sialan!" Nisa berlari keluar toilet tapi tiba-tiba menegang menatap beberapa cowok menghadang nya.

"Ka-kalian?" gugup Nisa.

Ragil berdecih, "Muak gue liat muka lo."

"Mm gue permisi," Nisa menunduk menggeser badannya.

"Varo tahan Nisa!"

Cewek itu tersentak kaget lalu menggeleng cepat ketika Varo memegang erat lengannya.

"Bukan gue sumpah!" ucap Nisa takut.

"Apaan sih lo gajelas," sinis Varo.

Chika keluar dengan wajah sedikit berkeringat, "Lang Echa didalem."

Galang langsung masuk diikuti yang lainnya.

"Echa/bu bos?" kaget mereka serempak.

Galang langsung melepas seragamnya untuk menutupi tubuh Echa yang basah kuyup lalu memindahkan gadis itu ke tangannya, ditepuknya pelan pipi gadis itu.

"Cha heii, sayang bangun"

Melihat tidak ada respon, Galang meminta penjelasan pada Lea.

"Lo tanya sama dia," tunjuk cewek itu pada Nisa.

"Bukan gue lang sumpah!"

"Bisa-bisanya lo masih gak ngaku," ucap Dera.

Nisa mengepalkan tangannya, "BUKAN GUE BANGSAT!"

Galang menatap tajam Nisa membuat cewek itu ciut, "Tahan dia."

Cowok itu menggendong Echa dengan bridal style lalu keluar menuju uks. Sepanjang koridor semua pasang mata menatap kearah mereka ditambah Nisa yang ditarik paksa oleh inti Altra.

'Eh kenapa lagi tuh'

'Echa pingsan keknya'

'Mampus'

'Heh! pasti gara-gara anak baru itu,'

'Drama paling juga'

'Semoga Echa gak kenapa-napa'

Nisa memberontak sekuat tenaga tapi tetap tidak sepadan jika dipegang 2 cowok sekaligus.

Galang menidurkan Echa dengan pelan di brankar.

"Tolong cek," ucap Galang dingin pada dokter di Uks.

"Baik, kalian semua tunggu dilluar. Biar saya gantikan dia baju dulu"

Semua menurut, setelah keluar Galang menatap tajam mereka semua yang kepo dengan kejadian ini.

"Lang kamu harus percaya, bukan aku" cicit Nisa menahan tangis.

"Kalo bukan lo kenapa tadi lo nendang Echa?!" sentak Chika. Ragil disampingnya mengelus bahu Chika menenangkan.

"Jelasin," Galang menatap tajam.

Nisa mengangguk pelan, "Tadi aku mau ke toilet terus Bella gak sengaja nabrak bahu aku. Dia keliatan panik abis dari dalem, terus pas aku cek ternyata ada Echa."

"A-aku nendang dia biar sadar, pelan kok gak kenceng"

"Jangan percaya lang," ucap Varo.

"Abis lo kali ini," timpal Kevan menakuti.

"Cari Bella!"

Inti Altra mengangguk patuh.

Ceklek.

"Gimana?" tanya Galang to the point.

"Faresha tidak papa, hanya tidak enak badan akibat belum sarapan kan?"

Galang diam. Ia terlalu percaya pada gadis itu bahwa bilangnya sudah sarapan.

"Kita boleh kedalem dok?" tanya Lea.

"Boleh asal jangan berisik, biarkan dia istirahat sebentar"

"Terima kasih dok," ucap Varo.

"Sama-sama, kalo gitu saya keluar dulu ya."

Setelah dokter itu pergi, mereka semua masuk ke ruang Uks.

"Lo tunggu sini sampai Echa sadar dan ngejelasain semuanya," ucap Varo.

"Iya-iya"

Galang mengusap lembut rambut Echa, sesekali dikecup singkat. Varo menatap Galang, raut wajah cowok itu memang tampak biasa saja tapi Varo tahu bahwa Galang sangat khawatir pada Echa.

"Sayang hei," panggil Galang saat tangan Echa bergerak dengan perlahan diikuti dengan mata yang perlahan terbuka.

"Lang?"

Galang menarik sudut bibirnya, "Ada yang sakit?"

Echa bergumam, "Aku kenapa?"

"Lo pingsan gara-gara nih cewek kan Cha?" ucap Chika, Galang menggeser tubuhnya agar Echa bisa melihat.

Gadis itu mengalihkan pandangan menatap keatas dinding, Galang mengambil gelas lalu membangunkan Echa.

"Minum dulu," Echa meneguk 2kali air itu lalu kembali tiduran.

"Kenapa bohong?"

"Bohong?"

"Kamu belum sarapan," jawab Galang.

Echa menyengir sebentar, "Maaf ya."

Galang mengangguk, tanganya masih mengusap lembut rambut Echa. Sesayang itu dia.

Gadis itu memegang kepalanya yang berdenyut lalu meringis pelan, Galang mengusap lembut kepala Echa.

"Pusing?" Echa mengangguk lalu matanya menatap mereka semua.

"Kalian ngapain bawa dia," ketus Echa.

Nisa menatap Echa garang, "Heh gue disini difitnah anjing."

Cowok Echa menatap Nisa tajam.

"Jujur Cha dia kan yang udah bikin lo basah kuyup sampe pingsan?" tanya Lea.

"Bukan,"

"Tuh kan gue bilang juga apa! lo semua gak percayaan banget."

"Percaya sama lo musyrik," ketus Irham.

"Bukan dia Cha?" tanya Lea sekali lagi, dan Echa menggeleng.

"Awas gue mau cabut," Nisa menyentak Varo lalu keluar dari Uks.

"Siapa?"

"Bukan siapa-siapa,"

Galang terdiam menatap wajah Echa teduh.

"Ro!" panggilnya.

Seakan punya ikatan batin, cowok itu mengangguk lalu keluar.

"Apanih? teleportasi lo berdua?" beo Rehan bingung.

"Teleportasi apaan njing?" tanya Kevan.

"Itu yang bisa bicara lewat hati," jawabnya.

Ragil berdecak, "Itu telepati goblok!"

"Lah udah ganti?"

"Siapa yang ganti," geram Ragil.

Rehan menggaruk tengkuknya, "Perasaan teleportasi."

"Serah Han serah," Kevan tak kuat.

Echa terkekeh sebentar, setidaknya ia merasa terhibur dengan hadirnya teman-teman Galang.

"Makan dulu,"

"Gak napsu."

Galang menatap lekat mata Echa membuat gadis itu salah tingkah, "Iyaudah makan." ucap Echa final.

"Good girl, get well soon sayang."

0o0

"Fino... fino sebentar lagi kematian akan menghampirimu," tercetak jelas seringai di bibir pria paruh baya itu.

"Ayah bagi duit buat biaya rumah sakit," seorang laki-laki datang.

"Ck, duit saja taunya!"

"Kan ibu lagi sakit," sinisnya.

Pria paruh baya itu mengetikkan sesuatu diponselnya, "Ayah sudah transfer. Itu untuk biaya ibu mu, dan adikmu. Jangan ganggu ayah dulu,"

"Yayaya," jawabnya malas.

"Bawa ini buat ibu," pria itu menyerahkan parsel buah-buahan.

"Hahaha, aku tau ayah emang sayang sama ibu."

Pria paruh baya tersenyum paksa, setelah anak laki-lakinya pergi barulah ia tersenyum jahat.

"Cepatlah mati wanita tua."

Anak laki-laki itu menyambar jaketnya lalu mengendarai motor besar menuju rumah sakit. Ia menyusuri koridor dengan parsel buah ditangan.

tok tok! ceklek!

"Ibu,"

"Ya?" sang ibu tersenyum tipis.

"Ibu udah makan?"

"Udah, adikmu mana?"

"Aya dimarkas bu, tenang aja dia baik kok."

Ibu tersenyum lagi, "Uhuk uhuk gimana sekolah kamu?"

Laki-laki tersenyum masam, bahkan ia sering bolos belakangan ini.

"Lancar bu, Oh iya aku bawa ini"

"Dari ayah," lanjutnya membuat ibu merubah raut wajah.

"Ibu gak suka?"

"Ibu gak mau makan itu, buang saja nak"

Anak lelaki itu mengepalkan tangannya, apa yang ada dipikiran ibunya sampai tidak mau makan pemberian ayah? padahal ayah pasti sangat mencintai ibu pikirnya.

"Ayah pasti khawatir sama ibu, dia emang gabisa ngasih langsung karena dia sibuk bu"

Ibu diam.

"Ayah tuh cinta sama ibu, kenapa sikap ibu kaya gini! aku gasuka bu, kasian ayah"

"Andai kamu tau yang sebenarnya,"

"Terserah ibu, aku keluar dulu." ucapnya ketus. Ia menyempatkan diri mengecup pipi wanita itu.

"Andai kamu tau siapa yang bikin ibu kaya gini nak, pasti detik ini juga kamu akan membencinya."








tbc.

haloo masi pada suka sm crita nya kan?? aku harap masi ya:)

jangan lupa vote dan komen ya, bantu 200k❣️ thank u bngt yg masi stay sm crita nya smg ga ngecewain kalian🖤🖤🖤

see u

Continue Reading

You'll Also Like

2.5M 31K 29
"Lebarkan kakimu di atas mejaku! Aku ingin melihat semua yang menjadi hakku untuk dinikmati!" desis seorang pemuda dengan wajah buas. "Jika aku meny...
GEESHAZ By niiyaty

Teen Fiction

719K 51.4K 45
Geenan Asta Antares, cowok dengan muka datar tapi tampan melebihi kapasitas cowo biasa. Ketua geng REVIRES, geng motor terkenal di Jakarta bahkan Ind...
1.1M 73.6K 47
SEBAGIAN CHAPTER DIPRIVAT, FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA. Sekelompok geng motor bernama Killer Demon yang dikenal kejam serta psikopat tidak akan membi...
4.1M 30.7K 34
⚠️LAPAK CERITA 1821+ ⚠️ANAK KECIL JAUH-JAUH SANA! ⚠️NO COPY!