20 Cube | ENHYPEN ✓

Galing kay slythreein

371K 102K 40.9K

❝ Kak, kita bakal tetap hidup kan? ❞ Higit pa

Prolog
─ 1 ─
─ 2 ─
─ 3 ─
─ 4 ─
─ 5 ─
─ 6 ─
─ 7 ─
─ 8 ─
─ 9 ─
─ 10 ─
─ 11 ─
─ 12 ─
─ 13 ─
─ 14 ─
─ 15 ─
─ 16 ─
─ 17 ─
─ 18 ─
─ 19 ─
─ 20 ─
─ 21 ─
─ 22 ─
─ 23 ─
─ 24 ─
─ 25 ─
─ 26 ─
─ 27 ─
─ 28 ─
─ 29 ─
─ 30 ─
─ 31 ─
─ 32 ─
─ 33 ─
─ 34 ─
─ 35 ─
─ 37 ─
─ 38 ─
─ 39 ─
─ 40 ─
─ 41 ─
─ 42 ─
─ 43 ─
Epilog

─ 36 ─

5.2K 1.8K 318
Galing kay slythreein

"Gimana rasanya? Enak kah pulang ke rumah sendiri?" Tanya Sunoo merasa sebal kepada Ni-Ki.

Ni-Ki mendecih sambil menarik kopernya masuk ke kosan. Enak apanya? Ingin mati iya, tidak lagi Ni-Ki pulang ke rumahnya jika sang kakak belum merubah sikap. Gila sih, Rika seram sekali, kalau dia bawa Rika ke rumah sakit jiwa nanti siapa yang bayar? Biaya hidup Ni-Ki saja berasal dari uang tabungannya yang hampir habis, kalau Rika entah darimana mendapat uang untuk hidup. Kalau uang Ni-Ki habis tidak perlu khawatir karena ada Jay yang siap sedia membantunya.

"Jangan pernah kesana lagi, disana bahaya," kata Theo memberi peringatan.

Siapa juga yang ingin kembali? Setelah melihat diri sendiri ada dua di cermin kemarin mana mau Ni-Ki pulang. Kenapa dia bisa ada dua padahal dia sendirian di ruangan itu? Hantu? Rasanya seperti bukan hantu, Ni-Ki dia tidak yakin apa yang dia rasakan benar. Saat dia bercermin dan melihat dirinya ada dua, dia merasakan sesuatu dalam dirinya. Pokoknya membuat bulu kuduk berdiri.

Mau tahu sebuah fakta? Sebenarnya yang Ni-Ki lihat di cermin itu ada maksudnya. Dua diri yang dia lihat di cermin benar adanya, eh?

"Jantungan gue pas tolongin lo tadi, gak pernah gue ngalamin yang kayak tadi," celetuk Yefta sambil merebahkan diri di sofa kosan. "Lo itu yang itu bukan, sih? Jayden pernah cerita kalau lo punya kakak yang gak waras dan serem jatuhnya."

"Iya, itu gue. Lo bebas mau hujat kakak gue atau enggak karena gue sendiri capek hadapin dia, kepala gue rasanya mau pecah," jawab Ni-Ki. "Kalau dia berulah gue minta maaf, karena gue kalian jadi kena imbasnya."

"Ngapain lo minta maaf? Yang salah kan kakak lo, biarin aja dia minta maaf sendiri. Gue tau lo adeknya, tapi bukan berarti semua kesalahan kakak lo harus lo yang minta maaf. Kakak lo itu udah keterlaluan, dia pantas dilaporin ke pihak berwajib karena dia ganggu hidup orang lain. Tapi kalau dilaporin dia makin menjadi-jadi, kita gak tau apa yang bakal terjadi nanti."

Benar sekali, jika mereka melapor ke pihak berwajib mungkin saja hantu-hantu suruhan Rika mengganggu dan mencelekai mereka karena tuannya masuk penjara. Sunoo tidak mungkin melindungi mereka selalu, Sunoo bisa celaka. Minta bantuan Nicholas atau Ije juga tidak enak karena mereka berdua sudah cukup membantu.

"Oit! Maaf terlambat, tadi gue kejebak macet."

Nah, teman Theo yang ditunggu telah tiba. Pemuda yang merupakan teman Nicholas dan Ije ini berjalan masuk setelah dipersilahkan oleh Jay. Dia masuk membawa ransel besar di punggungnya. Sambil mengangkat kedua kaki Yefta lalu menurunkannya ke lantai, dia duduk di sofa mengabaikan Yefta yang protes karena terganggu rebahannya.

"Perkenalkan, gue Wren Orian Gilbert. Panggil aja Wren. Gue spesialis mengurus orang yang kena santet, orang yang pakai susuk dan pakai penglaris, dan juga gue suka usir hantu jahat di rumah kosong sebelum ditempatin sama pemilik baru," kata Wren sambil mengulurkan tangan ke depan bermaksud menjabat tangan.

Sunoo membalas jabatan tangan tersebut sambil tersenyum kaku. "Gue Ganta, dia Kak Jayden, dia Kak Yefta, dan dia Ricky. Mohon bantuannya."

Wren menatap Ni-Ki dari atas sampai bawah sambil mengangguk-angguk. "Ohh, jadi lo orangnya."

"Gue? Gue kenapa?"

Wren tersenyum lalu menggeleng. "Gak apa-apa."

Jay jadi penasaran. Dia tatap Ni-Ki mencari jawaban, tapi yang ditatap terlihat kebingungan karena tidak mengerti. Jay berganti menatap Wren. Senyum orang itu penuh arti. Jay harus bertanya padanya ketika situasi sudah lenggang nanti, kalau dia bertanya sekarang pasti Wren tidak akan menjawab karena masih ada Ni-Ki.

"Hei, kosan ini gak enak banget rasanya. Kenapa gak pindah?" Tanya Wren seraya mengeluarkan lilin dari dalam ransel.

"Barang-barang temen-temen kita belum diambil orang tua mereka, kita gak bisa tinggalin kosan ini begitu aja," jawab Jay. "Selain itu, gue, Ricky dan Ganta pasti belum siap tinggalin kosan ini, kita merasa kalau temen-temen kita masih ada disini."

Sunoo, Theo, dan Wren yang bisa melihat Jungwon, Heeseung, Jake, dan Sunghoon dari arah dapur hanya bisa menghela nafas. Mereka masih disini, mereka tidak bisa pergi, urusan mereka di dunia belum selesai, tiga teman mereka belum terjamin aman hidupnya, mereka berempat tidak mau mereka mengalami hal yang sama seperti mereka, kecuali satu orang yang entah bagaimana nasibnya ke depannya.

Ada perasaan kasihan dan khawatir dari lubuk hati mereka yang paling dalam, entah apa yang akan terjadi saat dia tahu fakta yang ada bahwa dialah kunci masalahnya. Mereka berempat tidak bisa memberi tahu, mereka bukan lagi makhluk hidup, sulit mengatakan kebenaran karena akan berdampak bagi tubuh mereka. Jungwon selaku orang yang pernah memergoki Rika hendak masuk ke kamar Riki sebelum ia mati hari itu bisa saja memberi tahu semua temannya tentang kebenaran yang dia lihat, sayangnya dia mati sebelum mengatakannya.

"20 rubiknya masih ada disini, di kosan ini," ucap Theo dengan tatapan tajam mengarah ke tangga. "Ada energi aneh di salah satu ruangan di lantai atas, siapa aja yang kamarnya di lantai atas?"

"Nathan, Sena, Kak Hazen, sama Ricky," jawab Jay.

"Ah... pantesan aja."

"Pantesan apa?"

"Pantesan aja Nathan, Sena, dan Kak Hazen meninggal duluan," jawab Theo tersenyum miring.

Yefta pusing. Dia memang pintar, tapi dia tidak paham dalam hal semacam ini. Otaknya mendadak macet bila membahas hal mistis. Saat ini di kepalanya hanya makan, tidur, lalu berkumpul bersama teman-teman secirclenya.

"Kalau ngomong jangan setengah-setengah, bisa?" Kesal Jay. "Gue, Ricky, dan Ganta butuh jawaban, lo disini untuk bantu kita."

"Kak Jayden bener, tolong kasih tau kita, kita gak mungkin begini terus sampai kakaknya Ricky berulah lagi," mohon Sunoo.

"Gini, bisa ikut gue sebentar?" Wren mengambil alih untuk memberikan jawaban. "Ayo ke belakang atau keluar atau kemanapun, cuma Ganta dan Jayden aja. Ricky biara sama Theo, dan lo temennya Jayden, lo tidur aja."

Dengan penuh rasa heran dan penasaran, Sunoo dan Jay mengajak Wren ke halaman depan. Ni-Ki tidak mempermasalahkannya, dia malah ikut merebahkan diri seperti Yefta. Sesampainya di halaman, Wren membawa Jay dan Sunoo ke mobilnya, dia perhatikan sekeliling sejenak, lalu mendekatkan diri untuk berbisik.

"Kalian gak paham maksud Theo apa?" Tanya Wren yang dibalas gelengan oleh yang ditanya. "Gini, di lantai atas ada Nathan, Sena, Kak Hazen, sama Ricky, kan? Kalian berdua gak sadar?"

"Sadar apa?"

"Semua yang di lantai atas meninggal kecuali Ricky. Nathan pertama, Sena kedua, dan Kak Hazen ketiga."

"Terus?"

"Ricky itu gak bakal dibunuh."

Sunoo yang sudah menduganya hanya bisa menghela nafas. "Gue tau, gue sadar karena Ricky mimisan pertama tapi hantu gak incar dia lagi. Itu aneh."

"Nah! Karena Ricky gak bakal dibunuh, Jake yang ada di lantai bawah jadi penggantinya. Bisa dibilang Jake meninggal karena lompatin urutan Ricky. Di samping kamar Jake kamarnya siapa?"

"Gue..." jawab Jay ragu dan cemas.

"Maaf, Jay. Ada kemungkinan lo bakal jadi korban selanjutnya."

"Berarti bener Ricky kuncinya, ya..." kata Sunoo. "Kak Nicholas pernah bilang, gue boleh percaya Ricky tapi jangan terlalu jauh karena gue dan Kak Jayden bisa mati. Maksudnya apa?" Tanyanya kemudian.

"Ricky itu gak tau apa-apa tapi dia kunci masalahnya. Dia gak tau apa yang harus dia lakuin karena dia gak diperbolehkan tau saat ini. Karena itulah jangan ikutin dan jangan percaya Ricky karena dia bisa aja beda dari sebelumnya," jelas Wren.

"Maksudnya?"

Wren semakin mendekat dan memelankan suaranya. "Karena Ricky ada dua. Bukan hantu yang menyerupai dia, bukan robot tiruan, dan bukan kembar."

Satu dulu ya wkwk, nanti aku up lagi pas selesai ujian. Semangat semua♡

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

621K 108K 21
Telah terbit dengan judul The Culprit of The Tragedy ❝ Sejak hari itu, impostor yang sesungguhnya beraksi. ❞
759K 201K 29
❝Teror akan segera berakhir.❞
91.8K 15.2K 29
Ini cerita tentang sekumpulan beban keluarga yang bersatu di sebuah rumah indekost.
375K 103K 24
❝ Pembunuhan yang sebenarnya telah dimulai. ❞