MACLO [ SEGERA TERBIT ]

macemelow द्वारा

2.3M 297K 27.9K

"Zizel ini kenapa lo ninggalin celana dalam gua? kenapa nggak sekalian lo cuci!" cecar Maclo memperlihatkan c... अधिक

{ MACLO 1 }
CAST
{ MACLO 2 }
{ MACLO 3 }
{ MACLO 4 }
{ MACLO 5 }
{ MACLO 6 }
{ MACLO 7 }
{ MACLO 8 }
{ MACLO 9 }
{ MACLO 10 }
{ MACLO 11 }
{ MACLO 12 }
{ MACLO 13 }
{ MACLO 14 }
{ MACLO 15 }
{ MACLO 16 }
{ MACLO 17 }
{ MACLO 18 }
{ MACLO 19 }
{ MACLO 20 }
{ MACLO 21 }
{ MACLO 22 }
{ MACLO 23 }
{ MACLO 24 }
{ MACLO 25 }
{ MACLO 26 }
{ MACLO 27 }
{ MACLO 28 }
{ MACLO 29 }
{ MACLO 30 }
{ MACLO 31 }
{ MACLO 32 }
{ MACLO 33 }
{ MACLO 34 }
{ MACLO 35 }
{ MACLO 37 }
{ MACLO 38 }
{ MACLO 39 }
{ MACLO 40 }
{ MACLO 41 }
{ MACLO 42 }
{ MACLO 43 }
{ MACLO 44 }
{ MACLO 45 }
{ MACLO 46 }
{ MACLO 47 }
{ MACLO 48 }
{ MACLO 49 }
{ MACLO 50 }
{ MACLO 51 }
{ MACLO 52 }
{ MACLO 53 }
{ MACLO 54 }
{ MACLO 55 }
INFO
MACLO TERBIT???
OPEN PRE-ORDER MACLO

{ MACLO 36 }

29.6K 4.4K 215
macemelow द्वारा

Notes: Jangan lupa vote dan komen yang banyak yaaa, makasihhh.






Pagi hari Zizel berjalan ke dapur ternyata disana sudah terdapat Maclo yang membuka kemasan bubuk mie dengan mata melihat Zizel tajam. Cowok itu masih kesal karena usahanya semalam mengumpulkan uang lenyap ulah kemarahan Zizel yang lebay.

"Apa lo lihatin gua? Mau ribut!" pancing Maclo di pagi hari.

"Apa sih lo! Masih pagi udah ngamuk." Zizel berjalan masuk ke dapur. "Clo kalau masak mie goreng setau gua tuh, bumbunya di mangkok mienya direbus. Ini kok bumbunya di atas mie mentah?" koreksi Zizel.

"Ck! Komentar mulu. Gua lebih senior dari lo gak usah komentarin gua." Maclo menyemburkan sobekan kemasan bumbu ke wajah Zizel.

"Itu cuman ngasih tau padahal bukan mau senioritasin lo kok. Mau gua masakin mienya?" Zizel memasukkan sobekan bumbu tadi ke mulut, lalu mendekati Maclo untuk mengambil mangkok namun tangan Zizel disentak kasar Maclo.

"Gua bisa sendiri. Jauh-jauh dari gua, males gua sama lo." usir Maclo mendorong Zizel.

Zizel mundur entah kenapa rasanya beda dimarahi Maclo sekarang. "Maclo lo marah soal uang semalem?"

Maclo tak menyahuti, cowok itu fokus memasak mie dengan memasang airpods di telinga. "Maclo lo beneran marah?" Zizel menarik kecil kaos yang ia pakai.

"Bisa diem nggak?" tatapannya ke Zizel kali ini membuat gadis itu mundur. "Urus aja urusan lo. Gua ngaku cinta ke lo bukan berarti lo bisa seenaknya songong ke gua." lanjutnya.

"Gua nggak songong. Lagian lo main ituan tuh uangnya har-"

"Nggak usah nyeramahin gua!" Maclo mematikan kompor dan tak jadi memakan mienya.

Zizel melihatnya menjauh dari dapur. "Sayang mienya udah mateng ditelantarin, gini nih kalau nikahin suami kaya yang gak tau susahnya nyari uang pakai usaha sendiri!" tak mau mubazir gadis dengan rambut dicepol itu memakan mie yang sudah matang.

Maclo selesai membeli saos dan kecap di supermarket sudah tak sabar memakan mie. Namun ketika masuk dapur yang ia lihat mie nya tersisa dikit.

"MIE GUA LO MAKAN?!"

Zizel memutar kepala dan mengedipkan mata manual, serta mengangguk pelan. "Maclo mau?" tawar Zizel menyendokan sisa mie.

Maclo berjalan cepat menarik mangkok dan membulatkan mata. "Zel gua tinggal beli saos sama kecap aja lo udah ngerampas mie yang gua masak dengan niat!" amuk Maclo.

"Gua kira lo telantarin mienya, yaudah gua makan..." Zizel masih menyesap sisa rasa mie di bibirnya.

"Bodoamat, ini sisanya buat gua!" Maclo membawa mie itu ke ruang tamu dan memakan sisa mie.

Zizel berlari kecil ke ruang tamu dengan melompat kiri kanan lalu duduk bersimpuh di lantai menghadap Maclo.

"Maclo kalau masih ada sisanya tinggalin buat gua ya?" pinta Zizel berharap akan di sisai Maclo.

"Mending lo masak lagi sana gua laper, gak ada sisa."

"Rempah-rempahnya juga gapapa kok, yang penting sisain." kekeuh Zizel, ia juga males memasak ulang.

Maclo memandangi Zizel yang betah duduk bersimpuh dengan posisi tegap menanti sisa mie. 

"Jangan duduk di bawah Zel, sini samping gua. Nih makan habisin." tak apalah dirinya memakan sedikit yang penting gadis itu kenyang.

"Lo udah kenyang?! Aaa gomawoo." Zizel pindah duduk ke sofa bersampingan dengan Maclo.

"Lo tuh kenapa imut banget sih?"

"Jelaslah Zizel gitu loh!" nada bicara Zizel mulai angkuh.

Maclo menyentil gemas kening Zizel, "Yang buat gua nyesel kadang muji lo ya gini Zel."

Zizel hanya mengacungkan jempol. Karena asik menikmati mie yang tinggal sedikit, memang ya jika makanan sisa sedikit lebih nikmat.

"Gua suka lo dicepol gini Zel, paket combo banget." Maclo merapikan anak rambut depan Zizel dengan jarinya lalu ia selipkan ke balik telinga.

"Kenapa suka? Padahal kalau gini gua malah berasa jadi mbok-mbok." penilaian Zizel dan Maclo memang jauh berbeda.

"Karena yang dicepol Zizel, kalau cewek lain mungkin gua juga nganggep gitu. Apapun yang ada di diri lo gua bakal suka." mendengar itu Zizel tersipu malu menutup pipi sambil mengulum senyum.

"Sampai bego lo aja gua terima." lanjut Maclo sebelum mendengar piring pecah akibat amukan Zizel.

"KEMUSUHAN! DASAR COWOK TUKANG PANCING!" teriak Zizel.

~~~🦋~~~

Malam hari Dipta tengah memilah beberapa produk yang expired-nya dekat. Namun lima orang cowok masuk dan berjalan mendekat ke arahnya.

"Apa kabar Dip?" Januar tersenyum penuh arti.

"Baik. Lo mau apa? Kalau mau cari masalah jangan disini." Dipta berjalan ke meja kasir.

Januar menyapu habis beberapa minuman di kulkas dengan cara dijatuhkan ke lantai hingga pecah. Dipta membulatkan mata dan menarik kerah baju Januar yang sudah keterlaluan.

"Lo kalau ada masalah sama gua bisakan nggak usah ngerusuh ditempat kerja gua?!" Dipta didorong mundur Januar.

"Heh brengsek. Gara-gara lo Maclo berhenti ngasih gua saldo karena tau ceweknya hampir gua pake. Lo tuh emang enaknya di mampusin!" Januar menghajar Dipta.

Dipta tak mau kalah mencekik leher Januar dan ia benturkan di meja kasir. "Lo pikir gua nggak tau? Lo yang nelpon bokap Maclo dan lo juga yang jebak dia sampai hampir nidurin cewek!"

Radit tak tinggal diam memukul punggung Dipta menggunakan tangan dan kelima orang itu menghajar Dipta. "Maclo taunya lo yang ngadu jadi gua berhasil bikin lo dibenci dia... Kita impas. Gimana kalau lo gabung buat bikin perhitungan sama dia." ajak Januar menarik baju Dipta yang babak belur.

"Gua nggak mungkin ngekhianatin orang yang berjasa buat gua." tolak Dipta tegas dengan pendiriannya.

Januar meludah dan melihat ke arah lain lalu mendaratkan bogeman hingga hidung Dipta berdarah. "Lo tuh terlalu baik sob! Makanya enak dijadiin kambing hitam. Hajar dia!" perintah Januar ke temannya.

Di jalanan Maclo mengikuti Zizel yang begitu aktif layaknya balita yang baru pandai berjalan. Gadis itu tak ada capeknya berlari, dan mencoba banyak jajanan di pinggir jalan ini.

"Maclo haus mau minum." Zizel memberikan sisa sosis bakar ke Maclo karena kenyang.

"Noh air banyak tinggal nyendok di ember." tunjuk Maclo ke penjual ikan hias di sebrang jalan.

Zizel melihat kesana lalu benaran menyebrang meminta air di dalam ember itu. Maclo terperanjat dan berlari menarik Zizel.

"Lo kenapa percaya aja sih sama omongan gua! Ini gak boleh di minum nanti lo sakit perut."

"Ikan aja minum airnya gak sakit perut, gapapa Maclo kalau duit lo udah habis gua ada keturunan mermaid kok bisa minum air mentah."

Maclo berjalan dengan menarik Zizel agar tak mempermalukan dirinya serta gadis itu sendiri. Ia bukan kehabisan uang, tapi kehabisan kata-kata untuk menjelaskan sesuatu ke Zizel.

Di ujung ada heromart dan Maclo menyuruh Zizel masuk untuk membeli minum. Mereka berjalan dengan tangan saling bergandengan.

"Kak Dipta!" kaget Zizel menghentikan lima orang itu.

Maclo menarik sudut bibirnya dan maju memberikan serangan-serangan ke para cowok itu. Zizel bertepuk tangan kala puas melihat Maclo menghajar Januar, ia dari dulu tak menyukai cowok itu.

"Jadi lo yang jebak gua! BRENGSEK!" Maclo menarik kerah baju Januar tak segan-segan memberikan pukulan dan tendangan.

Dipta menarik mundur Maclo, karena jika tidak bisa kalap cowok itu membuat bonyok Januar dan kawanannya.

"Kak Dipta jangan dipisahin! Biarin aja." larang Zizel tak masuk akal untuk Dipta. Ia tetap memisahkan.

Zizel melepas sepatu dan menepukan sepatu ke beberapa cowok disana seolah-olah sepatu adalah nunchaku alat bela diri dari Jepang.

"Haiii yaaa!" Zizel berlaga layaknya Jackie Chan.

"Berani ngelukain Maclo aku, sepatu ini masuk ke mulut kalian gae saekki yaaa!" sorak Zizel sang hero untuk Maclo.

"Cewek sialan!" Radit melayangkan pukulan namun Maclo menjadi perisai Zizel, kaki satunya ia pergunakan sebagai tendangan ke dada Radit.

"Woahhhh! Daebak." Zizel berlari memukul kepala Radit mejadi gendang.

"Cabuttt!" Januar berlari keluar.

Selesai membersihkan pecahan botol di dalam Dipta beranjak keluar membawakan tiga minuman kaleng soda. "Minum Clo, Zel." Dipta mempersilahkan.

"Makasih kak Dipta." Zizel akan membuka minuman bersoda namun ditahan Maclo.

"Bisa ambilin dia yogurt nggak?" Maclo memberikan soda tadi ke Dipta dan meminta ganti yogurt.

Dipta kembali membawakan yogurt dan duduk menghela napas. Begitu juga Maclo yang terlihat mengepal kaleng minuman hingga sedikit penyok.

"Kak Dipta sini gua obatin luka di bibirnya. Gua enggak keberatan kok malah seneng." Zizel menarik bangku bersiap mengoleskan salep.

"Biar gua aja yang ngobatin dia. Lo udah punya gua masih aja lirik cowok lain." cemburu Maclo menarik kursi Zizel mundur.

Dipta terkekeh melihat ke posesifan Maclo. Sudut bibirnya dioleskan salep oleh Maclo, "Clo..." ringis Dipta menahan tangan itu karena terlalu kuat menekan luka di sudut bibirnya.

"Lo laki kagak usah lebay gitu!" ketus Maclo.

"Kak Dipta kok betah sih temenan sama Maclo? Gua aja yang baru kenal rasanya udah mau unfriend tapi sayang Maclo udah mulai nurut sebagai peliharaan." dengus Zizel.

"Peliharaan peliharaan! Bilang aja sayang karena udah mulai suka gua. Gengsian amat." gerutu Maclo menendang sepatu Zizel.

"Maclo tuh sebenarnya baik Zel. Cuman agak kasar aja---sihhh..." Dipta mendelik ketikan Maclo sengaja menekan bibirnya. "Gua bisa sendiri Clo." Dipta menghentikan Maclo.

"Anggap aja ini tanda maaf gua karena udah salah paham ke lo dan tanda makasih karena lo udah nolongin Zizel." Maclo meminta maaf ke Dipta.

"Gua udah maafin lo. Jadi nggak usah minta maaf lagi. Seharusnya gua yang bilang makasih karena lo udah mau ngomong sama." Dipta sangat senang sahabatnya sudah tidak salah paham.

"Kalian sos sweet banget kenapa nggak jadian aja?" Zizel menempelkan dagu pada meja melirik dua orang itu secara bergantian.

"Mending lo diem. Habisin yogurtnya." titah Maclo selesai mengoleskan salep ke sudut bibir Dipta.

"Marah mulu lo!" kesal Zizel. "Pantes makin tua, ultah lo kapan sih Clo kok cepet banget tua muka lo." cerocos Zizel menyedot yogurt.

"Lo nggak tau ultah Maclo?" kaget Dipta.

Zizel menggeleng sembari menyedot yogurt, "Emang Maclo dilahirin juga? Gua kira di download soalnya galak banget kayak monster di ultraman Gaia."

Dipta tertawa renyah menertawai Maclo yang tak bisa berkutik kalau Zizel yang mengatai. Benar ternyata kalau udah nama cinta segalak-galaknya orang akan tunduk sendiri.

"Gaya-gayaan nonton ultraman. Gua tebak lo dulu nontonnya Mr.Bean kan? Yang boneka anak orang dijadiin pempers." tuding Maclo.

"IYA! LUCU BANGET PEMPERSNYA, GUA SAMPAI NGIKUTIN DULU GUNTING BONEKA BUAT JADIIN PEMPERS OREN TAPI... Bonekanya malah di cakarin Oren. Kucing durhaka belum aja gua kurbanin." Zizel menekan kuat yogurt hingga muncrat mengenai wajahnya.

"Maclo kecipratan yogurt..." adu Zizel menunjuk wajahnya.

"Enggak ngerti lagi gua nasib keturunan gua milih emaknya apa bapaknya. Semoga gua." lirih Maclo memberikan uang ke Dipta untuk sebuah tissue.

"Iya kayak lo aja, soalnya ganteng terus most wanted." Zizel memberikan senyum pepsodent.

Jangan lupa follow:
@exshaanns
@maclojenaka
@zizelarcheva

पढ़ना जारी रखें

आपको ये भी पसंदे आएँगी

8K 3.3K 50
Ini adalah kisah seorang gadis yang hidup penuh pengorbanan yang tak mudah, bahkan ia kerap kali jatuh dan terluka, tetapi ia dipaksa bangkit dan kua...
FRIENDSHIT RainFly द्वारा

किशोर उपन्यास

1.2K 536 12
Helios Niscala, Setiap orang yang bertemu dengannya akan menganggap Helios itu sombong, kejam, datar dan dingin. Faktanya memang begitu, ia akan menj...
Monster Tyrant [END] Nursida122004 द्वारा

किशोर उपन्यास

1.4M 127K 61
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
2M 128K 50
"Afka sampai kapan aku harus nunggu?" "Afka sampai kapan aku jatuh cinta sepihak?" "Afka apa aku salah karena udah suka kamu?" "Maaf aku udah cint...