Cosplay Jadi Bumil

Mentarijelita_ tarafından

1.4M 129K 4.1K

Tifani Indriana Saimend. Gadis yang tengah menduduki kelas 12, penyuka anak-anak. Tapi tidak suka jika mamany... Daha Fazla

01. Tifani Indriana Saimend
02. Reinawa Casandra
03. Proses Pengisian Tubuh
04. Terbangun
05. Kembali Kerumah
06. Kembali Kesekolah
07. Seblak Coklat?
08. Teman Baru
09. Kantin
10. Ungkapan Laskar
11. Mangga Pembawa Berkah
12. Arena Balapan
13. Murid Baru
14. Triple Kejutan
15. Pasangan ke Acara Pernikahan
16. Bahagia dan Malapetaka
17. Kehancuran dan Penyesalan
18. Izin
19. Terselesaikan
20. Patah Hati Andreas
21. Pernikahan
22. Hampir Lupa
23. Mulai Bucin
24. Kepanikan Laskar
25. Soal Pengkhianat
27. Siapa Farel?
28. Adik
29. Keanehan Bagas
30. Penyerangan Black Moon
31. Pengagum Axel
32. Axelia dan Axel
33. Perasaan Axel
34. Bantuan Laskar
35. Axel Jadian
36. Pajak Kaum Jomblo
37. Rencana
38. Kamar Baby
39. Baku Hantam prt.1
40. Baku Hantam prt.2
41. Anggota Keluarga Baru
42. Sadar
43. Bagas dan Bara
44. Nama
45. Bagas & Eci
46. Akhir yang Bahagia
Ekstra Part
Numpang Promosi

26. Kilasan Masa Lalu

12.1K 1.2K 12
Mentarijelita_ tarafından

HAPPY READING GUYS

Sesuai dengan perkataan Laskar bahwa dia diperbolehkan untuk ke markas. Kalaupun dia dirumah dengan siapa dia akan berbicara. Sedangkan Nadhira, Eci dan Qiqin tak dapat menemaninya.

Sekarang disinilah dia. Markas, tempat dimana semua orang berkumpul dan sekarang lihatlah dirinya yang tengah dikelilingi oleh beberapa orang laki-laki.

"Rei udah ya, Dari tadi lo suruh kita pijitin dan lo malah enak-enakan makan sambil minum" Ucap Bili. Tangannya bahkan sudah keram sendiri karena lama memijit Reina yang malah enak-enakan santai.

"Bentar lagi ya Bil" Pinta Reina

"Bentar-nya sampai kapan sih. Dari tadi bentar-bentar. Perasaan bentar-nya nggak kelar-kelar deh" Ucap Bili agak kesal.

"Ini juga kemauan anak gue. Lo liat, nggak lama lagi bakalan keluar terus ngantiin gue"

"Emangnya lo mau keponakan lo ileran cuma gara-gara kemauannya yang tak terpenuhi?" Tanya Reina menaik-turunkan alisnya.

"Ya nggak sih" Balas Bili menggelengkan kepalanya.

"Yaudah, pijitin gue lagi"

Bili hanya pasrah saja. Tangannya terus memijiti kaki Reina yang terlihat agak bengkak.

"Xel!" Panggil Reina.

Axel yang tengah memainkan ps-nya langsung mengalihkan pandangannya kearah Reina yang tengah berbaring diatas sofa.

"Apaan?"

Reina nampak berpikir sebentar "beberapa hari ini gue sering mimpiin Farel" Ucapnya jujur.

Memang beberapa hari ini saat dia tertidur pasti akan terlintas beberapa memori tentang Farel.

"Lo nggak sampe depresi gitu kan?" Axel beranjak dari tempat duduknya kemudian mendudukkan dirinya disamping Reina yang juga sudah bangun.

"Nggak sampek separah dulu sih. Cuma ya, kalau bangun keringatan, terus detak jantung nggak normal gitu" Ucap Reina.

"Kalau tidur coba ngalihin ke hal lain. Jangan sampek keinget sama Farel" Jelas Axel.

"Udah beberapa kali gue coba. Ya, kalau pun udah tidur bakalan terlintas lagi memori tentang Farel"

"Coba lo lawan dengan bayangin yang indah-indah gitu, biar tentang Farel nggak kelintas dalam pikiran lo"

Reina mengangguk lemah lalu tatapannya beralih menatap sekelilingnya.

"Bagas mana?"

"Beberapa hari ini udah jarang banget datang ke markas" Balas Axel.

"Alah lagi nge bucin tuh orang. Hafal banget gue sama kelakuan dia" Sahut Gerald yang tengan bermain game online yang ada pada ponselnya.

Entah kenapa Bagas tak keliatan hari ini di markas tanpa ada kabar apapun. Mungkin memang benar lagi bucin dengan Eci. Karena tadi saat meminta Eci untuk menemaninya dirumah dan Eci malah beralasan ada urusan.

Tiba-tiba dari arah pintu markas terlihat seorang anggota yang berlari dan ditangannya terdapat sebuah kotak yang bisa dibilang cukup besar.

"Bang tadi gue nemu didepan. Nggak tau siapa yang naruh" Ucap Aris dengan nafas ngos-ngosan karena berlari.

Dia menaruh kotak itu dimeja didepan Reina dan Axel duduk.

"Al, Bil cek siapa yang ngirim" Ucap Axel dingin.

Bili dan Ali yang mendengar itu langsung melihat cctv yang terpasang disudut gerbang. Disana terlihat seseorang yang memakai pakain serba hitam, bahkan orang itu menggunakan penutup wajah. Namun tak dapat mengetahui orang itu utusan siapa karena orang itu datang dengan berjalan kaki.

Para anggota langsung berkumpul pada meja itu untuk mengetahui isi dari kotak misterius itu.

Axel langsung membuka kotak itu tanpa takut kalau isinya adalah sebuah bom mungkin. Tapi dalam kotak itu terlihat dua boneka yang satu berwarna pink dan satunya lagi berwarna coklat. Namun bentuk dari boneka itu sudah tak beraturan. Boneka yang berwarna pink nampak ada noda seperti lindasan ban mobil dan juga sudah dilaburi dengan darah. Yang satu lagi juga sama, tapi yang membedakan hanyalah tidak ada noda lindasan ban mobil dimobil itu.

Pada kotak bagian bawah terdapat satu kertas yang juga ada noda darahnya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Hai

Masih ingat sama mereka berdua?
Gue bakalan terus ingetin kalian sama mereka berdua. Orang yang kalian bunuh. Gimana kalau hari itu kita ulang lagi dan gue nggak akan biarin kesayangan gue tewas. Gue bakalan bikin lo dan anggota lo yang tewas. Gimana kalau kita ulang? Tunggu kabar baiknya dari gue ya.

Tunggu nggak lama lagi gue bakalan datang.

Tertanda black moon
Ziron kesayangan Haidar
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Reina yang membaca itu langsung meremas kuat kertas itu. Dimatanya tersirat kemarahan dan juga ketakutan.

"Xel lo liat! mereka nggak puas udah bikin Arlan mati! Gue tau kalau Arlan ngelindesnya tanpa segaja. Tapi sebelumnya mereka berdua emang udah sekarat!" Teriak Reina histeris.

"Rei lo tenang, lo tenang oke. Inget lo nggak boleh stress karena bakalan beresiko buat anak lo" Axel mencoba untuk menenangkan Reina.

"Tapi Xel, mereka nggak puas udah bunuh Arlan. Lo inget berapa banyak anggota yang tewas saat kejadian itu. Apa perlu sekarang bakalan kejadian lagi?" Suara Reina memelan.

"Lo tau gimana rasanya ketika orang yang kita sayang malah dibunuh didepan mata kita sendiri. Nggak cuma itu dia nyiksa Farel. D-dia nyiksa Farel didepan mata gue Xel" Lirih Reina.

Bagaimana dulu Ziron menyiksa Farel tepat didepan matanya.

Flashback on

(Disini kita gunain nama Fani sebentar)

Fani tengah melawan beberapa orang yang berada didepannya dan itu merupakan musuhnya. Tak cuma dirinya yang tengah melawan para musuh, bahkan semua anggotanya semua ikut melawan semua musuh yang ada disana.

Sekarang dilapangan itu banyak sekalu orang yang sudah tumbang. Ada yang dari anggota musuh dan juga anggotanya.

Bunk
Bunk
Bunk
Kreek

Fani membabi buta musuh yang ada didepannya saat itu. Tanpa mau memperdulikan musuhnya mati atau tidak Fani terus membabi buta siapa saja yang ada didepannya.

"Anjing lo pada!" Upat Fani marah.

Tanpa ampun dia terus menyerang para musuh.

Bunk
Bunk
Bunk

"FAN!" Teriak seseorang yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri.

Fani yang mendengar itu langsung mengalihkan pandangannya kearah asal suara. Betapa terkejutnya Fani melihat orang yang paling dia sayang dan cintai kini tengah berada dalam cengkraman musuhnya.

Dia adalah Farel. Pacar sekaligus tunangan Fani kini berada dalam cengraman Ziron. Keadaannya tidak baik-baik saja. Lebam dimana-mana bahkan sekarang tubuhnya sudah sangat lemah. Mata Farel dengan sayup-sayup menatap kearah Fani yang berada didepannya saat ini. Dia melemparkan senyuman manisnya kearah Fani.

"Kayaknya gue bunuh aja kali ya tunangan lo ini" Ucap Ziron menunjuk kearah Farel.

"Nggak! Lo nggak boleh nyentuh Farel sedikitpun!" Murka Fani menatap Ziron dengan nyalang.

Ziron terkekeh kuat "hehehe. Nggak boleh gue yang nyentuh ya?" Tanya Ziron dengan tampang polosnya.

Kemudian Ziron membanting kuat tubuh lemah Farel ketas tanah. Farel yang memang merasakan sakit bahkan berteriak.

"Aaaaak!" Pekik Farel kesakitan.

"Hahaha" Ketawa jahat yang keluar dari mulut Ziron.

"Jangan pernah coba-coba buat nyentuh Farel" Peringat Fani menatap tajam kearah Ziron.

Tanpa memperdulikan tatapan menusuk dari Fani Ziron langsung membogem beberapa kalu wajah Farel.

Bunk
Bunk
Bunk

"Jangan!" Teriak Fani.

Dia langsung berlari ingin menghampiri Farel. Namun langkahnya terhenti saat tiba-tiba Ziron menodongkan pistol tepat dikepalan Farel.

"Kalau lo berani maju. Berarti lo harus siap-siap pelatuknya bakalan gue lepas dan dor, Farel bakalan mati ditempat. Hahaha!"

Ziron menodongkan pistol miliknya tepat pada kepala Farel yang kini masih bisa melihat dengan mata yang masih agak terbuka walau samar-samar.

"Lepasim pistol lo dari kepala Farel" Perintah Fani.

"Nggak semudah itu. Lo harus tunduk dulu dibawah kaki gue terus lo ngaku kalah sama gue dan ya mungkin gue bakalan lepasin Farel buat lo"

Farel yang mendengar Ucapan Ziron langsung melarang Fani supaya tak melakukannya.

"Jangan Fan!" Teriak Farel dengan sisa tenaganya.

"Gue nggak mau liat lo mati Rel" Ucap Fani.

"Tapi jangan pernah lo nunduk dibawah kaki Ziron"

"Tapi" Fani nampak ragu.

Hingga suara Ziron mengalihkan tatapan Fani dari Farel.

"Bacot banget lo berdua!" Bentak Ziron. Dia kembali Mencengram Farel dan kini pistolnya tepan berada diatas teliga Farel.

"Gue mohon lepasin" Ucap Fani.

"Lo harus ngaku kalah didepan gue lalu cium kaki gue" Ucap ziron lagi.

"Jangan. Jangan lakuin itu" Lirih Farel yang berada dalam cengkraman itu.

"Gue hitung sampek tiga. Satu...."

Fani menatap gelisan kearah depan. Saat menatap Farel yang berada dalam cengkraman itu dengan lemah dia mengeleng.

Ziron yang memengang pistol sudah sangat geram dan

DOR!
DOR!

" Aaaakkk!" Pekik Fani. Dia dapat melihat sebelum Farel menutup matanya dia melemparkan senyumannya kearah Fani.

Bersamaan dengan itu ada sebuah benda tumpul yang tiba-tiba mengenai tengkuknya hingga pandangannya kabur.

Flashback off

"Xel gue nggak mau. Gue nggak mau" Racau Reina dan kemudian kehilangan kesadaran.

Tanpa menunggu lama Axel langsung membopong tubuh Reina dan membawanya kesebuah kamar yang memang ada dimarkas. Kamar itu berada di lantai atas.

"Cepat hubungin Laskar. Suruh kesini" Perintah Axel.

Dia langsung naik kelantai atas dan membawa Reina bersamanya.

Gerald langsung menghubungin Laskar.

"Las" Ucap Gerald.

(Iya kenapa. Ada apa-apa sama Reina?)

"Reina pingsan Lask, lo kesini ya"

(Yaudah gue bakalan langsung kesana)


Gerald kembali menutup sambungan ponselnya dengan Laskar. Kemudian dia ikut naik keatas untuk melihat keadaan Reina.

*****

Jangan lupa vote + komen ya dan juga jangan lupa follow akun aku.

InsyaAllah 100 vote. biar aku makin semangat publish part baru lagi.

Votenya kalau lebih aku akan sangat berterima kasih kepada kalian semua

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

874K 24.5K 63
WARNING⚠⚠ AREA FUTA DAN SHANI DOM YANG NGGAK SUKA SKIP 21+ HANYA FIKSI JANGAN DI BAWA KE REAL LIFE MOHON KERJASAMANYA. INI ONESHOOT ATAU TWOSHOOT YA...
178K 745 8
📌 AREA DEWASA📌
10.1K 501 28
Thanks for reading! 《FOLLOW SEBELUM MEMBACA》 - - "Lo buat gue penasaran, Zea!" - Reza. - - Ikuti kisah lengkapnya disini!! Sedikit konflik✔ Revisi se...
211K 16.8K 72
Menceritakan tentang Air dan Ara, anak dari ayah Gevan dan ibu Airin. "Anak lo bar-bar"ucap Dio ---------------------------------- 📌cerita real dir...