I Love My President Though He...

By MadeInEarthh

103K 5.5K 899

SELURUH KARYA MADE IN EARTH DILINDUNGI OLEH PROFESIONAL HUKUM PURE PUBLISHING!! PLAGIAT AKAN DIKENAKAN DENDA... More

Sinopsis
Prolog
He Is Psycho 1 : Aku Ini Sosiopat
She Is Psycho 2 : Suatu Hari Di Pagi Hari
He Is Psycho 3 : Hati Nurani
She Is Psycho 4 : Alberto
She Is Psycho 6 : Samuel Hanya Milikku
He Is Psycho 7 : Sebenarnya, Siapa?
She Is Psycho 8 : Ayah Samuel
He Is Psycho 9 : Senapan
She Is Psycho 10 : Galaxy Wilkinson Philips
He Is Psycho 11 : Keluarga Besar Wilkinson
She Is Psycho 12 : Diskon 1 Gratis 1
He Is Psycho 13 : Membunuhnya
She Is Psycho 14 : Permen Kapas
She Is Psycho 15 : Bunuh Saja
He Is Psycho 16 : Nafelly Gila
She Is Psycho 17 : Selamat Tinggal ....
He Is Psycho 18 : Nafelly Berbohong
She Is Psycho 19 : Sadarilah Posisimu
He Is Psycho 20 : Dia Tidak Membencimu
ALVA ADA DI DREAME DAN INNOVEL!!
She Is Psycho 21 : Ada Yang Ditutupi
He Is Psycho 22 : Cinta Itu ....
She Is Psycho 23 : Kau Bukan Paman Alberto
He Is Psycho 24 : David
She Is Psycho 25 : Jangan Pergi
He Is Psycho 26 : Paman
She Is Psycho 27 : Dia Pasti Kembali
He Is Psycho 28 : Keluarga Wilkinson
She Is Psycho 29 : Aku Merindukanmu
He Is Psycho 30 : Tidak Boleh Mati
She Is Psycho 31 : Itu Hanya Selimut
He Is Psycho 32 : Keluarga Sultan
Giveaway

He Is Psycho 5 : Apa ... katamu?

2.3K 199 41
By MadeInEarthh

Pada akhirnya, Alberto benar-benar membawakan pesanan random Samuel mengenai laptop. Dan tanpa menunggu, Samuel pun langsung menatap Nafelly dengan wajah arogan yang terpampang. Seolah mengatakan, lihat apa kataku?

Sebenarnya, Samuel bukan tipe orang yang bisa menyombongkan dirinya sendiri atau membanggakan harta-hartanya seperti yang dilakukan ayah dan teman-teman ayahnya. Samuel termasuk anak yang rendah hati dan tidak sombong. Apalagi dengan betapa dewasanya dia sedari dini, Samuel jadi tidak bisa mengikuti kegiatan kekanak-kanakan ayah dan paman-pamannya. Namun entah mengapa, pada Nafelly, Samuel ingin menyombongkan semuanya.

Nafelly yang melihat betapa menyebalkan wajah Samuel pun mendelik kesal. "Yah baiklah. Aku percaya kau sangat kaya raya." Nafelly mengakui dengan enggan.

Samuel menatap ke arah Alberto. Ekspresinya berganti menjadi penuh dengan rasa syukur dan menunjukkan betapa terharunya dia.

"Cih." Alberto membalasnya dengan decihan dan segera berjalan ke arah Nafelly dengan paper bag lain di tangannya. "Nona, gunakanlah ini," katanya sambil menyerahkan paper bag di tangannya.

Samuel bertanya, "Apa itu?" Bersamaan dengan Nafelly yang juga bertanya, "Apa ini?"

"Saya sudah mengatakannya sebelumnya bahwa saya akan membelikan Anda pakaian," kata Alberto. "Segeralah ganti dan ikut saya ke rumah sakit."

"Kenapa kau membawanya ke rumah sakit?" Samuel bertanya dengan heran. Dan sejak kapan Alberto bisa perhatian terhadap wanita?

"Lalu apa saya harus membiarkan penampilannya yang memar seperti ini?" Alberto menatap sinis pada Samuel. Dan Samuel langsung ciut di tempat karena menyadari bahwa Alberto masih belum selesai ngambek padanya. Alberto membuang napas. "Dan juga, ini merupakan perintah Tuan Besar Wilkinson. Saya juga diperintahkan mengantar Anda ke rumah besar."

"Apa?! Kenapa?!" Samuel memelototi Alberto. "Kenapa aku harus ke sana dengannya?! Dan kenapa kau harus ..." Suara Samuel mengecil melihat Alberto menatapnya tajam. "... menurutinya," cicitnya, kemudian berdeham. "Ekhem! Baiklah. Ide yang bagus. Sudah lama juga aku tidak ke sana."

Nafelly yang memperhatikan betapa takutnya Samuel pada Alberto pun mau tidak mau tertawa, dan Samuel menatap Nafelly dengan kesal. "Baiklah, terima kasih Alberto!" katanya sambil menepuk bahu Alberto.

Alberto mengernyitkan alisnya dengan tidak nyaman dan mundur selangkah.

Senyum Nafelly perlahan hilang saat tangannya menyentuh udara.

"Saya akan mengantar Anda ke kamar mandi untuk berganti pakaian."

"Oh ... oke."

Samuel mengangkat sebelah alisnya melihat reaksi canggung Nafelly. Yah, setidaknya ada satu kesamaan antara Nafelly dan Samuel.

Sama-sama segan terhadap manusia lemah seperti Alberto.

Saat Nafelly berjalan di belakang Alberto, Samuel tersenyum miring pada Nafelly dan mengangkat jempolnya ke bawah. Seolah mengatakan, payah! tanpa suara.

Nafelly membalas dengan membentuk persegi dengan jari telunjuknya dan berkata, mengacalah! tanpa suara.

Samuel melotot pada Nafelly dan Nafelly membalasnya dengan tertawa tanpa suara dan menjulurkan lidah pada Samuel.

"Nona?"

Dan panggilan Alberto membuat Nafelly maupun Samuel tersentak. Samuel menundukkan kepalanya pada dokumen setelah berdeham, sementara Nafelly menegakkan tubuhnya dan mengikuti Alberto dari belakang.

Dua orang yang punya sifat barbar dalam dirinya masing-masing itu, akhirnya bisa diam hanya dengan satu kata dari Alberto.

***

Entah bagaimana caranya, pakaian yang diberikan oleh Alberto benar-benar pas di tubuh Nafelly. Nafelly memutar tubuhnya di depan cermin dan merapikan rambutnya yang lurus mengkilau itu. Dia benar-benar akan terlihat cantik jika saja tidak ada lebam di wajahnya. Samuel juga mungkin tidak akan menolak keberadaanya jika wajah cantik Nafelly terlihat jelas.

"Sepertinya aku harus menggunakan sedikit make up." Nafelly bergumam sambil menggigit bibir bawahnya dengan penasaran.

Suara tertawa kemudian terdengar ketika seseorang masuk ke dalam toilet. Nafelly tetap berdiri di tempatnya sambil memperhatikan berbagai sisi wajahnya. Dua orang karyawan perusahaan masuk ke dalam toilet sambil tertawa lebar. Mereka langsung berdiri di depan wastafel dengan tas make up di tangannya. Nafelly menatap tas make up itu dengan matanya yang penuh gairah.

"Sudah kubilang, Alberto dan Tuan Sam adalah pasangan!"

Nafelly terdiam mendengar salah satu wanita membicarakan tentang Alberto dan Samuel. Seorang perempuan terlihat mengeluarkan bedak saat tertawa mendengar ucapan temannya. "Tentu saja! Memangnya wajar, ya, seorang bos meminta karyawannya untuk kembali bekerja untuknya? Yang ada, seharusnya Alberto yang memohon untuk dikembalikan ke perusahaan!"

"Kupikir, Alberto berbohong tentang dirinya yang dilecehkan," orang yang menggunakan lipstik kemudian membalas. "Dia hanya ingin Tuan Sam bersimpati padanya."

"Ya! Apa kau lihat bagaimana aku menyentuh penisnya, tadi?! Dia hanya diam dengan kaku!!"

"Tentu saja, orang normal pasti sudah menyerangmu!"

"Nah, masalahnya, Alberto kan tidak normal!"

Mereka lalu tertawa kencang saat kata-kata itu keluar.

Alis Nafelly sudah berdenyut mendengar ocehan kedua wanita itu. Dan, apa tadi? Salah satu dari mereka, menyentuh penis Alberto?

Rahang Nafelly mengeras. Cerita tentang Alberto yang diungkapkan oleh Samuel, tiba-tiba terlintas di pikirannya.

Nafelly sempat berpikir tentang kenapa Samuel menceritakan tentang Albert kepadanya. Namun, melihat bagaimana orang-orang di sekitar perusahaan ini memperlakukan Alberto, Nafelly sudah menyadari sesuatu, sekarang.

Nafelly dan Samuel adalah seseorang yang sama.

Seperti pinang dibelah dua. Atau seperti dua orang yang lahir dengan keturunan sifat yang sama. Jadi, jika ada hal-hal seperti ini, bukannya Samuel juga akan bertindak sama dengan apa yang Nafelly pikirkan?

Memberi kedua orang ini pelajaran.

Nafelly tersenyum pada kedua orang itu. "Halo, kakak-kakak," sapanya dengan ramah. Kedua orang itu sama-sama menoleh pada Nafelly. "Bolehkah aku meminjam lipstik?"

***

Alberto menghela napas panjang dan menatap ke arah lantai marmer di bawah kakinya. Kedua tangannya terkepal di sisi tubuhnya. Alberto kembali menatap ke depan, dan pikirannya mengulang kembali apa yang sebelumnya terjadi.

Alberto menelan ludahnya dengan susah payah. Kakinya gemetaran, dan jantungnya berdetak kencang. Sementara pikirannya berharap Nafelly cepat-cepat keluar dibandingkan dengan dua wanita yang tidak dikenalnya tadi.

Suara tawa terdengar dari kejauhan. Alberto melirik ke arah koridor sejenak, sebelum kembali menatap ke depan ketika tidak melihat siapa-siapa di sana.

Dunia berjalan semestinya. Orang-orang menjalani hari seperti biasanya. Hanya Alberto dan mungkin beberapa orang lainnya yang tidak baik-baik saja di dunia yang berjalan seperti semestinya ini. Menjalani tugas seperti biasanya, walaupun mental sedang tidak baik-baik saja.

Bertahan di tempat ini tidak terlalu buruk daripada berpindah ke tempat baru yang akan terasa sangat asing bagi Alberto. Jadi, Alberto hanya bisa bersikap jalanin aja dalam dunia yang terasa tidak adil baginya.

"AAAAKKKHHH!!!"

Alberto tersentak, dia segera menoleh ke asal suara. Dan menyadari bahwa suara teriakan itu terdengar dari toilet, Alberto menarik napas terkejut dan berlari kencang ke arah toilet.

Alberto berpikir sejenak sambil mengeraskan rahangnya.

Tiba-tiba teringat hari ketika dia dijebak oleh para wanita yang menginginkan Samuel, namun malah melecehkan Alberto ketika tidak mendapatkan Samuel. Jebakan yang dibuat juga agak mirip-mirip. Ada suara teriakan, dan Alberto mencoba menolong siapapun yang berteriak.

Jika ini kasus yang sama seperti kemarin, maka—

Clack!

Alberto tersentak dan mundur selangkah saat pintu terbuka dari dalam. Nafelly terlihat saat pintu itu terbuka. Wajahnya sudah terlihat lebih fresh dengan lipstik merah di bibirnya.

"Hey, apa yang kau lakukan di depan pintu toilet wanita?" Nafelly bertanya sambil tersenyum nakal.

Alberto menelan ludahnya dengan susah payah. "A-aku mendengar suara teriakan—"

"Oh ... itu." Nafelly mengangguk-angguk sambil tersenyum miring. Dia tersenyum lebar pada Alberto. "Kakak-kakak di dalam sangat cantik. Mereka tadi sedang menggunakan make up sambil bercermin. Aku juga menginginkan make up jadi aku meminta—meminjam lipstik mereka. Tapi mereka malah bertanya tentang aku ini siapa. Aku kesal karena mereka tidak langsung memberikan lipstiknya. Jadi ..."

Nafelly berbalik dan membuka toilet perempuan lebar-lebar.

Alberto melotot melihat apa yang terjadi di depannya. Sementara Nafelly tersenyum ceria pada Alberto. "Bagaimana?? Apa aku cantik?!"

Alberto menatap Nafelly sejenak sebelum menelan ludahnya dengan susah payah saat melihat apa yang terjadi di toilet. Entah bagaimana caranya, kedua wanita yang tadi melecehkan Alberto, saat ini sedang menangis histeris di lantai. Pakaian mereka compang camping karena digunting di mana-mana. Wajah mereka dipenuhi lipstik dan yang lebih parah ....

... kepala kedua orang itu dibotaki.

Manik mata Alberto perlahan menoleh pada Nafelly. Nafelly masih tersenyum pada Alberto, sementara isakan dan kutukan dari dua wanita di belakangnya masih terdengar.

Saat itu, pikiran itu tiba-tiba melintas di benaknya.

Suatu hari, Samuel pernah berkata, "Aku berjanji, aku akan menjagamu dengan caraku."

Alberto berpikir, tidak akan ada bos yang memperhatikan sekretarisnya dengan sedemikian rupa. Namun, Samuel memang melakukannya. Membuat banyak rumor buruk tentangnya sendiri, menolak banyak wanita berkuasa dengan sangat kasar hingga membuat mereka trauma dan tidak membiarkan Alberto terlihat lemah di hadapan koleganya.

Alberto pernah berpikir macam-macam bahwa Samuel menyukai dirinya yang juga seorang pria ini. Namun, Samuel menjelaskan apa maksud dari sikapnya yang membuat orang salah paham. "Alberto, aku bekerja dengan banyak orang selama ini. Aku memiliki masalah kepercayaan karena masa laluku dan latar belakang keluargaku. Dan kau satu-satunya orang yang bisa kupercaya di perusahaanku. Yang tidak membicarakan hal-hal buruk tentangku. Aku ... entah sosiopat atau psikopat, aku tidak bisa dengan mudah membiarkan orang yang tidak kupercaya untuk tetap disisiku. Suatu saat, jika aku mengecewakanmu lagi, aku akan memberikan dua persen sahamku untukmu."

Alberto mendengus geli mengingatnya. Bukanlah hal yang mudah untuk mempercayai orang lain bagi Samuel. Alberto sangat tahu itu. Namun, melihat gadis yang tidak jelas asal usulnya ini berdiri di hadapan Alberto, Alberto tahu jika gadis ini dan Samuel adalah orang yang sama. Dan Samuel juga menyadari itu, lalu membiarkan gadis ini untuk berdiri di sisi lainnya bersama Alberto.

Alberto yakin bahwa Samuel sudah menceritakan tentang Alberto pada Nafelly dan membuat Nafelly secara tidak langsung, ikut menjaganya juga.

Ini bukan sekali atau dua kali Alberto dibicarakan di belakang punggungnya. Maka dari itu, bukan hal yang tidak mungkin jika wanita-wanita yang melecehkan Alberto tadi, meneruskan pembicaraan mengenai Alberto di dalam toilet. Lalu, Nafelly memukulinya. Dan walaupun Nafelly tahu bahwa dia tidak seharusnya memukuli orang, dia tetap melakukannya.

"Hey, Alberto, bagaimana?" Nafelly melambaikan tangannya di depan wajah Alberto. "Kenapa kau tersenyum geli seperti itu tanpa menjawab apapun? Katakanlah, apa aku cantik?"

Alberto tersenyum tipis dan mengangguk. "Anda cantik."

Nafelly tersenyum miring dan berkacak pinggang. "Tentu saja! Kau pikir aku ini siapa?"

"Memangnya, Anda siapa?"

"Apa?!" Berpikir bahwa Alberto sedang bersikap kasar, Nafelly menatap Alberto dengan kesal.

Namun, Alberto tersenyum tipis. "Nama saya Javier De Alberto. Nama Anda siapa?"

Nafelly mengedipkan matanya berkali-kali, dan tersadar bahwa dirinya dan Alberto memang belum saling berkenalan. Akhirnya, Nafelly menurunkan tangannya yang berada di pinggang, dan tersenyum miring kembali pada Alberto. "Nafelly. Nafelly Christine."

Alberto tersentak. Dia mengedipkan matanya berkali-kali dan senyumnya perlahan menghilang. "Apa ... katamu ...?"

Saking jarangnya ada komentar, aku sampe lupa harus update cerita ini wkwk

Continue Reading

You'll Also Like

281K 20K 31
Adhitama Malik Pasya pernah menikah dengan gadis belia. Satu bulan pernikahan, lelaki itu terpaksa bercerai dari istrinya. Tujuh tahun berlalu, ia t...
1.2M 60.9K 50
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
2.4M 19.6K 43
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
378K 32.9K 31
Arvi dan San adalah sepasang kekasih. Keduanya saling mencintai tapi kadang kala sikap San membuat Arvi ragu, jika sang dominan juga mencintainya. Sa...