Setelah kemarin Al meminta untuk memelihara bekicot, dan berakhir nangis lalu anak itu pun tidur dengan sendirinya karena kelelahan menangis.
Keesokan harinya mumpung hari ini adalah hari Ahad alias Minggu, mereka memutuskan untuk bersantai di ruang keluarga bersama-sama.
"Bunda!! Ayo bikin celens" kata Al yang datang membawa sekeranjang lemon yang sudah di potong potong.
"Celens?" Tanya Inne bingung.
"Challenge?" Tanya Ridho dan diangguki semangat oleh Al.
"Challenge apa?" Tanya Aji
"Makan lemon tanpa ekspresi" jawab Al yang langsung mendapatkan tatapan horor dari mereka semua.
Karena mereka gak suka asem asem, jadi lemon pun gak suka ini malah di tawarin bikin challenge lemon tanpa ekspresi, kecuali Al bahkan Ananda pun heran kenapa anak bungsunya itu suka semuanya, dari yang manis, asam, bahkan yang tidak ada rasanya.
"Dek.. tapi kan kamu tau, kita gak suka lemon" kata Tammy kesal.
"Ihh gak mau tau, Al maunya lemon pokoknya" kata Al cemberut.
"Oke oke.. gimana?" Tanya Ananda menanyai mereka dan mereka terpaksa menjawab dengan anggukan.
"Yeay,, oke Al siapin dulu ya lemonnya" kata Al lalu menata lemon itu ke piring yang sudah di sediakan, Al sesekali memakan lemon itu.
"Gak asem dek?" Tanya Arnold ngilu saat melihat Al memakan lemon itu.
"Gak asem kok, enak.. yuk mulai" kata Al lalu menyuruh Keluarganya agar duduk melingkar.
"Suit dulu ya, nanti yang berpasangan yang menang sendiri yang kalah sendiri" jelas Al sedangkan mereka hanya memangut karena tidak paham dengan apa yang di jelaskan oleh Al.
Setelah suit kini berpasangan 2 orang,
Ananda dengan Vano
Inne dengan Keenan
Aji dengan Arnold
Bara dengan Ridho
Rayhan dengan Al
Anak Vano brp sii? Lupa sy😭
Klo slh tlg komen yaaa
Kini yang sedang lomba memakan melon tanpa ekspresi adalah Ananda dan Vano.
"Satu,, dua,, tiga!"
"Huwek!" Vano langsung berlari ke kamar mandi lidahnya merasakan asam.
"Oke ayah menang" kata Al lalu mengintruksi Pemain setelahnya, Inne dan Keenan.
"Asem Banget masyaallah" batin Keenan.
"Uhuk! Nyerah!!" Kata Keenan lalu pergi mengambil minum di dapur.
"Yeyy bunda menang" sekarang giliran Aji dan Arnold mereka berambisis untuk menang.
"Ayo dong buruan, tapi jangan dihabisin lemonnya" kata Al karena sudah 3 menit mereka tidak menyerah.
Akhirnya mereka berdua angkat tangan dan dinyatakan seri oleh Al sendiri.
"Uhuk! Asem banget anjir, nyerah!!" Kata Bara merebut gelas yang dipegang oleh Keenan.
"Main ambil aje lu beban" sinis Keenan.
"Bang idho menang!"
"Giliran Ray sama Al" kata Al menatap sengit Rayhan yang duduk anteng di depannya.
1 lemon
2 lemon
3 lemon
4 lemon
5 lem--
"Huekk!! Kok lemonnya rasanya begini sih huwaa!" Kata Al kesal.
"Ray menang" kata Rayhan mengejek Al yang cemberut.
"Ishh Ray curang" kata Al tidak terima.
"Loh emang Ray curang dimananya?" Tanya Ray.
"Ihh gak mau tau.. ray curang pokoknya!"
"Hiks hiks ray curang!! Al nggak suka hiks.. huwaa ayah" kata Al langsung menuju ke Ananda yang terkekeh melihat tingkahnya.
"Sutt.. udah ya, nanti biar ayah potong uang jajannya" kata Ananda mengusap lembut rambut Al.
"Ayo jalan jalan ayah hiks, Al nggak mau disini.. ayo ayah! Ayo!!" Kata Al menarik tangan Ananda, sedangkan yang ditarik hanya mengikutinya saja.
"Oke oke, bentar dulu ayah mau ganti celana.. yakali ayah pake ginian, gak cool dong" kata Ananda membuat Al kesal lalu menggigit tangan besar Ananda.
"Aduh, awss sakit Al" kata Ananda
Al memeletkan lidahnya, Ananda hanya bisa bersabar dengan tingkah lalu bungsunya.
"Mau bunda" kata Al membuat Inne tersenyum lebar.
"Yuk ikut bunda, kita jenguk Kakak cantik yang sedang sakit" kata Inne
"Kakak cantik sakit?" Tanya Al dan diangguki oleh Inne.
"Ayo kesana nda.. Al pengen liat kakak cantik" kata Al membuat Inne tersenyum.
"Nanti dulu sayang, ambil buah dulu yuk" kata Inne dan diangguki oleh Al.
"Kalian ikut nggak?" Tanya Inne
"Nggak" jawab mereka kompak.
🍑🍑🍑
"Kaka cantik, kaka cantik, Kakak tau nggak.. tadi Kang cilok telfon Al terus nanyain Kakak loh, katanya Kang cilok kangen sama Kakak cantik" jelas Al sembari menyuapi Kakak cantik dengan buah buahan yang sudah dibersihkan dan dipotong oleh Inne.
"Masa sii?" Tanya Kakak cantik
"Iya loh kak, tadi Kang cilok bilang gini ke Al 'Den Al,, Kakak cantiknya mana? Kok gak bareng sama Kakak cantik si? Akang kangen loh' gituu" kata Al sambil menirukan gaya bicara Kang cilok waktu di telfon tadi.
Kenapa Al mempunyai nomor Kang cilok? Jawabannya karena Kang cilok adalah tetangganya di Indonesia dan memiliki kontaknya entah tujuannya untuk apa, yang pasti di dalam isi pikirannya hanya Perempuan yang ada maklumlah fakboy.
"Hahaha.. iya nanti biar Kakak telfon Kang ciloknya, Al mau cilok gak?" Tanya Kakak cantik membuat Al cemberut.
"Ish kaka cantik gimana sih! Kan ini di new york.. ya kali ada cilok" kata Al kesal dengan menggembungkan pipinya Lucu.
"Ish bukan itu maksud Kakak, kalo mau tinggal bilang aja.. kan maminya Kakak Pinter bikin apa aja" kata Kakak cantik dengan pd nya.
"Beneran? Enak kayak punya Kang cilok gak?" Tanya Al penasaran.
"Lebih enak dari Kang cilok malah" kata Kakak cantik.
"Wah Al mau! Al mau!!!" Kata Al semangat membuat Kakak cantik tersenyum gemas.
"Oke kebawah yuk, minta sama maminya Kakak" kata Kakak cantik di angguki oleh Al.
"Tapi jalan ya pelam aja, kan Kakak cantik masih sakit" kata Al lalu menggandeng tangan Kakak cantik.
"Iya deh terserah kamu"
Sesampainya di bawah..
"Bunda!!" Kata Al saat melihat Inne sedang mengobrol dengan maminya kakak cantik.
"Iya sayang? Loh kok Kakak cantiknya di ajak kesini?" Tanya Inne
"Al minta di buatin cilok mi.. bisa nggak?" Tanya Kakak cantik.
"Bisa banget dong,, Al mau?" Tanya mami Kakak cantik.
"Mau, mau!! Al mau tante" kata Al antusias.
"Ya udah bentar ya.. tante bikinin dulu"
"Al mau ikutt" kata Al mengikuti mami Kakak cantik ke dapur.
"Gimana keadaannya?" Tanya inne pada Kakak cantik.
"Alhamdulillah udah mendingan tan"
"Ya udah lain kali jangan kecapean"
"Hehe iya tan"
"Ya udah kamu mau duduk disini atau dikamar aja?" Tanya Inne
"Disini aja tan, mau nonton tv.. di kamar mulu bosen"
"Ya udah tante ke dapur ya, bantuin mami kamu"
"Iya tante"
Inne pun pergi menghampiri putra bungsunya yang sedang sibuk membantu membuat cilok.
"Ihh kok kenyal kenyal?" Tanya Al
"Terus maunya yang gimana? Enak loh itu" kata mami Kakak cantik.
"Al gak usah ikut ikutan deh ya, nanti malah berantakan jadinya" kata Inne membuat Al kesal.
"Nggak nda!! Al kan Pinter, Al bisa kok bantuin tante.. ya kan te?" Tanya Al diangguki oleh mami Kakak cantik.
"Iya sayang"
"Terserah kamu Al" kata Inne yang kesal dengan sifat keras kepala Al.
Ya Iyalah keras kepala, orang anaknya bapak Ananda terhormat, wajah tegas hati hello kitty, suami takut istri.
Dih ngetik apaan si ya Allah.
Dhlh bye.
[TBC]