Kutukan [Tamat]

By cindyrahma_22

1.9K 1.1K 656

Belajar dari kesalahan lalu bertindak menjadi lebih baik itu suatu nilai fositip, nasi sudah menjadi bubur ti... More

Bab 1
Cast
BAB 2
BAB 3
Bab 4
Chapter 5
~6. Selamat~
~7.pulang~
~8.Perdebatan di Kelas~
9.Peneroran 1
10.Terror 2
11.Terungkap
12. Jebakan
13.Masuk perangkap
14. Proses Kejadian
15. Kejadian demi kejadian
16. Menghilang
17. Melakukan Pencarian
18. Melanjutkan pencarian
19. Rip Aditya Nugroho
20. Masuk Sekolah 3 SMA
21. Mimpi
22. Berhayal Untuk Masa Depan
Chapter 23. 50:50
Chapter 25. Tunggu Aku!
Chapter 26. Di Ajak Liburan
Chapter 27. Komunikasi dengan Dia??
Chapter 28. Mengapa Bisa?
Chapter 30. Kebalikan
Chapter 31. Deskripsi
32
33
34
35
Chapter 36
37
3% : 1%
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46.
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Tamat

Chapter 29. Aroma Caramel

23 5 14
By cindyrahma_22

Sudah cukup mereka berlibur, sudah saatnya mereka semua pulang lagi ke rumah. Nala dan Daniel begitu kompak dan tidak seperti biasanya, sedangkan Jesi dan Vito terlihat lebih asing.

"Nala apakah kamu baik-baik saja?" tanya Jesi.

"Baik-baik. Terimakasih Jesi sudah peduli denganku."

"Sudahlah Nala."

Semua keluarga Daniel sudah menyelesaikan semua pembayaran biaya penginapan akhirnya mereka semua pulang untuk kembali ke rumah masing-masing.

"Huhhhh... senang sekali liburan, dengan keluarga mantan pacar. Baik-baik pula, dan gratis lagi."

"Ha ha ha, si Nala ini bisa aja."

"Yang sering-sering aja ya kamu ajak kami semua berlibur."

"Yah kalo sering-sering uang 100 juta aku menipis dong."

"Ha ha ha ha... itumah DL Derita Loh!"

"Tega..."

"Lagian si Daniel ini, malah jadi ngomongin uang 100 juta. Mau pamer luh?"

"Gak pamer cuman berbagi motivasi aja biar kalian semua pada nabung kaya gue gitu lhoo..."

Pukul 03.00 sore mereka semua sudah tiba di rumah masing-masing dalam keadaan sehat dan aman-aman saja.

Besok pagi mereka pergi ke pemakaman Aditya yang banyak rumor mengatakan bahwa kuburan Aditya selalu mengeluarkan bau melati dan kadang mengeluarkan asap. Hal tersebut membuat semua sahabatnya menjadi terheran-heran dan menjadi penasaran dengan begitu mereka semua memutuskan untuk melihat langsung.

Pada pukul 09.00 pagi mereka sudah tiba di kuburan Aditya, namun tidak ada tanda-tanda adanya hal mistis atau sebagainya. Tiba-tiba ada nenek-nenek yang melewati kuburan dengan begitu Nala langsung saja menanyakan kepada nenek-nenek itu untuk memastikan jika kuburan Aditya selalu mengeluarkan asap dan bau melati.

"Nek, kenalin aku Nala dan ini kawan-kawanku yang pastinya kami semua sahabat akrabnya Aditya. Apa benar kuburan Aditya saat ini menjadi pusat perhatian warga ini? Karena pemakanan ini kan dekat dengan permukiman warga ini."

"Memang benar! Kemarin saja pada saat malam jumat nenek lewat sini kuburan ini mengeluarkan asap dan bau melati. Karena nenek tidak takut akhirnya nenek mendekati kuburan ini, tidak ada apa-apa hanya ada...." tiba-tiba terpotong.

"Hanya ada apa nek? Coba katakan." tanya Nala dengan penasaran.

"Hanya ada kepala orang."

"Apa?"

"Kepala aja?"

"Iya hanya kepala. Kepala seorang perempuan yang seperti kalian, maksudnya seusia kalian. Awalnya nenek ingin membawa kepala itu namun tidak bisa."

"Mengapa nek?"

"Nanti malam kamu juga akan tahu apa alasannya."

"Apakah kami harus menunggu sampai malam?"

"Yah, jika kalian ingin memastikan sendiri kalian bisa menunggu di gubuk tua paling ujung di sana." menunjukan gubuk tua yang berdekatan dengan jalan arah pulang.

"Baiklah kami akan menunggu di sana, dan kapan kita harus kemari?"

"Jam 10.00 malam. Tepat pukul 10.00 malam!"

"Masih lama,"

"Kamu juga bisa bermain dulu asalkan kalian datang tepat pukul 10.00 malam." ucap nenek-nenek misterius itu.

Akhirnya karena waktu masih lama, mereka semua berniatan untuk pergi ke sebuah mall untuk membeli makanan agar bisa di masak di gubuk tua sambil menunggu pukul 10.00 malam. Nala dan Daniel sedang berbelanja sedangkan teman-temannya menunggu di mobil.

"Daniel kita masak apa?"

"Terserahmu saja,"

"He he he, pakai uangmu yang 100 juta yah?"

"Iya, sekarang berkurang Nala engga 100 juta lagi."

"Haha kamu memang the best!"

"The best apanya?"

"Kamu baik engga sayang uang."

"Karena aku sayang kamu."

Pipi Nala tiba-tiba memerah dan bersikap salah tingkah. "Eumm ah iya kita beli makanan ringan saja yah, eum bakar-bakar daging sepertinya enak kan?"

"Iya terserah kamu saja."

"Baiklah ini eumm daging sudah lengkap dan ini untuk sop dan ini makanan ringan untuk kita nanti."

"Kita?"

"Iya kita, eh eh maksudnya kita berdua."

"Hahh?"

"Ehh kita berdua dan semuanyaa, sahabat kita."

"Ohh. Kamu gugup begitu, awas kamu salah beli atau gimana gitu?"

"Engga kok udah semua. Coba lihat saja, benarkan udah semua?"

Akhirnya Daniel pergi ke kasir untuk membayar semua belanjaan yang sudah di pilih oleh Nala.

"Mas total belanja semua Rp. 835.500.- ada yang mau di beli lagi?"

"Engga ini saya bayar Rp. 900.000.- dan kembaliannya mbak simpan saja."

"Terimakasih, saya harap semua pembeli orangnya sama seperti mas ini."

"Sama seperti saya?"

"Maksudnya apa mbak? Seperti dia? Dia ganteng gituh?" ucap Nala.

"Enggak mbak sama seperti mas itu, baiknya lho."

"Alesan! Bilang aja kalo Daniel itu ganteng emang kenyataannya iya." ucap Nala dalam hatinya dan wajah Nala begitu Badmood.

"Sudahlah ayo kita kembali ke mobil, ini belanjaan berat juga biar aku yang bawakan."

Akhirnya mereka sudah sampai di mobil dan melanjutkan perjalannya untuk pergi ke gubuk tua itu. Saat mereka sudah tiba mereka harus membereskan semua debu yang ada di sana, agar saat mereka tinggal sementara di sana bisa bernapas dengan nyaman dan sehat.

Semuanya mulai membersihkan gubuk tua itu, memang sudah tua namun masih layak untuk di pakai hanya tidak terurus saja. Akhirnya sudah selesai dan sudah rapih mereka semua sudah sangat lelah akhirnya mereka meminum minuman yang tadi Nala sudah beli.

Tidak terasa sudah menunjukan pukul 08.00 malam. Akhirnya mereka mulai memasak apa yang tadi Nala sudah beli, Vito dan Varel mulai menyalakan arang untuk membakar sate. Dengan begitu Daniel menyiapkan bahan-bahan masakannya, sedangkan mereka perempuan hanya duduk dan membuat sop saja agar tetap diam di gubuk tidak keluar.

Teman-teman mereka begitu perhatian satu sama lain, dan begitu bertanggung jawab. Daniel dengan susah payah meracik bahan masakannya sendiri sedangkan Vito dan Varel terus saja meniup arang agar cepat menyala. Akhirnya semua sudah siap dan mereka langsung saja memasak masakan itu.

"Oh my god! Aku teledor," ucap Nala.

"Mengapa Nala?"

"Inikan kuburan dan aku malah membeli daging!"

"Ya Tuhan! Apakah kamu tidak ingat soal di Hutan?"

"Ah aku tadi itu salah tingkah karena Daniel bilang aku sayang kamu."

"Haha haha bisa-bisanya."

"Sudahlah semoga tidak terjadi apa-apa. Lagian enakkan makan sate dekat dengan kuburan haha." ucap Jesi.

Daniel, Vito, dan Varel langsung menyadari hal yang sudah mereka kerjakan. Ia menyadari mereka sedang membuat sate, mereka merasa malakukan kesalahan.

Saling bertatapan satu sama lain lalu berkata. "Apakah kita melakukan kesalahan?" Daniel menjawab, "Bisa jadi mengapa kita melakukan kesalahan yang ke dua kalinya." Varel menjawab "Lagian tadi yang belanja si Daniel kan, mengapa kamu sampai memilih daging?"

"Maafkan aku, aku yang salah. Aku yang memilih daging." ucap Nala.

"Aduh kalian ini! Biarlah ini kan hanya sekedar daging saja gausah di permasalahkan karena lagian ini kan tidak terlalu dekat dengan kuburan." ucap Jesi.

"Heh guys! Lihatlah ini sudah jam 10.00 malam. Sudahlah jangan mempermasalahkan daging sate, ayo kita cari saja nenek-nenek itu."

"Yah baiklah, nanti saja jika kita sudah selesai kita tinggal kemari lagi."

Akhirnya mereka semua langsung saja pergi mencari nenek-nenek yang waktu pagi mereka temui. Setelah beberapa lama mereka mencari tak kunjung bertemu, akhirnya mereka semua nekat menanyakan kepada warga sekitar.

"Permisi pak, kami mencari nenek-nenek yang tinggal di mari. Ciri-ciri fisiknya, dia itu sekitar usia 60 atau 62 tahun, memiliki rambut sepanjang punggung, dan yah dia memiliki tahi lalat di pipi sebelah kanan. Apakah bapak-bapak mengenalinya?"

"Ohhh dari ciri fisiknya sudah pasti itu nek Asih, memang dia saat ini berusia 63 tahun. Namun sudah 6 bulan yang lalu dia menghilang begitu saja, emangnya adik-adik ini mengenalinya?"

"Enggak pak. Kami cuman di suruh dia saja untuk menunggu sampai jam 10.00 malam untuk memastikan jika makan sahabat kami bernama Aditya makan itu selalu mengeluarkan asap dan bau melati."

"Memang benar, apakah kita harus mencarinya sendiri saja? Karena jika kalian mencari nek Asih tidak mungkin dia pergi entah ke mana."

Akhirnya mereka semua pergi ke pemakaman Aditya, namun tidak ada apa-apa. Dengan begitu Nala menunjukan gubuk pada saat mereka menunggu sampai jam 10.00 malam, sontak warga desa tersebut terkejut karena di dekat kuburan tidak ada gubuk atau rumah melainkan hanya hutan yang begitu luas.

"Mana ada gubuk di dekat kuburan Neng, di sini hanya ada hutan itu saja."

"Ih ayo kita lihat, karena kita sebelum menunggu jam 10.00 malam kita itu sudah membeli makanan dan sudah matang. Hanya saja tadi sudah jam 10.00 malam akhirnya kami menemui bapak-bapak semua."

"Hahh mengapa bisa?" ucap Nala tidak percaya karena pada saat mereka menemui gubuk tidak ada gubuk melainkan hanya Hutan yang begitu angker dan tidak ada bekas makanan yang mereka simpan di sana.

Mistery memang, namun tetap saja pada akhirnya hal itu terjawab.

"Hiii hii hii...."

"Suara siapa itu?!"

"Ha ha ha ha! Aku Caramel."

"Enggak! Itu-itu dia Nek Asih! Mengapa dia seperti kerasukan."

"Enggakk! Aku hanya meminjamnya saja, lagian aku juga bertukar roh dengannya!"

"Cepat kamu kekuar Caramel!" bentak Nala.

"Enggak! Aku juga ingin hidup seperti kalian, waktu aku jadi roh gentayangan hanya kamu Nala yang bisa melihatku!"

"Sudahlah Caramel kita beda alam."

"Diam bodoh!" bentak arwah Caramel dengan begitu sinis.

"Heh kamu ini setan cepat kamu keluar dari jasadnya nek Asih!" ucap warga desa.

"Asalkan kalian tahu! Akulah yang selama ini membuat makam Aditya menjadi bau melati dan mengeluarkan asap, itu semua karena aku ingin kalian datang dan akhirnya aku bisa bertemu dengan kalian! Aku ingin menjadi sahabat kalian!"

"Enggak akan bisa! Kita sudah beda alam, sudahlah kamu hidup saja di alam kamu sendiri jangan menggagu kami!"

"Engga akan! Kalian dan aku akan terus saling bersama sebelum urusan kalian di masalalu benar-benar selesai!" ucap arwah Caramel yang tiba-tiba menghilang dengan jasad nek Asih.

Satu demi satu mistery yang ada di dalam hidup mereka mulai terbuka hingga akhirnya mereka hidup tidak bisa tenang karena selalu di hantui dengan kesalahan dulu. Yang di maksud ini ialah Aroma Caramel, yang berarti munculnya asap dan bau melati itu ialah aroma Caramel. Caramel menyukai bau melati, akhirnya mereka semua sudah tahu dengan semuanya itu.

Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 238K 199
PART 01 (001 - 198) MC = Gong/Seme = Lin Xuanzhi ML = Shou/Uke = Yan Tianhen Ringkasan: Kultivator jenius, Lin Xuanzhi tidak mengecewakan dunia dalam...
1.8K 244 16
Seorang adik yang ingin membalaskan dendam karna kematian seorang kaka yang merupakan keluarga satu satunya yang ia miliki
896K 88.3K 56
Zayden Vincenzo remaja berumur 19 tahun, seorang pembunuh bayaran yang mati karena di tabrak oleh sebuah truk untuk menyelamatkan seorang anak kecil...
14.8K 993 18
karena pecahnya dimensi ruang dan waktu membuat Naruto yang saat itu telah mengalahkan Kaguya terseret masuk kedalam dimensi ruang dan waktu , dan be...