What if

By YuuNagisa

6.4K 683 63

Seperti judulnya what if (bagaimana jika) What if Nagisa is a girl? What if Asano Join E Class? What if Nagis... More

Awal Masalah
Rumit
Rumit 2
Rumit 3
Rumit 4
Trauma
Asano Join E Class?
Perjalanan Keluar angkasa
Penghapusan Ingatan
Valentine
Ingatan yang kembali
Out of Character 1
Out of Character 2
Kejutan 1
Out of Character 3
Kejutan 2
Tawaran
Tawaran 2
Penentuan
Kesempatan
Kau Jahat!
Kau jahat! 2
Selamat Tinggal
Reuni
Putus asa
Kebenaran
Trust me
Malam
Welcome to Fumizaki High
Selamat
Karma dan rencananya
Akhir dari segalanya
Numpang tanya

Out of Character 4

124 16 1
By YuuNagisa

Isogai masuk ke dalam cafe tempatnya bekerja, dia berjalan ke ruang ganti khusus staff dan menggunakan seragam kerjanya.

"Kalian ingin pesan apa?" Tanya Isogai kepada teman-temannya itu.

"Isogai-kun, seragam itu sangat cocok denganmu." Ucap Kanzaki memuji.

"Benarkah? Thankyou." Ucap Isogai.

"Kenapa aku harus memakai seragam ini juga?" Keluh Asano memakai seragam yang sama dengan Isogai.

"Tidak masalah bukan? Sesama teman bukankah kita harus saling menolong?" Maehara merangkul pundak Asano Gakushuu dan Isogai.

Sebelumnya, Isogai mendapatkan pesan dari rekan sesama pekerjanya yang mengabarinya tidak bisa bekerja hari ini. Manager tempatnya bekerja mengizinkan dirinya untuk mencari teman guna mempermudah pekerjaannya. Dan disinilah kedua teman sekelasnya itu, membantu Isogai untuk bekerja.
Asano Gakushuu menghela nafas, belum satu semester berada di kelas E dia merasa sangat bertolak belakang dengan dirinya yang dulu. "Jadi tugasku menyambut pelanggan, mencatatnya, memberikannya ke koki dan membawakannya, bila tidak ada pelanggan aku mengelap meja?" Ucap Asano.

"Ya begitulah tugas sebagai butler." Isogai tersenyum ke arah rekannya itu.

Asano berjalan ke arah meja kosong dan mengelapnya. Kenyamanan pelanggan adalah prioritas.

"Jadi kalian mau pesan apa?" Isogai kembali bertanya ke teman kelasnya.

"Bawakan saja seperti biasa." Ucap Nakamura.

"Um. Keluarkan saja semua pudding yang ada." Ucap Kayano.

"Ok~." Isogai berjalan ke arah dapur memberikan list pesanan.

Suasana cafe kali ini terbilang cukup ramai, Asano melayani pelanggan sesuai arahan Isogai. Banyak pelanggan wanita yang terpana dengan pelayanan yang diberikan olehnya itu.

"Asano-kun menjadi sedikit berbeda ya sejak dia menjadi bagian dari kelas E." Komentar Yada.

"Um. Dia jadi tidak menakutkan dan keren." Puji Kayano sembari memakan pudding miliknya. Dari ekspresi yang dia keluarkan terlihat dia sangat menyukainya.

"Dia mengadopsi cara Isogai bersikap. Tapi itu nilai plusnya sih, dia menjadi lebih menghargai yang lain." Ucap Kataoka. "Meskipun aku tidak tahu alasan dia sampai masuk kelas E."

"Menurut perbincangan di gedung utama, alasannya karena Asano Gakushuu mendapat peringkat 2." Ucap Ritsu dari layar Kataoka.

"Serius?! Karena gagal mempertahankan peringkat?!" Pekikan Okano membuat pelanggan yang lain melihat ke meja mereka. Yang lain langsung segera meminta maaf mengganggu kenyamanan.

"Hinata, pelankan suaramu." Kataoka mengingatkan. Okano Hinata langsung menunduk meminta maaf.

"Dilihat dari sifat kepala sekolah, kurasa itu wajar." Ucap Yada.

"Bahkan dengan anaknya sendiri tidak ada ampun ya? Bila aku berada di peringkatnya kurasa ayah akan sangat bangga padaku." Kanzaki melihat minuman di depannya. Akibat nilainya yang terus menurun membuatnya tergelincir hingga berada di kelas E. Tekanan dari keluarga, dan lingkungannya membuat gadis kalem ini ingin sekali menyerah. Untungnya di kelas 3, dia memiliki teman serta guru yang membantunya sehingga dia bisa seperti sekarang.

"Ayahmu masih menekanmu?" Nakamura merasa simpati dengan gadis itu.

"Tidak. Tenang saja Nakamura-san." Kanzaki tersenyum.

"Tapi bisa saja kan kepala sekolah ingin memberikan pelajaran kepadanya? Pelajaran untuk lebih menghargai teman dan lingkungan sekitarnya." Nagisa berkomentar.

"Memang benar sih, semenjak dia menjadi bagian dari kita dia terlihat berbeda." Kayano berpendapat.

"Dan menjadi lebih berisik daripada sebelumnya bukan? Biasanya kita sering mendengar pertengkaran Karma dengan Terasaka, sekarang bertambah satu orang." Kataoka memijat pelipisnya, sebagai wakil ketua kelas terkadang dia merasa lelah dengan perdebatan kecil temannya itu.

"Bukankah lebih ramai lebih menyenangkan?" Tanduk imajiner Nakamura mulai terlihat. Yang lainnya memandang gadis pirang itu dengan sweatdrop.

"Aku bisa menghasutnya untuk merealisasikan ide jahil ku." Lanjut gadis itu.

"Nakamura-san." Ucap yang lainnya pasrah dengan sifatnya itu.

"Jadi Ritsu, apa ada hal menarik di gedung utama?" Okano bertanya.

"Sebentar..." Ritsu mencari informasi yang dia dapatkan. Dia menampilkan semua informasi yang tersedia.

"Tidak ada yang menarik." Komentar Okano.

"Begitulah yang sedang hangat di gedung utama." Ucap Ritsu dengan ceria.

"Aku heran kenapa murid gedung utama tergila-gila dengan nilai." Ucap Nakamura sembari memainkan sedotan.

"Bukankah memang Kunugigaoka seperti itu? Sekolah kita mengedepankan akademik, kurasa wajar." Yada berkomentar.

"Setidaknya aku bersyukur berada di kelas E." Ucap Kanzaki sembari tersenyum kepada teman-temannya itu.

"Yup. Kita tidak hanya diajarkan akademik, tapi juga non akademik." Ucap Okano.

Maehara menghampiri kerumunan gadis itu, "Kalian tidak ada keinginan untuk pulang?" Dia bertanya.

"Memang kenapa? Besok akhir pekan, jadi tidak masalah bukan?" Jawab Kayano.

"Lagipula, kita sudah terbiasa untuk pulang larut bukan?" Kali ini Nakamura berpendapat. Dia melihat ke arah Kanzaki.

"Ah Kanzaki, apa ayahmu memarahimu bila terlambat pulang?" Dia bertanya.

Kanzaki menggeleng, "Tidak. Aku sudah bilang akan ada sesi tambahan, jadi jangan khawatir." Ucapnya.

"Aku tahu kau dan Karma-kun itu dua setan kelas, tapi tolong jangan menyesatkan orang lain." Ucap Okano Hinata memohon.

"Nagisa, kusarankan kau untuk pindah tempat duduk. Bila terlalu lama bersebelahan dengannya aku khawatir kemurnian mu ternodai." Ucap Kataoka.

"Atau kau mau duduk di tempatku? Aku mengkhawatirkan dirimu. Kanzaki yang duduk tepat di belakang ku saja sudah mulai tertular." Yada Toka memberikan tatapan serius penuh rasa khawatir.

"Hei, kenapa seolah-olah aku menyesatkan orang lain sih?" Nakamura mendengus membuat yang lainnya tertawa.

Tak terasa hari yang menyenangkan berlalu, matahari yang menemani mereka kini berganti dengan sinar rembulan bersama para bintang.

Isogai melepaskan seragam kerjanya menggantinya dengan seragam sekolahnya, begitu pula yang dilakukan oleh kedua temannya itu.

Manager memanggilnya beserta rekannya itu.

"Ini upah untuk kalian." Ucap Manager sembari memberikannya kepada Maehara serta Asano.

Asano Gakushuu menerimanya, meskipun dia sudah termasuk kaya tapi ini uang hasil keringatnya sendiri sudah pasti dia menerimanya.

"Terimakasih." Ucap Asano. Gakushuu dan Maehara secara bersamaan.

"Akhirnya aku memiliki tambahan uang untuk kencan." Perkataan Maehara sontak saja membuat Isogai serta Asano sweatdrop.

Ketiganya keluar dari ruangan khusus staff menghampiri temannya yang lain.

"Ku kira kalian sudah pulang." Ucap Isogai kepada teman perempuannya itu.

"Kita datang bersamaan seharusnya pulang bersamaan juga bukan? Meskipun arah rumah kita berbeda sih." Ucap Yada.

"Jadi Asano-kun bagaimana rasanya bekerja?" Kataoka bertanya kepada pemuda surai strawberry blonde itu.

"Hmm... Melelahkan, tapi cukup menyenangkan."

"Kalau begitu kau ingin bekerja sambilan lagi?" Kanzaki bertanya.

"Tidak. Kurasa pria tu- maksudku ayah tidak akan mengizinkannya." Asano Gakushuu buru-buru meralat perkataannya lantaran mendapatkan tatapan membunuh dari sepupunya itu.

"Keluargamu cukup rumit ya?" Okano berkomentar.

"Begitulah, dia itu tipe perfectsionis. Segalanya harus sempurna tidak boleh ada kesalahan. Dia juga mengajarkan hal lain padaku selain akademik. Ah tentunya dia orang tua yang hebat. Dia bisa membesarkan ku seorang diri serta menjalankan pekerjaan yang dia sukai." Asano Gakushuu tidak berbohong, dia memang sangat menghormati dan menghargai ayahnya itu. Sepeninggalan ibunya, dia hanya hidup berdua dengan ayahnya. Sesekali sang ayah menitipkan dirinya kepada Hiromi tantenya untuk bekerja. Baginya Asano Gakuho adalah ayah sekaligus ibu yang hebat dapat menjalankan dua peran sekaligus.

"Aku jadi penasaran bagaimana sikap kepala sekolah sewaktu di rumah." Gumam Kayano.

"Sama seperti orang tua biasa pada umumnya. Lain kali aku akan mengajak kalian ke rumahku bila kalian ingin." Ucap Asano sembari tersenyum. Senyumannya begitu menawan dimata mereka para gadis.

"Kalau begitu kita ajak yang lain saja untuk main ke rumahmu Asano." Ucap Maehara.

Asano menatap pemuda dengan julukan buaya darat itu kesal. "Ya nggak semuanya! Memangnya rumahku sekolah bisa menampung kalian semua?!" Komentar itu membuat mereka semua tertawa.

Nagisa menatap langit malam yang dihiasi bintang-bintang itu, ah hari ini sangat menyenangkan. Hari yang menyenangkan harus berakhir ya?

Continue Reading

You'll Also Like

349K 37K 35
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ° hanya karangan semata, jangan melibatkan...
35.3K 3.8K 20
Main Pairing : - Parley (Harley x Peter) - Dr. Frost (Strange x Loki) - WinterFalcon (Sam x Bucky) - HawkSilver (Pietro x Clint) Bagaimana jika yang...
100K 6K 14
Fictional (1) : Beautiful Geeky Girl Bagaimana jadinya jika Naruto seorang gadis berpenampilan culun yang berubah menjadi gadis cantik yang di sukai...
24.1K 2.6K 33
"Karena aku telah membantumu, kau juga harus membantuku." "Baiklah, aku juga tidak mau berutang budi padamu." KAITOU KID kembali beraksi. Seperti bia...