ALFAREZI KAVINDRA (END)

By bussyarotunasfia

262K 20.4K 11.2K

Alfarezi Kavindra, cowo dingin dan cuek yang selalu tertekan dalam kehidupannya. 17 tahun ia hidup penuh deng... More

_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“01_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“02_
_ALFAREZI KAVINDRAπŸ“03_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“04_
_ALFAREZI KAVINDRAπŸ“05_
_ALFAREZI KAVINDRAπŸ“06_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 07_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 08_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“09_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 10_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 11_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“12_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“13_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 14_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 15_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 16_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 17_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 18_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 19_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 20_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 21_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 22_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 23_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 24_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 25_
info
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 26_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 27_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 28_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 29_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 30_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 31_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 32_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 33_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 34_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 35_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 36_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 37_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 38_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 39_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 40_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 41_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 42_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 43_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 44_
pendapat
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 45_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 46_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 47_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 48_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 49_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 50_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 51_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 52_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 53_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 54_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 55_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 56_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 57_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 59_
_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 60_
terimakasih ❀️
cerita baruπŸ™Š

_ALFAREZI KAVINDRA πŸ“ 58_

4.6K 260 208
By bussyarotunasfia

*****

🌼

ALFAREZI KAVINDRA

🌼

Kembali lagi sama fii
Gimana nih udah nyesek belom?
Wkwkwk canda gak nyesek2an kok ya

🌼

Jangan lupa tinggalin jejak dulu
Makasih ❤️

🌼

*****

HAPPY READING ‼️

🌼🌼🌼

"Seperti matahari yang tenggelam meninggalkan Daisy basah karena hujan. Tidak ada yang benar-benar menetap, lambat laun akan berpisah entah itu karena putusnya hubungan atau datangnya kematian."

🌼🌼🌼

"GAK! GAK MUNGKIN KAK ALFA SAKIT KANKER!" seru Aleen tak percaya.

"Saya tidak bohong. Saya sendiri yang menjadi dokter pribadi Alfa. Saya juga tau kehidupan Alfa yang penuh dengan derita. Dia tidak pernah mengeluh, tapi ia ingin secepatnya ikut dengan bundanya. Kalimat tau 'kan kalau bundanya sudah meninggal? Dan Alfa sendiri yang meminta saya untuk tidak memberitahu siapapun, sekalipun kepada papanya dan Abangnya. Itu semua karena Alfa tidak mau membebani, membuat khawatir orang lain." dokter Citra menghela nafas panjang.

"Saya juga sudah menyuruh Alfa untuk kemoterapi, tapi hanya beberapa kali ikut. Saya juga menyuruh Alfa untuk berobat di luar negeri, di mana di sana kemungkinan besar akan sembuh. Tapi semua suruhan saya tidak di turuti oleh Alfa, dia tidak ingin mengurangi uang milik papanya. Dia tidak mau merepotkan orang lain. Saya kenal Alfa dari kecil, karena saya dokter pribadi keluarga Kavindra."

Runtuh sudah pertahanan mereka. Bahkan Kenzo dan Daniel menangis hingga terisak. Ia tak menyangka bahwa sahabatnya memiliki penyakit yang separah dan mematikan itu. Ia merasa sangat tidak pantas menjadi sahabatnya.

"BODOH! ARGHH....." frustasi Kenzo membogem lantai karena ia sudah lemas dan terduduk.

"Bodoh banget, bodoh dasar bodoh! Gue gak pantes jadi sahabat. Gue gak pantes!"

"Gue sahabat paling bodoh sampe hal kaya gini gak tau. Gue gak pantes jadi sahabat, gue gagal."

Kenzo terisak dengan menunduk. Ia merasa sangat bersalah akan hal ini dan merasa sangat bodoh menjadi sahabat yang tidak tau semua yang terjadi pada sahabatnya sendiri. Rasa bersalahnya menyelimuti di diri Kenzo, begitu juga Daniel.

"Lo dan gue sama Ken, kita gak pantes jadi sahabat. Kita kenal gak sebentar, kita juga selalu sama Alfa. Setiap Alfa mimisan kita gak pernah nanya serius. Sampe-sampe kita percaya sama ucapan Alfa kalau dia gak papa." sahut Daniel yang ikut terisak.

Kenzo dan Daniel berdiri mendekati brankar. Memeluk tubuh Alfa yang kaku dan dingin dengan rasa bersalahnya. Keduanya sangat terpukul akan kenyataan ini, sungguh mengejutkan.

"LO JAHAT, ANJING!"

"LO KIRA KEREN KAYA GITU? LO KIRA LO BAKAL SEMBUH DENGAN DIEM AJA? GAK SAMA SEKALI AL!"

"LO TEGA NINGGALIN KITA, SIAPA YANG JADI KAPTEN BASKET KITA LAGI? SIAPA YANG BAKAL JADI BOS KITA BERDUA? SIAPA YANG GUE IKUTIN KEMANA AJA NANTINYA? LO BODOH!"

Kenzo meraung tidak terkendali. Memukul dada Alfa dengan tubuh gemetar. Alfa adalah sosok sahabat yang sangat baik baginya. Yang tidak pernah tersinggung akan ucapannya. Marahnya tidak pernah serius dengannya. Hanya Alfa yang selalu menolongnya. Lantas nantinya siapa yang akan menolongnya kembali? Daniel? Tidak, sahabatnya yang satu itu sangat sibuk dengan dunianya. Ia tidak ingin merepotkan Daniel.

"Ken, sabar. Gue tau perasaan Lo karena gue juga ngerasain itu. Kita ikhlasin Alfa, biar dia bahagia di alam sana." ucap Daniel menenangkan.

"Siapa yang bakal bantu gue saat Lo sibuk Niel?" tanya Kenzo dengan suara pilu.

"Semua ada buat Lo Ken, gue akan selalu buat Lo. Gue emang sibuk tapi bakal gue usahain. Sekarang jangan kaya gini, biar Alfa tenang di sana." ucap Daniel lirih.

Hingga gebrakan pintu membuat mereka semua terkejut.

Brak

Indra menatap tubuh Alfa yang sudah kaku di atas brankar dengan selimut menutupi tubuhnya. Tubuhnya gemetar, ada rasa sesak yang ia rasakan.

Aleen menatap tajam Indra, Indra sadar akan hal itu.

"Kenapa Lo kesini, sialan!" seru Aleen tak terima. Karena kekasihnya selalu disiksa oleh sosok paruh baya yang berdiri di hadapannya.

"A-alfa," ucap Indra gemetar.

Berjalan mendekati brankar, namun terhenti karena bogeman dari Aleen.

Bugh

"JANGAN SENTUH KAK ALFA!" teriak Aleen lantang.

Hal itu membuat semua terkejut. Kali pertamanya mereka melihat Aleen yang marah besar. Bahkan dengan beraninya membogem orang tua seperti Indra.

"Dia anak saya." ucap Indra penuh penekanan sembari memegangi perutnya. Walau gadis yang membogemnya tapi rasanya sakit juga.

"Hahahaha, kata anda anak? Lantas kemana saja anda selama anak anda sakit? Bahkan anda hanya bisa menyiksa, menyiksa dan menyiksa saja!" Aleen terbahak melihat raut wajah Indra yang pucat.

"S-sakit? Sakit apa anak saya?" tanya Indra.

"Peduli apa anda dengan kak Alfa? Bahkan anda tidak tau jika putranya sakit. Ah tidak-tidak, sepertinya Anda tidak pantas menyebut kak Alfa dengan sebutan putra melihat perlakuan anda dengan kak Alfa. kak Alfa sakit-"ucapnya menggantung. Mendekati Indra dengan wajah datar, sungguh bukan seperti sosok Aleen yang biasanya. Bahkan tidak ada yang mencegah Aleen untuk bertindak karena Aleen benar harus seperti itu.

"KAK ALFA SAKIT KANKER DARAH STADIUM AKHIR, ANJING! BAHKAN GINJALNYA JUGA RUSAK. DAN ANDA SEBAGAI PAPA TIDAK TAU? GILA!" Lanjutnya berteriak dengan penuh amarah. Matanya sudah memerah dengan tatapan yang tajam namun terisyarat penuh dengan luka.

Deg

Rasanya jantungnya berhenti berdetak. Entah kenapa sekarang ia merasa seperti kehilangan. Padahal dulunya ia sering menyiksa Alfa. Benar kata gadis di hadapannya ini, bahwa ia tak pantas memanggil Alfa dengan sebutan putra.

Tak terasa air matanya meluruh. Ia tak menyangka, ia sadar bahwa ia salah. Ia sangat bodoh menjadi sosok seorang ayah.

"Maaf, maafin saya. Saya salah, saya mau liat putra saya." ucap Indra di sela tangisnya bahkan tubuhnya bergetar.

"Dan seenaknya anda meminta maaf dan mengaku salah sekarang? Dimana letak keayahan didiri anda? Apakah ini menjadi sosok seperti ayah? Apakah anda sadar bahwa kak Alfa sayang banget dengan anda? Apakah anda tau jika kak Alfa tersakiti dan terpuruk sejak kecil? TIDAK! ANDA TIDAK TAU SEMUANYA!" Aleen menujuk wajah Indra dengan jari telunjuknya. Tak ada kata takut di mata gadis itu.

"SEANDAINYA ANDA TAU DAN ANDA MEMBAWA KAK ALFA KE RUMAH SAKIT BESAR, GAK AKAN KAK ALFA PERGI NINGGALIN SAYA! ARGHHH...." teriaknya frustasi hingga ia menangis kembali.

Ia benar-benar belum bisa menerima kenyataan ini, kenyataan yang sangat ia benci. Jika hanya mimpi tolong bangunkan. Dunianya hancur seketika.

"Alfa! Ini papa nak," ucap Indra berlari menghampiri brankar. Mengabaikan teriakan Aleen.

"Maafin papa, maaf. Harusnya papa tau, harusnya papa gak pernah nyiksa kamu, harusnya papa gak bandingin kamu. Papa minta maaf," Indra memeluk tubuh Alfa yang pasti tidak akan ada balasan.

Kali pertamanya Alfa di peluk oleh sang papa, namu situasinya sudah berbeda. Ia ingin di peluk saat masih hidup, tapi ini? Ini sudah tiada. Sungguh hidupnya tidak mendapatkan kebahagiaan dalam keluarga.

Bugh

Kenzo membogem rahang Indra dengan keras membuat si empunya langsung terhuyung ke samping.

"INI 'KAN YANG SERING LO LAKUIN KE ALFA!"

"LO KIRA, LO BERKUASA DAN MAHA BENAR? GAK!"

"LO GAK PERNAH PANTAS MENJADI AYAH! LO GAK PANTAS!"

Bugh

Bugh

Bugh

Tiga kali bogeman, Kenzo layangkan di perut Indra. Ia tidak peduli jika itu seorang orang tua. Bahkan bicara pun ia memakai bahasa Lo gue bukan bahasa sopan.

"INI SEMUA TIDAK SEBANDING DENGAN APA YANG ALFA RASAIN SELAMA INI!"

"LO TAU? ALFA SANGAT SAYANG SAMA LO, SIALAN! TAPI LO KAYA ANJING!"

"BANGSAD!"

Bugh

Bugh

Kenzo membogem Indra dengan brutal. Ia melampiaskan semuanya yang telah di rasakan sahabatnya.

"Asal Lo tau sedari dulu gue ingin lakuin ini, tapi Alfa selalu ngelarang gue! Karena apa? Karena dia gak mau jadi anak yang durhaka!"

"Kenapa nangis, hah? Baru nyesel? Gak guna Lo nyesel sekarang. Alfa udah gak ada!" pekiknya lagi.

Indra hanya diam dan menangis. Ia menyesal telah memperlakukan Alfa dengan buruk bahkan kejam. Ternyata putranya itu sangat menyayanginya. Sungguh bodoh dirinya menjadi sosok ayah. Benar kata pemuda di hadapannya, percuma ia menyesal karena Alfa udah meninggal.

Bugh

Lagi dan lagi, Kenzo kembali membogem Indra. Daniel menghela nafas panjang, sebenarnya ia juga benci dengan Indra tapi karena Kenzo sudah seperti itu maka ia serahkan saja kepada Kenzo.

Berjalan mendekati Kenzo, menarik tangan pria itu. Membuat si pemiliknya menatap nyalang.

"Stop Ken, gak baik berantem di rumah sakit. Lebih baik sekarang kita urus jenazah Alfa setelah itu kita makamkan. Alfa gak akan suka liat Lo kaya gini." nasehat Daniel berharap Kenzo mengikuti ucapannya.

Kenzo memejamkan matanya sejenak. Benar kata Daniel ia tidak boleh seperti ini. Harus secepatnya jenazah Alfa di makamkan. Setelah berfikir akhirnya ia mengangguk lemas.

"Dok, bisa langsung di mandikan 'kan? Ada tempat tidak di rumah sakit ini buat di mandikan sama buat di sholatin?" tanya Daniel kepada dokter.

"Ada, disini ada ruang khusus untuk keluarga Kavindra. Mari bawa jenazah Alfa ke ruangan itu." jawab dokter Citra.

Mereka semua mengangguk dan langsung membawa jenazah Alfa ke ruangan yang di tunjukkan oleh dokter Citra. Tak butuh waktu lama akhirnya jenazah Alfa sudah di mandikan dan di kafani. Meski sudah menjadi mayat dengan tubuh yang pucat, sosok Alfa yang tampan tangguh masih terlihat jelas. Kali ini tidak terlihat datar dan dingin.

5 menit, mereka juga sudah selesai menyolati jenazah Alfa. Kini mereka siap-siap untuk membawanya ke pemakaman di mana bunda dan abangnya di makamkan.

Aleen masih dengan keadaan yang sama. Sangat kacau. Bahkan ia masih saja menangis hingga matanya membengkak. Astrid dan Amanda hanya bisa memeluk dan mengelus punggung Aleen guna menenangkan. Tidak tau harus bagaimana lagi membujuk Aleen agar berhenti menangis.

Karena jarak rumah sakit dan pemakaman tidak terlalu jauh. Mereka hanya membutuhkan waktu 15 menit saja sampi di tujuan.

"Langsung di makamkan saja ya pak." ucap bapak-bapak salah satu di antara mereka kepada Indra.

Cukup ramai keadaan pemakaman saat ini. Karena dari guru-guru, murid lainnya dan tetangga sebelah rumah Alfa juga berdatangan.

"Iya pak," jawab Indra.

Setelah mendapat persetujuan dari Indra. Proses pemakaman langsung di laksanakan. Suasana hening hingga selesai. Banyak tangis yang keluar saat gundukan pemakaman Alfa sudah di taburi bunga oleh Aleen dan sahabatnya.

Mereka semua juga merasa sedih dan kehilangan sosok Alfa yang selalu mereka dambakan.

Setelah semuanya selesai satu persatu dari mereka pulang. Hingga kini tersisa kedua sabat Alfa, Aleen dan sahabatnya begitu juga Indra. Mama Aleen dan Papanya sudah pulang terlebih dahulu. Membiarkan putrinya menyendiri, karena mereka tau putrinya sangat terpukul akan kepergian Alfa.

"Leen, ayo pulang." ajak Astrid dan Amanda.

"Lo duluan, gue masih mau di sini." jawab Aleen.

"Kalau gitu gue pulang dulu ya, mobil gue ada di sana. Lo pake aja. Gue sama Astrid biar naik tadi." ucap Amanda. Aleen mengangguk lesu.

"Gue anter, kita naik taxi bareng." ucap Kenzo saat Amanda dan Astrid akan melangkah pergi.

"Terus kak Daniel gimana, 'kan kalian gak bawa motor?" tanya Astrid.

"Gue ikut kalian, Aleen butuh waktu sendiri." ucap Daniel.

"Ya udah kalau gitu, Leen kita pulang dulu. Jangan lama-lama di sini. Habis ini pulang, hati-hati." Amanda menepuk pundak Aleen.

"Iya," jawabnya singkat.

Setelah itu, mereka langsung pulang. Kini hanya tinggal Aleen seorang diri di samping gundukan makam Alfa sang kekasihnya. Air matanya kembali menetes dengan deras.

"Kak Alfa beneran ninggalin Aleen? Aleen takut sendiri kak, Aleen takut gak bisa jalanin hidup tanpa kak Alfa. Hikss... Kak Alfa jahat sama Aleen."

"Ulang tahun Aleen, jadi hari yang paling Aleen benci. Aleen gak suka hari ini. Karena Aleen ulang tahun, kak Alfa ninggalin Aleen. Kalau boleh milih lebih baik Aleen yang pergi jangan kak Alfa hikss... Aleen gak sanggup hikss... Ini kalung, bakal jadi kenangan terindah dari kak Alfa. Aleen sayang kak Alfa hikss..."

Saat ia menangis, ia teringat sesuatu. Surat yang di berikan oleh Alfa. Ia akan membukanya sekarang. Mengambilnya di saku baju sekolahnya, membuka lembaran kertas yang terlibat hingga menemukan seutas kata yang ia yakini ungkapan dari kekasihnya.

Menarik nafas dalam-dalam, setelah itu ia membacanya dengan lirih.

Untuk Aileen Nathania
Gadis kecil penyuka Daisy yang aku sayang.

Hanya kamu yang bisa menghancurkan tembok pertahananku.
Dari awal pertemuan kita, aku sudah mulai suka denganmu. Entah aku juga tidak tau kenapa rasa itu bisa hadir.
Tapi aku takut, bukan takut di sakiti tapi takut mencintai dan berakhir ninggalin kamu.
Bukan karena wanita lain atau hal lainnya, tapi ini semua tentang penyakit yang ada di tubuhku.
Maaf.
Maaf, aku gak pernah cerita soal penyakit yang ada di diri ku.
Aku gak mau gadis yang aku sayangi khawatir dengan kondisiku.
Bahkan papa dan Abang tidak tau soal ini, Kenzo dan Daniel pun juga.
Bodoh banget kan, aku gak bilang sama kalian semua.
Maaf.
Maaf belum bisa menjadi cowo yang baik untuk kamu.
Belum bisa menjadi matahari yang selalu menyinari Daisynya.
Belum bisa bahagiain pelanginya.
Tapi kamu harus tau, aku sangat menyayangimu.
Kamu tau?
Aku sakit kanker darah stadium akhir yang sudah di vonis hanya bertahan satu bulan. Bahkan ini belum genap satu bulan aku sudah menyerah.
Selain itu, ginjalku juga memiliki gangguan akibat obat-obatan yang sering aku konsumsi.
Fisik maupun batin semuanya hancur.
Hustt....
Jangan nangis, Aleennya Alfa gak boleh nangis.
Maaf udah buat kamu nangis.
Dan makasih sudah mengajarkan aku arti sebuah ketulusan.
Semuanya semakin berwarna adanya kamu.
Kamu bahagiaku.
Kamu penyemangatku.
Kamu kasih sayangku.
Kamu Daisyku.
Kamu pelangiku.
Semua tentangmu aku menyukainya.
Aku menyayangimu.
I love you Aleen.
Maaf.
Mungkin surat ini ada di tanganmu setelah aku tak ada di sampingmu.
Maaf.
Aku tak bisa selalu ada di dekatmu, aku merasa hari esok adalah hari terakhirku menatap wajah cantik nan manis mu.
Jangan nangis, aku mohon.
Aku gak suka kamu nangis karena aku.
Kalau di pikir aneh rasanya seorang Alfa membuat surat ini, tapi gak papa demi gadisnya aku.
Banyak kata maafnya ya?
Karena emang tidak ada kata lain selain kata maaf.
Sekali lagi aku minta maaf.

Dari  Alfarezi Kavindra
Cowo tampan sejagat raya haha

Setelah selesai membaca isi surat tersebut. Aleen menghapus air matanya yang meluruh. Ia mengikuti ucapan Aleen untuk tidak menangis. Meski itu gagal.

"Gue sayang juga sama Kaka, maafin Aleen yang gak tau soal penyakit kakak. Kak Alfa gak gagal buat aku kak Alfa justru pahlawan buat aku. Makasih juga sudah mengajarkan aku arti kesetiaan. I Love you too kak,"

"Kak Alfa udah bahagia ya di sana? Udah ketemu sama Bunda dan bang Dehaan. Semoga kalian selalu bahagia di sana kak. Ini yang kakak inginkan 'kan? Bisa ketemu bunda. Bahagia selalu kak, Aleen pamit."

"Selamat tinggal matahariku," ucap Aleen lirih.

"Aleen takut Daisy gak akan hidup tanpa matahari," lanjutnya.

Setelah itu ia mencium batu nisan yang terpampang jelas nama sang kekasih.

ALFAREZI KAVINDRA
Bin
Bastian Kavindra

Lahir : 19 Mei 2003
Wafat : 14 September 2020


Berdiri sembari memandangi makam kekasihnya. Ia kini benar-benar  menjadi cinta terakhirnya. Ia tak menyangka akan hal itu.

Tak mau berlama-lama, ia langsung pergi di mana mobil Amanda berada. Ia akan pulang sekarang. Tubuhnya sangat lemas dan matanya bengkak.

🌼🌼🌼

*****

🌼

Huaaa Alfa beneran ninggalin Aleen ya😭
Yang sabar kamu Leen 😭
Nyesek tolong😭

🌼

Jangan lupa tinggalin jejak dulu ya
Ramein pokoknya
See you next part 😘

🌼

Follow Ig fii ya
@bussyarotun
Follback DM aja

🌼

*****

Continue Reading

You'll Also Like

6.8M 288K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
Love Hate By C I C I

Teen Fiction

3M 214K 37
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
236K 22.4K 29
[JANGAN LUPA FOLLOW] Bulan seorang gadis yang harus menerima kenyataan pedih tentang nasib hidupnya, namun semuanya berubah ketika sebuah musibah me...
9M 954K 65
[SUDAH TERBIT] Tersedia di Gramedia dan TBO + part lengkap Apakah kalian pernah menemukan seorang pemuda laki-laki yang rela membakar jari-jari tanga...