Pacaran🍭 [Ketos VS Berandala...

By K3p0_7

2.7M 250K 50.7K

Cuma cerita asam-manis dari Ketos sama berandalan. Si Ketos kalem dan nggak suka sama hal berisik. Berbanding... More

Berulah 🍭
Kehilangan 🍭
UKS 🍭
Coba-Coba 🍭
Gara-Gara Film 🍭
Hukuman 🍭
Takut 🍭
Isi Hati Dava 🍭
Istri Romeo 🍭
Olimpiade 🍭
Alasan 🍭
Sleep Call 🍭
Cuitan Anak Setan 🍭
Piknik Kecil 🍭
Sepulang Sekolah 🍭
Marah 🍭
Kenalan🍭
Obsesi 🍭
Hubungan 🍭
Perbedaan Pandangan 🍭
Mulainya Perang 🍭
Cuitan Tahun Baru Para Anak Setan 🍭
Drama Pagi 🍭
First Time 🍭
Tak Terjadi 🍭
Pesan dari Kakek 🍭
Penjelasan 🍭
Gombal 🍭
Pendaftaran 🍭
Pillow Talk 🍭
Pertemuan & Surat 🍭
Gak Sekarang 🍭
Nanti ada yang Cemburu 🍭
Balasan Surat 🍭
Night Ride 🍭
Dino & Farrel 🍭
Singkirkan tuk Selamanya 🍭
Double Date 🍭
Rumah Kita 🍭
Mencintai Sampai Besok 🍭

Siswa Baru 🍭

51.5K 5.5K 1.6K
By K3p0_7

Dava menggembungkan pipinya sedikit. Pagi yang paling nyebelin dalam hidupnya dia tuh hari ini keknya. Kenapa? Soalnya, Relvin harus ikut sama Bu Rika buat ambil piagam sama mendali dipusat sana. Aslinya mah, bisa aja mendali sama piagamnya dikirim ke sekolah langsung, tapi kata Bu Rika sekalian ngurus berkas buat olimpiade tingkat selanjutnya. Iya, Relvin menang olimpiade matematika, kalo yang IPS dia juara dua.

Mana si Aldi lagi gak masuk lagi. Lagi sakit diare gegara makan bon cabe level mampus.

'Balik sekolah pengen coba makan bon cabe pake nasi doang. Tapi malemnya gue malah kebelet berak tapi tai nya kagak bisa keluar-keluar.'

Itulah chat yang semalam dikirim oleh Aldi padanya, dan dibalas oleh Dava, 'Pantat Lo terlalu wangi, jadi tai nya kagak mau keluar.'

Balasan Aldi setelahnya benar-benar membuat Dava ingin muntah.

'Makasih, pantat gue emang wangi. Tiap hari gue gosok pake sabun cincui. Jadinya kenyal and bling-bling.'

Pengen nendang si Aldi gak sih?

"Hei!"

Dava menoleh, mendapati seorang siswa yang melambaikan tangan kearahnya. Kepalanya celingak-celinguk melihat sekeliling.

Sepi.

Dia kah yang dipanggil?

"Gue?" Tanyanya menunjukkan diri sendiri.

"Iya." Siswa itu berjalan mendekat. Sesampainya dihadapan Dava, ia baru sadar. Jika tingginya hanya sebatas alis orang yang ada dihadapannya.

Tenang aja, masih tinggian Relvin kok. Kalo sama Relvin, si Dava cuma sampe hidungnya doang.

"Apa?"

"Bisa tolongin gue–"

"Gak bisa." Sela Dava.

"Hm? Tapi keknya dari tadi Lo cuma jalan kesana kesini kek anak nyasar."

Memang, Dava sedari tadi hanya berjalan kesana kesini di lorong sendirian. Karena ia dihukum gara-gara tidak mengerjakan tugas dan menjawab pertanyaan guru dengan kata-kata 'ajaib'nya. Mau ke kantin males. Gak ada babu yang bisa di suruh-suruh (Aldi).

"Gue lagi sibuk asal Lo tau aja."

"Sibuk ngapain?"

"Merenungkan diri."

'Merenungkan diri? Wajahnya gak meyakinkan banget kalo nih anak contoh anak alim.'

"Maksudnya?" Tanya siswa itu.

"Gue itu lagi merenungkan diri gimana caranya biar bisa keluar dari nih tempat setan." Jawab Dava memutar bola matanya malas.

Siswa yang mendengarnya hanya terdiam, 'Emang bener bukan anak alim.'

"Bantuin gue dong, sekali aja. Lagian cuma Lo yang ada di sini, murid sama guru pada di kelas semua." Ujar siswa itu kembali memohon.

"Dih, ogah. Kenal aja kagak. Ntar yang ada pacar gue marah lagi kalo deket-deket sama cowok lain." Tolak Dava.

"Pacar Lo ... cowok?" Tanya siswa itu ragu.

"Iya kenapa? Masalah?" Dava menatapnya galak.

"Enggak sih, udah keliatan juga kalo Lo gak mungkin deket sama cewek."

"Kenapa gak mungkin?"

"Ya soalnya Lo gak ada bedanya sama cewek."

"Maksud Lo? Gue banci gitu?!" Seru Dava  sembari memegang kaki cowok itu. Namun, dengan cepat cowok itu menghindar.

"Enggak gitu Supri! Gue cuma—"

Bugh!

Selangkangannya ditendang oleh Dava. Siswa itu membulatkan matanya dan memegang kebanggaannya yang serasa remuk.

'Pecah udah telor gue ...'

"Supra–Supri mata Lo! Nama gue Dava ya jancok!"

"Ouch..."

"Kenapa Lo?" Tanya Dava dengan nada tak bersalah melihat orang didepannya kesakitan. "Habis sunat?"

Dava menunduk dan menatap wajah orang didepannya dengan senyum mengejek.

Puk-puk!

Dava menepuk kepala siswa itu dua kali, "Lain kali, kalo habis sunat itu pake sarung ya dek. Biar kagak sakit kalo buat jalan. Awas lho nanti otongnya terbang." Ujarnya lalu berjalan meninggalkan siswa yang masih memegangi selangkangannya.

Siswa tadi menatap kepergian Dava lama, lalu tersenyum tipis.

'Baru kali ini ada orang yang nolak gue secara terang-terangan.'

"Ouch, Otong gue!" Serunya ketika teringat dengan nasib barang masa depannya yang diambang kehancuran.

"Bentar lagi. Kenapa?"

"Gak papa. Kangen aja. Enggak boleh?"

Kekehan terdengar dari sebrang sana. "Boleh. Tapi jangan cemberut gitu dong mukanya. Jadi jelek lho." Ujar Relvin.

Dava yang mendengarnya mencebik kesal. "Jelek gini gue banyak yang ngejar ya."

"Emang ada yang ngejar?"

"Ada lah." Dava menyeruput minumannya hingga habis. "Bu Tintin! Es tehnya satu lagi!"

"Iya, bentar!" Jawab ibu kantin itu atau Bu Tintin. Emang kagak ada sopan-sopannya si Dava, tapi ya gitu, udah biasa Bu Tintin sama kelakuan demit sekolah satu ini.

"Jangan minum es lagi." Tegur Relvin dari sebrang.

Terlihat Relvin yang mengerutkan kening menatap Dava.

"Satu lagi ya?'

"Gak."

"Tapi Ava pengen minum es lagi ..." Lirih Dava.

"Enggak. Bilang sama Bu Tin, ganti sama air biasa. Jangan yang panas, kamu habis minum es."

Dava mengerucutkan bibirnya.

"Bisa nurut kata aku?" Tatapan Relvin datar.

"Satu aja ya? Lagian ini panas Vin." Dava cemberut mencoba menawar.

"Gak."

"Honey, please ..." Mohon Dava.

"No, dear."

"Ck." Decak Dava kesal.

"Kamu tau kan, aku nggak suka kamu ngelawan kayak gini." Lagi, nada dingin Relvin kembali terdengar.

"Tapikan gu—"

"Dava."

Dava diam. Kepalanya menunduk, enggan menatap Relvin.

"Sekali lagi aku tanya. Kamu bisa nurut kata aku apa enggak?"

"..."

"Jawab."

"Iya... Ava nurut..." Jawab Dava lirih. Matanya menatap kebawah. Tidak menatap ponselnya.

"Look at me, dear."

"Um?" Dava mendongak menatap Relvin dengan mata yang sedikit berkaca-kaca.

"Takut?" Tanya Relvin yang mendapat anggukan pelan dari Dava.

"Kenapa takut?" Tanya Relvin lagi.

Dava kembali diam.

"Kalo aku tanya jawab sayang. Aku nggak suka ya kayak gini. Harus tanya dan ngomong berkali-kali biar kamu jawab." Relvin mengeluarkan rokok dan korek dari sakunya.

"..."

"Masih nggak mau ngomong?"

Dava baru akan menjawab sebelum terdengar decakan dari mulut Relvin.

'Selesai udah.' batinnya.

"Kita ngomongin ini nanti pas ketemu. Aku mau ngurus berkas dulu."

Kali ini Dava mengangguk.

"Relvin." Seru Dava pelan sebelum menutup telponnya.

"Hm?"

"Jangan marah ..." Lirih Dava.

Relvin hanya menatap Dava datar, tak menutup telponnya. Karena ia tahu, jika pacarnya ini masih ingin mengatakan sesuatu.

"Aku... Sayang Epin. Love you!"

Tuttt

Dengan cepat Dava menutup telponnya.

Relvin yang berada di seberang sana tertawa kecil.

'Cute.'

Dava meletakkan kepalanya diatas meja.

"Huh, nasib gue sebenernya baik apa enggak sih, punya pacar kek Relvin?" Pipi Dava menggembung.

"Nih, es tehnya." Bu Tintin tiba-tiba datang dan meletakkan es teh didepan Dava.

"Makasih Bu." Balas Dava. Secara perlahan ia meminum es itu. Udah dipesen masa kagak diminum? Kan mubazir.

"Kenapa mukamu? Kusut gitu kayak sempak punya anak ibu."

'Puftt!'

Dava menyemburkan minumannya. Celana dalam? Ya kali muka dia yang hensem, unyu, byutipul – coret yang itu. Dia cewek, eh cowok. Disamain sama sempak?

"Bu, masa saya yang kembarannya Taehyung bities, Kai ekso, sama Jeno ensiti, disamain sama sempak? Gak elit banget Bu, sumpah!"

"Halah-halah, gak usah elit-elit mukamu juga udah burik." Dengan itu Bu Tintin pergi meninggalkan Dava yang tercengang.

'Emang muka gue seburik itukah?'

Dava mengeluarkan handphone nya dan mengirim pesan pada Relvin.

Ava Punya Epin 💞
Epin:(||
Muka Ava burik ya?||
10.25

Dava menatap sebentar. Tertulis dibawah nama Relvin ada tulisan 'mengetik'.

Calon Masa Depan 💕
||Enggak. Kamu yang paling ganteng.
||Kenapa?
||Ada yang jelek-jelekin kamu?
10.26

Dava terdiam sebentar. Jika ia berkata iya, lalu Relvin bertanya siapa orangnya, haruskah ia menjawab kalo itu Bu Tintin?

Ntar kalo Bu Tintin kenapa-napa gimana?

Ntar gimana nasib cacing-cacingnya?

Masa mereka harus puasa pas di sekolah?

'Duh, anak-anakku yang malang...'

Ava Punya Epin 💞
Enggak ada||
Cuma tadi ada yang nyebelin aja||
10.28

Calon Masa Depan 💕
||Siapa?
10.28

'Jawab apa nih gue? Duh, mampus!'

Dava berpikir sebentar. Tiba-tiba ia teringat akan siswa yang Otong nya ia tendang tadi.

'Sorry ya, siapapun Lo. Sorry, gue pinjem Lo dulu. Ntar gue traktir permen 3 deh buat minta maap.'

Ava Punya Epin 💞
Tadi ada cowok, tapi gue gak tau siapa||
Tuh cowok minta bantuan sama gue||
Tapi gue tolak||
Eh, dia malah bilang gue mirip cewek||
Mana gue dipanggil Supri lagi:(||
10.29

Calon Masa Depan 💕
||Murid baru?
10.29

Ava Punya Epin 💞
Iya. Lo tau?||
10.29

Calon Masa Depan 💕
||Gak. Cuma asal nebak aja.
10.30

Ava Punya Epin 💞
Oh||
10.30

Calon Masa Depan 💕
||Nanti gue chat lagi. Ini mau ngurus proses terakhir habis tuh, langsung balik ke sekolah.
10.30

Ava Punya Epin 💞
Hm. Hati-hati||
10.31

Calon Masa Depan 💕
||Ya.
||Lo tunggu diparkiran.
10.31

Dava mengerutkan kening.

Ava Punya Epin 💞
Kenapa?||
10.32

Calon Masa Depan 💕
||Langsung balik ke apartemen sama gue.
10.32

Deg!

Dava langsung merinding, tapi dengan cepat ia menenangkan dirinya.

'Relvin nggak bakal ngelakuin 'itu' lagi ke gue lagikan?' batinnya.

Ava Punya Epin 💞
Ngapain ke apartemen?||
10.33

Ini baru tanggal 14, biasanya mereka hanya tinggal di apartemen pada akhir bulan.

Calon Masa Depan 💕
||Ngasih 'hadiah' kecil ke pacar yang suka ngelawan omongan gue.
10.33

Deg!

Jari Dava bergetar kecil.

Ia ingin mengetik balasan, namun tak bisa.

Ting!

Ada pesan suara masuk dari Relvin. Dengan ragu Dava menyalakannya.

'Kalo kamu berani kabur sebelum aku dateng. Aku nggak akan segan-segan ngelakuin hal yang lebih kejam dari yang terakhir kali. Ngerti?'

Setelahnya Dava hanya menjadi pendiam. Farrel yang duduk di sebelahnya bingung.

Mencoba untuk mengajak Dava mengobrol, namun hanya dibalas anggukan dan gelengan.

Menyerah. Farrel menghela nafas. Ia mengira Dava seperti ini karena Relvin tak ada di sekolah.

'Yang bucin mah, beda.' batin Farrel.

Kini Dava sedang menunggu Relvin diparkirkan. Seperti yang Relvin perintahkan.

Jam menunjukkan pukul 11.45, tangannya saling meremat cemas.

Ingin kabur, tapi takut.

Enggak kabur, juga takut.

Harus ngapain?

"Eh, ketemu lagi sama Comes." Tiba-tiba suara seseorang mengejutkannya.

Dava berbalik, dan benar saja. Siswa baru yang tadi pagi ia temui ada dibelakangnya entah sejak kapan.

"'Comes' siapa?" Tanya Dava bingung.

"Lo lah, siapa lagi? Lo kan Comes. Cowok PMS."

"Lo ngajak gelud ya?! Hah?!" Dava berancang-ancang memukul siswa itu, namun siswa itu menghindar.

"Eh?!" Tubuhnya limbung.

Bruk!

"Aduh!" Dahinya terbentur oleh benda keras.

Anehnya, ia merasakan tubuhnya dipeluk.

'Eh?'

Dava mendongak, dan benar saja. Matanya bertatapan langsung dengan siswa baru itu.

Dari dalam mobil, Relvin yang melihat dari balik punggung Dava meremat stir mobil kencang.

'Dava.'

Napasnya memburu. Matanya berkilat tajam.






Hai!

Ada yang kangen gak?

Suka part ini?

Bagus gak?

Mau next?

Continue Reading

You'll Also Like

105K 9.5K 43
No Deskripsi. Langsung baca aja Taekook Vkook Bxb 🔞🔞 *** Start : 15 Januari 2024 End : -
118K 4.8K 22
"siapa namamu?" "o-oline kakk"
324K 9.5K 64
Cerita Pendek Tanggal update tidak menentu seperti cerita yang lainnya. Berbagai tema dan juga kategori cerita akan masuk menjadi satu di dalamnya.