I Love My President Though He...

Por MadeInEarthh

103K 5.5K 899

SELURUH KARYA MADE IN EARTH DILINDUNGI OLEH PROFESIONAL HUKUM PURE PUBLISHING!! PLAGIAT AKAN DIKENAKAN DENDA... Más

Sinopsis
Prolog
He Is Psycho 1 : Aku Ini Sosiopat
She Is Psycho 2 : Suatu Hari Di Pagi Hari
He Is Psycho 3 : Hati Nurani
He Is Psycho 5 : Apa ... katamu?
She Is Psycho 6 : Samuel Hanya Milikku
He Is Psycho 7 : Sebenarnya, Siapa?
She Is Psycho 8 : Ayah Samuel
He Is Psycho 9 : Senapan
She Is Psycho 10 : Galaxy Wilkinson Philips
He Is Psycho 11 : Keluarga Besar Wilkinson
She Is Psycho 12 : Diskon 1 Gratis 1
He Is Psycho 13 : Membunuhnya
She Is Psycho 14 : Permen Kapas
She Is Psycho 15 : Bunuh Saja
He Is Psycho 16 : Nafelly Gila
She Is Psycho 17 : Selamat Tinggal ....
He Is Psycho 18 : Nafelly Berbohong
She Is Psycho 19 : Sadarilah Posisimu
He Is Psycho 20 : Dia Tidak Membencimu
ALVA ADA DI DREAME DAN INNOVEL!!
She Is Psycho 21 : Ada Yang Ditutupi
He Is Psycho 22 : Cinta Itu ....
She Is Psycho 23 : Kau Bukan Paman Alberto
He Is Psycho 24 : David
She Is Psycho 25 : Jangan Pergi
He Is Psycho 26 : Paman
She Is Psycho 27 : Dia Pasti Kembali
He Is Psycho 28 : Keluarga Wilkinson
She Is Psycho 29 : Aku Merindukanmu
He Is Psycho 30 : Tidak Boleh Mati
She Is Psycho 31 : Itu Hanya Selimut
He Is Psycho 32 : Keluarga Sultan
Giveaway

She Is Psycho 4 : Alberto

2.7K 215 25
Por MadeInEarthh

Rumor bahwa Samuel gay, berganti pada pagi itu juga. Rumor itu berganti dengan lebih parah.

Rumor bahwa Samuel menyukai permainan sadis dalam seks dan pedofilia.

Padahal, kalau saja semua orang di dunia ini tahu bahwa Samuel masih perjaka di umurnya yang sudah setua ini, rumor-rumor aneh itu mungkin tidak akan muncul ke permukaan.

Tapi tentu saja, siapapun akan berpikir yang macam-macam jika melihat situasi dirinya sekarang. Seorang perempuan remaja mengikutinya dengan semangat. Pakaian yang digunakan remaja itu juga pakaian miliknya yang kebesaran. Dan remaja itu mengikutinya seolah-olah menikmati berada di sisi Samuel dengan kondisi tubuh fisik perempuan itu yang lebam di mana-mana.

Orang-orang berpikir bahwa perempuan yang dibawa Samuel ini masokis yang suka dengan kekerasan Samuel.

"Lihat perempuan itu."

"Dia sepertinya agak kelainan jiwa."

"Tentu saja, dia sudah dipukuli oleh Tuan Samuel tapi tetap saja menempeli Tuan Samuel."

"Aku tidak menyangka Tuan Samuel menyukai permainan sub dan dom seperti itu."

"Ya. Pantas saja dia menolak wanita-wanita cantik. Seleranya adalah BDSM."

"Tapi ... perempuan itu kelihatannya masih sangat muda."

"Yah tentu saja. Selera penikmat BDSM tidak pernah main-main."

Aku mendengar kalian, wahai karyawan-karyawanku! ingin sekali Samuel meneriaki kata-kata itu dan menangis di pojokan setelahnya. Sungguh, lebih menyenangkan mendapatkan rumor gay daripada rumor bahwa dia pedofilia dan penyuka BDSM.

"Tuan."

Sekretaris Samuel sudah siap sedia di depan elevator. Samuel melihatnya dengan sangat lega. "Alberto!" serunya dengan senang, hampir memeluk Alberto namun akhirnya hanya menyentuh kedua bahu pria itu. "Kau tahu aku sangat menyayangimu, bukan?"

"Yang kutahu, Anda sangat aneh hari ini, Tuan." Alberto mengerutkan alisnya dengan heran dan menatap ke arah belakang Samuel. "Dan siapa perempuan yang bersamamu itu?"

"Siapa dia?"

Belum juga Samuel menjawab, Nafelly sudah menanyakan tentang Alberto.

"Kau mengabaikan semua orang, tapi langsung menghampiri dia dengan semangat," kata Nafelly dengan mata memincing ke arah Alberto. "Apakah dia pacarmu?!"

Alberto mengernyit jijik dan melepaskan tangan bosnya yang masih menempel di bahu miliknya. "Mohon maaf, tapi saya tidak tertarik dengan pisang orang lain."

Nafelly sedikit terkejut, lalu menertawakan Samuel. "Kasihan sekali. Dia tidak menyukaimu. Cintamu bertepuk sebelah tangan. Muahahaha."

Samuel menatap Nafelly dengan dengki. "Berkacalah dulu. Kau sendiri sedang memaksaku untuk menyukaimu."

"Itu wajar. Karena aku menyukaimu, kau harus menyukaiku."

"Hey, teori dari mana itu?!"

"Lalu apa?! Kau lebih memilih tetap mencintai pria itu daripada wanita seksi sepertiku?!"

"Siapa yang menganggapmu—?!"

"Apa kalian serius akan berbicara di depan elevator?" tanya Alberto, merasa tertekan melihat interaksi kedua orang di depannya. Mereka belum 5 menit di sana tapi sudah mencuri banyak perhatian orang lagi. "Dan Bos, apa Anda tidak malu bertengkar dengan anak kecil?"

"Anak kecil?! Siapa yang kau panggil anak kecil?!"

"Dia bukan anak kecil, Alberto!! Kau tidak tahu bagaimana menakutkannya dia!!"

"Aku menakutkan?! Kau yang tidak punya hati nurani!!"

"Apakah kau serius membicarakan hati nurani saat ini?!"

Alberto mengeraskan rahangnya melihat kedua orang di depannya kembali bertengkar. Urat-urat di kepalanya sudah mulai muncul.

"Ya!! Hati nurani!! Bagaimana bisa pria melakukan hal itu?!"

"Yang gila adalah kau!! Yang otaknya rusak adalah kau!! Kau menyalahkanku—"

"BISAKAH KALIAN BERDUA BERHENTI?!" teriakan Alberto menggelegar, membuat orang-orang yang lewat terhenti, begitupun dengan pertengkaran Samuel dan Nafelly.

"A-Alberto—"

"Jangan panggil namaku!!" kesal Alberto saat Samuel memanggilnya dengan kaku. Samuel tersentak dan terbungkam seketika. "Bos, kematianku mungkin lebih cepat daripada surat pengunduran diriku!! Kau tahu aku sudah sangat frustrasi menghilangkan artikel-artikel tentangmu, dan sekarang kau membawa wabah baru?!"

"W-wabah?!" Nafelly sendiri terkejut mendengar ucapan kasar Alberto. "Apa aku terlihat seperti wa—"

"AKU SUDAH MENUNGGUMU DARI PAGI!!" Alberto kembali berteriak, membuat Nafelly terdiam begitupun dengan Samuel. "Kau terlambat masuk!! Aku menghubungimu berkali-kali, berdiri berjam-jam di sini hanya untuk menunggumu, dan saat aku akan mencoba menikmati kopi pagiku, kau datang tiba-tiba bersama dengan perempuan MUDA, CANTIK, MULUS TAPI SAYANG ADA LEBAM DI WAJAHNYA!! Apa kau tahu apa yang kulakukan ketika aku diberi tahu bahwa kau sudah sampai kantor?! AKU BERLARI DARI KANTOR KAFETARIA HANYA UNTUK MENYAMBUTMU!! Dan setelah itu, apa yang kau lakukan?! KALIAN MALAH BERTENGKAR DI DEPANKU DI SAAT AKU BUTUH PENJELASAN!! Kau pikir ini lucu?! HAH?!"

Samuel tersentak dan terdiam. Dia menundukkan kepalanya dalam-dalam, begitu pula dengan Nafelly.

Napas Alberto sudah terengah-engah dengan kasar. Dia tidak tidur semalaman gara-gara bosnya yang seenaknya. Dan sekarang dia harus sibuk lagi di pagi hari gara-gara kelakuan bosnya, lagi. Alberto menghela napas panjang untuk meredakan emosinya.

Alberto yang mengangkat tangannya, membuat Samuel tersentak karena berpikir bahwa dia akan dipukul. Namun, Alberto hanya membuka ponselnya dan berkata. "Kalian pergilah dulu ke kantor CEO. Aku akan menyiapkan pakaian untuk perempuan yang datang denganmu dan kau harus memberikan penjelasan tentang ini semua."

Melihat Alberto yang tidak kembali berbahasa formal, Samuel merasa bahwa Alberto masih marah. Jadi, Samuel mengintip wajah Alberto yang menatap dingin ke arahnya. "A-Alberto," walaupun tersentak sedikit, Samuel tetap memanggil sekretarisnya. "Kau marah?"

Alberto menatap dingin sejenak pada Samuel dan Nafelly. "Huh!" Dan dia membuang wajah seperti wanita yang marah pada pacarnya, dan berlalu pergi dari sana.

Nafelly memandangi punggung Alberto dengan perasaan merinding, sementara Samuel memandangi punggung Alberto dengan kedinginan.

"Sekretarismu sangat kurang ajar." Nafelly berkomentar.

Samuel sendiri melotot pada Nafelly. "Jangan berkata begitu! Alberto akan sangat menyeramkan jika marah. Aku harus memberinya saham dua persen jika dia keluar lagi." Samuel mencoba untuk tidak menaikan nada suaranya dan menekan tombol lift. Lift yang memang dikhususkan untuk Samuel itu langsung terbuka.

Nafelly dan Samuel masuk ke dalam. Nafelly kembali berbicara. "Jika dia keluar lagi, kau bisa mencari yang lain."

"Tidak ada yang seperti Alberto. Dia kompeten dan tahan bekerja denganku."

"Lalu kenapa sebelumnya dia bisa keluar?"

"Dia dilecehkan oleh wanita-wanita yang menyukaiku dan menjadi trauma."

"Sungguh?! Pria juga bisa dilecehkan?!"

Samuel melotot pada Nafelly. "Pria juga bisa dilecehkan. Mereka juga bisa diperkosa oleh perempuan."

"Itu terdengar tidak masuk akal."

"Jika orang itu tidak menyukainya, tentu saja hal itu bisa dibilang pelecehan. Pelecehan dan pemerkosaan juga bisa terjadi pada pria."

Kali ini, Nafelly merasa sedikit kasihan pada Alberto. Sambil mengernyitkan alisnya, dia bertanya. "Lalu, apakah pelaku yang melecehkan Alberto sudah dihukum?"

Samuel terdiam mendengarnya. Di dunia yang berat sebelah ini, ada sebuah norma yang diterapkan secara tidak adil. Bahwa tidak ada tindak pelecehan pada pria. Samuel tidak bisa membela Alberto dengan maksimal karena gender yang dimiliki Alberto. Alberto adalah orang yang menusuk, bukan ditusuk. Walaupun dipaksa melakukannya, Alberto tidak bisa membela dirinya dan mendapatkan keadilan yang setimpal. Orang-orang bilang bahwa Alberto tidak mendapatkan kerugian. Namun, hanya Samuel yang tahu bagaimana hancurnya Alberto sebagai seorang pria. Memang, lukanya tidak terlihat. Namun, dari senyum Alberto yang perlahan-lahan menghilang dan bagaimana Alberto berinteraksi dengan wanita, Alberto masih merasa trauma dengan kejadian itu.

Itulah kenapa, Samuel membiarkan orang-orang menyebarkan berita bahwa dirinya adalah seorang gay. Dengan begitu, Alberto tidak harus berurusan dengan wanita-wanita yang menyukainya lagi. Walaupun Samuel masih belum puas karena wanita-wanita yang melecehkan Alberto masih bisa bebas di luaran sana.

Samuel menghela napas panjang mengingat hari-hari yang berat itu. Kasus Alberto membuat Samuel semakin memiliki standar tinggi dalam memilih perempuan.

Harus yang baik-baik. Dan kalau bisa, masih polos, suci dan murni seperti ibu angkatnya.

"Ngomong-ngomong, apa kau sangat kaya?" tanya Nafelly saat mereka mulai memasuki kantor CEO. "Apa semua ini milikmu?"

Samuel menghela napas kembali. Dia melepas jas yang digunakannya dan menyimpannya di gantungan mantel. "Aku bukan pewaris tunggal."

"Kau punya adik?" tanya Nafelly saat berjalan di satu sisi ruangan.

Samuel mengangguk dan duduk di kursi kerjanya. "Begitulah."

"Sungguh?! Di mana dia?!"

"Kau tahu tentangku, tapi tidak tahu tentang adikku?" tanya Samuel. Kali ini benar-benar bingung apa saja yang diingat oleh Nafelly. Tidak mungkin tidak ada yang tahu tentang hubungannya dengan Galaxy.

Nafelly berjalan ke sisi ruangan yang lain saat melihat-lihat ruangan yang sangat luas itu. "Sudah kubilang, aku hanya ingat tentangmu."

Samuel mengangkat alisnya. Sungguh, sangat mencurigakan. Nafelly seolah-olah dioperasikan hanya untuk Samuel saja. Samuel harus benar-benar mencari informasi tentang Nafelly. Bisa jadi Nafelly dikirim oleh saingan bisnisnya.

"Apakah kau punya foto adikmu?" tanya Nafelly lagi saat melihat ke arah billboard yang menampilkan wajah seorang pria.

"Dia adikku."

"Apa?" tanya Nafelly sambil berbalik ke arah Samuel. "Mana adikmu?"

"Dia," tunjuk Samuel pada billboard yang mulai menuliskan tanda tangan orang yang wajahnya terpampang di sana. "Galaxy. Artis terkenal di negara ini. Kita sebelumnya melewati banyak papan dengan wajahnya. Dia adalah adikku."

"Sungguh?!" Nafelly menatap Samuel dengan ketakjuban di wajahnya.

"Dan kau pikir aku berbohong?"

Nafelly tidak menjawab, dan hanya membuka mulutnya lebar-lebar. Wajah orang yang ada di billboard itu ada di mana-mana. Sepanjang jalan, Nafelly pikir negara ini adalah milik orang dengan wajah itu. "Kau pasti sangat kaya raya." Nafelly berkata pada Samuel.

Untuk pertama kalinya, senyum sombong dan bangga muncul di wajah Samuel. "Tentu saja."

"Seberapa kaya dirimu?"

"Sangat kaya hingga aku tidak harus menggunakan uang untuk bertransaksi."

"Lalu, kau bertransaksi menggunakan apa?"

"Mulutku."

"Mulutmu?" kali ini Nafelly menunjukkan wajah herannya. Membayangkan bahwa Samuel hanya harus melakukan kiss bye setelah membeli sesuatu. Namun, sepertinya itu tidak masuk akal dan Nafelly pun bertanya, "Contohnya?"

"Hm ..." Samuel berpikir sejenak, merasa bingung ingin mencontohkannya seperti apa. Namun, sebuah ide terlintas di benaknya. "Ah! Di dunia ini, apa yang kau inginkan? Aku akan membelikannya."

Nafelly berpikir sejenak. "Es krim—"

"Yang lebih mahal. Bagaimana jika pabrik es krimnya saja?"

Nafelly mengernyitkan alisnya saat melihat Samuel mengeluarkan ponselnya. Namun, melihat benda yang berada di meja Samuel, Nafelly mulai merasa penasaran. "Bagaimana dengan itu?"

Samuel mengedip dan melihat arah jari Nafelly. "Oh! Laptop?! Baiklah!!" Entah kenapa, Samuel merasa bersemangat saat tahu bahwa uangnya bisa digunakan setelah berdebu di bank sepanjang waktu. Dia kemudian menghubungi Alberto dan me-loud speaker panggilannya. "Alberto, belikan aku laptop lagi. Yang mirip dengan laptop milikku."

Hening sejenak sebelum kemudian terdengar balasan. "Cih." Dari Alberto.

Dan sambungan telepon pun terputus.

Seluruh darah di tubuh Samuel naik ke wajahnya. Sial, dia lupa bahwa Alberto masih marah padanya. Dan bisa-bisanya Alberto menjawabnya dengan decihan saja. Samuel tersenyum kaku saat kembali menatap Nafelly. "Haha. Begitulah caraku bertransaksi."

Nafelly melipat tangannya di depan dada. "Apa dia benar-benar akan membelikannya?"

Samuel hanya tertawa kaku. Semoga. Semoga Alberto tidak mempermalukanku. Tangisnya dalam hati.

Aku pikir, kemarin itu hari Jum'at. Wkwk

Seguir leyendo

También te gustarán

353K 2.2K 18
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) Hati-hati dalam memilih bacaan. follow akun ini biar lebih nyaman baca nya. •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan sa...
5.4M 287K 56
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...
542K 52.3K 30
Lily, itu nama akrabnya. Lily Orelia Kenzie adalah seorang fashion designer muda yang sukses di negaranya. Hasil karyanya bahkan sudah menjadi langga...
1.8M 145K 30
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...