Narengga||✓ [END]

By Bluve_

1.3M 122K 7.8K

Narengga F. bocah cadel yang memiliki wajah menggemaskan ini memiliki sifat manja dan cengeng kepada orang-or... More

Prolog.
character name
01. Kembali
02. Keluarga
03. Abang - kakak
04. Ular
05. Sekolah Baru
06. Terluka
07. Caroline
09. Nana
10. Tidak sengaja?
11. Alat-alat haram
12. Pelet Narengga
13. Si Oyen
14. Terluka Lagi
15. Siapa Pelakunya?
16. Wanita Jalang
17. Mau Sekolah
18. Makanan Pedas
19. Mimpi Absurd
Meh.
20. Dia Bukan Adik Gue
21. Terungkap
22. Yuda?
23. Derick vs Yuda
24. Mermed
25. Hukuman
26. Siapa Pria Tua Itu?
27. Someone Secret
28. Berubah
29. Tidak Perduli
30. Sebuah Flashdisk
31. Di Culik
32. Carlo?
33. Fakta Terungkap
34. Bertemu Kembali
35. Terakhir - (End)
Epilog.

08. Tuyul

45.6K 4.9K 259
By Bluve_

Uy follow dwong 🥺

Cie yang gue ghosting kemarin, maaf weh lupa🤣🤣

Enjoy~


Blumm~ Blumm~

Reina menggigit sepuluh jari saking gemasnya melihat sang putra yang kini tengah bermain mobil-mobilan, dan mulut itu terus menirukan suara mesin mobil. Eits! Jangan salah, mobil itu memang mainan, tapi harganya tak main-main. Di lapisi oleh emas.

Saat ini Narengga bersama Reina berada di ruang keluarga. Karena bosan, Reina mengajak anaknya bermain. Namun hanya Naren yang bermain, ia masih ingat umur kok.

"Oyen ekolnya jangan tuil-tuil begitu!"

Narengga sebenarnya menaikki mobil mainannya bersama dengan seekor kucing yang menyasar di kamarnya kemarin malam. Kucing berada di depan dan dia di belakang, tentu kucing itu terus menggeram marah karena ekor nya kegencet.

Kucing oren itu melompat dan berlari meninggalkan Narengga sendirian. Tak tinggal diam, Narengga berdiri dan mengejar kucing itu sampai dapat.

"Oyen tungguin Nalen!"

Kucing oren itu berlari ke dapur diikuti oleh Narengga. Di dapur para maid yang tengah bekerja tetiba kaget karena melihat Tuan muda mereka berlarian. Bahan-bahan masakan berceceran mengotori lantai, tepung yang berada di atas lemari tertumpah dan mengenai seluruh tubuh Narengga. Bahkan baskom tempat tepung itu juga jatuh ke kepala Narengga. Penglihatannya terganggu karena baskom berwarna merah itu jatuh tepat di kepala.

Kepala Naren terantuk rak piring dan tubuhnya oleng ke samping kalau tidak ada orang yang menahan tubuhnya.

"Oyen bantuin Nalen ya?" Penglihatan Naren gelap, karena kepalanya berada di dalam baskom merah.

"Baby kok kayak jamur"

"Eungg? Abang Lay?" Orang yang menahan tubuh Naren tadi adalah Ray.

Narengga terlihat persis seperti jamur merah dengan tubuh pendek seperti ini. Reina terbahak melihat wajah sang putra di penuhi oleh tepung.

"Aduh-aduh tinggal di goreng doang ini mah"

Narengga memajukan bibirnya menatap garang mommy. Ia mengedarkan penglihatan dan melihat objek yang ia cari tadi malah dengan asiknya memakan ikan-ikan yang terjatuh akibat ulahnya berlari-larian tadi.

"Ih oyen bahagia di atas pendelitaan Nalen huh!"

Narengga berkacak pinggang dan pergi dari dapur meninggalkan abang Ray dan mommy Reina yang masih terbahak. Ia menghentakkan kakinya kesal.

"TUYULL!!"

Narengga terkejut setengah mati mendengar teriakkan melengking seseorang, orang-orang rumah juga berlarian akibat suara Haven yang menggelegar.

"Apa?! Ada apa?!" Tanya Tristan memaksa agar Haven mengatakan apa yang terjadi sebenarnya.

Narengga melihat kondisi mansion kacau, orang-orang juga pada heboh membuatnya kebingungan di tempat.

Mana? Di mana tuyul? Hari memang menjelang maghrib jadi hantu-hantu berkeliaran.

Haven menunjuk Narengga dengan raut ketakutan, "I-itu tuyul. Tuyul goodlooking"

Mereka mengikuti arah tunjuk Haven dan terdiam di tempat. Melihat semua keluarganya terdiam, Narengga juga melirik ke belakang karena Haven menunjuk ke arahnya. Namun nihil, tidak ada siapapun di belakangnya. Naren baru ingat jika hantu tak terlihat. Berarti tuyul itu benar-benar ada di belakangnya.

"Hiks... jangan ngomong tuyul hiks... abang nakal!! Hiks... tuyulnya botak nda? Hiks.."

Mia menatap horor Haven.

"Pamaksud bocil gue di katain tuyul! Walaupun iye sih mirip"

"HUAAAAAA NALEN DI GOTONG TUYUL TOLONGG!!" Tubuh Naren melayang karena seseorang mengangkat tubuhnya. Ingat ya seseorang, berarti masih orang bukan tuyul.

"Huss baby jangan teriak. Ini daddy"

"NGGAK! TUYULNYA NYAMAL JADI DADDY!! hiks.. nggak adil, kok tuyul bisa nyamal jadi laksasa..."

Erick tersenyum, ia tidak mengetahui kenapa anak-anak dan keponakannya berkumpul sedangkan Narengga berdiri sendirian di satu tempat. Mana muka anaknya kucel.

"Mandi dulu ya"

Narengga menggeleng membuat ingusnya kemana-mana. Kedua iris itu berkaca-kaca dengan bibir mencebik lucu.

"Nalen udah mandi tadi"

"Liat dulu badan baby udah kucel gini. Mandi lagi"

"Issh! Itu salah oyen bukan Nalen! Oyen aja sana mandi, kan bau ikan!!" Narengga berteriak di depan wajah Erick membuat wajah rupawan Erick tersembur oleh percikan-percikan air liur seorang Narengga.

Untung anak.

"Mandi atau besok nggak usah sekolah"

Ancaman itu mampu membuat Narengga diam tak berkutik. Fiat mengambil alih tubuh adiknya dari gendongan Erick. Dia memang senang jika Narengga lebih baik berada di mansion, tapi ia lebih lega lagi jika Narengga sekolah dengan begitu adiknya tidak meminta yang aneh-aneh dan absurd lagi.

"Kenapa Nalen di gendong telus padahal Nalen punya kaki" Narengga mem-poutkan bibir dan malah mendapatkan kecupan dari Fiat.


Plak


Taulah kalian itu suara apa? Geplakan maut dari si kecil. Dia tidak suka jika wajah apalagi bagian bibirnya di kecup. Kumis tipis dari mereka terasa tajam menusuk-nusuk wajahnya. Pengecualian untuk mommy dan mami, boleh bebas mencium wajahnya.

Fiat terkekeh geli.

"Baby harus di gendong. Katanya mau jadi pangeran?"

Narengga menggelengkan kepala, ia menyenderkan kepala di bahu tegap Fiat membuat kemeja hitam yang Fiat pakai kotor terkena tepung.

"Nalen pengen jadi duyung aja"

"Oh ya? Nggak takut nanti di makan sama oren?"

"Oyen kan punya ikan sendili!!"

"Kalau gitu abang aja yang makan kamu"

***

Pagi-pagi sekali Narengga sudah bangun dari tidur nyenyaknya. Sekitar jam 4 dini hari, ia beranjak keluar dari kamar menuju kamar kedua orang tuanya. Dia sudah tak sabar untuk pergi sekolah. Mengapa tidak? Baru pertama kali masuk sekolah ia sudah izin dan besoknya tidak sekolah. Memalukan baginya, satu hari sekolah sudah tak sekolah lagi.

"Mommy!"

"Daddy!"

Narengga mengedor-gedor pintu dengan brutal. Tak ada sahutan dari dalam.

"Huh! Nalen pengen sekolah ishh! Jangan-jangan mommy lupa"

"MOMMY!!!"

Suara gedubrak yang bising terdengar dari dalam kamar mommy. Tak lama kemudian Reina datang dengan penampilan acak-acakan dan wajah bantal.

"Apa? Baby membutuhkan sesuatu? Atau ada yang menganggu baby-Nya mommy hm?"

"Mommy lupa kalau Nalen hali ini sekolah?"

"Iyaa mommy ingat"

"Kenapa mommy masih tidul? Mommy bilang pengen buatin Nalen bekal"

Reina melirik jam dinding di kamarnya dan menghela nafas lelah. Baru jam 4 dini hari.

"Baby... ini baru jam 4 sayang... mommy mengantuk"

Narengga berkacak pinggang.

"Mommy jangan malas, kata olang malas itu nda baik"

"Aduh anak kesayangannya mommy... mommy bukannya malas tapi jam segini memang waktunya untuk tidur"

Reina membawa Narengga ke gendongan ala koalanya dan kembali memasuki kamar. Tak lupa mengunci pintu dari dalam.

Reina merebahkan tubuh putra bungsunya di tengah, suaminya berada di sebelah kanan dan dirinya di sebelah kiri.

"Tidur lagi ya. Nanti jam enam baru bangun"

Erick masih tertidur dengan memunggungi keduanya, tak terusik dengan pergerakan dari Narengga.

"Iya mommy. Selamat malam eh pagi, eh? Emm..." Narengga terlihat berpikir.

"Iya selamat tidur juga baby-Nya mommy"

Tak perlu waktu lama, Narengga terlelap dengan bibir bergerak seperti mencari sesuatu. Reina melihat putra bungsunya mengulum ibu jari, beberapa hari setelah bertemu kembali dengan anaknya, Reina baru menyadari jika anak bungsunya ini memiliki kebiasaan mengulum ibu jari jika sedang tertidur.

"Gemes banget sih anak mommy. Tapi itu kotor sayang"

Reina tau bayinya tak mendengar. Ia beranjak keluar dari kamar menuju dapur untuk mengambil benda bernama pacifier.

Reina merendam pacifier dengan air hangat beberapa menit sebelum kembali ke kamar. Suaminya sama sekali tak sadar jika di belakang punggung terdapat bocah manis, bagaimana kalau suaminya itu membalikkan badan? Anaknya bisa tertindih badan bongsor sang suami.

Reina mengganti ibu jari Narengga dengan pacifier, dengan begitu anaknya akan terlihat lebih menggemaskan.

***

Seperti biasa, kedatangan enam mobil mewah yang memasuki area sekolahan menjadi pusat perhatian. Yang mereka tunggu-tunggu adalah bocah dengan senyum manis kembali lagi ke sekolah, Narengga sukses merebut perhatian mereka para murid-murid dan bahkan ada yang terang-terangan mengatakan ingin menculik Narengga dari keluarga Ferdinand, dan berakhir dengan amukan dari para pawang Narengga.

"Nalen tulun duluan ya, dadahh!"

Belum sempat mendengarkan peringatan dari abang Ernest nya, Narengga buru-buru keluar dari mobil dengan membawa botol berisikan susu dan boneka doraemon yang wajib di bawa.

"ADEK NTAR DI CULIK OM SEME LOH!!" Ini teriakkan dari Nia.

Sepanjang jalan, banyak yang mencolek-colek dagu Narengga dengan genit. Narengga menggigit telunjuk mereka yang telah berani menganggu pagi indahnya.

"Abang Delick. Selamat pagi"

Di kelas sudah ada beberapa orang, namun yang Narengga sapa duluan adalah cowok dengan tatapan datar dan dingin serta terkenal dengan kata-kata yang amat pedas.

"Si kutub doang yang di sapa cil, kita nggak nih?" Sahut seorang cowok dengan muka tengil.

"Nalen nggak kenal..."

Semua orang yang ada di kelas menyoraki cowok itu. Narengga tidak memperdulikan alasan kenapa orang-orang di kelas ini tertawa padahal tidak ada yang lucu. Ia mendudukkan diri dan melirik Derick di sampingnya. Derick tak membalas sapaan darinya dan terus melihat keluar jendela.

"Abang Delick, di lual jendelakan cuma ada pohon-pohon. Kenapa abang liat pohon?"

"Ck! Ganggu"

Narengga mendengus kasar. Ia melampiaskan amarahnya dengan menyedot kuat susu. Setelah susunya tinggal setengah botol, Narengga sekali lagi melirik ke arah Derick. Namun kali ini Derick yang terus memperhatikan Narengga yang tengah neminum susu.

Narengga melirik botol susunya dan melirik Derick sekali lagi. Apa abang Derick menginginkan susu ini? Pikirnya.

"Abang mau?"

Derick diam.

"Nggak boleh, ini punya Nalen. Badan abang udah tinggi, bialin Nalen aja yang minum bial tinggi juga"

Derick mengalihkan tatapannya lagi melihat ke arah luar jendela.

"Manis..."

TBC

Uihh vote dan komen yaww, follow kalo bisa🗿

Continue Reading

You'll Also Like

181K 11.5K 37
Zeo dan Geo adalah saudara kembar, namun itu tak membuat keduanya dekat satu sama lain seperti kembar di luar sana. "Gue benci sama lo Ge!"_Zeo Adri...
200K 13.6K 23
Kaylen sangat ingin mempunyai adik, hingga ia meminta adik kepada gurunya. "emm sorry Miss. But, did you sell your child?" "Saya pengen beli anaknya...
1M 115K 52
[PRIVATE ACAK! SILAHKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "NENEN HIKS.." "Wtf?!!" Tentang kehidupan Nevaniel yang biasa di panggil nevan. Seorang laki-laki yan...
2.4M 228K 54
Kairel, remaja tampan sekaligus imut berusia 15 tahun. Namun ia tak ingin mengakui, dia hanya tampan, ingat! Dia tinggal sendirian di sebuah rumah pe...