Pacaran🍭 [Ketos VS Berandala...

By K3p0_7

2.7M 250K 50.7K

Cuma cerita asam-manis dari Ketos sama berandalan. Si Ketos kalem dan nggak suka sama hal berisik. Berbanding... More

Berulah 🍭
Kehilangan 🍭
UKS 🍭
Coba-Coba 🍭
Gara-Gara Film 🍭
Hukuman 🍭
Takut 🍭
Isi Hati Dava 🍭
Istri Romeo 🍭
Olimpiade 🍭
Alasan 🍭
Sleep Call 🍭
Cuitan Anak Setan 🍭
Piknik Kecil 🍭
Sepulang Sekolah 🍭
Marah 🍭
Kenalan🍭
Obsesi 🍭
Hubungan 🍭
Perbedaan Pandangan 🍭
Mulainya Perang 🍭
Cuitan Tahun Baru Para Anak Setan 🍭
Drama Pagi 🍭
Siswa Baru 🍭
First Time 🍭
Tak Terjadi 🍭
Pesan dari Kakek 🍭
Penjelasan 🍭
Pendaftaran 🍭
Pillow Talk 🍭
Pertemuan & Surat 🍭
Gak Sekarang 🍭
Nanti ada yang Cemburu 🍭
Balasan Surat 🍭
Night Ride 🍭
Dino & Farrel 🍭
Singkirkan tuk Selamanya 🍭
Double Date 🍭
Rumah Kita 🍭
Mencintai Sampai Besok 🍭

Gombal 🍭

47.8K 5.2K 1.1K
By K3p0_7

"Vin, ini enaknya dikasih apa?" Tanya Dava yang sedang menata meja makan. Ia ingin membuat meja makan itu menjadi aesthetic. Kenapa? Soalnya Neneknya mau dateng ke apartemen.

Kata Ona, dia mau mampir sekalian numpang makan. Gada akhlak emang.

Dimanakah akhlak si Nenek? Oh ya, kan udah tua. Akhlaknya udah masuk kuburan, tinggal nunggu orangnya yang gak tau kapan.

"Terserah kamu aja." Balas Relvin acuh. Jarinya mengapit rokok, memperhatikan pacarnya yang sedari tadi mondar-mandir di ruang makan.

Dava mengambil buah-buahan dari kulkas. "Itu Nenek peyot sukanya buah apa ya?" Gumamnya mengeluarkan buah dari wadahnya.

"Vin, Nenek suka buah apa?"

Relvin yang ditanya hanya menghembuskan asap rokok sambil mengangkat sebelah alisnya, "Kok tanya aku? Itukan Nenek kamu."

"Gak tau. Gak kenal. Nenek siapa sih itu? Ngerepotin aja."

Relvin yang mendengar balasan Dava tertawa kecil.

'Gemes.'

"Vin, bantuin ih!" Rengek Dava seraya menunjuk buah yang berantakan diatas meja.

Relvin bangkit. Berjalan mendekat kearah Dava.

"Apa?"

"Bantuin potong buah. Aku nggak mahir motong-motong." Ujar Dava memberikan pisau pada Relvin.

Setelah Relvin menerima pisau itu, Dava dengan cepat menjauh 3 langkah.

"Kenapa?" Tanya Relvin bingung.

Dava hanya menggelengkan kepalanya.

Relvin tersenyum tipis, "Takut?" Tanyanya sembari memainkan pisau yang dia pegang.

Dava cemberut.

'Ngeselin banget jadi cowok!'

"Udah cepetan ih! Keburu Nenek dateng ntar!" Seru Dava. Dirinya berbalik mengambil mangkuk-mangkuk kecil untuk wadah buah.

Relvin memotong buah-buah itu menjadi potongan-potongan kecil.

"Vin, kiwinya jangan besar-besar banget." Ujar Dava ketika melihat hasil potongan Relvin.

"Oh, kenapa?"

"Mau hemat." Jawab Dava. Bukanya apa, masalahnya itu kiwi bukan kiwi hijau, tapi kiwi Gold Zespri. Kiwi hijau hanya Rp 75.000/1 kg. Kalau kiwi Gold Zespri Rp 150.000/1 kg.

Dia cuma beli 1 kg, dan niatnya itu buat cemilan malam. Eh, si Nenek setan malah dateng. Tekor lah dia...

Nasib emang kalo punya Nenek kayak jalangkung. Datang gak diundang, pulang ninggalin beban.

"Jangan pelit-pelit dong, sayang. Nanti aku beliin lagi deh satu dus. Mau?" Bujuk Relvin.

Lagipula cuma buah. Asalkan Dava yang minta, akan selalu ia kabulkan.

Gini nih, kalo udah bucin. Duit serasa daun. Tai kambing serasa choco chips.

"3 dus?"

"Oke." Angguk Relvin.

Wajah Dava sumringah. Ia langsung mengeluarkan 5 kiwi dari dekat tempat cuci piring.

"Kenapa kamu taro situ?"

"Nanti kalo Nenek liat bisa dihabisin, ya udah aku umpetin." Ucap Dava cemberut.

Dava dan Neneknya memang suka buah kiwi. Keturunan paling.

Relvin menggelengkan kepalanya, lalu mengeluarkan ponsel dari sakunya.

Ia mensearching sebentar lalu meminta Dava mendekat.

"Mau yang mana?" Tanyanya sambil menunjukan layar ponselnya.

"Yang ini! Yang mahal!" Ujar Dava sumringah. "Boleh?" Tanyanya yang mendapat anggukan dari Relvin.

Dengan cepat ia membeli dan membayar dengan uang rekening Relvin.

"3 dus?" Tanya Relvin.

"Iya, kan tadi kata kamu mau beliin aku 3 dus?" Dava mendongak menatap Relvin cemberut.

Cup

Relvin mencium bibir Dava cepat.

"Jangan cium-cium! Keep halal brother!" Seru Dava menjauh seraya menjauh. Tangannya membuat tanda 'stop'.

"Brother?" Kata Relvin penuh penekanan. Senyum tercetak disudut bibirnya.

'Eh? Salah ngomong lagikan gue ...'

"Maksud gue–eh, maksudnya, aku. Maksud aku, keep halal–ha—"

"Hm?"

Dava memerjap gugup.

'Bajingan! Gak usah senyum-senyum setan bisa gak sih?!'

"Honey..." Lirih Dava.

"Honey? Just Honey?" Tanya Relvin menyenderkan tubuhnya ke sandaran sofa.

"Hah?" Dava bingung, "Maksudnya?"

"Coba panggil aku sekali lagi."

"...Relvin?"

Relvin menggeleng.

"Epin?"

Gelengan sekali lagi ia dapatkan.

"Sayang?"

"No."

"Honey?"

"Bukan."

"Terus apa?!" Kesal Dava.

"Hubby."

"..."

Dava tersedak, padahal ia hanya diam sedari tadi, gak makan apa-apa.

"Hubby...?" Ulang Dava ragu. Ia tak salah dengarkan? Relvin memintanya memanggilnya 'Hubby'?

"Ya?"

Dava melotot ketika melihat senyum lebar Relvin.

Bangsat! Dikerjain dia!

"Habi–habu–habe–habo matamu!" Sentak Dava lalu melenggang pergi.

Relvin tertawa. Seru banget ngerjain pacarnya.

"Vin, gue bawa Lo ke psikiater beneran ya?! Radar kewarasan Lo mulai berkurang keknya." Teriak Dava dari arah dapur.

"Kalo kamu aja yang jadi psikiater aku gimana?" Balas Relvin.

"Boleh. Tapi jangan salahin gue, kalo bukannya sembuh, otak Lo malah tambah konslet." Jawab Dava.

"Gak papa, asalkan itu kamu."

"..."

Diem ajalah dia. Kagak tau apa ya, kalo jantungnya udah dag-dig-dug kenceng sampe mau jatuh ke ginjal?

Dava menutup pintu kulkas dan menatap Relvin melas.

"Vin..." Panggil Dava lirih.

"Kenapa?"

Relvin menarik Dava yang merentangkan tangan kearahnya. Meminta pelukan.

"Gue kayaknya harus berobat juga."

"Kenapa? Lo sakit?" Tanya Relvin khawatir. Tangannya menangkup wajah Dava.

"Bukan~" rengek Dava.

"Terus kenapa?"

"Jantung gue rasanya pusing, otak gue rasanya dag-dig-dug terus dari tadi."

"..."

Gak kebalik ya?

"Kalo otak Lo gak dag-dig-dug, nanti mati dong?"

"Lo do'ain gue mati?!"

"..."

Salah ngomong lagi dia kayaknya...

"Ya gak dong, bisa gila aku kalo kamu kenapa-napa." Balas Relvin cepat.

"Beneran?" Tanya Dava tak percaya.

"Iya, sayang."

"Hm."

Keduanya diam. Masih dalam posisi yang sama.

"Nenek lama banget sih? Kesini naik mobil apa naik odong-odong?" Gerutu Dava. Tangannya memainkan jakun Relvin, kepalanya ia sandarkan pada bahu sang pacar.

"Tunggu aja, bentar lagi palingan juga udah sampe."

Dava mengangguk pelan.

"Vin." Panggil Dava lagi.

Relvin menunduk guna menatap mata pacarnya, "Kenapa?"

"Kenapa Lo milih gue?"

"Hah?"

"Kenapa Lo milih gue?" Ujar Dava mengulangi perkataannya.

"Milih Lo? Maksudnya?"

Dava berdecak, "Kenapa Lo milih gue sebagai pacar Lo? Padahal 'kan banyak tuh orang yang lebih ganteng, lebih baik, lebih manis dari gue. Kenapa Lo gak milih mereka aja?"

"Karena itu bukan Lo."

"..."

"Semanis apapun mereka, seganteng apapun mereka, dan sebaik apapun mereka. Kalo itu bukan Lo, gue gak akan mau."

"..."

Bismillah mental aman.

"Karena gue cuma mau Ava."

"..."

Asem, mental mulai goyah!

"Ava duniaku, kalaupun ada Ava yang lain, aku gak akan mau. Karena dia bukan Ava-ku. Ava-ku cuma ada satu."

"..."

Bangsat! Mental ancur! Inalillahi untuk mental Dava.

"Vin, jangan ngomong gitu lagi, please."

"Kenapa?" Tanya Relvin bingung.

"Radar kewarasan gue yang udah minus, jadi tambah minus denger omongan Lo."

Mendengarnya Relvin tertawa pelan, "Gak papa kalo kewarasan Lo makin minus ataupun berkurang. Sebab itu gak bakal ngurangin cinta sama rasa sayang gue buat Lo."

"..."

MATILAH AJA DIA ANJENG!

Dava menggenggam tangan Relvin dan meletakan di dadanya.

"Kerasa gak?"

"Kerasa apa?"

"Dag-dig-dug nya kenceng banget. Ini kalo jantung gue beneran merosot ke ginjal gimana, Vin?"

"..."

"Nanti jadinya perut gue dong yang dag-dig-dug, bukan dada gue."

"..."

"Terus nasib anak-anak gue gimana?"

"Anak-anak?" Relvin bener-bener speechless.

"Iya, anak-anak. Cacing-cacing gue, ada Toni, Juleha, Asep, Budi, Jojo–eh, sejak kapan Jojo jadi anak gue?" Ucap Dava terkejut.

"..."

Adakah sumbangan kewarasan untuk Dava? Relvin sebenarnya tidak apa-apa dengan kewarasan Dava yang benar-benar diluar akal manusia. Tapi, lama-lama ia prihatin juga.

Relvin baru membuka mulutnya, bel apartemen berbunyi.

"Nah, tuh Nenek udah sampe." Kata Relvin baru beranjak ketika tangannya ditahan oleh Dava.

"Biar gue aja."

Relvin mengangguk mengiyakan.

Dava berjalan menuju pintu masuk. Ia menekan sandi dan membuka pintu.

Baru ia akan mengomel karena Neneknya yang terlalu lama. Namun, ia malah tercengang.

Sebab bukan Neneknya yang ada dihadapannya, melainkan pria paruh baya.

"Maaf, cari siapa ya? Kita lagi gak terima kost-kostan."

Pria itu hanya diam. Menatap Dava dari atas kebawah.

"Kamu Dava?"

Dava bingung, kok nih orang tau nama dia? Seterkenal itukah dirinya?

"Iya itu saya. Kenapa ya, Pak? Bapak fans saya ya? Aduh, maaf ya Pak, tanda tangan saya limited edition soalnya. Jadi gak bisa dikasih ke sembarang orang." Balas Dava nyeleneh.

"Kamu pacar cucu saya?"

"Iya, sa — Tunggu! Cucu bapak? Emang cucu bapak siapa?"

"Re—"

"Gini ya, Pak. Asal bapak tau aja, saya itu udah punya pacar. Pacar saya itu ganteng, pinter, kaya. Gantengnya bisa ngalahin Justin Bieber, pinternya bisa ngalahin Sherlock Holmes, kayanya bisa ngalahin Sisca Kohl. Pinter cari pacar kan saya?" Pamer Dava.

"..."

"Oh, satu lagi pacar saya itu—"

"Kenapa lama banget? Kok gak disuruh masuk Ne—Kakek?!" Seru Relvin terkejut.

Bukan Relvin saja yang terkejut, Dava bahkan lebih terkejut.

'WTF?! Kakek?!'

Pria tadi menatap Dava, "Kenalkan, saya Kayden Carter Sweeney, Kakeknya Relvin, pacar kamu."

Dava tersedak mendengar kata-kata terakhir Kakek Relvin.

FUCK! ADAKAH YANG BISA MEMBUATKAN GORONG-GORONG UNTUKNYA SEKARANG JUGA?!

















Hai! Hai! Hai!

Aku balik nih wkwkwk.

Kangen gak sih? Tapi perasaan baru 3 hari yang lalu gue up:)

Boleh minta spam komen gak? Notifikasi hp ku sepi:( dia gak peka-peka, kan asem!

Btw gimana part ini?

Bagus gak?

Suka?

Ada beberapa bocoran nih, part selanjutnya, bakal ada pertemuan antara dua orang yang banyak banget kalian request 🤣

Ada yang bisa nebak siapa gak?

Mau next?

Kalo ada typo komen ya, nanti langsung aku benerin;)

Continue Reading

You'll Also Like

47.3K 742 13
One shot!
337K 4.9K 23
Up sesuai mood Kalau ada waktu juga Tolong jangan di bawa ke RL Futa Area
291K 2.2K 15
one-shot gay ⚠️⚠️⚠️ peringatan mungkin ada banyak adegan 🔞 anak anak d bawah umur harap jangan lihat penasaran sama cerita nya langsung saja d baca