Statue Love

By nanayyyg_

41.9K 8.4K 1.7K

Katharina Belleazure adalah seorang putri kerajaan, yang berubah menjadi sebuah patung dan berhasil kembali... More

-Cast-
1. Museum & Pameran
2. Mie instan
3. Masa Kecil
5. Kemana
6. Tangis
7. Sabtu
8. Takut
9. Bersama dia
10. Bergadang
11. Rasa
12. Bertemu
13. Jangan jadi pelangi
14. Pangeran
15. Berjuang
16. List
17. Sepatu
18. Jatuh terlalu dalam
19. Katharina
20. Sahabat
21. Ingkar
22. Lukis
23. Teka-teki
24. Memang Disini
25. Pengakuan
26. Sadar
27. Terlambat
28. Our book

4. Jangan Pergi

1.5K 369 103
By nanayyyg_


Katharina diam terduduk di kantin kampus, sejak 2 jam lamanya ia menunggu Arzen yang tak kunjung datang. Bahkan sempat juga gadis itu berkeliling hanya dengan mengikuti langkah seekor kucing di depannya.

Namun ada satu hal yang iq tak sadari. Keberadaan gadis itu berhasil memikat perhatian orang-orang kampus.

Walau hanya dengan setelan turtle neck dan juga celana jeans kebesaran milik Arzen, berhasil membuat semua mata orang disana tertuju padanya. Gadis itu terlihat sangat bersinar daripada yang lainnya, layaknya Dewi yang datang ditengah kerumunan manusia.

Bahkan sempat ada seorang lelaki tampan yang menghampiri nya, alih-alih meminta nomor handphone, Katharina sendiri bahkan tak tau apa itu handphone. "Maaf tapi aku gak punya benda yang kamu sebut tadi," Ujarnya dengan wajah polos.

"Masa jaman sekarang gak punya Hp? Halah bilang aja Lo gak mau kasih gue nomor Lo, cih sombong."

Katharina bergedik ngeri kepada laki itu, "Eh? Apa aku melakukan kesalahan? tapi benar aku gak punya yang lelaki sebut tadi, ah apa namanya? Hanapon? oh iya itu,"

Daripada terus kebingungan akhirnya ia lebih memilih kembali ke kantin tadi, membawa selembaran uang, dan membeli sesuatu disana, sesuai dengan yang Arzeno telah ajarkan sebelumnya. "Permisi, boleh saya membeli sebuah makanan?"

"Buset neng, baku bat bahasanya. Boleh dah boleh, mau beli apa neng?" Kata Abang-abang pedagang.

"Hm, makanan dan minuman, apapun itu,"

"Yaudah saya buatin nasgor mantap aja yak neng, "

"Baiklah terimakasih banyak," Gadis itu tersenyum, masih berdiri di sana, memperhatikan lihainya sang pedagang memasak, ah bahkan ia terkagum bertepuk tangan ketika melihat api berkobar diatas panci penggorengan.

"Wah!!! Hebat sekali! Kamu juru masak yang cukup baik!"

"Weh siape dulu dong neng, Mang Atuy!" Ujarnya membanggakan diri.

Katharina tertawa melihat lucunya pedagang itu bergurau, bahkan saat ia makan tadi sang pedagang terus menceritakan kisah nya dimasa lampau, dari yang senang bahkan sampai sedih. "Jadi Mang Atuy hidup seorang diri saat ini?"

"Iya neng, sedih ya kaya drama di tipi-tipi, kalau neng sendiri gimane nih? kayanya mamang jarang liat neng di kampus ini,"

Katharina bingung darimana ia harus menjelaskan asalnya. "Aku hanya datang karena teman ku ada disini Mang, aku sedang menunggunya."

"Oh yang tadi mas-mas ganteng anterin neng kesini ya?"

"Namanya Arzeno, tapi aku lebih suka panggilnya Zeno,"

"Pacarnya ya neng?"

"Pacar itu apa Mang?"

"Buset masa gak tau, pacar itu orang satu sama lain saling suka, punya hubungan, ah apa ye nama lainnya. Oh iya, kekasih,"

Uhuk uhuk!

"B-bukan... dia hanya temanku, dia cukup baik," Ujarnya menggelengkan kepala meyakinkan Mang Atuy.

Mang Atuy tertawa melihat paniknya wajah gadis itu, percayalah sebenarnya mang Atuy memiliki Indra ke-6, ia yakin bahwa gadis di depannya juga sedikit tertarik dengan lelaki yang disebut sebagai Zeno. "Temen apa temen tuh neng,"

"Hanya teman, aku serius Mang,"

"Iyadeh iya teman,"

"Katharina," Sontak gadis itu menoleh ke sumber suara.

"Zeno!!!" Ia berlari menghampiri pria itu, memeluknya kesenangan, akhirnya yang ia tunggu sejak tadi datang juga.

Tapi bukan nya merasa bahagia, kini ia malah dikepungi dengan sorotan mata orang-orang kantin. Lantaran bagaimana bisa gadis itu memeluk Arzeno ditengah keramaian, lelaki yang bahkan disebut ice prince di kampus ini. "Astaga Rin... "

Arzen melepas pelukan Katharina dengan pelan, bukannya dia gak mau dipeluk tapi... ini lagi ramai, orang-orang pasti kaget liat seorang perempuan tiba-tiba peluknya seperti tadi. "A-ah maaf Zeno..."

"Hm,"

"Zeno, aku ada teman baru sekarang!"

"Siapa?" Tanyanya.

Katharina segera menarik tangan lelaki itu menuju meja tempatnya tadi berbincang hangat dengan Mang Atuy, "Namanya Mang Atuy, sangat baik, dia juga juru masak yang hebat!"

"Mang Atuy, tadi dia ngerepotin mang Atuy gak?" tanya Arzeno pada pedagang kantin itu.

"Aman-aman, nih anak gak ngerepotin kok, cuma rada aneh aja ye dikit. "

"Oke bang," Tatapannya beralih ke arah gadis itu. "Makanan nya udah dibayar kan?" Dijawab anggukan dengan semangat.

"Yaudah sekarang ayo pulang, Mang makasih ya,"

"Terimakasih Mang Atuy Atuy,"

"Atuy nya satu kali aja neng, iya sama-sama,"

Arzeno berjalan terlebih dahulu, melangkahkan kakinya cepat, sebenernya dia gak malu, cuma gak suka aja sama banyak tatapan aneh dari orang-orang.

"Zeno-Zeno, itu tabung apa?"

"Ha? ini? Drafting tube, buat taruh peralatan gambar,"

Katharina mengangguk, "Jadi kamu suka menggambar?"

"Iya, lumayan,"

"Sepertinya kita punya kesamaan,"

"Lo juga suka?"

"Sangat suka!"

Arzen ikut tersenyum melihat wajah ceria gadis itu. Mengusak rambut Katharina dengan lembut, "Kapan-kapan draw bareng sama gue,"

"Ah sial," Decaknya sebal saat sekumpulan lelaki menatap nakal kearah Katharina. "Rin, jangan nengok kanan," Sontak gadis itu melah menoleh ke arah kanan.

"Kenapa?"

"Ck, gak nurut banget sih, sekarang jalan cepet," Arzeno mengenggam tangan gadis itu membawanya untuk berjalan secepat mungkin.

"Kenapa jalan nya cepat sekali?"

"Udah jalan aja cepet,"

Gadis itu tak bisa membuka mulutnya lagi, ia lebih memilih untuk diam, walaupun tak mengerti apa yang tengah Arzeno lakukan.

"Woy! anak miskin, cewek Lo cakep juga, pake pelet apanih?" Arzeno masih diam tak mau terpancing amarahnya.

"Ih udah miskin, budek, idup sebatang kara, kasian bener Lo. Sikapnya juga gak jelas, kaya gak pernah diajari orang tua, eh hahahah gue lupa orang tua Lo udah dikuburan ya,"

Kali ini Arzeno menghentikan langkahnya, memberikan tas dan juga drafting tube yang tadi ia pegang kepada Katharina. "Zeno... jangan..."

Bruk!

"Bangsat! kalau gak tau apa-apa tentang hidup gua mending diem! "

"Lo boleh rendahin gua, tapi enggak dengan orang tua gua. Bangsat Lo menjijikan daripada gua, banggain deh duit orang tua Lo sana, percuma foya-foya kalau masih pakai duit orang tua!"

Arzeno segera pergi meninggalkan tubuh Josef yang tersungkur di tanah. Kepalanya sangat panas kali ini, dia benar-benar tak bisa menahan emosi jika ada orang yang sudah merendahkan nama orang tuanya.

Siapa dia yang tiba-tiba merendahkan kehidupannya? bahkan Josef pun tak pernah mengerti apa yang telah Arzeno lewati sepanjang tahun ini, berusaha bertahan di tengah kejamnya dunia.

Kini posisi mereka sudah lumayan menjauh dari kampus ternama di kota, dengan susah payah Katharina terus menyamakan langkah cepat milik Arzen. "Zeno..."

"Boleh jalan lebih lambat?" Tanya gadis itu membuat Arzeno sadar, ia bahkan melupakan bahwa sejak dari tadi ia bersama Katharina.

"Maaf..." Suaranya sembari melambatkan langkahnya. Kembali mengambil barangnya yang tadi dibawa gadis itu.

"Kamu lagi gak baik-baik aja Zeno,"

"Enggak, gua gapapa."

Katharina melangkah disamping Arzen, mengenggam tangan lelaki itu berniat menenangkan. "Kamu selalu seperti ini ya? suka bohong dengan perasaan kamu sendiri,"

Gadis itu menutup matanya, seakan sadar dan paham benar apa yang tengah dirasakan pria disampingnya. Rasa marah, kecewa, rindu, dan juga sedih bercampur semuanya. "Zeno, hati kamu sedang sakit, aku bisa rasakan itu,"

"Kenapa Lo bisa tau?"

"Aku rasa ini karena kalung yang kita pakai saling berhubungan."

"Lo laper gak?"Katharina menggelengkan kepalanya. "Tadi beli apa di mang Atuy?"

"Nasi goreng mantap, begitu kata Mang Atuy." Arzeno mengangguk paham, siapa yang tak kenal dengan nasi goreng mantap kang Atuy, dengan cita rasa nikmat berbeda dari yang lain, selain itu harganya juga cukup murah dikalangan anak kampus sepertinya. "Aku tadi makan banyak sekali, Mang Atuy bilang kalau dia pintar memasak, jadi dia buatkan aku beberapa makanan lainnya."

"Tapi Zeno, aku mau tanya,"

"Hm?"

"Apa itu Hanapon?" Arzeno yang mendengarnya juga ikut kebingungan, Hanapon apa? sepanjang hidupnya bahkan ia tak tau bentukan benda bernama Hanapon.

"Ha?"

"Tadi ada seorang lelaki yang meminta nomor Hanapon, tapi aku gak tau apa itu,"

Arzeno membesarkan matanya, wah yang benar saja, padahal baru sekali Katharina ke kampus tapi, udah ada yang minta nomor telepon nya, gila, cowok-cowok dikampus penuh dengan buaya, pikir Arzen. "Jangan, kalau ada yang minta lagi jangan dikasih,"

"Ya gimana ya Zeno, aku bahkan tidak tahu apa benda itu,"

Dengan segera lelaki itu mengambil handphone nya dikantong, memperlihatkan kepada Katharina. "Ini, namanya handphone, bukan Hanapon,"

Dengan lembut gadis itu mengusak rambutnya sendiri "Oh begitu, apa fungsi dari benda itu Zeno?"

"Untuk komunikasi jarak jauh, jadi gak perlu ketemuan untuk ngomong sama seseorang, oh iya gua kayanya punya handphone lama, nanti gua kasih buat Lo,"

"Wah! Terimakasih banyak Zeno! kamu baik sekali," Ujarnya kesenangan memeluk Arzeno.

"Ck. Lo kayanya suka banget meluk gua ya,"

"A-ah iya maaf Zeno..."

"Kebiasaan. Kalau lagi banyak orang atau di tempat umum jangan kaya gitu lagi, gak enak diliat orang."

"Jadi kalau gak ada yang lihat boleh?"

Bibir Arzeno seketika terasa kelu, astaga gadis didepannya ini terlalu aktif dalam berbicara. "Y-ya... tergantung,"

Katharina malah tertawa, ia paham betapa lucunya wajah Arzeno memerah karena malu, "Wajah kamu memerah Zeno," tawanya terus-menerus sembari memukul bahu lelaki disampingnya.

"Ck. Sekarang mending Lo ikut gua,"

Katharina memposisikan tubuhnya di depan lelaki itu, agar saling berhadapan. "Mau kemana kita?"

"KUA," Balasnya asal.

"Tempat apa itu?"

"Pembuangan sampah," Arzeno tersenyum licik, alih-alih membenarkan jawaban ia malah membuat gadis itu tersesat.

" H-ha? untuk apa? Kita bahkan tidak membawa sampah?"

"Buat buang Lo disana, abisnya berisik."

Dengan begitu Katharina berhasil memukul bahu Arzeno dengan keras, dia marah. "Zeno! aku bukan sampah! Jangan seperti itu, apa aku ada salah? tolong jangan... Zeno lepaskan tanganku! aku gak mau dibuang!"

"Zeno!!! Jangan buang aku!"

-Statue Love-

Gadis itu masih terdiam ditempat, memandangi sebuah bangunan putih besar penuh dengan kaca. Seingatnya tadi Arzeno bilang ingin membawanya ke tempat pembuangan sampah, tapi apakah tempatnya seindah ini? Jika benar ia, ia rela dibuang ke tempat ini.

"Zeno? ini tempat pembuangan sampah?"

"Astaga, bukan. Ini Mall,"

"Untuk apa kita kesini?"

Tolong semuanya bantu doa agar Arzeno bisa lebih sabar menjawab setiap pertanyaan Katharina.

Lelaki itu membuanh nafasnya kasar, "Lo gak punya baju,"

"Jadi?"

"Gua beliin baju ditempat ini, tapi ya jangan yang mahal-mahal, gua juga lagi hemat. Jangan geer, gua cuma mau bantu Lo selama disini, Lo Dateng kerumah gua sebagai tamu jadi artinya Lo tamu gua, dan gua harus bertanggung jawab." Ucapnya panjang lebar dengan satu tarikan nafas.

Katharina merentangkan tangannya bersedia memeluk Arzen.

"Et-et-et jangan peluk gua kalau lagi ditempat umum," Ujarnya menggerakan jari telunjuk dan mengingatkan gadis itu.

"Ah-ah iya, maaf,"

"Minta maaf mulu Lo," Arzen berjalan terlebih dahulu memasuki mall tersebut, berharap gadis itu mengikutinya dari belakang.

Jujur sudah lama baginya tak mengunjungi mall, harinya hanya selalu disibuki tugas dan juga kerja paruh waktu di cafe. Hm, sebenarnya kalau dibilang Arzen kerja part time untuk makan sehari-hari rasanya terlalu dilebih-lebihkan.

Pasalnya ia juga masih punya banyak tabungan, tabungan yang ia dapat dari perusahaan milik kedua orangtuanya yang seharusnya diwariskan 100% kepadanya.

Namun, dari sekian persen yang Arzeno dapatkan hanyalah 5%, sedangkan sisanya diambil oleh paman dan juga bibinya yang tamak. Astaga kalau diingat-ingat lagi rasanya cukup menyakitkan.

Tapi selama ini Arzeno telah berhasil, iya ia berhasil bertahan untuk hidupnya agar terus berjalan. Berusaha menjadi sosok lelaki yang dipandang orang-orang dengan penampilan yang sederhana, menjalani hidupnya dengan bebas dibandingkan Arzeno yang dulu.

"Rin, Lo haus gak?" Lelaki itu menoleh kebelakang, namun tak menemukan keberadaan gadis yang ia cari. "Astaga, dia dimana???"

Wajah nya penuh dengan rasa panik, ia kembali keluar Mall mencari keberadaan gadis itu, namun tak ditemukan. "Pak, maaf, lihat perempuan yang pakai turtle neck, tinggi, rambutnya sepanjang baju gak?"

"Ah maaf dek kurang tahu,"

"Oh iya terimakasih Pak,"

Lelaki itu mengusak rambutnya. "Astaga dimana sih tuh cewek."

Arzeno terus mengelilingi isi mall, setiap sudut dan juga ruangan ia cari, namun masih tak menemukan. Setiap orang yang ada di sana selalu ia tanyakan mengenai gadis itu. "Katharina please jangan bikin gua panik."

"Lo dimana..."

Langkahnya terus bergerak, matanya bergerilya kesana-kemari, bahkan tak ada satupun orang disini yang terlihat seperti Katharina. "Rin... Lo kemana astaga,"

Pikiran negatif seakan tiba-tiba menghampirinya, bagaimana nanti jika gadis itu tersesat? atau tak tahu arah pulang dan kembali menemui nya, bagaimana jika gadis itu bertemu dengan lelaki nakal, astaga tidak boleh terjadi.

"Katharina... Lo dimana... " Wajahnya lesu, nampak pasrah namun tak bisa.

"Zeno!"

Mata lelaki itu berhasil menemukan gadis yang sejak tadi ia cari.

Dengan santainya sang gadis  tersenyum sembari melambaikan tangan, memanggil namanya dengan penuh ceria.

Hati Arzeno seketika kembali tenang telah menemukan orang yang sejak tadi ia cari. Dengan segera lelaki itu melangkahkan kakinya cepat, memeluk tubuh sang gadis dengan erat, di tengahnya keramaian.

"Jangan pergi jauh-jauh dari gua Rin,"

-Statue Love-

*guys ralat dikit ya, umur mereka 22 tahun, di part sebelumnya aku malah tulis 20 tahun 🙏🏻😭

Continue Reading

You'll Also Like

108K 10.4K 30
Teman SMA nya yang memiliki wangi feromon buah persik, Arion bertemu dengan Harris dan terus menggangunya hingga ia lulus SMA. Bertahun tahun tak ter...
224K 14.7K 51
(WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Ini tentang Amareia Yvette yang kembali ke masa lalu hanya untuk diberi tahu tentang kejanggalan terkait perceraianny...
68.3K 179 8
konten dewasa 🔞🔞🔞
682K 46.7K 28
"kenapa foto kelulusanku menjadi foto terakhirku.."