My Boss Is My Secret Husband...

By Riniwulan2629

3.6M 230K 7.6K

Di kantor manggilnya Pak Di rumah manggilnya Sayang *** Nasip buruk sepertinya menimpa Realine atau yang seri... More

1. Di Anggap Polos
2. Cletukan Pembawa Petaka
3. Kelvin Yang Jail
Pengasuh Untuk Sang Duda
4. Lamaran Tak Terduga
5. Meminta Alasan Kelvin
6. Di Ajak Ke Suatu Tempat
7. Pernikahan Yang Tak Diinginkan
8. Perkataan Membingungkan
9. Pindah Rumah
10. Rea Membuat Gemas
11. Makan Siang Bersama
12. Perdebatan Sengit
13. Pelukan Hangat
14. Nasip Sial Pak Kelvin
15. Saling Mencari
16. Rea Tidak Peka
17. Makanan Spesial
18. Pak Kelvin Sang Penyelamat
19. Kemarahan Pak Kelvin
21. Menjenguk Sang Suami
22. Merajuk dan Nasihat
23. Malam Mingguan
24. Pertemuan Tak Terduga
25. Membongkar Hubungan
26. Jalan-Jalan
27. Ada Hubungan Apa?
28. Kabar Buruk
29. Sebuah Kejutan
30. Ulang Tahun Perusahaan
31. Pesta Perusahaan
32. Di Tinggal Pergi
33. Nonton Berdua
34. Pengobat Rindu
35. Pak Kelvin Aneh
36. Tuduhan Menyakitkan
37. Luka Yang Tersamarkan
38. Kecurigaan Kelvin
39. Pembalasan Dari Kelvin
40. Hal Mengejutkan
41. Berbalik Arah
42. Pelukan Penenang
43. Tingkah Rea Membuat Kesal
44. Menjadi Istri Yang Baik
45. Kedatangan Mertua
46. Surat Rahasia
47. Hati Yang Retak
48. Membujuk Rea
49. Mengikis Karang
50. Fakta Mengejutkan
51. Penyesalan Terdalam
52. Keputusan Rea
53. Sebuah Pengorbanan
54. Menguras Air Mata
55. Menyalahkan Diri Sendiri
56. Satu Hati dan Satu Cinta
57. Akhir Yang Bahagia

20. Ada Apa Dengan Pak Kelvin?

57.5K 3.5K 72
By Riniwulan2629

Siapa yang tidak kesal jika sudah jauh-jauh berjalan ke laundry tapi malah di suruh nyuci sendiri. Tahu begini Rea tadi tidak udah datang ke laundry. Untungnya saja Rea memiliki ide brilian.

Rea berjalan mendekat, tapi dia kenapa jadi ragu-ragu. Takut ditolak oleh pegawai laundrynya. Namun jika belum mencoba maka tidak akan tahu bukan.

"Mau laundry, Mbak? Atas nama siapa?" Pegawai laundrynya sudah bersiap untuk mencatat.

"Em begini, Mbak, kalau misalnya saya nyuci sendiri di sini boleh gak, ya? Tapi nanti saya tetap bayar kok. Saya setlika sendiri juga, pokoknya sampai beres saya yang ngerjain."

Mbak-mbak pegawai laundry terlihat bingung, mungkin baru kali ini mendapatkan pelanggan yang seaneh Rea. Kalau mau nyuci sendiri kenapa harus di bawa ke laundry bukan.

"Bisa gak, ya, Mbak?" Rea khawatir jika di tolak.

"Bentar-bentar agak ngeleq saya, ini jadi mau laudya tapi nyuci sendiri?" tanyanya yang di angguki oleh Rea.

Rea paham, pasti dia dikira orang aneh.

"Boleh kan, ya, Mbak? Soalnya permintaan suami saya, dia pengen istrinya yang nyuci sendiri. Kan saya hanya mau berusaha menjadi istri yang baik."

Mbak-mbak pegawai semakin di buat bingung. Dia hanya plonga-plongo saja.

"Gimana, Mbak?" Rea berharap-harap cemas.

"Tapi tetep bayar, kan?"

Rea mengangguk, memang dia membawa uang sekarang.

"Yaudah deh, silahkan, Mbak." Pegawai laundry hanya pasrah saja.

Rea mulai memasukan kemeja Pak Kelvin ke dalam mesin cuci, ya berbarengan dengan baju milik pelanggan yang lain. Karena nanggung jika hanya satu kemeja saja.

"Kenapa gak nyuci di rumah saja, Mbak?" tanya pegawai tersebut yang sedang menyetrika.

"Soalnya saya ini masih jam kerja sebenarnya. Kantor saya dekat sini, Mbak."

"Oh, satu kantor sama suaminya, ya?"

Rea mengangguk malu-malu, lagian kan mbak-mbak itu bukan pegawai di kantor Pak Kelvin. Jadi aman-aman saja dia berbicara.

Tiba-tiba saja telponnya terus bergetar, Rea tahu jika ada panggilan masuk. Ternyata itu dari Mbak Lia, dia segera mengangkatnya.

"Re, lo ada di mana sekarang?" tanya Mbak Lia dari sebrang sana.

"Ini lagi ada di laundry saya, Mbak, gimana ya?"

"Ngapain ke laundry lama banget? Ini ada pekerjaan yang harus gue obrolin sama lo, Re."

"Sekarang sih lagi nyetlikain jasnya Pak Kelvin. Kalau udah selesai ini saya langsung ke kantor, Mbak."

"Heh, kok lo yang nyetlikain?"

"Bahkan saya yang nyuciin juga tadi, Mbak."

"Edah buset Maemunah! Kalau di bawa ke laundry ngapain lo yang ngerjain semuanya, Rea. Kan di tinggal terus nanti sore di ambil juga bisa!"

"Soalnya Pak Kelvin sendiri yang nyuruh, Mbak."

"Hm, aneh banget ya, Pak Kelvin. Jangan-jangan lo di kerjain sama dia, Rea. Lagian lo polos banget sih mau-maunya di kerjain sama Pak Kelvin. Yang nyuciin jas itu lo sendiri atau bukan dia juga gak tahu, kan."

Rea sekarang baru sadar, kenapa dia tidak berpikir sejak tadi, ya. Bahkan acara menyetrikanya sudah selesai sekarang.

"Iya ya, kok saya polos banget ya, Mbak."

"Lah, mana gue tahu, buruan deh balik ke kantor sekarang."

"Iya, Mbak."

Rea langsung menutup panggilan telponya itu. Ditatapnya jas yang sudah rapi itu, hanya tinggal di masukan ke dalam plastik saja.

"Mbak, jadi bayar, kan?" tanya pegawai tersebut.

"Ya jadi, Mbak, tolong masukin ke plastiknya." Rea menyingkir, dia mengambil uang dari saku celananya itu.

"Nih, kalau semua pelanggan laundy mandiri kayak Mbaknya saya senang." Pegawai itu memberikan jas yang sudah rapi di dalam plastik.

Rea segera menyelesaikan pembayaran dan berjalan kembali ke kantor. Masih banyak pekerja yang menumpuk.

***

Rea malah mondar-mandir di dekat ruangan Kelvin, karena dia bingung harus mengembalikan jasnya sekarang atau nanti.

"Rea? Kamu ngapain mondar-mandir di situ?"

Rea menatap ke arah sumber suara, dia malah kepergok oleh Mbak Dea.

"Eh, Mbak Dea, Pak Kelvin ada gak, ya? Soalnya saya mau ngembaliin jasnya, tadi dia yang nyuruh saya buat bawa ke laudry." Rea hanya bisa tersenyum malu.

"Ada, kok, masuk aja. Lagian kamu aneh, mau ketemu sama Pak Kelvin aja sampai mondar-mandir kayak seklikaan," ujar Mbak Dea heran.

"Iya, Mbak, saya masuk dulu kalau gitu." Rea berjalan perlahan dan mengetuk pintu ruangan Pak Kelvin.

Setelah diijinkan untuk masuk, Rea segera membuka pintu. Dilihatnya Pak Kelvin yang masih berkutat dengan laptopnya itu. Seolah-olah tidak menyadari keberadaan Rea di sini.

"Hm." Rea berdeham, memancing Reaksi Pak Kelvin.

Karena suara Rea barusan, Kelvin menghentikan ketikannya pada keyboard dan menatap ke depan. Dimana sekarang Rea sedang berdiri dengan senyum mengembang. Kelvin hanya menaikan satu aslinya seolah tanda bertanya ada apa.

"Hm, saya mau ngembaliin jasnya, Pak Kelvin. Kebetulan tadi sudah di cuci sama istrinya sampai wangi." Rea berjalan ke arah Kelvin dan memberikan jas itu.

"Istri saya memang siapa?" tanyanya setelah menerima jas itu.

Rea menatap mata Pak Kelvin, untuk apa juga bertanya seperti itu. Padahal kan dia sudah tahu kalau istrinya ya dia.

"Saya gak tahu, yaudah deh kalau gitu saya balik ke ruangan. Permisi ya, Pak." Rea sudah mengembalikan badannya dan hendak berjalan keluar.

"Rea, tunggu sebentar."

Karena suara itu membuat Rea mengembalikan badanya lagi dan menatap ke arah Pak Kelvin.

"Ada yang perlu saya bantu atau bagaimana, Pak?"

Bukannya menjawab, Pak Kelvin malah berjalan mendekat ke arahnya setelah dia menaruh jasnya di meja. Bahkan sekarang jarak di antara mereka hanya beberapa centi saja, membuat Rea dad did duk ser. Mana jika dalam posisi sedekat ini Pak Kelvin tampak sangat tampan lagi.

"B–bapak ma–mau apa?" Rea bertanya dengan gugub, Pak Kelvin tampak sangat mencurigakan.

"Pak, ini di kantor, jangan macam-macam." Rea berbicara sangat pelan.

"Saya hanya ingin melakukan satu macam saja kepadamu, Rea," balas Pak Kelvin pelan pula.

Malahan mereka seperti sedang saling membisiki. Rea meneguk salivanya takkala tangan Pak Kelvin terulur ke wajahnya.

"Keringatan," ujarnya sembari menghapus keringat yang berada di pelipis Rea.

"Gimana gak keringetan kalau habis jalan kaki tadi," batin Rea.

"Boleh kembali ke ruangan sekarang."  Pak Kelvin menjauhkan tubuhnya dari Rea.

Rea membuang napasnya kasar, sangat berdekatan dengan Pak Kelvin seperti tadi seolah memacu adrenalin. Pasalnya kan jika di rumah Pak Kelvin hanya menggunakan kaos biasa dan celana pendek. Tapi sekarang mengunakan kemeja dan penampilannya sangat maskulin.

***

Hari sudah menjelang sore, jam sudah menunjuk pukul 15.00, menandakan sebentar lagi jam pulang kantor. Sepertinya biasanya, Rea sedang fokus dengan perkerjaan miliknya. Namun tiba-tiba saja.

Brakk!!

Ada yang mendobrak pintu ruangan, membuat mereka yang berada di ruangan ini menatap ke arah sumber suara. Rea melihat Mbak Cindy yang ngos-ngosan.

"Lo kenapa, Cin? Habis di kerja setan?" tanya Mas Dito.

"Bukan, itu Pak Kelvin," jawab Mbak Cindy masih ngos-ngosan.

Rea penasaran, Pak Kelvin ada apa? Apakah barusan Mbak Cindy dimarahi oleh Pak Kelvin? Atau jangan-jangan Mbak Cindy melihat Pak Kelvin dengan perempuan lain lagi?

"Pak Kelvin kenapa?" tanya Mbak Lia yang juga penasaran.

"Iya, Pak Kelvin memangnya kenapa, Mbak?" Rea ikut bertanya.

"Tadi waktu di lorong, Pak Kelvin itu." Mbak Cindy bukannya langsung menjelaskan secara detail malah langsung mengatur nafasnya.

Rea sudah gelisah, apa yang terjadi dengan suaminya? Kenapa Mbak Cindy terlihat sangat heboh seperti ini? Jangan-jangan benar jika Pak Kelvin membawa perempuan lain ke kantor dan membuat mereka semua heboh.

Kan dari apa yang Rea dengar, Pak Kelvin tidak pernah memperkenalkan orang spesial atau kekasihnya ke kantor selama ini. Jadi mereka semua juga tidak tahu apakah Pak Kelvin itu sudah pernah pacaran atau belum.

"Atur nafas lo baik-baik baru cerita," ujar Mas Dito memerintah.

Wah, apa ya yang terjadi sama Pak Kelvin? Kok Cindy sampai heboh gitu ya.

Next gak nih?

Jangan lupa komen, vote dan share cerita ini ya.

Oh iya, kalau kalian ada nemuin nama Elina atau Axcel di novel ini komen aja ya. Soalnya Elina sama Axcel itu nama tokoh utama di novel aku yang aku publish di aplikasi Novelme dan sekarang masih On going. Kadang aku suka ketukar-tuker kalau nulis nama tokoh tuh 😅

Continue Reading

You'll Also Like

1.7M 54.6K 40
Anak Kuliah vs Anak SMA Salah paham yang membuat Diana Larasati harus menikah dengan Alex Permana Putra "Woy ngapain lo pada " "Wah berbuat mesum dim...
29.6K 1.8K 57
Judul sebelumnya : TRUE LOVE *** Satria awalnya hanya keasyikan menggoda salah satu guru muda di sekolahnya, namanya Renata Davidson. Hingga ternyat...
3.1M 24.7K 47
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
1.7M 148K 56
SUDAH END Aluna tidak menyangka kalau ucapan yang dia sebut sebagai candaan itu malah menjadi boomerang yang mengubah hidup Aluna 180° ---- Aluna Key...