RAGNALA [END]

By HellyPotter_

583K 20.9K 448

"Lo udah selingkuhin gue! Lo cowok kejam!" Kesal Alana memukul dada ragnala dengan keras. Ragnala menggeleng... More

1. Pertolongan pertama
2. Cowok sombong
3. Dekat
4. Diculik
5. Suatu ajakan bukan permintaan
6. Menolak beralasan
7. PARTY
8. Timbul masalah baru
9. Pacar?
10. Jadian
11. Tidak seindah yang dibayangkan
12. Hilang
13. Akhirnya bertemu
14. Takdir yang tau segalanya
15. Tidak bisa dipungkiri
16. Bad
17. Pembohong
18. Saga yang perhatian
19. Satu hari bersama pacar
20. Ribut
21. Absurd
22. Biola
23. Dilupakan
24. Dia harus Mati
25. Memang harusnya seperti itu
26. Sayang
27. Makanan
28. Sudah ingat
29. D.O
30. Shoping bersama Alana
31. Tour
32. Adnan problem
33. JAHAT
34. Adnan kenapa?
35. Nyerang
37. Roti Bakar
38. Kenalan
39. Alana sakit
40. Zenara yang sedih
41. Runtuh
42. Pilihan yang sulit
43. Muncul kembali
44. happy day
45. Birthday Alana
46. Caca Curiga
47. Alana dan Burhan
48. Menjenguk kakak
49. Membingungkan
50. Trauma
51. Caca tahu
52. PUTUS
53. Peristiwa mengenaskan.
54. Dia yang salah
55. Kenyataan tak sesuai harapan
56. Pergi
57. Cerita Alana
58. Pergi mendadak
59. Ragnala yang tahu
60. Perlahan terbuka
61. Yang sebenarnya
62. Kamu anakku
63. Terungkap
64. ungkapan
65. Panik
66. mengakhirinya dengan bodoh
67. DITUNTUT (EPILOG)
68. EXTRA PART

36. Medot makan

3.5K 211 4
By HellyPotter_

Ragnala memasukkan motornya ke garasi rumahnya, dia melepaskan helmnya cepat saat melihat Mba Rina ingin pergi.

"Mau kemana mba?" Tanya Ragnala.

"Mau ke mini market Mas sekalian beli jajan." Jawabnya seraya tersenyum.

"Mau Saya anter?" Tawar Ragnala.

"Eh gak usah Mas, toh Mba Zenara ada didalem nungguin Mas Nala daritadi. Lagian juga deket kok minimarket nya." Tolak Mba Rina.

"Ada Zenara?" Tanya Ragnala.

"Iya ada, kasian nungguin daritadi."

"Yaudah deh Mba. Hati-hati ya?" Ucapnya langsung bergegas untuk masuk kedalam.

"Siap" Mba Rina langsung pergi meninggalkan halaman rumah dengan berjalan kaki.

"Assalamu'alaikum." Ucap Ragnala.

"Waalaikumsalam." Jawab gadis itu bebarengan dengan Bu Marina.

"Kenapa muka kamu Nala?" Tegur Bu Marina melihat wajah lebam Ragnala.

"Gapapa mah."

"Beneran gapapa?" Kini giliran Zenara yang bertanya.

Ragnala mengangguk. "Gapapa. Kamu kesini sama siapa?"

"Naik ojol tadi."

"Kalo mau kesini ngomong aku dulu, nanti aku jemput. Jangan pergi sendirian Zen." Tutur Ragnala terlihat cemas.

"Gak usah lebay La. Jarak rumah kita gak jauh-jauh amat kok, jadi aku aman naik ojol." Jawab Zenara dengan tersenyum.

"Bukan gitu. Tapi aku kan udah janji sama orang tua kamu, untuk jagain kamu terus Zen." Ucap Ragnala.

Bu Marina tersenyum melihat anak laki-laki nya itu merasa cemas.

"Udah Nala gak usah dibesar-besarkan. Lagian sekarang Zenara gapapa kan, daritadi dia sama mamah disini." Tutur Bu Marina.

Ragnala mendesah kesal.

"Mamah mau ngomong sama kamu?"

"Ngomong apa mah?" Tanya Ragnala penasaran.

"Apa benar kalian sudah bertunangan?" Tanya Bu Marina.

Shitt! Ragnala sampai lupa memberi tahu ibunya tentang hubungannya dengan Zenara selama dua tahun belakangan ini.

"Ragnala pernah minta restu mamah waktu dirumah sakit. Tapi mamah masih belum sadar. Jadi sekarang Ragnala belum kasih tau lagi, Ragnala lupa." Jelas Ragnala.

Bu Marina mengusap pundak anaknya dengan sayang.

"Waktu mamah sembuh Zenara udah kasih tau mamah kok. Dia udah bilang semuanya sama mamah tentang kamu. Dan kamu harus tau Nala, yang buat mamah sembuh seperti ini itu Zenara."

Ragnala melihat kearah Zenara yang tersenyum itu.

"Zenara yang merawat mamah dan dia sudah cerita semuanya tentang kamu. Dia setiap hari jenguk mamah di rumah sakit. Mamah bersyukur banget punya mantu yang baik dan cantik seperti Zenara." Ucap Bu Marina dengan senang.

"Jadi kamu yang buat mamah sadar selama ini?" Tanya Ragnala.

"Iya La."

"Mamah kenal Alana?" Tanya Ragnala tiba-tiba membuat Bu Marina terdiam bingung.

Zenara yang semula tersenyum, mendadak terdiam saat Ragnala menyebut nama pacarnya.

"Siapa Alana?" Tanya Bu Marina sepertinya tidak mengenali.

"Cewek yang pernah jenguk mamah, sama pernah nyisir rambut mamah?" Ragnala terus bertanya.

Bu Marina menggeleng. "Mamah gak kenal La. Emang siapa? Teman kamu?"

"Iya, dia temen Nala." Lirih Ragnala.

"Mamah bener-bener gak inget. Maafin mamah ya? Tapi bilangin ke temenmu makasih ya udah jenguk mamah." Ujar Bu Marina.

"Iya nanti Nala sampein." Balas Ragnala seraya melirik Zenara.

"Bilang makasih sama Zenara, berkat dia mamah inget semuanya lagi loh." Suruh Bu Marina.

"Makasih ya Zen"

Zenara mengangguk.

"Emm Zenara mau ke toilet dulu ya." Ijin Zenara dianggukan oleh Bu Marina.

Ragnala terpelongo sejenak, tatapannya kosong kearah depan.

"Zenara baik ya La?"

****

"Baboy makan dulu ya, supaya cepat besar."

Alana sedari tadi tak ada henti-hentinya mengoceh seraya memberikan makanan kepada Penyu peliharaannya. Dia tidak membeli penyu itu di Bali, tapi Alana mendapatkan penyu itu dari Saga. Saga sangat baik sekali memberikan penyu yang Alana inginkan.

"Alana, kasian atuh Baboynya. Masa dikasih makan terus daritadi, nanti dia cepet mati loh karena kekenyangan." Tegur Bu Sarah.

Alana melirik Bu Sarah sinis. Sebenarnya mereka berdua sedang tidak baik-baik saja karena masalah pindahan kemarin. Alana terus menghiraukan Bu Sarah setiap Bu Sarah berkata apapun kepadanya.

"Daripada kasih baboy makan terus. Lebih baik kamu yang makan, kamu kan belum makan siang nak?" Tawar Bu Sarah.

"Gak laper!" Jutek Alana.

"Kamu gak kasian sama Buna? Buna rela ninggalin nonton drakor, demi masak ayam suwir kecap kesukaan kamu loh." Ujar Bu Sarah membujuk Alana.

"Alana gak nyuruh Buna untuk masak. Jadi jangan salahin Alana!" Ketusnya lagi.

Bu Sarah menghela nafasnya saat anaknya itu beranjak pergi masuk kedalam kamarnya.

"Alana! kalo kamu gak mau makan, Buna gak akan masakin apapun untuk kamu!" Seru Bu Sarah.

Alana menutup telinganya dengan bantal, malas mendengar teriakan ibunya itu.

Drttt drttt!

Alana melihat ponselnya yang berdering menandakan ada seseorang yang menelfon dirinya. Ragnala.

"Hay cantik?"

Alana dapat melihat jelas Ragnala menyapanya dengan tersenyum. Karena mereka melakukan video call.

"Kenapa? Kok cemberut?"

"Gapapa. Tumben lo video call gue? Ada apa?"

"Kangen" Ucap Ragnala dengan tersenyum.

"Aneh lo, baru juga kemarin ketemu udah kangen aja. Pasti ada maunya kan lo telfon gue?" Tebak Alana.

"Tau aja baby." Ringis Ragnala.

Alana memutarkan bola matanya malas. Dia sangat tau sekali tentang gerak-gerik pacarnya itu.

"Apa?"

"Emm jadi gini. Waktu itu kan gue pernah kasih lo dress dusty selutut---"

"Yang lo bilang hadiah untuk adek lo?"

Ragnala mengangguk.

"Kenapa?"

"Gue boleh minta balik ga Na? Soalnya adek gue nanyain nih. Dia minta gue kirim itu ke singapur."

Alana mengerucutkan bibirnya. Padahal dia suka sekali dengan dress tersebut.

"Iya boleh. Nanti gue anterin ke rumah lo."

"Gak usah nganterin. Nanti gue ambil sendiri kerumah lo."

Alana mengangguk.

"Kenapa sih? dari awal gue liat lo lusuh banget. Ada masalah ya sama Buna?"

"Iya"

"Cerita sini. Gue yakin lo butuh pendengar yang baik kan."

"Lo kerumah gue aja La. Gue malas cerita di telfon."

Ragnala mengangguk menurut.

"Oke gue otw sekarang."

"Hati-hati gak usah ngebut. Rumah gue gak akan di gondol sama kucing tetangga."

Tutt tutt..

Alana sedikit kesal, baru saja dia bergurau Ragnala tiba-tiba memutuskan sambungannya.

Ting tong!

Alana membulatkan matanya saat mendengar bel rumahnya berbunyi. Secepat itukah Ragnala menaiki motor, hingga belum sampai sepuluh menit dia sudah sampai dirumah Alana.

"Gila sih, kaya jin." Gumam Alana sangat heran.

Alana langsung melompat dari kasurnya, membuka lemari kayu dan mengambil dress milik Ragnala. Dia membungkusnya menggunakan totebag plastik, lalu dengan cepat berlari keluar kamar untuk menghampiri Ragnala.

Grekk!

"Cepet banget sih--"

Mata Alana membulat saat melihat Saga berdiri didepan pintu rumahnya. Ternyata itu bukanlah Ragnala, tapi Saga.

"Lo ngapain kesini? Udah sembuh?" Tanya Alana.

"Udah"

"Yakin?"

"Argghhh!" Jerit Saga saat dengan enteng Alana menekan luka bagian dadanya.

"Belum sembuh kan. Ngapain kelayapan?" Tegur Alana dengan kesal.

"Gue disuruh Buna kesini." Ungkap Saga.

"Ngapain?" Heran Alana.

"Eh Kembarannya song kang!" Sapa Bu Sarah yang datang menghampiri dari dalam rumah.

"Katanya Park seo joon?" Ketus Alana membenarkan.

"Ganti. Song kang lebih cocok." Balas Bu Sarah tersenyum kearah Saga.

Alana memutarkan bola matanya malas. Intinya dia masih sangat jengkel kepada ibunya itu.

"Eh ayo Saga, Buna udah masak banyak loh. Kita makan bersama." Ajak Bu Sarah.

"Karena Alana memutuskan untuk medot makan, jadinya Buna ngajak kamu untuk ngabisin makanan disini." Imbuhnya lagi seraya melirik Alana.

"Kalo Alana medot makan, Alana bakalan mati kelaparan. Buna gak perduli. Orang yang mati kelaparan, pasti bakalan busung lapar. Perutnya besar, kekurangan nutrisi." Cibir Bu Sarah lagi.

"Keriput." Sahut Saga ikut mencibir Alana.

"Nah iya, udah mati karena kelaparan. Jelek pula, kan gak keren gitu mati nya." Ujar Bu Sarah sangat sohib sekali bersama Saga.

Alana mendesis merasa panas dengan ucapan mereka berdua.

"Yaudah ayo, kita mah gak mau mati kelaparan apalagi keriput." Ajak Bu Sarah menarik tangan Saga untuk masuk kedalam rumahnya.

Saga menurut saja. Dia juga mengerti maksud Bu Sarah mengundangnya kesini. Ternyata untuk merayu Alana agar makan.

Alana beberapa kali menghentakkan kakinya kasar. Dia lapar, dia juga tertarik dengan masakan ibunya itu. Namun, rasa gengsinya sangat kuat dan Alana sebal.

"Sebenarnya Anak Buna itu Alana apa Saga sih!" Teriak Alana menghampiri mereka dimeja makan.

Bu Sarah dan Saga terdiam melihat Alana yang berdiri dengan kesal.

"Alana kan mau mati, jadi anak Buna itu Saga." Jawab Bu Sarah tanpa beban.

Dengan geram Alana melempar totebag plastik ditangannya dengan keras. Dia benar-benar sangat marah kepada Bu Sarah yang tidak peduli terhadapnya saat ini.

"Buna jahat!" Geram Alana yang kemudian berlari masuk kedalam kamarnya.

Saga bangkit dari duduknya.

"Eh gak usah Saga, biarin Alana marah. Kalo gak gitu, dia bakalan manja." Tutur Bu Sarah.

Saga berjalan kearah dress yang tergeletak dilantai, dia melihat sejenak dress itu kemudian dia masukan kembali ke dalam totebag plastik.

"Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam" Jawab Bu Sarah.

Saga menoleh kearah Ragnala yang baru saja datang dengan mengulaskan senyum manisnya.

"Loh ada lo juga disini?" Heran Ragnala yang juga melihat Saga berdiri disana.

"Iya, gue diundang makan sama Buna." Ungkap Saga.

"Kebetulan ada Ragnala. Kita makan bareng-bareng yuk. Buna takut mubazir kalo gak dimakan, soalnya Alana susah sekali untuk makan." Ajak Bu Sarah kepada mereka.

"Alana belum makan dari kapan Bun?" Tanya Ragnala.

"Tadi pagi makan sedikit doang, terus siangnya gak makan sampe sore seperti ini." Ungkap Bu Sarah.

"Gimana kalo Ragnala aja yang nawarin Alana makan?"

Bu Sarah mengangguk. "Boleh."

Ragnala mengangguk lalu mengambil piring dan satu gelas air putih pemberian Bu Sarah.

"Masuk aja ke kamarnya." Suruh Bu Sarah dianggukan oleh Ragnala.

Saga melirik Ragnala yang berjalan dengan senang hati ke arah kamar Alana. Ada rasa iri didalam hatinya saat Ragnala perhatian kepada wanita itu.

"Ayo Saga kita makan."

"Iya Bun."

****

"Assalamu'alaikum putri cantik."

Alana yang sedang rebahan santai menoleh kearah Ragnala yang masuk kedalam kamarnya seraya membawa makanan dan minuman.

"Waalaikumsalam" Cuek Alana.

"Putri cantik makan dulu yuk. Kalo gak makan pangeran gak sayang nih."

Alana memutarkan bola matanya malas. "Najis Nala!"

Ragnala terkekeh pelan, merebut ponsel milik Alana dan diletakkan diatas nakas.

"Makan dulu Na. Mau gue suapin apa makan sendiri?" Tawar Ragnala.

"Suapin." Manja Alana.

"Oke, pangeran bakalan suapin putri cantik."

Alana menatapnya sinis, merasa jijik dengan ucapan Ragnala.

"Aaaa.. "

Alana membuka mulutnya lebar saat Ragnala melayangkan sendok berisi nasi itu.

"Anak pintar." Cicit Ragnala mengusap rambut Alana dengan sayang.

"Kenapa susah makan sih Na? Gak kasian sama Buna?" Tegur Ragnala tiba-tiba.

Alana menggeleng.

"Kalo gak kasian mending pergi dari rumah, gak usah deket-deket Buna." Tutur Ragnala sangat membela Bu Sarah.

Alana mengerucutkan bibirnya dalam setelah mengunyah sesendok nasinya.

"Buna Jahat Ragnala" Ujar Alana.

"Jahat kenapa?"

"Besok kita mau pindah, padahal gue gak mau ninggalin rumah ini." Ungkap Alana terlihat sedih.

"Tapi lo harus nurut Na. Gue yakin Buna mau yang terbaik untuk lo." Tutur Ragnala.

Alana menghela nafas pelan, Ragnala benar-benar tidak membela dirinya.

"Gak mau" Ujar Alana menggelengkan kepalanya menolak.

"Kenapa gak mau?"

"Ya karena, gue beneran gak mau. Gue betah dirumah ini Ragnala. Gue gak mau pindah." Ujar Alana sangat menolak.

Ragnala mengusap pipi Alana dengan sayang, dia menatap gadis itu penuh dengan pengertian.

"Lo sayang gak sama Buna?" Tanya Ragnala.

"Sayang."

"Kalo sayang lo harus nurut sama Buna. Jangan ngebantah." Tutur Ragnala.

"Nanti kalo lo kangen gimana?"

"Kenapa harus kangen? Emang lo mau pindah kemana Na?" Heran Ragnala.

"Ke kota sebelah."

"Yaelah Na cuma ke kota sebelah. Gue bisa kali nyamperin lo setiap hari. Lagian kan kita masih bisa ketemu di halte sekolah?" Ujar Ragnala terkekeh pelan dengan tingkah Alana yang lebay.

"Gue mau pindah sekolah La"

"Pindah lagi?" Tanya Ragnala dengan datar.

Alana mengangguk dengan raut wajah sedih.

"Bagus kalo gitu, gue bisa ikutan sekolah bareng lo disekolah yang baru. Kebetulan gue belum daftar sekolah."

"Sinting!"

_________

Nextpart

Bintang sama komennya...

Continue Reading

You'll Also Like

15.6K 1.4K 25
𝘚𝘦𝘬𝘢𝘦𝘭 𝘴𝘡𝘰𝘳𝘺 𝘰𝘧 𝘈𝘣𝘰𝘢𝘡 𝘚𝘒𝘩𝘒𝘳𝘒 πŸ“’ sΙͺΚŸα΄€α΄‹α΄€Ι΄ Κ™α΄€α΄„α΄€ α΄…α΄œΚŸα΄œ ᴄᴇʀΙͺα΄›α΄€ 'α΄€Κ™α΄α΄œα΄› sα΄€Κœα΄€Κ€α΄€' sα΄œα΄˜α΄€Κα΄€ ᴍᴇɴɒᴇʀᴛΙͺ α΄€ΚŸα΄œΚ€ ᴄᴇʀΙͺα΄›α΄€ ΙͺΙ΄Ιͺ! πŸ“Œ sᴇʙᴀɒΙͺα΄€Ι΄ ᴄᴇʀΙͺα΄›α΄€...
8.8M 652K 70
"Aku hamil Rion" Arion menatap dingin Aurora yang berdiri dihadapannya. "Gugurin!" satu kata yang berhasil menghancurkan perasaan Aurora. PLAKK "Ga...
826K 55.9K 40
"Enak ya jadi Gibran, apa-apa selalu disiapin sama Istri nya" "Aku ngerasa jadi babu harus ngelakuin apa yang di suruh sama ketua kamu itu! Dan inget...
4.4M 259K 61
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...