HoMe For Me (END) [Pdf Versi]...

By AyyaKanawut

175K 16.9K 1.8K

HOME FOR ME S1&S2 (MALVINGIA) TERSEDIA DALAM BENTUK PDF!! "Anak tidak tau diri!" "Anak pembawa sial" "Kerja... More

Tokoh
Prolog🥀
Malvin🥀
Luka dan rasa🥀
menepati janji 🥀
strawberry🥀
Malvin's Angel🥀
MalvinGia🥀
kemarahan Malvin?!🥀
manjanya Giandra🥀
Tentang Malvin🥀
Tentang Giandra 🥀
ancaman?!🥀
Mama🥀
Tertarik?!🥀
Kemana?!🥀
Gugur🥀
Malaikat penolong 🥀
Awal hidup baru🥀
Pertemuan kembali🥀
Nyonya Malvin🥀
Si Maba cantik🥀
The first Malvin🔞🥀
Mimpi buruk?!🥀
Malvin Rese🥀
Giandra Bar-bar🥀
Berantem🥀
Balasan kecil Giandra🥀
Giandra sakit🥀
Berulah Lagi?🥀
Balasan Mama Deviana& Giandra🥀
Pra-Nikah🥀
Wedding Day🥀
beautiful night🔞🥀
Happy birthday 🥀
efek samping🥀
Bayi mermaid🥀
welcome Giandra kecil🥀
HoMe For Me🥀 (END)
Promosi Aja
Pdf vers S1 & S2

si Gemes🥀

5.3K 499 47
By AyyaKanawut

Happy reading
.
.
.
.
.
.
.

Giandra terkejut ketika melihat tangan yang ada di atas kepalanya, Giandra mendonggak dan melihat ternyata Malvin yang melakukannya.

Malvin mengambil buku yang ada di atas kepala Giandra tapi Malvin tidak menatap Giandra.

Malvin pergi setelah mengambil buku tebal yang selalu dia baca dan dia pelajari.

Giandra tersenyum lalu mengambil buku yang dia ingin baca juga, merecoki Malvin sepertinya Akan menyenangkan.

Malvin menoleh saat melihat sisi tempat duduknya di tempati oleh seseorang.

"Hai Malvin!"

"Ngapain?"

"Gia habis cari buku tapi liat Malvin jadi mau sama Malvin!"

Malvin hanya diam tidak menjawab ucapan Giandra membuat pria manis itu cemberut karena merasa di abaikan.

"Hmm! Malvin, kenapa gak masuk kelas?"

"Gue di usir sama guru karena datang telat!"

"Kok bisa datang telat?"

"Pletak~~"

"Anak kecil gak usah tau!"

"Ihh Malvin!"

Giandra protes saat Malvin menyentil keningnya dengan pelan dan mengatainya anak kecil.

"Gia ngapain di sini? Bukannya ada Praktek olahraga?"

"Ihh... Malvin merhatiin Gia yaa? Ngaku ayo ngaku?"

"Iyaa kenapa?"

Giandra terdiam saat Malvin menjawab bahwa Malvin memang sering memperhatikan Giandra.

"Gpp sih... Bagus jadi Gia bisa geer hehe"

Malvin menggelengkan kepalanya saat Giandra malah tersenyum tanpa dosa ke arahnya.

"Malvin..."

"Hmmm?"

"Malvin pernah makan telur gulung gak?"

Malvin menoleh dan menatap Giandra bingung, makanan jenis apa yang Giandra bilang itu.

"Namanya aja gue gak pernah denger!"

"Wah... Malvin orang kaya"

Giandra bertepuk tangan saat mendengar Malvin tidak tau apa itu telur gulung.

"Emang telur gulung tuh telur kan? Tapi di gulung? Tapi di gulung pake apa?"

Malvin bertanya tapi tak mengalihkan tatapannya dari buku yang di bacanya.

"Itu di tusuk pake tusukan sate terus telurnya di gulung-gulung gitu Malvin, paham kan?"

"Gak!"

"Ihh!" Giandra cemberut saat Malvin bilang tidak paham, Malvin malah terkekeh melihat wajah Giandra yang sedang kesal.

"Malvin, Malvin, Malvin!"

"Hmm?"

"Gia mau beli telur gulung ayo Malvin ikut biar tau telur gulung itu apa!"

"Kapan?"

"Pulang sekolah! Gia sedang tidak bekerja jadi ayo kita main"

"Oke, gue gak bawa mobil cuma bawa motor, nanti gue pinjem helm temen deh buat Gia yaa!"

"Oke Malvin!" Giandra terlihat senang karena Malvin mau di ajak untuk jalan-jalan bersama.

Giandra fokus ke buku nya lagi begitu pula dengan Malvin.

Baru 15 menit Giandra sudah bosan karena keheningan, Giandra ingin menganggu Malvin tapi Malvin sedang serius.

"Malvin,Malvin,Malvin!"

"Hmm?"

"Malvin tau gak mitos tentang perpustakaan?"

"Mitos apa?"

Giandra melihat kiri dan kanan sebelum melanjutkan pembicaraan nya dengan Malvin.

"Katanya kalau kita kejebak di dalam perpustakaan berdua kita bakal kejebak selamanya, ihh Gia ngeri!"

Malvin menggelengkan kepalanya saat Giandra berbicara random dengannya.

"BRUKK~~"

Giandra terlonjak kaget saat mendengar barang jatuh, Giandra dan Malvin menoleh dan melihat ada buku yang terjatuh.

Saat Malvin akan beranjak Giandra malah memegang tangan Malvin dan menggelengkan kepalanya.

"Malvin ihh jangan tinggalin Gia, Gia takut!"

"Gak ada apa-apa gi! Tenang aja ya gemes?"

Giandra cemberut saat Malvin mengusak rambutnya dan berlalu mengambil buku dan meletakan buku itu kembali.

Giandra menghadap ke arah Malvin, Giandra itu penakut jangan salah jadi dia akan sedikit gelisah bila mendengar barang jatuh.

Giandra berniat ingin membaca buku lagi dia membalikan badannya dengan segera.

"AAAAA MALVIN!"

Giandra menjerit saat melihat seseorang sedang duduk di depannya dengan posisi sangat dekat, Giandra terkejut.

"Malvin hiks... Gia takut"

Giandra menangis dengan menutup wajahnya membuat Malvin terkejut dan menghampiri.

"Tio bangsat! Gia nangis tolol"

Malvin menggeplak kepala temannya saat Giandra takut melihat wajah temannya itu.

"Gpp Gi, Tio temen gue kok!"

Saat Malvin mengelus rambut Giandra, Giandra langsung memeluk perut Malvin dengan erat.

"Aduh, Degem nya Malvin! Maaf ye gue gak sengaje sumpah dah tadi gue pikir Degem kenapa ehh malah takut liat muka ganteng gue!"

"Kita ke luar yuk Gi, nanti Bu guru marah karena kita berisik! Udah Gpp tadi si Tio udah gue pukul"

Giandra mengangguk dan melepaskan pelukannya, Malvin terkekeh melihat Giandra mengelap air matanya dengan kasar.

Malvin mengeluarkan sapu tangan di saku kemeja nya dan mengusap wajah Giandra yang terdapat air mata disana.

"Yuk keluar, kan katanya tadi kalau kita berduaan di perpustakaan kita bakal ke kunci selamanya, apa Gia mau ke kunci berdua sama gue disini"

"Ihh Malvin!"

Giandra menarik tangan Malvin meninggalkan perpustakaan membuat Malvin menggelengkan kepalanya, kata teman-teman nya Malvin Giandra itu Degem (Dede gemes) milik Malvin, dan Malvin tidak mengelak bahkan Malvin mengakui Giandra sangat menggemaskan.   

*******

Depan kelas Giandra sangat ramai dan heboh karena si kakak kelas tampan dan nakal sedang duduk disana memangku Helm putih bergambar Doraemon.

Giandra mendengus kesal saat melihat orang berkerumun seperti itu.

"Gia Lo gak takut deket-deket kak Malvin? Lo bakal sial nanti!"

"Si Gia udah pernah gue peringati tapi gak di denger ya udah sih!"

"Tau nih Gia kenapa sih kayak gak ada cowo lain aja!"

"Kita kayak gini karena khawatir Loh Gi!"

"Apa sih! Terserah kalian deh, Gia capek ngasih tau nya, Kalian mau Mandang Malvin kayak apa itu terserah kalian tapi perlu di ingat, Malvin itu gak seperti yang kalian omongin!"

Giandra berlalu ke luar kelas dengan riang dan menghampiri Malvin yang sedang menunggunya, katanya mereka akan jajan telur gulung.

"Hai Malvin!"

"Udah selesai Gi?"

"Iyaa, let's go kita jajan telur gulung"

Malvin mengangguk dan berdiri, Giandra terkekeh melihat helm warna putih sepertinya itu bukan milik Malvin, karena helm Malvin itu warna hitam bukan putih.

"Malvin, Malvin, Malvin"

"Iya, gia, gia, gia"

"Ihh kok Malvin ngikutin Gia!"

"Panggil nama gue sekali aja gemes, gue masih bisa denger kok!"

"Lucu tau kalau panggil nama Malvin tiga kali tuh!"

"Gue bukan jin gia, jadi panggil gue cukup sekali"

"Udah ihh, Gia lupa kan mau tanya apa! Malvin sih"

"Lahh?"

"Ohh iya, ini helm punya siapa? Kok Malvin tumben pake helm warna putih"

"Ini? Hahaha! Gue beli tadi nyuruh temen gue, helm buat Lo kalau jalan sama gue katanya lucu buat si gemes jadi dia beli yang ini deh!"

"Hihi... Lucu ada gambar Doraemon nya"

"Cocok buat Gia yang gemes!"

Begitu depan motor besar milik Malvin, Malvin langsung memasangkan helm putih itu ke kepala Giandra dan terkekeh karena Giandra terlihat bulat dan menggemaskan.

"Gemes!"

Malvin mencubit pipi Giandra dan langsung memakai helmnya, Giandra mengedipkan matanya berkali-kali melihat Malvin sangat tampan apalagi saat kaca helmnya di buka dan menyisakan mata elang milik Malvin yang terlihat indah, pipi giandra bersemu merah sangat terlihat karena Giandra tidak memakai helm full face seperti malvin. 

Malvin mengangkat Giandra ke jok belakang lalu dirinya naik, Giandra memegang jaket Malvin dengan erat.

Malvin mempermainkan gas motornya membuat Giandra langsung memeluknya karena takut terjatuh.

"Malvin ihh! Gas nya jangan di mainin gitu nanti kita jatuh"

"Gak kok gemes, gue pengen di peluk sama si gemes tapi si gemes nya gak peka!"

"Ihh bilang dong!"

Giandra memeluk Malvin dari belakang dengan erat membuat senyum merekah terlihat dari wajah Malvin walaupun Malvin menggunakan helm yang menutupi semua wajahnya, di lihat dari matanya yang menyimpit.

Malvin langsung menjalankan motornya dengan segera meninggalkan parkiran sekolah, dan meninggalkan teman-teman nya yang dari tadi menjadi kacang disana.

******

MalvinGia mengelilingi Kota di sore hari di temani angin sore yang sangat menyejukkan.

Mereka akan ke pedagang Di pinggir jalan untuk membeli telur gulung yang Giandra maksud tadi.

Malvin hanya mengikuti saja karena Malvin tidak tau di mana tempatnya, dan Giandra yang menjadi penunjuk arah.

"Malvin itu disana!"

Giandra menunjuk gerobak seorang pria paruh baya yang sedang melayani pembeli, Malvin mengangguk dan mendekati Penjual itu.

Malvin mematikan mesin motornya dan melepaskan Helm nya segera, giandra menghampiri Malvin dan Malvin dengan peka membuka helm milik Giandra.

Malvin terkekeh, Giandra bisa turun dari motor tapi Giandra tidak bisa naik ke atas motor, cukup lucu mungkin karena jok belakang Malvin cukup tinggi.

"Selain telur gulung, jajanan enak apalagi gi?"

"Ihh banyak tau Malvin, tuh ada Sempol, terus cilok, tuh ada cimol banyak deh makanan kesukaan Gia semua!"

Giandra menunjuk satu persatu jajanan kesukaannya, malvin sering melewati jalan ini bersama teman-teman nya tapi Malvin tidak pernah berhenti untuk sekedar membeli air pun tidak pernah jadi Malvin tidak tau.

"Gia mau jajan apa lagi?"

"Huh! Gia mau jajan semua nya tapi uang jajan Gia cuma bisa beli telur gulung doang Malvin!"

Malvin tersenyum ke arah Giandra, Gemas sekali Malvin dengan ekspresi wajah Giandra yang berubah-ubah setiap menitnya.

"Gia jajan sepuasnya deh, Malvin yang traktir hari ini!"

"Hmm? Serius?"

"Iya lah masa Malvin bohong!"

"Uang Malvin gak akan habis kan kalau jajanin Gia?"

"Gak lah gemes, gue punya uang bulanan dan nenek gue kok!"

Giandra diam tapi Malvin malah menatap Giandra dengan gemas, Giandra itu mau tapi ragu.

"Gpp beneran deh, kan gue yang nawarin Gi!"

Malvin memegang tangan Giandra dan menuntunnya, membawa Giandra ke arah pedagang telur gulung disana.

"Pak saya pesan telur gulung nya"

"Berapa banyak tuan?"

"Gia biasa beli berapa?"

"Hehe Gia biasa beli 10rb jadi 10 tusuk!"

"Kalau beli 50rb Gia kenyang gak?"

"Ihh jangan banyak-banyak Malvin, beli 20rb aja cukup!"

"20rb aja katanya pak!"

"Baik tuan di tunggu!"

"Panggil Malvin aja pak tidak perlu memanggil tuan!"

"Bapak panggil den Malvin biar sopan, ehh Giandra! Bapak kira siapa"

"Hai pak Toto sehat kan, hehe ini Gia!"

"Sehat nih bapak, di tunggu ya Giandra pesanannya!"

"Siap pak, Giandra sabar kok!"

Malvin tersenyum melihat interaksi Giandra dengan bapak penjual telur gulung, sepertinya Giandra sering ke tempat ini jadi penjual tau siapa Giandra.

"Nih den pesanannya porsi 20rb, Giandra biasanya beli 10 tusuk sekarang beli 20rb"

"Iya pak saya yang jajanin!"

"Ohh iya den, jadi 20rb!"

Malvin mengeluarkan uang 50rb karena Malvin tidak ada uang pecahan.

"Kembaliannya untuk bapak saja, makasih ya pak udah buat makanan enak dan bikin si gemes suka!"

"Haha iya den, makasih banyak!"

Malvin berpamitan dan menuntun Giandra lagi, Malvin menunjuk penjual Sempol dan Giandra mengangguk dengan semangat.

"Pak Giandra mau Sempol nya dong!"

"Ehh Giandra, berapa banyak?"

"30rb aja pak!"

Giandra menoleh saat Malvin berucap 30rb, apakah bagi Malvin itu uang yang sedikit.

"Malvin, jangan banyak-banyak nanti uang Malvin habis"

"Gemes, uang gue gak bakal habis cuma jajanin Lo doang mah, tenang yaa"

Giandra mengangguk dengan pasrah membuat Malvin gemas dan mengacak rambut Giandra pelan.

*****

Setelah membeli beberapa jajanan Giandra duduk di bangku dekat taman, menunggu Malvin Yang sedang membeli minuman.

Giandra membeli, telur gulung, Sempol, cilok, sosis bakar dan masih banyak lagi, Malvin takjub karena jajan Giandra tidak menghabiskan uang 100rb.

Menurut Malvin Giandra sangat irit jajannya.

Giandra terkejut saat air dingin mengenai pipi bulatnya, Giandra menoleh dan disana ada Malvin yang tersenyum ke arah nya.

"Malvin kok lama?"

Giandra bertanya dengan mulut terus mengunyah jajananya.

"Di Telen dulu gemes, nanti keselek!"

"Uhuk! Uhuk!"

"Tuh kan, belum ada satu menit gue ngomong!"

Malvin menyerahkan air mineral dingin ke arah Giandra, dan Giandra meneguknya dengan segera.

"Malvin belum nyobain sempolnya, tadi udah nyobain telur gulung!"

"Mana sempolnya, tapi suap ya sama Gia!"

Giandra menyerahkan satu tusuk Sempol ke arah Malvin dan di lahap habis oleh Malvin menyisakan tusukannya saja, Giandra terkejut karena Giandra saja selalu di gigit sedikit-sedikit menikmati makanan tapi Malvin malah melahapnya semua.

"Enak gi!"

"Makanan favorit Gia pasti enak, nanti Gia aja ke tempat makan favorit Gia, Malvin pasti suka!"

"Malam Minggu gimana?"

"Ayo! Gia gak pernah malam mingguan soalnya"

"Ya udah malam Minggu ya, gue jemput di rumah Lo jam 7 malam! Oke gemes"

"Siap Malvin!"

Malvin mengusak rambut Giandra dengan lembut, Malvin sangat beruntung bertemu dengan pria manis seperti Giandra, kedekatan keduanya sudah memasuki 1 bulan dan papa Malvin pun sudah tau tentang Malvin yang dekat dengan pria sederhana seperti Giandra, tapi Malvin tidak peduli sudah cukup dirinya terus menurut kini waktunya dia mencari kebahagiannya sendiri dengan bersama Giandra.

"Udah mau malam, ayo pulang gi! Nanti gue di marahin bunda Lo lagi karena bawa anaknya gak Inget waktu"

Giandra mengangguk dan segera, Malvin berdiri dan menggandeng tangan Giandra berjalan ke arah motornya.

*****

Motor sport milik Malvin berhenti di pekarangan rumah sederhana milik Giandra.

Malvin melepaskan Helm Giandra juga helm miliknya, Malvin tersenyum ke arah Giandra membuat wajah bahagia terpancar di wajah bayi Giandra.

"Malvin, Malvin, Malvin"

"Gia, Gia, Gia"

"Hehe, makasih banyak ya Malvin! Giandra seneng banget di ajak jalan-jalan sama jajan sama Malvin, nanti kalau Gia gajian! Gia deh nanti yang traktir Malvin"

"Haha, oke gue tunggu ya gemes!"

Giandra mengangguk, Malvin memakai helmnya lagi dan kembali tersenyum ke arah Giandra.

"Masuk Gia, dingin!"

"Iya Malvin, byeee"

Giandra melambaikan tangannya ke arah Malvin dan memasuki rumahnya dengan segera, setelah di rasa Giandra sudah masuk baru lah Malvin meninggalkan pekarangan rumah Giandra dengan segera.

Waktunya menjalani kehidupan pahitnya di rumah lagi, Malvin sudah biasa dan akan selalu terbiasa.     

******

"BUGHH~~"

Baru saja Malvin memasuki rumah, suara tendangan dari depan membuat Malvin tersungkur.

Darah segar keluar dari hidung Malvin karena tendangan itu tepat mengenai dada Malvin dengan keras.

"SREKK~~"

"BUGH~~"

"Sttt...."

Tangan Malvin di injak dan kaki Malvin di tendang dengan kasar tapi pria tampan itu hanya meringis sedikit.

"SUDAH BERAPA KALI SAYA PERINGATI KAMU ANAK SIALAN! JANGAN MERUSAK REPUTASI SAYA DENGAN TERUS JALAN BERSAMA ANAK MISKIN ITU, SIALAN!"

"BUGH~~"

"ANAK SIALAN!"

Perut Malvin di tendang dengan kencang membuat Malvin terbatuk pria itu sepertinya terlihat sangat marah karena Malvin jalan bersama Giandra hari ini.

"Udah mas, kita tutup berita itu dengan segera!"

Wanita cantik menghampiri suaminya dan menenangkan suaminya yang emosi karena kelakuan anaknya sendiri.

"Sekali lagi saya liat kamu menghancurkan reputasi saya dengan jalan bersama Anak miskin itu, saya akan buat kamu tidak bisa melihat anak itu selamanya"

"Jangan pernah anda sentuh kesayangan saya, bila anda berani menyentuhnya bahkan seujung kuku saja! Saya akan membunuh Anda dengan kedua tangan saya tuan"

Malvin mengeluarkan suara dinginnya, baru kali ini Malvin menentang perintah sang ayah.

Pria itu tidak peduli dan berlalu begitu saja meninggalkan Malvin dengan luka yang sudah dia buat di tubuh Malvin.

"Bisa apa Lo tanpa papa! Papa Lo aja bahkan lebih sayang sama gue daripada Lo!"

"Berisik!"

"Byee, anak pungut!"

Malvin mengusap hidungnya yang mengeluarkan darah dengan telapak tangannya.

Malvin berusaha berdiri dan berjalan ke arah kamar miliknya.

Malvin tidak peduli mau sebanyak apapun papa nya memukul dan menyiksanya tapi bila papa nya menyentuh Giandra bahkan seujung kuku saja, jangan katakan Malvin adalah Malvin.

Akan Malvin habisin siapa saja yang menyentuh sumber kebahagiaanya, tidak peduli dia siapa, bila menyentuh Giandra akan habis di tangan Malvin. 

Dan bila itu terjadi Malvin mengingkari janjinya kepada sang nenek untuk tidak menghabisi keluarganya tapi demi Giandra dia berani mengingkari janji itu, dan Malvin yakin nenek nya akan mengerti dengan Malvin.

Hai hai

Nih aku panjangin part nya sampe 2rb kata lebih huhu, biasanya 1rb kata doang.

Vote and comen dong jangan lupa.

Tenang ya gais semua cerita aku pasti happy ending kok, kalau aku mau sad ending pasti buat cerita yang lain hehe, jadi santuy.

See you next part

Pay pay 👋

Continue Reading

You'll Also Like

87.2K 6.2K 103
G....... hmmmm. Bagaimana??? Apa!!!! ish.... kau ini.... serius lah sedikit. Hanya imajinasi ku, kalaupun ada kesamaan mohon maaf. Karakternya juga...
64.5K 6.1K 40
[COMPLETED] "Apakah kekuranganku penting bagimu?" Min Hyerim, seorang gadis yang tanpa sengaja bertemu dengan seorang dokter saat Ia menjenguk Ibu sa...
152K 15.3K 39
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
43.1K 8.7K 41
Langit akan selalu identik dengan Biru, Langit Itu Indah bila terus bersama dengan Keindahan Warna Biru. Langit dan Biru itu saling membutuhkan bahk...