Om Kos

By PurpleCatCritters

46.9K 2.4K 6.6K

๐Ÿ”ž๐Ÿ”ž๐Ÿ”ž Cerita ini mengandung banyak konten dewasa, dark jokes, sarcasm, gore, you name it. Read on your own r... More

๐Ÿ‡ตโ€Š๐Ÿ‡ทโ€Š๐Ÿ‡ดโ€Š๐Ÿ‡ฑโ€Š๐Ÿ‡ดโ€Š๐Ÿ‡ฌโ€Š.
1. Si Cantik.
2. Si Stripper.
3. Homeless.0
4. Si Nyonya.0
5. Si Kekar.
6. Si Om.
7. Si Eksentrik.0
8. Deja Vu.0
9. Si Tuan Rumah.0
10. Pernah Tau.0
11. First Sight.0
12. Playing Victim.0
14. Tasty.0
15. Stalking.0
16. Worth It.0
17. Impressions.0
18. Pulang.
19. Tanggung jawab.
20. Bu Dosen.
21. Calon Istri.
22. Overall.
23. Rapuh.
24. Dendam.
25. Maaf.
67. Rindu
๐”ธ๐•ฃ๐•–๐•ค ๐”ป๐•จ๐•š๐•ก๐•’๐•Ÿ๐•˜๐•˜๐•’
๐•„๐•’๐•ฃ๐•š๐•ค๐•œ๐•’ ๐”ธ๐•Ÿ๐•˜๐•˜๐•’๐•ฃ๐•’
โ„‚๐•’๐•ค๐•ฅ ๐•ƒ๐•’๐•š๐•Ÿ๐•Ÿ๐•ช๐•’
โ„‚๐•’๐•ค๐•ฅ ๐•๐•’๐•š๐•Ÿ๐•Ÿ๐•ช๐•’ (part 2)
โ„‚๐•’๐•ค๐•ฅ (deceased)
๐Ÿ‡ตโ€Š๐Ÿ‡บโ€Š๐Ÿ‡งโ€Š๐Ÿ‡ฑโ€Š๐Ÿ‡ฎโ€Š๐Ÿ‡ธโ€Š๐Ÿ‡ญโ€Š๐Ÿ‡ชโ€Š๐Ÿ‡ฉโ€Š
๐Ÿ‡ดโ€Š๐Ÿ‡ฒโ€Š ๐Ÿ‡ฐโ€Š๐Ÿ‡ดโ€Š๐Ÿ‡ธโ€Š ๐Ÿ‡ฉโ€Š๐Ÿ‡บโ€Š๐Ÿ‡ฆโ€Š

13. Sleep Call.0

862 74 207
By PurpleCatCritters

Matahari sudah hampir tenggelam, menyisakan semburat cahaya jingga di ufuk barat.

"Baik, selain Pak Ivan, Bu Minah, dan Pak RT sebagai saksi, silahkan meninggalkan tempat ini," kata Nobel. "Hapenya dikantongin aja, kami mungkin butuh sesuatu dan telepon."

Ares mengangguk. Baik dia, Mariska, dan Rara, berpamitan dan berlalu dari sana. Saat ini, kerumunan orang sudah jauh berkurang.

"Ada hubungan apa sama Pak RT, sampai punya panggilan sayang ke kamu begitu?" tanya Ares sambil menyetir mobil.

"Nggak ada," jawab Mariska tak acuh.

Rara tertawa. "Ngga usah jeles Mas Ooom. Semua tetangga yang kenal Mbak Mariska panggilnya emang Mbak Cantik, lha wong memang cantiknya nggak kira-kira," katanya.

Sementara yang dipuji tidak memberikan respon, hanya semburat merah yang mewarnai pipinya yang agak chubby.

Ares tersenyum. "Bener juga. Sorry, Sayang ...." Mariska memutar bola matanya.

"Perlu mampir beli makan malam ngga?" tanya Ares.

"Gak usah, kamu kan habis belanja banyak tadi pagi, udah makan siang di luar juga. Buat makan malam biar aku yang masak. Pengen apa?" balas Mariska.

"Mariska bisa masak?" tanya Ares heran sambil memarkir mobilnya di carport, kebetulan sekali gerbang terbuka sehingga dia tak perlu turun untuk membukanya.

"Mbak Mariska masak apa aja jadinya pasti uenaaak, Mas Om. Dia ini calon istri idaman buanget pokoke," sela Rara dengan suara cempreng bin medhoknya.

Ares tertawa. "Aku pengen quiche," katanya setelah tawanya reda.

"Aku bisa bikin quiche," jawab Mariska.

"Oke, aku bantuin. Biar Monik sama Anna aja yang bantuin Rara settle di kamar baru," usul Ares.

Mariska sama sekali nggak khawatir, karena sekarang baginya Anna dan Monik adalah keluarganya.

"Aku langsung masak aja, kamu tengokin Pippo dulu," kata Mariska sebelum mereka turun dari mobil.

"Cieeee, kompak banget papi-maminya Pippoooo!" seru Rara menggoda mereka berdua.

Sesampainya di rumah, Monik dan Anna menyambut hangat Rara sementara Ruby dan Mishka sedang tidak ada di rumah.

Sementara ketiga orang sibuk berbenah di kamar baru Rara, Ares yang sudah mampir ke kamar Mariska untuk menengok si Pus dan memastikan dia tidak kekurangan apa pun, menggendong buntelan bulu tersebut dan membawanya turun ke lantai satu lalu melepasnya begitu saja.

Ares menyampaikan rencana untuk memasang pintu kasa di setiap pintu keluar, dan memesan cat condo untuk diletakkan di lantai satu supaya Pippo bisa lebih leluasa berkeliling di dalam rumah, yang tentu saja disambut antusias oleh Mariska. Mereka mengobrol sambil memasak bersama dan menunggu saat para quiche sedang dipanggang di dalam oven.

Tiga orang lainnya bergabung di meja makan sesaat sebelum Mariska mengangkat quiche-quiche yang sudah matang dari dalam oven.

"Yang ini chicken mushroom, satunya smoked beef," ujar Mariska sebelum memotong-motong dua buah quiche tersebut.

Semua makan dengan lahap sambil mengobrol dan bercanda layaknya keluarga normal, meskipun pada kenyataannya keluarga ini cukup aneh, sementara tanpa sepengetahuan mereka, si kucing diam-diam sedang asyik menangkap dan menyiksa seekor cicak.

Setelah makan mereka kembali ke kamar masing-masing dan seperti biasa, Mariska mandi air hangat sebelum sibuk dengan tugas kuliahnya, lalu baru tidur setelahnya.

***


"Selamat siang, ini makan siang untuk ibu, dan mas ganteng," ucap seorang perawat muda dengan 'Yura' tertulis di nametag-nya. "Ini mas, ada kertas sama pensil barangkali mau gambar atau nulis," imbuhnya.

Ditulisnya namanya, Ares Dwipangga, lalu diletakkannya pensil di samping selembar kertas dan menoleh ke sudut lain ruangan.

Bocah tujuh tahun itu mengangkat kertas yang kini bertuliskan namanya tersebut dan menunjukkannya pada sang ibu yang masih terbaring lemah di ranjang rumah sakit.

"Ma, Mama, bener kan tulisannya gini?" tanyanya bersemangat. Sang ibu tertawa kecil dan mengangguk.

"Tadi pas sekolah, Abang diajarin bikin singkatan sama Bu Darsih. Kalau nama Abang disingkat, jadi Ade dong ya? A sama D?" celotehnya.

"Iya betul. Abang pinter, anak mama memang hebat!" puji ibunya.

"Mulai sekarang, abang maunya dipanggil Ade," katanya bangga.

Ibunya tertawa lagi. "Biar apa, Bang?" tanyanya geli.

"Ya biar keren, Maaaa!" sahutnya.

Sang ibu hanya tertawa melihat kelakuan putra sulungnya tersebut.

Tak lama kemudian, pintu kamar tersebut diketuk. Seorang perawat mendorong sebuah box bayi akrilik beroda ke dalam ruangan.

Bocah laki-laki tadi terdiam dan menghampiri box yang kini terletak di samping ranjang ibunya.

"Ini adek?" tanya bocah tersebut.

"Iya, ini adeknya Abang. Namanya Armilla, Armilla Dwipangga," jawab ibunya sambil tersenyum.

"Adek cantiiik sekali, mirip Mama," kata bocah bermata hijau itu.

Ibunya tertawa. "Iya lah, anak mama gitu lho. Abang juga ganteng," pujinya.

Ares terbangun dengan keringat dingin.

Lagi-lagi mimpi tentang masa kecilnya menghantui.

Ares terbangun dengan perasaan gelisah. Setelah keluarganya dimakamkan, malam-malamnya selalu dihantui mimpi akan masa lalunya, tak hanya tentang memori akan keluarga dan masa kecilnya, tapi juga Chika dan orang-orang lain yang dikenalnya di masa kecil.

Setidaknya penggalan memori yang seakan diputar kembali dengan jelas itu  sedikit mengobati kerinduannya akan kehadiran mereka. Membuatnya tetap mengingat mereka dalam detail.

Namun, apa dayanya jika mimpi-mimpi tersebut juga membawa kegalauan, membuatnya tak cukup tidur setiap malam karena dia tak akan bisa kembali tertidur setelah terjaga darinya.

Ditolehnya jam waker di atas nakas yang menunjukkan waktu pukul 2 dini hari.

Ini bahkan lebih awal dari biasanya, batinnya. Dia memasuki kamar mandi kamarnya untuk membasuh wajahnya, dengan harapan kantuk akan hinggap kembali setelah sensasi sejuk menerpa kulit wajah dan lehernya.

Sambil mengeringkan wajah dengan handuk, Ares berjalan ke arah dapur dan mengisi air ke dalam gelas, lalu meneguk isinya hingga habis. Sudut matanya menangkap cahaya yang menyorot ruang tengah lantai dua yang gelap, berasal dari salah satu pintu kamar yang terbuka.

'Ada yang masih bangun jam segini,' batinnya.

"Udah selesai semua, bobok yok Pippo ...."

'Mariska, dia masih bangun,' pikirnya.

Beberapa detik kemudian pintu kamar Mariska tertutup, dan ruang tengah kini gelap gulita.

Dia pun masuk kembali ke kamarnya, dan mendapati sebuah pesan masuk ke ponselnya yang tergeletak di atas nakas.

_____
Mariska Bukan Chika
| Ares
02.09 am

Dibalasnya pesan tersebut...

_____
Ares Dwipangga
| Iya sayang 😘
| kenapa blm tdr?
02.10 am
_____
Mariska bukan Chika
| 🙄
| Aku baru selesai kerjain tugas.
| Udah aku transfer duit kos bulan ini, tlg cek masuk apa ga.
02.11 am
_____
Ares Dwipangga
| Dpt no.rekku dari mana?
02.12 am

Digantinya nama kontak Mariska.

_____
Calon Istri
| Monik.
| Kenapa ngga tidur?
02.12 am
_____
Ares Dwipangga
| Tidur tadi, selalu kebangun jam segini, gbs tdr lg.
02.13 am
_____
Calon Istri
| Mau dibikinin minuman anget? Biar bs tdr lg
02.15 am
_____
Ares Dwipangga
| G usah, temenin aku aja kalau g kbratan
02.16 am
_____
Calon Istri
| Sleep call?
02.17 am

Continue Reading

You'll Also Like

MY BARBIE By fia

Fanfiction

696K 50.6K 52
2 Tahun berlalu tetapi selalu sama dalam kehidupan seorang Aliando Syarief yg ada di pikirannya hanyalah 1 Dia gadis yg selalu berputar dipikirannya...
90.6K 4.1K 55
Ada pepatah bijak mengatakan, jangan pernah menceritakan kelebihan, kebaikan pasangan kalian pada orang lain. Karena itu sama halnya membuka jalan d...
93K 6.1K 27
Itulah jawabku saat kau bertanya, "Apa kau mau mencintaiku lagi?". Meskipun telah berdebu kenanganku akanmu, meskipun telah berlalu kedipan hidupku a...
301K 20.8K 60
"Loving you never was an option. It was a necessity" -Truth Devour- ~Oneshoot Collaboration~