be ill | Park Jihoon ✓

By tulisansunrise

6.5K 803 171

"Terimakasih Kimbab. Selamat memeluk langit..." - dari kekasihmu selamanya, Ahn Yujin. °°° ☆ MC NiNiNi Jihoon... More

1| prolog
2| sullrye
3| mine
4| meet
5| Alcoholic Fatty Liver
6| 술
7| mood
8| Saranghae
9| be late
10| 데이트 ♡
11| Marigold
12| fortunately
13| ICU
14| maaf
15| kimbab!!
16| soreness
17| Felix
18| guilty
19| unholy
20| hard without you
21| Hidup
22| gambar
23| soju
24| pulang
26| lusa
27| jangan pergi
28| nyaman
29|terimakasih
30| bintang
31| perihal melepaskan
32| melepaskan
33| dia pergi
34| kehilangan
35| bukan mimpi
36| akhir kisah ~ End
miss you

25| pantai

117 15 3
By tulisansunrise

"Pada kemana woy? Gue kerumah sakit pada gak ada semua!"

Sungchan melakukan panggilan video kepada Jihoon dan terlihat Yujin juga ikut bersama menerima panggilan itu.

"Kita lagi dipantai Chan. Kimbab udah boleh pulang hari ini." Yujin menyahut.

"Sorry gue lupa ngabari lo." Jihoon tersenyum kaku. Ia benar - benar lupa tidak memberi tau Sungchan bahwa ia diperbolehkan pulang hari ini.

"Aish! Awas lo berdua!" Sungchan memasang wajah pura - pura marah. Kemudian menutup panggilan video itu sepihak.

Sebenarnya bukan pura - pura marah, hanya saja Sungchan tak ingin melihat lebih lama interaksi kedua sahabatnya itu yang tengah bahagia bersama.

Saat melakukan panggilan video tadi Yujin sedang berada di samping Jihoon, bersandar pada bahu Jihoon. Mereka sedang duduk di pasir pantai menghadap lautan luas.

Kemesraan dan kebahagian yang terlihat dari kedua sahabatnya itu, Sungchan tak ingin melihatnya. Perih.

Sungchan
|Gue nanti mampir ke kedai lo sebelum kerumah
|Sorry, gue bener - bener lupa gak ngabarin lo Chan

Read


Jihoon langsung mengirim sebuah pesan teks kepada Sungchan sesaat setelah Sungchan menutup telfonya tadi.

Setelah mengirim pesan itu, perhatian Jihoon kembali kepada laut luas yang ada dihadapannya. Ia sedang duduk bersama Yujin dipinggir pantai, menikmati suasana yang sangat tenang.

Hanya terdengar suara ombak dan angin. Karena hari ini hari kerja jadi tidak terlalu banyak orang yang pergi ke pantai itu. Jihoon dan Yujin benar - benar seperti hanya berdua disana, seolah - olah mereka menyewa semua tempat dipantai itu.

"Kita dipertemukan dengan orang - orang yang memang seharusnya bertemu."

"Aku seneng bisa ketemu kamu Kimbab."

Mendengar perkataan Yujin, Jihoon langsung mengalihkan perhatiannya kepada wanita yang kini masih bersandar pada sisi bahunya itu.

"Sama - sama aku terus ya Kimbab. Jangan pergi."

"Aku mau kita bareng - bareng kayak gini terus." Yujin melajutkan bicaranya.

Jihoon menyenderkan kepalanya ke kepala Yujin kemudian meraih tangan Yujin ke gengamannya. Jihoon hanya dapat tersenyum menanggapi semua ucapan Yujin. Karena ia tidak dapat berjanji apapun kepada Yujin saat ini.

Jihoon tidak dapat berjanji untuk terus bersama Yujin, ia tidak bisa berjanji untuk terus berada di sampingnya.

Jihoon sangat tau waktunya sudah tak lama lagi. Cepat atau lambat ia akan meninggalkan Yujin untuk selama - lamanya.

"Yujin-a..."

"Emm?"

"Baik - baik ya saat nanti aku udah gak ada lagi disamping kamu,"

"Bahagia terus ya."

"Tetep jadi Yujin seperti sekarang ini."

"Nanti, jangan bersedih terlalu lama."

Mendengar apa yang dikatakan Jihoon membuat buliran bening milik Yujin langsung menetes tanpa permisi.

Yujin juga tau, seberapa banyak ia meminta Jihoon untuk tinggal, pada akhirnya Jihoon tetap akan pergi meninggalkannya.

Jihoon sakit. Parah.

Kata dokter, waktunya sudah tak lama lagi.

Sungguh Yujin tak mau ditinggal Jihoon, ia masih ingin lebih lama lagi menghabiskan waktu bersama kekasihnya itu.

Tapi ia tak punya hak apa - apa untuk menahan Jihoon pergi. Karena sang pemilik hidup akan segera membawanya kembali ketempat keabadian.

Jihoon merangkul tubuh Yujin saat kekasihnya itu menangis semakin tersedu.

"Jangan nangis,"

"Kamu yang buat aku nangis tau! Aku gak bisa berenti nih nangisnya."

Hiks..hiks..

"Cup.. cup.." Jihoon mengelus lembut kepala Yujin agar kekasihnya itu lekas tenang.

"Gimana aku nanti kalau kamu pergi kimbab?"

"Aku gak bisa janji gak akan sedih terlalu lama."

"Aku gak mau kehilangan kamu Kimbab..."

Hiks..

"Dengerin aku Yujin..."

"Nanti akan ada orang lain sebagai pengganti aku, kamu gak akan sendirian."

"Dan saat sama dia, kamu akan segera tersenyum dan lupain aku."

"Aish! Kamu ngomong apa sih! Gak jelas! Aku gak suka kamu ngomong gitu!" Dalam isakannya Yujin masih sempat memukul pelan tubuh Jihoon karena kesal dengan perkataan tak jelas yang keluar dari mulut kekasihnya itu.

"Udah, udah. Jangan nangis terus."

"Air matanya gak mau berenti Kimbab!"

Hiks... huaaaaaa....

Tangisan Yujin semakin pecah, Jihoon justru malah tertawa ia sangat gemas melihat sosok yang sedang menangis didalam pelukannya itu sampai membuat seluruh kaos yang ia kenakan basah karena air mata.

"Yaampun kayak anak kecil nangisnya gak bisa berenti, hehe..."

"Jangan dibercandain! Ini beneran gak bisa berenti nangisnya, hiks.."

Yujin terus merengek. Ia tidak bisa menghentikan air matanya jatuh. Ia benar - benar sedih memikirkan kemungkinan - kemungkinan yang akan terjadi kedepannya.

Kemungkinan yang pasti akan sangat menyakitkan.

Saat nanti Kimbab sudah tak ada lagi disampingnya, apa yang akan ia lakukan. Akankah ia bisa untuk tidak bersedih perkepanjangan? Apakah ia bisa untuk kembali bangkit? Apakah akan ada pengganti Kimbab yang nanti dapat membuatnya kembali tersenyum?

"Beri tahu aku, aku harus bagimana jika kamu gak ada Kimbab?"

Seluruh kepala Yujin dipenuhi pikiran - pikiran menakutkan tentang kepergian Jihoon.

Tidak bisakah pemilik hidup berpihak kepadanya sekarang? Tidak bisakah pemilik hidup memberi waktu Kimbab lebih lama lagi untuk bersamanya?

Yujin ingin Kimbab tetap hidup.

🐼

Yujin dan Jihoon benar - benar menghabiskan waktu seharian dipantai itu, hingga matahari akan segera pulang.

Warna keemasan sore benar - benar sangat indah. Ini kali pertama Jihoon menikmati senja bersama seorang terkasih.

Selesai menikmati senja sore, mereka kemudian pergi ke sebuah kedai kecil di pinggiran pantai untuk memesan makanan.

Ramyeon adalah pilihan Jihoon, ia ingin sekali memakannya.

Mereka memesan ramyeon dengan panci kecil berwarna emas dan dua kaleng minuman bersoda.

"Beneran mau makan ini? Gak papa? Nanti perut kamu--"

"Udah gak papa, aku pengen banget makan ini." Jihoon memotong perkataan Yujin.

Yujin pasrah. Hari ini ia ingin menuruti semua keinginan Jihoon.

Jihoon mengambil mangkuk kecil yang ada dihadapannya kemudian menyendokkan ramyeon untuk diberikan kepada Yujin. Kemudian ia menggunakan tutup panci kecil itu untuk menyendok ramyeon yang akan dia lahap.

"Neomu masisseo." Gumam Jihoon setelah melahap ramyeon pertamanya setelah sekian lama.

Jihoon dan Yujin melahap satu panci kecil ramyeon itu dengan lahap hingga dalam sekejab panci emas dihadapan merek kosong.

Saat menenggak kaleng minuman soda masing - masing, tiba - tiba Jihoon berlari kearah kamar mandi membuat Yujin kebingungan.

Yujin segera mengikutinya dan menunggu di depan pintu kamar mandi. Terdengar suara Jihoon memuntahkan semua isi perutnya membuat Yujin khawatir.

"Kimbab, kamu gak papa?"

Huek..

Yujin berlari menemui pemilik kedai untuk meminta sebotol air mineral untuk Jihoon.

Yujin merasa menyesal, tak seharusnya ia menuruti keinginan Jihoon untuk makan ramyeon. Perut Jihoon saat ini sangat sensitif dan ramyeon bukanlah makanan yang tepat.

Dengan membawa sebotol air mineral Yujin menunggui Jihoon di depan kamar mandi dengan kekhawatiran.

Setelah beberapa saat Jihoon keluar sambil tersenyum seolah - olah ia baik - baik saja. Tapi wajahnya tak dapat berbohong, Jihoon menjadi terlihat sedikit pucat.

"Kamu gak papa?" Yujin menyodorkan botol air mineral yang ia bawa.

"Aku gak papa, cuma kebanyakan makan."

"Seharusnya kita gak makan ramyeon kimbab. Maaf..."

"Aku gak papa Yujin." Jihoon mengangkat kepala Yujin yang menunduk merasa sangat bersalah.

"Nanti aku masakin bubur ya buat kamu." Yujin menatap dalam pada Jihoon yang kini berada dihadapannya.

Jihoon mengangguk sambil tersenyum.

"Udah jangan sedih, aku gak papa Yujin." Jihoon mengusap pucuk kepala Yujin lembut agar kekasihnya itu tak bersedih dan terus menyalahkan dirinya sendiri.

Setelah membayar makanan yang mereka makan, Yujin dan Jihoon pergi dari tempat itu untuk pulang. Hari sudah mulai gelap.

Continue Reading

You'll Also Like

1.9K 139 8
Jangan pernah berhubungan dengan orang yang belum selsai dengan masa lalu nya. Ya, memang benar adanya. Jika tidak mau seperti Zevanya Kenia Putri. G...
27.8K 3.8K 24
[END] Na Jaemin baru saja jatuh dalam pesonanya hanya dalam tiga detik. Gadis itu bernama Jeon Heejin, pendiam, jarang bicara dan dengan sengaja meng...
666 266 8
Mengisahkan keseharian seorang gadis remaja yang tinggal dengan tujuh abang sepupunya, yang tentu saja memiliki sifat yang berbeda-beda. Mulai dari y...