ANGKASA || JJH

By noonaNana_

82.9K 5.3K 432

"Dia yang berjanji padaku untuk bertahan, dan dia juga yang mengingkari janjinya, kasa pergi...dengan sejuta... More

|PROLOG|
|02|
|03|
|04|
|05|
|06|
|07|
|08|
|09|
|10|
|11|
|12|
|13|
|14|
|15|
|16|
|17|
|18|
|19|
|20|
|21|
|22|
|23|
|24|
|25|
|26|
|27|
|28|
|29|
|30|
|31|
|32|
|33|
|34|
|35|
|36|
|37|
|38|
|39|
|40|
|41|
|42|
|43|
|44|
|45|
|46|

|01|

5.4K 283 17
By noonaNana_

Hujan masih setia membasahi jalanan dikota Jakarta, memang bulan ini sudah masuk musim penghujan, seharusnya tadi Kasa tidak usah terlalu percaya pada ramalan cuaca dihandphonenya, andai ia mendengarkan ucapan bi Hanum -asisten rumah tangga dirumahnya- untuk membawa payung, jaga-jaga mana tahu hujan akan turun katanya.

Tapi tak masalah kok, Kasa suka hujan, kata Kasa sih hujan mampu membuatnya tenang, apalagi aroma tanah yang dibasahi oleh air hujan, Kasa sangat suka itu. Lihat, bahkan sembari menunggu hujan reda, Kasa menyodorkan tangannya diluar halte, membiarkan telapak tanggannya dibasahi oleh hujan, tetes demi tetes air yang terjun diatas telapak tangannya menciptakan sensasi tersendiri bagi Kasa, lantas senyum mulai terukir diwajahnya hal itu tentunya membuat kedua lubang cacat dipipinya terlihat dengan jelas.

Angkasa tak puas jika hanya telapak tangannya saja yang basah, pemuda itu bahkan kini mulai membiarkan dirinya dibasahi oleh air hujan, rambut kecoklatannya yang basah membuat Kasa beribu kali lipat lebih tampan, belum lagi senyuman itu masih setia ia tampilkan.

Siapapun, tolong jangan ganggu Kasa saat ini, karena ia tengah menunjukkan betapa bahagianya dia pada semesta, Angkasa benar-benar lepas saat ini. Angkasa benar-benar menunjukkan dirinya yang sebenarnya.

Namun sayang, senyum Kasa tidak bertahan lama, karena tiba-tiba saja ada segerombolan anak SMA yang datang menghampirinya, tubuh Kasa bergetar hebat, ingin rasanya ia berlari saat ini juga, kalau saja...kalau saja tangannya tidak ditahan oleh dua orang pemuda yang berada dikanan dan kiri sisi tubuhnya.

Oh ayolah, Kasa baru saja tersenyum bahagia, dan mereka datang dengan seenaknya menghancurkan kebahagiaan Kasa.

Pemuda dihadapan Kasa -Juna- langsung meninju Kasa tanpa aba-aba, entah ada masalah atau alasan apa Juna malah memukul Kasa seenak jidatnya.

Bugh!

Bugh!

Nyeri.itulah yang Kasa rasakan kala tinju Juna mengenai tepat dibagian tengah perutnya, rasanya Kasa ingin muntah,ia sangat mual.

"BERANI LU HAH?! GUA SURUH LU APA ANGKASA?! DIEM DIKELAS SAMPE GUA BALIK KARENA GUA BELUM PUAS NGEHAJAR LU!! BANGSAT!!"

Bugh!

Bugh!

Dua pukulan berhasil Kasa terima dari Juna, ternyata karena itu Kasa mendapat pukulan dari Juna, hanya karena dirinya tidak menunggu Juna diruang kelas sepulang sekolah, tapi apa Juna belum puas mengahajar Kasa habis-habisan tadi pagi?

Sekedar informasi, ini sudah kesekian kalinya kawanan Juna memukuli Kasa hanya karena hal sepele, terhitung semenjak Kasa menduduki kursi kelas 10, alasannya tentu karena Kasa itu bisu dan tuli.

"HARI INI CUKUP SEGITU!! SEKALI LAGI LU KABUR DARI GUA!! GUA GAK AKAN SEGAN UNTUK BUAT LU PERGI KE RS!! PAHAM LU?!" Ancam Juna sembari menarik kerah seragam Angkasa.

Lantas Yoga -teman Juna yang memeganggi lengan Kasa- mengambil alat bantu dengar yang berada ditelinga kiri Kasa dan menjatuhkannya ke tanah, lalu-

Krakk!!

Yoga menginjak alat bantu dengar Kasa hingga retak, setelahnya ia tersenyum miring kearah Kasa.

"Bisu, tuli, bodoh, gk guna banget hidup lu Kasa, benar-benar aib keluarga."

Tentu Kasa tak mendengar ucapan Yoga, ia juga hanya bisa pasrah melihat alat bantu dengarnya yang sudah hancur karena Yoga, percuma melawan pada mereka, karena ujung-ujungnya, Kasa juga akan kalah.

Juna lantas mendorong tubuh Kasa kencang, sangat kencang, hingga membuat pemuda bersurai coklat itu jatuh terduduk diatas aspal dengan keadaan yang sangat berantakan.

"Gk guna."

Setelah mengucapkan kata itu, Juna dan kawanannya pergi meninggalkan Kasa yang masih terduduk lemah dengan tanggannya yang terus ia usapkan pada perut bagian tengahnya.

"Gak apa-apa Kasa....gak apa-apa..." Batinnya sembari berusaha bangkit untuk duduk dikursi tunggu halte.

"S-sakith..." Gumam Kasa tanpa suara, pukulan Juna memang bukan main-main, walaupun Kasa sering mendapatkan pukulan darinya, tetap saja pukulan Juna masih terasa amat menyakitkan.

Langit baru saja keluar dari area sekolah kala hujan sudah lumayan reda, dengan cepat Langit segera  mengenakan mantel hitam yang sedaritadi berada digengamannya dan mulai menyalakan motor ninja hitam miliknya untuk pulang ke rumah.

Namun sebelum memacu kendaraannya, Langit berdecak sebal karena air hujan yang menggenang disekitaran tempat ia memarkirkan motornya, Langit sangat benci genangan air yang tercipta sehabis hujan turun.

"Ck...bikin motor gua kotor aja." Ucap Langit sembari merollkan bola matanya malas.

Salah satu hal yang Langit benci memang hujan, jika Angkasa sangat amat menyukai hujan, maka Langit sebaliknya, ia benci akan hujan, terlebih jika hujan meninggalkan sebuah genangan.

Tak ingin berlama-lama, Langit segera memacu kendaraannya untuk keluar dari area parkiran sekolah, baru saja ia keluar, atensinya langsung beralih pada seseorang yang tengah terduduk lemah dengan keadaan yang berantakan, sangat berantakan.

Tunggu Langit mengenalinya.

"Angkasa?"

Sebenarnya ia tidak ingin mengampiri orang yang tengah terduduk lemah itu, tapi entah kenapa badannya seolah bergerak sendiri untuk mengarahkan motornya kearah orang tersebut.

Dan yang terjadi selanjutnya, Langit yang melebarkan matanya sempurna, benar...orang itu Angkasa...

Adiknya.

Yang tengah terduduk lemah dengan tangan yang terus mengelus pelan area tubuhnya yang nyeri akibat pukulan.

Langit ingin tidak perduli, tapi ia juga tak tega melihat keadaan berantakan Kasa yang nampak kesakitan.

"Kasa?lu..kenapa?"

Angkasa tentu tidak mendengar ucapan Langit, ia lantas segera menggerakkan kedua jemari tangannya untuk membentuk bahasa isyarat.

"Aku tidak dengar abang berbicara apa...alat bantu dengarku hancur." Jelas Angkas dengan bahasa isyarat dan diakhiri dengan jari telunjukknya yang menunjuk kearah telinganya sendiri.

Langit tak paham sebenarnya dengan bahasa isyarat yang Kasa berikan, namun ia mengerti kala jari telunjuk Angkasa mengarah dan menunjuka pada telinganya.

Langit lantas membuka tasnya dan merobek selembar kertas dari salah satu buku catatan miliknya juga satu buah pulpen, dan mulai menuliskan sesuatu diatas kertas putih tersebut.

Gua pesanin lu ojol, gua gk bisa ajak lu balik, dan gua rasa lu tahu alasannya kan?

Setelah selesai menuliskan kata diatas kertas putih tersebut, Langit segera membarikan kertanya pada Kasa, memesan ojek online dengan cepat serta memberika sejumlah uang pada Angkasa, karena Langit yakin, Kasa tidak memiliki uang sepeserpun.

"Gua balik." Ucap Langit walau Kasa tak dapat mendengarnya, pemuda yang hanya berbeda satu tahun dari Angkasa itu, langaung memacu laju kendaraan cepat dan membelah jalanan sore di kota Jakarta.

Sedangkan Angkasa hanya tersenyum miris melihat kepergian sang abang dari hadapannya, juga...kertas yang berada diatas tangannya dengan sejumlah uang yang Langit tinggalkan.

"Tentu...itu karena kau malu padaku, malu karena membonceng adiknya yang bisu dan tuli...tidak apa-apa, aku mengerti."




ANGKASA - 01

Continue Reading

You'll Also Like

236K 35.4K 64
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
CASSIA AND 4D By Idk

Teen Fiction

1K 81 23
"Jangan harap lo bisa jadi bagian dari keluarga Danunendra." "Gue gak pernah ngarep." "Gue bisa disini karena bokap lo yang minta gue jadi anak perem...
1.1K 261 79
[BELUM REVISI] [WARNING KATA-KATA KASAR BERTEBARAN] ____________________________________ Description: "Pergi bukan berarti tidak kembali." Bella terk...
1.4M 81.3K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi πŸ”žπŸ”ž Homophobic? Nagajusey...