Ketua Osis & Adik Kelas

By Adawiyahnc05

1K 179 39

Apa jadinya kalau kalian menaruh perasaan pada sang adik kelas? Cahaya Kaylani. Ketua OSIS di SMA Tunas Sakti... More

S I N O P S I S
Dua!
Tiga!
Empat!
Lima!
Enam!
Tujuh!
Delapan!
Sembilan!
Sepuluh!
Sebelas!
Dua Belas!
Tiga Belas!
Empat Belas!
Lima Belas!
Enam Belas!
Tujuh Belas!

Satu!

104 15 1
By Adawiyahnc05

Cahaya Kaylani namanya. Menjabat sebagai ketua OSIS di SMA Tunas Sakti yang dimana sebentar lagi akan lepas jabatan. Kayla tipe orang yang super perfeksionis. Hal apapun harus terlihat rapih dan mengikuti sesuai peraturan. Kayla juga tipe orang yang sangat ambis dalam hal apapun.

Sekecil apapun masalahnya, misalnya ketika ada adik kelas yang menggunakan rok tidak sesuai dengan ukuran yang sudah ditetapkan, Kayla akan langsung menegur dan memberikannya sanksi. Begitupun kepada pelanggar yang lainnya.

Kayla galak? Tidak! Kayla tidak galak. Lebih tepatnya dia tegas. Kayla tidak perduli apa kata orang yang men-cap dirinya galak lah, kejam lah, Kayla sama sekali tidak menggubris hal itu.

Kayla seperti itu karena menurutnya itu memang sudah menjadi tugasnya sebagai Ketua Osis. Membimbing dan menjaga nama baik sekolah dengan menertibkan murid-muridnya supaya lebih disiplin. Bukan begitu?

Coba kalian bayangin, hal sepele saja jika tidak ditegur pasti mereka akan berpikir kalau itu memang dibiarkan dan memang dibolehkan, dan itu kemungkinan membuat mereka semakin ngelunjak. Semakin mengabaikan peraturan yang ada.

Dan Kayla juga tidak peduli jika ada orang yang tidak menyukainya karena sifatnya itu.

Hari ini semua murid digiring untuk pergi ke aula karena akan ada pengumuman dari Kepala Sekolah SMA Tunas Sakti. Kayla sebagai Ketua OSIS yang sangat bertanggung jawab, mengkoordinasikan kepada Seksi Humas untuk mengumumkan hal itu kepada masing-masing kelas.

Aula sudah ramai dipenuhi oleh murid-murid dari kelas 10 dan 11. Pak Hidayat selaku Kepala Sekolah memberikan pengumuman yang berkenaan langsung dengan kegiatan LDKS yang akan dilaksanakan minggu depan nanti di luar sekolah. Tentunya hal itu menambah tugas para osis untuk menyiapkan semuanya.

Tak lama kemudian, pengumuman telah selesai dan semua murid diperkenankan untuk kembali ke kelasnya masing-masing.

"Hari ini kita rapat OSIS bicarain buat LDKS nanti," ujar Kayla pada Ihan selaku Wakil OSIS sembari berjalan beriringan di koridor sekolah.

"Okey," balas Ihan dibarengi dengan acungan jempol.

📌📌📌

Hari berganti hari. Tidak ada yang spesial bagi Kayla saat dirinya akan pergi ke sekolah. Mandi, sholat, dan berpakaian rapih. Itu kegiatan yang dilakukan Kayla sebelum berangkat ke sekolah.

Mungkin sebagian besar orang pergi ke sekolah karena ada sang penyemangat. Bukan berkaitan tentang pelajaran pastinya. Kayla sudah bisa menduga sih itu apa.

Sarapan? Tidak! Kayla tidak biasa sarapan pagi. Perutnya selalu mules jika paginya ia isi sesuatu. Kayla hanya meminum teh hangat buatan ibunya.
Setelah semuanya selesai, Kayla langsung bergegas pergi ke sekolah. Kayla menggunakan angkutan umum untuk sampai ke sana.

📌📌📌

Beberapa saat kemudian, angkutan umum yang ditumpangi Kayla sudah sampai di depan bangunan yang di depannya terdapat plang besar bertuliskan 'SMA Tunas Sakti'. Kayla membayar ongkosnya sebelum memasuki sekolahnya.

Sebelum benar-benar masuk, Kayla mengeluarkan senjatanya. Yaitu, buku kecil dan juga pulpen. Tak lupa dengan peluit yang entah sejak kapan sudah menggantung di lehernya.

Priiiitttt!

"Heh kamu!" Baru saja ingin melanjutkan langkahnya, tiba-tiba saja Kayla melihat murid laki-laki yang tidak menggunakan ikat pinggang. Dengan segera, Kayla menghampiri murid itu yang ia tebak adalah adik kelasnya.

"Gespernya mana? Kenapa gak dipake?!" tanyanya dengan suara tegas.

Lelaki itu seketika menciut. "Anu, Kak, hilang."

"Alaahh alasan klasik! Saya gak mau tau pokoknya kalau besok kamu ketauan lagi gak pakai gesper, saya akan kasih kamu sanksi! Siapa nama kamu?"

"Bima, Kak." Lelaki itu menjawab dengan menunduk.

"Kelas?" tanya Kayla lagi.

"11-2."

"Yaudah kamu boleh pergi," ujar Kayla setelah selesai mencatat di buku hitamnya.

Lelaki itu mengangguk dan bergegas pergi dari sana. Sementara Kayla kembali melanjutkan langkahnya hingga sampai di koridor.

"Kayla!" Seseorang memanggil nama Kayla dan segera menghampiri gadis itu. Dia adalah Suci-Sekretaris OSIS-di SMA Tunas Sakti.

"Kay, kemarin gue udah nyoba buat ngerjain bagian proposal LDKS, tapi ada bagian yang gue gak tau. Lo bisa bantu gue?"

Kayla mengangguk sambil berdehem. "Ayok!"

📌📌📌

"Pagi, Bu Ketos," sapa Danu setelah Kayla dan Suci sampai di ruang osis. Lelaki itu tengah duduk di kursi putar.

Kayla tak menggubris sapaan darinya. Sementara Danu sudah menduganya. Hal itu memang sudah tidak asing lagi.

"Sesekali bales sapaan gue gitu, Kay," ucap Danu pura-pura merajuk. Masalahnya setiap kali ia menyapa, gadis itu hanya menjawab dengan deheman saja. Itupun sudah bagus. Kadang pernah tidak dibalas.

Kayla menghela napasnya. Kemudian kembali fokus pada laptop di depannya. Suci yang melihat Danu langsung tertawa pelan.

"Tugas gimana?" Kayla bersuara. Namun mereka bingung pertanyaan itu ditujukan untuk siapa. "Danu," katanya lagi yang itu artinya pertanyaan itu ditujukan pada Danu.

Danu langsung ber'oh' ria. "Aman pokoknya. Udah gue atur." Danu mengacungkan jempolnya. "Buat biayanya, mereka minta dpnya dulu 1 juta."

Kayla hanya mengangguk sekali. "Surat pemberitahuan LDKS udah dibuat?" tanyanya pada Suci.

Gadis itu mengangguk. "Tinggal diprint sama difotocopy."

"Hari ini udah harus selesai, ya. Soalnya besok harus udah kita bagiin ke anak-anak."

"Okey."

📌📌📌

Kayla dan Suci keluar dari ruang osis setelah selesai dengan urusannya. Mereka berdua bergegas untuk pergi ke kelas.

Priiitttt!

"Aduhh, Kay!" keluh Suci sambil menutup kedua telinganya ketika tiba-tiba saja Kayla membunyikan peluit di sampingnya.

"Heh kamu!"

Suci melihat Kayla yang sedang menghampiri seorang murid laki-laki yang menggunakan jaket di lingkungan sekolah.

"Emangnya ada ya peraturan boleh pakai jaket di dalam sekolah?" tanya Kayla terdengar sinis.

Lelaki itu diam sekaligus bingung ditatap seperti itu oleh Kayla. Namun sedetik kemudian, dia membuka jaketnya dan memasukkannya ke dalam tas.

Kayla sedikit tertegun melihatnya. Biasanya jika ada murid yang melanggar seperti itu, harus dia ceramahi terlebih dahulu baru mereka mendengarnya. Bahkan pernah ada yang tidak menuruti ucapannya.

Kayla berdehem pelan menetralkan suaranya. "Lain kali dilepas kalo udah di dalam sekolah," ujarnya masih datar.

"Lupa tadi," katanya.

"Yaudah sana!"

"Emm, maaf mau tanya, kelas 11-2 dimana, ya?"

Kayla terlihat bingung mendengar pertanyaan itu? Jadi, dia murid baru? Pikirnya.

"Di lantai dua," jawab Kayla kemudian dengan singkat.

Lelaki itu mengangguk walaupun jawaban yang ia terima tidak puas. "Ohh gitu. Makasih, Kak." Setelahnya lelaki itu berbalik pergi.

"Kayaknya dia murid baru, Kay," celetuk Suci setelah murid itu pergi.

"Bukan kayaknya lagi, tapi emang," balas Kayla.

Continue Reading

You'll Also Like

447K 47.4K 20
*Spin off Kiblat Cinta. Disarankan untuk membaca cerita Kiblat Cinta lebih dulu untuk mengetahui alur dan karakter tokoh di dalam cerita Muara Kibla...
GEOGRA By Ice

Teen Fiction

2.3M 96.7K 56
Pertemuan yang tidak disengaja karena berniat menolong seorang pemuda yang terjatuh dari motor malah membuat hidup Zeyra menjadi semakin rumit. Berha...
2.6M 263K 62
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?
2.9M 144K 22
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...