Om Kos

Oleh PurpleCatCritters

47.2K 2.4K 6.6K

๐Ÿ”ž๐Ÿ”ž๐Ÿ”ž Cerita ini mengandung banyak konten dewasa, dark jokes, sarcasm, gore, you name it. Read on your own r... Lebih Banyak

๐Ÿ‡ตโ€Š๐Ÿ‡ทโ€Š๐Ÿ‡ดโ€Š๐Ÿ‡ฑโ€Š๐Ÿ‡ดโ€Š๐Ÿ‡ฌโ€Š.
1. Si Cantik.
2. Si Stripper.
3. Homeless.0
4. Si Nyonya.0
5. Si Kekar.
6. Si Om.
7. Si Eksentrik.0
8. Deja Vu.0
9. Si Tuan Rumah.0
10. Pernah Tau.0
11. First Sight.0
12. Playing Victim.0
13. Sleep Call.0
14. Tasty.0
15. Stalking.0
16. Worth It.0
17. Impressions.0
18. Pulang.
20. Bu Dosen.
21. Calon Istri.
22. Overall.
23. Rapuh.
24. Dendam.
25. Maaf.
67. Rindu
๐”ธ๐•ฃ๐•–๐•ค ๐”ป๐•จ๐•š๐•ก๐•’๐•Ÿ๐•˜๐•˜๐•’
๐•„๐•’๐•ฃ๐•š๐•ค๐•œ๐•’ ๐”ธ๐•Ÿ๐•˜๐•˜๐•’๐•ฃ๐•’
โ„‚๐•’๐•ค๐•ฅ ๐•ƒ๐•’๐•š๐•Ÿ๐•Ÿ๐•ช๐•’
โ„‚๐•’๐•ค๐•ฅ ๐•๐•’๐•š๐•Ÿ๐•Ÿ๐•ช๐•’ (part 2)
โ„‚๐•’๐•ค๐•ฅ (deceased)
๐Ÿ‡ตโ€Š๐Ÿ‡บโ€Š๐Ÿ‡งโ€Š๐Ÿ‡ฑโ€Š๐Ÿ‡ฎโ€Š๐Ÿ‡ธโ€Š๐Ÿ‡ญโ€Š๐Ÿ‡ชโ€Š๐Ÿ‡ฉโ€Š
๐Ÿ‡ดโ€Š๐Ÿ‡ฒโ€Š ๐Ÿ‡ฐโ€Š๐Ÿ‡ดโ€Š๐Ÿ‡ธโ€Š ๐Ÿ‡ฉโ€Š๐Ÿ‡บโ€Š๐Ÿ‡ฆโ€Š

19. Tanggung jawab.

718 61 174
Oleh PurpleCatCritters

Aku berjalan ke arahnya, tersenyum, dan memeluk wanita yang tak lagi muda tapi masih terlihat sangat cantik dengan gen blasteran Belanda yang diwariskan oleh Nana, caraku memanggil almarhumah nenekku.

"Iya, Ibuk cantik." Ucapanku sukses mengembalikan senyum di wajah ayunya.

Ibuk mengelus rambutku dengan sayang, dan kami berjalan beriringan ke ruang makan.

***

Kulihat Ares tertidur kembali, rupanya tadi dia hanya mengigau. Kuusap air matanya lalu kukecup keningnya, mumpung dia nggak sadar. Kembali kupandangi wajah maskulinnya tanpa bosan hingga lelah mengantarku ke alam mimpi.

❤MARISKA'S POV OUT❤

***

Rara keluar dari kamarnya dan berjalan menuruni tangga ke lantai dua. Hari ini dia harus menghadiri kelas pagi, yaitu pukul 8 nanti. Dia ingin tiba di kampus lebih awal supaya bisa mendapat tempat duduk yang paling belakang.

Sebelum sampai di lantai dua, didengarnya suara Monik, "Monik cakep."

Rara sampai di lantai dua dan dari pintu kamar yang terbuka melihat Anna dan Monik yang sedang ngobrol sambil duduk di tepi ranjang queen size di kamar mereka.

Anna menggeram frustrasi. "Why should I do this? We could always talking in English," katanya dengan nada kesal. (Kenapa aku harus lakukan ini? Kita bisa ngomong pakai bahasa Inggris.)

"Monik cakep," ulang Monik setengah memaksa.

Rara berhenti di depan kamar yang posisinya persis di samping tangga tersebut dan tertawa terbahak-bahak. Pasangan tersebut menoleh ke arahnya, sedetik kemudian Anna ikut tertawa sementara Monik cemberut.

"You won't believe what's this monkey trying to do to me," kata Anna geli. "Off to campus?" tanyanya pada Rara. (Kamu gak akan percaya sama apa yang monyet ini coba lakukan padaku. Mau ngampus?)

"Yep," jawab Rara.

"I'm going to work, let me drop you first, Sis," kata Anna sambil berjalan keluar dari kamar mereka. Rara mengangguk senang. (Aku mau berangkat kerja, sekalian kuantar yuk.)

"Okay, aku mandi dulu. See you later, Babe, dadah Rara," pamit Monik sambil memasuki kamar mandi.

Mereka berbalik badan untuk berjalan ke arah tangga menuju lantai satu. Beberapa langkah kemudian Rara berhenti tiba-tiba, membuat Anna otomatis menabraknya. Rara yang bertubuh cungkring hampir saja terpental setelah tertabrak tubuh kekar Anna kalau saja Anna tidak refleks menahan lengannya.

"Whoa, there! Why the sudden stop—" Anna berhenti bicara saat Rara menoleh padanya dengan ekspresi aneh, kemudian melihat ke arah tangan Rara menunjuk. (Whoa! Ngapain berhenti tiba-tiba?)

Di karpet, yang sebelumnya tak terlihat oleh mereka karena terhalang sofa, Ares dan Mariska sedang tertidur pulas. Posisi mereka berbaring miring dan saling berhadapan, puncak kepala Mariska berada di ceruk leher Ares, yang lengannya memeluk Mariska.

Rara dan Anna saling lihat kemudian meraih ponsel masing-masing dan mulai memotret mereka.

"Aww, aren't they the cutest?" gumam Anna. (Cocok banget ya, mereka.)

"Hu'um, serasi banget," kata Rara.

Mereka berjalan menjauh. "Guess Ares found the cure for his acute insomnia," kata Anna pada Rara. (Kayaknya Ares sudah nemu obat untuk Insomnia akutnya.)

🌼🌼🌼


Ares terbangun tanpa rasa gelisah dan keringat dingin seperti sebelum-sebelumnya. Dua hari ini tidurnya nyenyak dan cukup, bahkan tanpa mimpi memuakkan yang biasanya tak pernah absen, dan dia yakin ini semua berkat Mariska. Dieratkannya dekapannya dan diciumnya puncak kepala Mariska. 'Nggak akan kulepas,' batinnya.

Dia kembali memejamkan matanya, berharap mendapat sedikit lagi tambahan waktu tidur, tapi tidak jadi karena dia merasakan colekan di kakinya. Ares membuka matanya dan mendapati Monik yang sedang berjongkok di dekat kaki mereka, tersengir lebar.

Ares mengangkat alisnya, mengisyaratkan pertanyaan 'kenapa?'.

"Pinjem mobil, Om ...," rengek Monik.

Ares memutar bola matanya. 'Ganggu orang pacaran aja,' batinnya. Dia duduk dan bertanya, "Mau ngampus?" Monik mengangguk.

"Mobilmu kenapa?" tanya Ares, berusaha bicara sepelan mungkin supaya Mariska tidak terbangun.

"Dibawa Anna kerja, sekalian diservice-in sama ganti oli," jawabnya.

"Bawa aja, kunci ada di tempat biasa, tapi kayaknya bensinnya waktunya ngisi," ujar Ares.

"Gakpapa nanti gue isiin Pertamax full. Potong duit kos bulan depan, ya?" Monik bertanya.

"Iya," jawab Ares lalu mengacak-acak rambut Monik yang sudah disisir rapi. "Ati-ati nyetirnya."

Monik bahkan tak berusaha merapikan rambutnya kembali. "Si Mbok belom bisa masuk, suaminya belom sembuh. Petai Cina masih hibernasi, komputernya masih nyala, keknya semaleman nge-game. Gue berangkat dulu, jangan nakal," pesan Monik. Dia selalu menjuluki Mishka dengan hal pertama yang terlintas di pikirannya, mulai centong nasi, gantungan kunci, marmoset, sampai permen Yupi.

Ares tertawa geli. "Palingan kami bikin baby."

Monik terkekeh sambil menyangklong tasnya dan berlalu dari sana. Ares menoleh ke arah Mariska dan melihatnya membuka mata. Sinar matahari pagi yang menerobos masuk melalui susunan glassblock bening di dinding menerpa wajahnya, membuat Ares terpukau akan kecantikannya.

Mariska duduk dan meregangkan tubuhnya. Sebelum nyawanya genap, Ares berkata, "Sayang, tanggung jawab."

"Tanggung jawab apaan?" tanya Mariska bingung sembari mengucek matanya.

"Selesaiin yang kemaren, salahmu tidur sambil grepein aku, sekarang aku horny," goda Ares tanpa tahu malu.

Wajah Mariska memerah seketika. "Aku nggak grepein kamu, mimpi paling," katanya membela diri.

"Nggak, aku nggak mimpi. Gak percaya? Pegang nih, udah keras—"

"Ares, jangan gila deh!" bentak Mariska dengan nada gugup, memotong perkataan Ares.

Ares terkekeh. "Kuliah jam berapa?"

"Jam 10. Aku siap-siap dulu," kata Mariska sambil berdiri dan mengambil laptopnya sebelum masuk ke kamarnya.

"Aku anterin, ya?" tanya Ares penuh harap.

"Nggak ngerepotin? Nanti aku pulangnya yang bingung, soalnya dari kampus mau ngeprint tugas," jawab Mariska.

"Kerjaanku di kompleks seberangnya kampus Unair B. Nanti WA aja kalau mau pulang, aku jemput trus sekalian ngeprint." Ares keukeuh.

"Okay," jawab Mariska.

"Tapi aku minta cium," sahut Ares manja.

Mariska memutar bola matanya, lalu berjinjit untuk megecup pipi Ares sebelum berlari memasuki kamarnya dan menguncinya dari dalam. Meninggalkan Ares yang tersenyum bodoh sambil memegangi pipinya dan memandangi pintu kamar Mariska.

Setelah tersadar dari lovestruck, Ares segera menuju ke kamarnya untuk mandi bebek, lalu memasak nasi goreng untuk sarapan mereka berdua.

🌼🌼🌼

"Ares," panggil Mariska.

Saat ini mereka sedang di perjalanan menuju kampus Mariska. Karena mobilnya dibawa oleh Monik, Ares membonceng mariska dengan Vespa kuning kesayangannya. Sedangkan Mariska mulai kesal, pasalnya Ares menyetir hanya dengan kecepatan 20km/jam.

"Apa, Sayang?" jawab Ares kalem.

"Berhenti di depan, biar aku aja yang nyetir," kata Mariska yang tangannya memeluk pinggang Ares, karena pria itu tadi mengancam tak akan menjalankan motornya bila dia tak melakukannya.

Ares terkekeh. "Kan asik, berdua pelukan, angin pagi sepi-sepoi—"

"Iya, tapi aku bakal telat," sungut Mariska, memotong kalimat Ares.

Membayangkan memeluk gadis pujaannya dari belakang, tentu saja ares tak akan melepas kesempatan emas ini. Dia pun menepi dan turun dari motor tersebut. Tanpa pikir panjang Mariska memajukan pantatnya hingga mendapat posisi yang pas untuk memegang kemudi, dan ...

Mariska menjalankan motor tersebut sebelum Ares naik. Beberapa meter kemudian dia memutar balik untuk menghampiri Ares yang wajahnya cemberut.

"Jadi, kamu mau tinggalin aku?!" rajuknya.

Mariska tertawa terpingkal-pingkal lalu menepuk bangku motor di belakangnya supaya Ares naik. Wajah Ares cerah seketika. Dia membonceng di belakang Mariska dan memeluk pinggangnya, lalu menempelkan pipinya di pundak gadis itu. Jantung Mariska berdegup nggak karuan, dalam hatinya dia berdoa semoga dia bisa tetap konsentrasi menyetir dalam kondisi tersebut.

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

328K 2.4K 6
HANYA UNTUK 25+++ Hasrat dalam tubuhnya meringkik-ringkik seperti kuda. Ia tahu ini dosa, ini haram, tapi Hasna sama sekali tidak paham, kenapa ia bi...
MY BARBIE Oleh fia

Fiksi Penggemar

696K 50.6K 52
2 Tahun berlalu tetapi selalu sama dalam kehidupan seorang Aliando Syarief yg ada di pikirannya hanyalah 1 Dia gadis yg selalu berputar dipikirannya...
402K 9.1K 15
Jahatkah aku mencintai laki-laki yang telah beristri?? egoiskah aku ingin memilikinya dan hanya untuk ku?? aku mencintaimu, anna..sungguh?? "aku masi...
287K 34.8K 72
Keluarga malfoy terpukul berat akibat kehilangan salah satu anggota keluarga mereka. Cassieopeia Narcissa Malfoy. Saudari kembar Draco Malfoy. Diteng...