Garis Takdir [END]

By naadalh

1.5M 110K 7.8K

[PRIVATE ACAK, FOLLOW SEBELUM MEMBACA] __ BELUM DIREVISI Highest Rank 🥇 #1 in teenfiction (09/04/22) #1 in g... More

Prolog
01|| Awal
02 || Gencar
03 || Rahasia
04 || Perubahan Rissa
05 || Masalah
06 || Kenyataan
07 || Terbongkar
08 || Bunda
09 || Kehidupan Baru
10 || Zean atau Akra
11 || Keysha Berulah
12 || Insiden
13 || Dukungan atau Ancaman
14 || Bertemu
15 || Benci tapi Cinta
16 || Gavin vs Gio
17 || Perihal Rasa
18 || Mengejutkan
19 || Kael Keysha
20 || Gosip
21|| Pelaku
22 || Kabar buruk
23 || Kematian
24 || Asing
25 || Masa Lalu
26 || Sahabat Kecil
27 || Peduli?
28 || Putus
29 || Sekali Lagi
30 || Confidential
31 || Gudang
32 || Suka
33 || Senyuman Berharga
34 || Rasa Sakit
35 || Peringatan
36 || Topeng
37 || Malaikat Baik
38 || Kerja Sama
39 || Kesempatan
40 || Taruhan
41 || Kekecewaan Zean
42 || Aishell A. Razena
43 || Kedekatan Rakael dan Sisil
44 || Tamu pagi hari
45 || Berubah
46 || Pilihan
47 || Ketakutan Keysha
48 || Surat
50 || Insiden tak terduga
51 || Hancur
52 || Hal aneh
53 || Baikan?
54 || Kecelakaan
55 || Penyakit Zean
56 || Hari bahagia
57 || Selamat jalan sang pemenang
58 || Tabrakan
59 || Positif
60 || Tanggung Jawab
61 || Penolakan
62 || Wedding Day
63 || Maaf
64 || Perhatian dan Usaha
65 || Dangerous Night
66 || Mastermind of Trouble
67 || Ketakutan Gavin
68 || Dalang dari masalah
69 || Luka dan Penyembuhnya
70 || Dia, pergi
71 || Amnesia
72 || Mengingat
73 || Penculikan
74 || Anak Kembar
75 || Berpisah?
76 || Mau kamu
77 || Let's break up
78 || I fucking love you
79 || Terciduk
80 || Liburan
81 || Pantai
82|| Keinginan Keysha
83 || END

49 || Celia's Birthday

11.3K 917 27
By naadalh

Haii

Happy reading cantik<3

---|•|---

Ini sudah hari kelima Keysha berubah menjadi gadis yang pendiam. Gadis yang dikenal banyak bicara dan banyak tingkah itu sekarang tidak seperti dirinya sendiri.

Bukan tanpa alasan kenapa Keysha menjadi seperti itu. Perihal surat yang ia temukan tempo hari benar-benar mengganggu pikirannya.

"Gue perhatiin beberapa hari ini lo banyak diem, Key. Kenapa?" Chika yang sedari tadi memperhatikan Keysha akhirnya membuka suara.

"Lagi ada masalah?"

Keysha menggeleng pelan, "Gak ada."

"Ck, mulut lo bisa bilang kek gitu. Tapi tingkah lo yang ngejawab semuanya." ujar Chika.

"Gue biasa aja, Chik." jawab Keysha meyakinkan Chika. Hal yang tidak mungkin jika Keysha memberitahu Chika soal surat itu dan juga─Zean.

"Yaudah deh. Tapi kalo lo mau ngomong, gue siap kok dengerinnya."

"Makasih, ya lo selalu ada buat gue." Keysha tersenyum lembut kearah Chika.

"Chika doang nih? Gue gak?" protes Alika tiba-tiba. Kedua gadis itu saling melirik kemudian menatap Alika geli.

Sepertinya mami nya Pou itu sedang merajuk.

Keysha berdiri dari duduknya, merangkul pundak Alika sambil berkata.

"Alika juga. Makasih, ya. Lo berdua adalah sahabat terbaik gue."

"Selalu ada buat gue."

"Gue gak mau kehilangan kalian berdua, apalagi Zean."

~~~~~

"Kita dapat undangan ulang tahun dari Celia nih." Gidar mengangkat sebuah undangan bewarna merah muda.

"Terus?"

"Kalian gak mau dateng?"

"Gue sih ayo, tapi gak tau deh sama si onoh." Ragil menunjuk sosok disebelah Zelfan yang sibuk dengan ponselnya. Siapa lagi kalau bukan si dingin Rakael.

"Kenapa gue?" bak tengah mengintrogasi, suara Rakael begitu datar tanpa melihat keempat sahabatnya.

"Lo gak mau dateng ke party nya Celia? Di undang loh." sahut Ragil lagi.

"Kan Celia mantan lo." tutur Gidar. Sontak Rakael langsung menajamkan matanya menatap Gidar.

"Terus?"

"Ya terus lo dateng lah ke party nya."

"Wisata masa lalu, Ael." ujar Gavin menimpali.

"Gak minat." Rakael kembali fokus pada ponselnya.

"Yaelah party gini doang, Ael. Kan lo kesana cuma mau ngehargain undangan Celia. Gak dateng buat dia. Lagian kan lo dateng sama kita-kita."

"Gak minat." balas Rakael.

"Aya lah Rakael. Pasti disana banyak cewek-cewek cantik. Siapa tau aja lo mau." Gidar tak menyerah membujuk Rakael agar cowok itu mau ikut bersama mereka ke acara ulang tahun Celia, gadis yang diketahui adalah mantan Rakael waktu smp.

"Kalo kalian mau pergi, pergi aja. Gue tetep gak mau." final Rakael tegas kemudian beranjak meninggalkan kelas menjadikan kelas itu senyap.

Keempat orang tadi, hanya saling melirik satu sama lain. Belum ada yang bergerak untuk menyusul Rakael keluar.

"Lo sih. Kan Kael jadi ngambek." decak Ragil menendang kaki Gidar dibawah meja.

"Kok gue?"

"Iyalah lo. Semua gara-gara lo. Karna lo." ujar Gavin ikut menyudutkan Gidar.

Gidar menoleh kearah Zelfan yang sedari mengunci mulutnya rapat-rapat. Hanya bola matanya saja yang turut bergerak kesana-kemari.

"Kenapa?" Zelfan mengangkat satu alisnya menatap Gidar datar.

"Kembaran lo tuh ngambek, kejar gih." kata Gidar.

Zelfan menghela nafas beratnya lalu berdiri dari duduknya. Tanpa membalas ucapan Gidar, Zelfan keluar dari kelas.

"Susah ya ngomong sama manusia datar. Belum tau apa yang dibilangin, malah angkat pantat main pergi aja." dumel Gidar.

"Lebih susah lagi ngomong sama lo." celetuk Ragil ikut meninggalkan kelas bersama Gavin. Meninggalkan Gidar yang menahan kekesalannya seorang diri.

~~~~~

Di kantin, Keysha menatap kosong tempat duduk di depannya. Tempat yang biasanya di duduki oleh Zean. Belum apa-apa saja, Keysha sudah dilanda rasa gelisah dan takut yang luar biasa. Berbagai pikiran yang tak diharapkan mulai berdatangan memenuhi otaknya.

Sekarang Keysha tahu, siapa sosok yang sering datang ke mimpinya akhir-akhir ini. Sosok yang selalu mengadukan rasa sakit kepadanya. Satu yang Keysha pikiran, kenapa harus dirinya yang menjadi tempat Zean mengadukan sakitnya lewat mimpinya. Dan kenapa harus Zean juga yang menerima rasa sakit itu.

Keysha mulai merasakan dadanya sesak dan tak karuan. Tangannya yang bergetar tak sengaja menyenggol gelas Alika disampingnya jatuh kelantai hingga membuat suara nyaring gelas pecah.

Prang

"Lo kenapa?" tanya Alika khawatir memegang pundak Keysha.

"Hah? Ga─gak, gue gak papa." Keysha menggeleng kecil sambil tersenyum tipis meyakinkan Alika.

"Lo beneran gak papa, kan Key? Muka lo pucat."

"Masa sih? Gue gak kenapa-napa Alika." jawab Keysha.

"Chika mana?"

"Chika lagi mesen makanan." jawab Alika, Keysha mengangguk mengerti. Dibawah sana, ia menyembunyikan kedua tangannya yang saling bertaut, bergetar.

"Yaudah gue bersihin ini dulu."

Baru saja Keysha akan mengambil pecahan gelas tersebut, tangannya terhenti karena ditahan oleh tangan kekar seseorang yang tiba-tiba berjongkok di depannya.

"Bahaya! Biar gue aja."

"Gak usah." tolak Keysha melepaskan tangannya.

"Jangan keras kepala, Key!" Gavin menarik tangan Keysha hingga berdiri.

"Gavin!"

Nyatanya cowok itu menulikan pendengarannya, Gavin kembali berjongkok, lalu memungut pecahan gelas tersebut dengan hati-hati.

"Itu beneran Gavin?"

"Gavin kesambet apaan dah?"

"Demi apa Gavin relain bersihin itu buat Keysha?"

Alika yang mendengar penuturan dari beberapa siswi mulai kesal. Ia juga sempat kaget melihat kedatangan Gavin yang tiba-tiba seperti itu.

"Lain kali hati-hati. Jangan kebanyakan ngelamun." ujar Gavin sebelum pergi meninggalkan tempat duduk Keysha dan kedua sahabatnya.

"Tuh cowok kenapa sih? Gak ada gempa, gak ada tsunami sikap Gavin aneh." celetuk Alika.

"Apa Gavin beneran udah suka sama lo, Key?"

"Apaan sih, Alika. Jangan ngawur deh." balas Keysha.

"Ya siapa tau aja, Keysha. Perasaan orang gak ada yang tau. Iya kan?"

"Mau dia suka sama siapapun, itu bukan urusan gue lagi." Keysha kembali duduk ditempatnya.

"Tapi kan dia sukanya sama lo."

"Tapi kan gue gak suka sama dia." gerutu Keysha. Rasanya ia ingin menyumpal mulut Alika dengan bakso.

Alika melengkungkan bibirnya, "Perasaan orang gak ada yang tau." bisik nya kepada Keysha. Membuat gadis itu kesal.

"Alika!"

"Hahahaha..."

~~~~~

Keysha tengah disibukkan pikirannya yang ingin mengetahui tentang sesuatu yang seharusnya tak ia ketahui. Ia ingin memastikan jenis penyakit apa yang diderita oleh sahabatnya itu. Tapi ia tidak tahu harus menanyakan kepada siapa.

Sejak pulang sekolah, Keysha langsung memasuki kamarnya. Hari ini tidak ada ajang adu bacotan antara dirinya dan Rakael. Bahkan Keysha belum mendengar suara yang menggelegar dari luar kamarnya.

"Tante Calista tau gak tentang surat itu?" lirih Keysha menyadarkan punggungnya ke kepala ranjang.

"Gue bakal jadi orang pertama yang gak akan percaya tentang hal ini, Ze. Sampai kapanpun gue gak bisa terima."

"Gue bodoh banget ya, Ze. Kita udah berteman dari kecil, tapi gue gak tau tentang lo. Gue bukan sahabat yang baik buat lo." tak terasa air matanya menetes.

Keysha merasa gagal menjadi sahabat buat Zean. Padahal selama ini, mereka sangatlah dekat. Kehadiran Zean yang selalu ada buat Keysha, selalu mengutamakan Keysha, tidak membuat Keysha mengenal Zean lebih jauh.

Nyatanya sahabatnya itu begitu pintar menyembunyikan semuanya. Senyuman dan tawa yang selama ini ia berikan kepada Keysha hanya untuk membuat Keysha senang dan nyaman saat bersamanya.

"Maafin gue Ze..."

drrttt

Alika: Chika ngajak ke party Celia.

~~~~~

"Kael beneran gak mau ikut?" Gidar membesarkan suaranya yang terendam oleh dentuman musik club, bertanya kepada Zelfan, yang hanya dibalas gelengan kepala sebagai jawaban Zelfan.

"Takut jatuh cinta lagi dia sama Celia. Liat aja, tuh cewek cantik banget gila." ujar Gavin melihat pemilik acara tersebut yang sedang membalas pelukan para teman-temannya.

"Mata lo gak usah jelalatan juga!"

"Tapi beneran cantik sih." timpal Gidar cengengesan.

Keempat cowok itu memilih duduk di sofa ujung dekat meja bar. Kenapa mereka bisa berada disini? Itu semua karena bujuk rayuan Gidar Leonard Megel. Namun hanya Rakael saja yang tidak termakan rayuan tersebut. Entah dimana cowok itu sekarang.

"Gavin? Kamu dateng juga?" cetus seorang gadis berdiri didepan Gavin.

"Eh ada mantan, hai mantan kata Gavin." Gidar menyenggol Gavin yang duduk disebelahnya.

"Ngapain lo disini?" Gavin menatap Rissa dari atas sampai bawah. Penampilan mantannya itu sangatlah berubah. Dress sepaha, bagian dada yang hampir terbuka memperlihatkan bentuk tubuh atas gadis itu.

"Biasa, Vin. Nyari mangsa." celetuk Zelfan seakan tidak menganggap kehadiran Rissa.

"Mulut lo bisa dijaga gak?"

"Zelfan diem mulu, sekali ngomong nyakitin njirr."

"Mending lo cabut deh, mata gue pengen liat yang seger-seger. Bukan bekas om-om." lagi, ucapan yang keluar dari mulut Zelfan membuat ketiga sahabatnya terdiam dan melotot.

"Anjay Zelfan!" seru Gidar takjub.

Rissa? Gadis itu mengepalkan tangannya menatap Zelfan tajam. Tidak ingin dipermalukan lebih lama, Rissa meninggalkan tempat Gavin dan kawan-kawan.

"Kebanyakan bergaul sama Kael jadinya gini. Tapi gak papa, tingkatan Fan." ujar Ragil menepuk pundak Zelfan keras.

"Sakit anjing!" sentaknya.

"Wusshhh.. santai brodi." tepukan tadi berubah usapan lembut di lengan Zelfan.

"Vin! Gavin! Liat tuh, itu bukannya Gio." Gidar menunjuk sosok yang tengah mengobrol dengan Celia dan Rissa.

"Gio kenal sama Celia dan Rissa?"

Gavin menaruh gelas minumannya, ia mengerutkan keningnya melihat kedekatan musuhnya itu dengan Celia dan juga Rissa. Gavin belum pernah melihat atau mengetahui jika Gio mengenal kedua gadis itu. Apalagi cara Gio berbicara dengan mereka menunjukkan bahwa adanya kedekatan sebagaimana teman yang telah lama akrab.

"Perasaan gue gak enak ya." sahut Gidar ketika Gio berjalan menuju kearah mereka.

"Ada Xabarca. Lama ya kita gak ribut." ujar Bayu dengan santainya cowok itu mengambil minuman yang tersedia di meja Gavin.

"Minuman haram, main ngambil aja. Kelar dah, double haram lo." semprot Ragil memandang tak suka.

"Emang minuman ini punya lo? Gak kan?!" balas Bayu enteng, berniat memancing emosi lawannya.

"Enyah dari hadapan gue, tempat kosong masih banyak." Gavin memandang lurus kearah Gio.

"Kalo kita mau kalian yang pindah dari sini gimana?"

"Lo budeg apa buta? Kita yang duluan disini!" gertak Ragil.

"Tapi gue sama temen-temen gue maunya duduk disini!" kini suara Alwi yang terdengar.

"Banyak bacot anjing!" Ragil yang hendak berdiri segera ditahan oleh Gavin. Ia tahu bahwa niat kedua teman Gio itu sedang memancing amarah mereka.

Gavin berdiri didepan Gio, "Kalo mau mancing emosi temen-temen gue, jangan disini. Kesannya lo sama geng lo lagi nyari perhatian. Kan kalian duluan yang nyamperin geng gue." ucapnya tersenyum miring.

"Lo! Belagu banget lo." Bayu mendorong Gavin kebelakang.

Bukannya terpancing, Gavin justru mengusap bekas tangan Bayu tadi dengan senyuman miring yang masih terpatri di bibirnya.

"Liat sendiri kan? Gue belum apa-apa, tapi lo asal dorong gue. Kenapa? Masa tukang mancing jadi kepancing." ujar Gavin menohok, dihadiahi kekehan renyah dari ketiga sahabatnya.

"Zenios cabut!" final Gio, namun sebelum pergi ia mendekati Gavin.

"Tadi gue liat Keysha didepan. Gila, tuh cewek sexy banget. Gimana kalo dia jadi partner gue malem ini." bisik Gio, sontak Gavin langsung mencengkeram erat kerah jaket kebesaran Gio.

"Berani lo nyentuh dia sedikitpun, habis lo di tangan gue!" peringat Gavin menekan kata-katanya, menatap Gio tajam.

Gio tertawa pelan, "Ohiya? Kalo gitu kita liat, siapa yang habis ditangan siapa."

-to be continued-

See u next part semuanyaaaa! Sehat terus ya kalian 😇🌸

Continue Reading

You'll Also Like

22K 3.2K 35
"Ketika si cowok lemes dan cewek pemarah yang saling memendam rasa" Start : 31st August, 2020 End : 04th July, 2022 Junghwan hobinya suka ngegosip...
46.4K 4.5K 16
Yizhan fanfic BxB 🚨 Ini adalah sequel ke - 3 dari seri UNTITLED. Di sarankan baca dulu dari season 1 agar lebih memahami alur cerita.
178K 8.7K 54
Ternyata pernyataan bahwa tidak ada persahabatan antara pria dan wanita tanpa melibatkan perasaan benar adanya. Melihatmu tersenyum lebar dan akulah...
1.9M 94.2K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Kita emang nggak pernah kenal, tapi kehidupan yang Lo kasih ke gue sangat berarti neyra Gea denandra ' ~zea~ _____________...