SABUMI

By Avocady4z

7.5K 543 184

~Manusia merencanakan, takdir mempermainkan, tapi Tuhanlah yang menentukan~ Dari kesalahan satu malam, yang m... More

PROLOG
CHAPTER 02
CHAPTER 03
CHAPTER 04
CHAPTER 05
CHAPTER 06
CHAPTER 07

CHAPTER 01

423 78 44
By Avocady4z

ASSALAMUALAIKUM SEMUANYA

GIMANA KABARNYA?

......

HAPPY READING

.
.
.
.
.

.....

Bumi sudah mengemas barangnya dikoper, hari ini mereka akan pindah rumah. Lelaki itu sedari tadi mengamati seseorang yang tengah mondar-mandir di depannya.

Tak ada niat untuk membantu, rasanya lucu sekali melihat Sabyna yang kesulitan membawa koper besarnya itu. Entah apa saja isinya, Bumi tidak tahu.

"Punya suami kok gak peka, harusnya istrinya kesulitan itu ditolongin bukan diliatin doang." Sindir Sabyna, dengan sesekali menatap Bumi yang kini menatapnya dengan alis yang mengernyit.

"Hm, andai suami gue Kiming gak usah susah-susah beresin ini dah." Gerutunya lagi.

Bumi berdecak, padahal ini salah gadis itu sendiri. Bumi sudah berusaha buat bangunin tapi malah dia yang kena tendang. Alhasil, Bumi membersekan bajunya sendiri, ia mau mengemas koper Sabyna juga ia tidak tau, apa saja yang bakalan gadis itu bawa.

Jadi serba salah.

Dengan cepat Bumi, membantu menutup koper yang sepertinya sudah tidak muat.

"Sebenarnya isinya apaan sih, banyak banget. Lo kek mau pulang kampung, padahal di hotel cuman dua hari."

Sabyna memutar bola matanya malas, mendengar penuturan lelaki di depannya itu.

"Gue cewek jadi wajar, kalo Lo mah tinggal pake kaos, sisirin rambut udah kan. Lah cewek? Jaman sekarang banyak tuh cowok yang mandang fisik, makanya sekarang banyak cewek yang suka dandan."

"Gue gak mandang fisik." Ucap Bumi lelaki itu sudah berhasil menutup koper milik Sabyna.

"Hilih."

"Buktinya gue mau sama Lo, yang bocil."

Reflek tangan Sabyna melemparkan sebuah bantal yang berada di sampingnya tepat pada wajah cowok itu, membuat Bumi meringis .

Menghela napasnya, tidak akan menang debat melawan Sabyna yang ada akan tambah stres. Gadis itu sangat keras kepala, maka dari itu Bumi harus sabar-sabar. Meski kesabarannya bagai tisu dibelah seratus.

"Lo udah bilang kan sama Mama kalo kita pindah sekarang." Tanya Sabyna.

"Hm."

Gadis itu berdecak, kenapa ia harus terjebak dengan manusia kutub ini.
Mereka sangat cocok, sifat Bumi yang cuek dan Sabyna yang cerewet.

Kalau bukan karena kesalahan pada malam itu, mungkin mereka sekarang gak akan bersama. Mereka berdua sama-sama dijebak, Bumi masih menyelidiki siapa orang yang berani menjebaknya. Sedangkan Sabyna ia sangat tahu, siapa yang telah menipunya.

Eliza, ia adalah sahabat dekat Sabyna, selain Shila. Entah mengapa, wanita itu tiba-tiba berubah. Dan dengan polosnya, Sabyna tidak sadar akan hal itu. Sampai akhirnya terjebak bersama Bumi, disebuah kamar club.

*****

"Bumi, biar gue aja yang bawa." Sabyna berniat mengambil kopernya, tetapi tangan Bumi terlebih dahulu mengambilnya.

"Jangan ngatur." Cowok itu tetap kekeuh untuk membawa kedua koper miliknya dan Sabyna.

"Berat Bumi."

Menghentikan langkahnya, menatap Sabyna dengan malas. "Udah tau berat, masih mau bawa?"

"Nyebelin banget sih."

Keduanya memasuki rumah yang lumayan mewah, tingkat dua dengan halaman yang luas. Sabyna jadi tak sabar memenuhi halaman ini dengan bunga.

"Beresin gue mau keluar."

Setelah menaruh kedua koper di kamar mereka, dengan enaknya Bumi melenggang pergi.

"Mau kemana?" Tanya Sabyna, lantaran cowok itu mengambil kunci motor dan jaket kulitnya.

"Mau kumpul sama anak-anak." Jawab cowok itu tanpa menoleh ke Sabyna.

Mengerucutkan bibirnya. "Jangan malem-malem pulangnya, gue takut." Ujar Sabyna.

"Kalo gak malem entar gak seru, By." Ucap Bumi, tangannya memasukkan sekotak rokok beserta korek di kantong celananya.

Gadis itu heran, sebenarnya apa sih yang dilakukan cowok sampai betah keluar rumah hingga malem. Gadis itu jadi ingat apa yang di katakan Ayahnya.

"Jangan pernah keluar malem, kamu perempuan entar digondol makhluk lain tau rasa."

Sabyna jadi merinding mengingatnya, apa jangan-jangan Bumi lagi syuting Ekspedisi Merah. Ah gak mungkin, masak cowok kek Bumi disuruh syuting gituan. Yang ada malah hantunya yang kabur.

"Tapi kalo malem, gue sendirian takut tau."

"Mau ikut?"

Bumi menoleh ke Sabyna yang duduk di atas kasur dengan guling yang ia peluk. Gadis itu nampak berpikir, sebenarnya mau-mau aja tapi Sabyna lagi mager.

"Ndak wes, gue mau dirumah aja." Jawabnya.

"Terserah Lo, dah pasrah gue."

Mengendikkan bahunya, cowok itu melenggang pergi tanpa pamitan pada Sabyna. Dasar suami durhaka.

Ia dapat mendengar deruman motor Bumi yang kian menjauh, tiba-tiba perutnya berbunyi. Ah bodoh sekali dia, kenapa gak nitip makanan tadi.

"Yaelah, masa nomor suami sendiri gak punya." Gerutunya saat melihat kontak yang ada di hpnya, disana tidak ada kontak cowok itu.

*****


Dengan sapu yang dijadikan gitar ditambah sebuah kacamata hitam yang bertengger di hidungnya. Galang dengan senang hati menjadi sorotan para anggota Valion.

Mereka sudah capek menghadapi Galang apalagi Jojo yang kini sedang freestyle, katanya sih biar keren.

"Yaelah Jo, gue juga bisa kali." Sahut Galang ketika melihat Jojo yang berjalan menggunakan tangannya.

Kedua cowok itu tengah asik, asik sendiri. Bahkan anggota Valion hanya menggelengkan kepalanya, biasa hiburan gratis meski nambah stres.

Bumi menghela napasnya gusar, emang gak ada tobatnya dua anak itu.

"Bum, gak dicari bini Lo?" Tanya Galang yang kini sudah melepas kacamata hitamnya.

Dengan napas yang ngos-ngosan, Jojo mengangguk. " Tau tuh, udah malem lagi. Kasian entar digondol orang mampus."

"Alay Lo berdua." Sahut Bumi. Melirik jam tangannya, sudah pukul sepuluh malam tapi ia tak beranjak dari duduknya.

"Bos, gue udah dapet infonya." Ucap seorang cowok bernama Julio, mendudukkan bokongnya di sofa depan, tempat Bumi duduk.

Bumi hanya mengangkat satu alisnya, di sebelahnya ada Alam yang kini juga siap mendengar.

"Bos tau Nevan kan?" Bumi mengangguk, ia sangat kenal dengan nama itu.

"Jangan bilang dia." Ucapnya penuh penekanan, sudah muak dengan kelakuan Nevan yang tak mau berhenti mengusiknya.

Julio mengangguk mengiyakan, bener  dugaan Bumi kalo Nevanlah yang membuatnya dan Sabyna terjebak. Mungkin, Nevan dengan Eliza bekerja sama untuk menjebak mereka berdua.

Bagaimana Bumi tahu kalo Eliza yang menjebaknya, Sabyna lah yang memberitahunya. Gadis itu sudah menceritakan semua tentang Eliza, bagaimana cara Eliza membujuknya untuk ikut ke Club malam.

Tangan Bumi mengepal, sudah cukup ia diam. Sekarang pikirannya sudah dipenuhi rasa ingin membalas perbuatan Nevan.

Drrt Drrt

Benda pipih itu bergetar, membuat Bumi mau tak mau mengangkatnya. Tertera nomor tak dikenal, dengan sekali usap panggilan itu tertolak.

Namun, sepertinya penelpon masih keukeh untuk meneruskannya. Bumi berdecak, tak urung mengangkatnya.

"Keknya drama tidur di luar udah muncul deh, Jo." Bisik Galang membuat Jojo mengangguk.

"Ternyata Bumi juga bisa diusir ya, Axel kira gak bisa." Ujarnya, Axel mendengar sedikit bisikan Galang.

"Lo denger?"

"Galang kalo bisik-bisik kayak orang teriak maling."

"Ish."

Bumi reflek menjauhkan ponselnya, ketika mendengar suara penelpon yang sepertinya marah besar.

"PULANG!!"

Terdengar suara pekikan di dalam sana, dengan cepat lelaki itu menjauhkan benda pipih dari telinganya.

"Siapa ya?" Ucapnya.

"Oranglah, durhaka banget Lo sama istri sendiri padahal."

Bumi terkekeh mendengarnya, suara cempreng gadis itu memenuhi telinganya.

"Perasaan gue gak punya istri deh." Godanya.

Mendengar itu seketika mulut Jojo gatal, baru kali ini ada yang berani membentak Bumi. "Duh sepertinya ada yang otw tidur di luar nih." Ucapnya.

Galang mengangguk. "Kasian deh, entar gak kasih jatah harian. Aaaa Kasihan aaa." Imbuhnya.

Karena kesal dengan kedua temannya itu, Bumi melempar sandal Alam, tepat mengenai kepala Jojo.

Galang meringis melihat kepala Jojo yang dihantam sandal swalow milik Alam. Untung dirinya sempat menghindar, bibirnya menahan tawa ketika melihat raut Jojo yang kesakitan.

Tapi tak urung lama, Galang juga meringis kala kepalanya juga dihantam benda keras pelakunya adalah Jojo, ia tak terima. Masak cuman dia yang kena, padahal Galang juga ikutan.

"Jasik." Umpat Galang.

"Lo berdua bisa diem gak sih!!" Bentak Bumi. Keduanya mengatupkan tangan, meminta ampun.

"Gue pulang sekarang."

.....

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN

SEE YOU~~

Ketupatkucing_

Continue Reading

You'll Also Like

884K 66K 31
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
576K 27.5K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
6.9M 292K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
1K 76 22
Ini tentang Rezvan Fahreza Raveenzy. Cowok dingin dari SMA Highstar yang sangat di segani, leader dari Alvagoz Gang yang di takuti semua orang. Dia...