Abang - Lee Haechan

By Mloe61

16.5K 1.8K 2K

"Bunda! ini bukan salah abang!" Teriak seorang adik yang akhirnya mengakui satu kebenaran bahwa dialah orang... More

○ Prolog
○ Sayang
○ Tumbuh bersama
○ Valentino
○ Manusia bisa berubah
○ Cita - cita : Ingin punya teman
○ Pada akhirnya, akulah yang bersalah
○ Angin malam
○ Akankah lebih baik?
○ Semuanya mulai tidak baik-baik saja
○ Apa ini salahku?
○ Kecelakaan
○ Kalut akan keadaan
○ Hilangnya kontrol
○ Rencana
○ Satu pihak
○ Tanggung jawab
○ Dia saudaraku
○ Keputusan Yang Mulia

○ Kebetulan yang pahit

589 80 136
By Mloe61

Happy reading
.
.
.
.
.

Dengan langkah beratnya Joshua keluar dari rumah yang menjadi zona ternyaman di hidupnya menuju dunia luar yang masih begitu asing bagi hidupnya.

"Alen! Alen! Alen!" Joshua terus berteriak memanggil nama sang adik yang tak menjawab panggilannya.

Semua orang memperhatikan Joshua yang terlihat bingung dengan sekelilingnya.

Suara nafas Joshua perlahan menjadi sesak, matanya yang begitu liar memperhatikan sekelilingnya. Langkahnya terhenti saat semua orang dijalan terus menatapnya bingung.

"Nak, kamu tersesat?" Tanya seorang kakek yang tak dikenalinya.

Joshua ragu menjawabnya, entah mengapa bibirnya tak bisa dibuka untuk membalas pertanyaan kakek itu.

"Nak?" Ia kembali memanggil dan Joshua segera memberikan gelengan kuat padanya. Kakinya yang akhirnya bisa di gerakan lagi membuatnya berlari dari kakek itu tanpa tujuan yang jelas.

Joshua akhirnya memasuki gang kecil yang sedikit gelap karena lampu jalan berjarak cukup jauh.

"Bang Naka, lu gak pulang lagi?"

"Males gue sama ayah"

Suara dialog seseorang yang terdengar begitu dekat di belakang Joshua, membuatnya tersentak kaget dan kembali berlari seperti orang ketakutan.

•🤍•

BRAK!

"Sorry"

"Ha? Lu Valen kan?" Tanya Kido yang tak sengaja ditabrak Valentino saat berjalan.

Valentino hanya diam tanpa menjawab pertanyaan itu. Segera pergi dari hadapannya namun, kerah baju Valentino berhasil diraih oleh Kido.

"Ck, gue lagi nanya sama lu, kenapa dicuekin? Hm?"

Valentino yang ikut emosi segera menapis kuat tangan Kido yang mencengram kerahnya.

"Kalo iya kenapa? Mau nambah masalah lagi?" Ketus Valentino di depan wajah Kido.

"Lu yang mulai, gak usah sok jagoan di depan kelas ujung-ujunganya lu sendiri yang kena bk. Lagian emang lu gak kenal sama Sasya?" Tanya Kido yang terus mendorong mundur Valentino dengan jari telunjuknya.

"Gak penting juga gue tau tentang dia. Apa yang dipandang dari perempuan murahan kayak dia? Apa ada?" Balas Valentino.

Plak!

BRAK!

Valentino terjatuh tepat di depan Sasya karena tamparan Kido yang membuatnya terkejut.

"Kenapa lagi ini?" Tanya Sasya pada Kido.

"Tanya aja sendiri" jawab Kido kesal.

"Ah...tadi gue kayaknya denger soal perempuan murahan?" Sambung Johwan yang menggaruk telinganya.

Valentino kembali berdiri dengan menghadap mereka bertiga "kenyataan gak bisa diubah. Jika kalian memiliki mata, seharusnya kalian tau bukan?" Ujarnya yang menatap Sasya dengan tersenyum.

"Siapa yang lu sebut perempuan murahan?" Tanya Sasya dengan wajah datar.

Valentino menghembuskan nafas kasarnya "sangat disayangkan, gak punya cermin?"

Sasya terdiam, ingin rasanya ia menarik tangannya untuk menampar mulut Valentino sama seperti Kido. Namun, saat ingin melakukannya Valentino telah menunjuk kearah CCTV jalan yang ia gunakan sebagai ancaman.

"Kido, Johwan, Jungki, hajar dia" bisik Sasya yang perlahan mundur dan meninggalkan pertarungan antar lelaki tanpa melibatkannya.

Valentino berhasil menapis beberapa serangan. Namun, ini bukanlah pertandingan yang sebanding dari jumlah tenaga yang dikeluarkan oleh mereka bertiga pada Valentino, hingga akhirnya Valentino yang ambruk dijalanan aspal.

"Itu, alen!" Bisik Joshua yang melihat seseorang terbaring dijalan dengan dikelilingi oleh tiga orang yang memiliki badan lebih besar darinya.

"Makanya bocah, jangan songong duluan. Ini balasan buat mulut lu yang kelewat licin" ujar Kido geram.

"ALEN!" Pekik Joshua yang berlari kearah mereka dan mencoba melindungi adiknya yang tak lagi bisa berdiri.

"Lu siapa lagi? Gak usah ikut campur bisa gak sih?" Tanya Kido malas.

"J-jhangan jahatin alen laghi" ujar Joshua tegas.

"Ha? Lu siapa? Kak—"

"Abangnya!" Tegas Joshua yang mencoba menetralkan ketakutannya.

"Wan, kayaknya gue kenal dia" bisik Jungki pada Johwan yang berada disebelahnya.

Johwan mengerutkan dahinya, memutar otak dengan menatap Joshua dari bawah hingga ke atas.

"Joshua" ucap Jungki yang membuat Johwan kembali dalam ingatan masa lalunya.

Kido mendengar nama itu dan terdiam untuk sesaat. "Apa ini sebuah peluang?" Gumamnya yang memiliki pemikiran busuk.

Joshua yang sibuk membangunkan Valentino tak sadar dengan salah satu kaki yang tiba-tiba menyerangnya.

"Woy do, lu ngapain?" Tanya Jungki terkejut melihat reflek kaki kido yang menendang punggung Joshua cukup kuat.

"Gue cuman inget masa lalu, ternyata gak ada berubahnya dan malah dia punya adik yang songong" ujar Kido yang tersenyum miring menatap kakak beradik itu.

"Terus lu mau—" ucapan Johwan terhenti saat melihat tatapan Kido dan segera membalas senyuman itu. Johwan yang begitu memahami pemikiran temannya seketika setuju dan ikut dalam rencana Kido.

"Ki, lu ikut gak?" Tanya Johwan yang menyenggol lengan Jungki.

"Ngikut apaan dulu?" Jawabnya bingung.

Johwan memberikan kode mata yang terarah pada Joshua dan menaikkan alisnya dengan cepat yang membuat Jungki mengerti.

"Alen ayho khita pergi dhari sini" bisik Joshua ditelinga Valentino.

BRAK

Tangan Valentino yang telah dirangkulkan dipundak Joshua kembali ditarik olehnya membuat Joshua yang masih setengah jongkok kembali terjatuh.

"Aku gak butuh abang, aku bisa ngelawan mereka sendiri. Abang juga gak punya kekuatan apa-apa buat ngelawan, ujung-ujungnya bakal jadi beban aku!" Ucapan Valentino membuat Joshua terdiam dengan tundukan malunya.

"Maaf, khalau abang nyusahin alen—"

"SELALU!" Sambung Valentino yang menyentak Joshua.

"Fiw~" Kido hadir diantara mereka dengan tersenyum begitu senang.

"Kenapa nih? Katanya abang adik, kok berantem sih" Kido mulai memberikan api diantara mereka yang membuat Valentino hanya bisa menatap semua orang penuh amarah.

"Santai aja muka lu len, lagian lu udah kalah gak usah sok jago. Mending lu kayak abang lu yang nurut" ujar Jungki yang meraih kepala Joshua dan menegakkannya kembali di depan Valentino.

"Halo anak cacat, udah berapa tahun kita gak ketemu? Masih inget yang dulu kita main pedang pedangan?" Tanya Johwan menatap Joshua yang gemetar karena takut mengingat masa lalunya.

"A-alen lahri" ujar Joshua yang mencoba mendorong Vakentino untuk menjauh dari mereka.

"Lahri, lhari, lhari, lahri, lahri!" Joshua terus mendorong Valentino keluar dari lingkaran yang dibuat mereka bertiga.

"Lah, belom di apa-apain aja, kayaknya udah mau turun hujan tuh mata" ujar Kido yang menunjuk kearah mata Joshua.

"Ets...lu mau kemana? Urusan kita belum selesai" ujar Johwan yang menarik kembali kerah belakang Valentino yang ingin berlari.

"Jhangan apa-apain alen!" Sentak Joshua yang melepas cengkramannya dengan menggigit tangan Johwan.

Tanpa merasa sakit lagi, gerakan refleks Joshua melepaskan paksa rambut yang masih diremas Jungki begitu kuatnya hingga melepaskan beberapa helai rambut ditangan Jungki.

"BANGSAT!" Pekik Johwan yang menendang perut Joshua mundur melepaskan gigitannya dari tangan Johwan.

Valentino hanya melihat apa yang diperlakukan Johwan pada Joshua dan ia malah memanfaatkan kondisi untuk kabur selagi mereka bertiga fokus pada Joshua.

Johwan yang tak puas dengan tendangan pertamanya kembali menendang tanpa arah yang akhirnya mendarat pada dagu, dada Joshua.

"Makan nih sepatu!" Ujar Johwan yang terus menendang kearah wajah Joshua namun, terhalangi oleh tangan Joshua yang menjadi perisai.

"Alen, pulang ya? Ayyah sama bundha udah nhunggu di rhumah" batin Joshua yang melihat Valentino berlari menjauh dari keberadaan Joshua dan menghilang di kegelapan malam.

Johwan yang mengakhiri perlawanannya dengan membanting Joshua kuat kembali ke aspal hingga Joshua mulai menutup matanya perlahan.

"Ayyah...bundha..."

•—Abang—•

•> tbc

Minggu,13.02.22

Continue Reading

You'll Also Like

24K 2K 11
Rencana berlibur dengan keluarga Dan teman temannya Arkana malah bertemu seseorang yang mirip sekali dengan dirinya Alana pemain gitar keliling kal...
147K 18K 54
°Brothership, Friendship & Family° Ketika dua orang anak remaja yang dipaksa dewasa oleh keadaan. Berjuang bersama melawan kerasnya dunia. Ada si sul...
213K 32.5K 59
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
116K 9.5K 86
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...