be ill | Park Jihoon ✓

By tulisansunrise

6.5K 803 171

"Terimakasih Kimbab. Selamat memeluk langit..." - dari kekasihmu selamanya, Ahn Yujin. °°° ☆ MC NiNiNi Jihoon... More

1| prolog
2| sullrye
3| mine
4| meet
5| Alcoholic Fatty Liver
6| 술
7| mood
8| Saranghae
9| be late
10| 데이트 ♡
11| Marigold
12| fortunately
13| ICU
14| maaf
15| kimbab!!
16| soreness
18| guilty
19| unholy
20| hard without you
21| Hidup
22| gambar
23| soju
24| pulang
25| pantai
26| lusa
27| jangan pergi
28| nyaman
29|terimakasih
30| bintang
31| perihal melepaskan
32| melepaskan
33| dia pergi
34| kehilangan
35| bukan mimpi
36| akhir kisah ~ End
miss you

17| Felix

124 18 5
By tulisansunrise

"Felix, itu bukannya sepupu lo?" Changbin menunjuk kearah Yujin yang sedang mendorong kursi roda Jihoon.

Felix dengan cepat mengarahkan pandangan ke tempat yang dimaksud temannya itu.

"Itu pacar Yujin, yang dia up di ig itu?" Pandangan Changbin agak bingung menatap Jihoon yang tengah menggunakan pakaian rumah sakit dan duduk di kursi roda.

Felix hanya diam tak menganggapi pertanyaan Changbin.

"Gak usah cerewet! Lo Kesini mau jengguk Bang Chan atau mau ngomongin Yujin?!"

"Jenguk Bang Chan lah,"

"Yaudah ayok! Ngapain malah diem disini!"

"Santai donk, gak usah sewot! Kan gue cuma nanya."

Felix menarik Changbin masuk kedalam lift yang ada di depannya dengan ekspersi tidak santai.


















Disisi lain Yujin sedang mengajak Jihoon mengelilingi rumah sakit untuk mencari udara segar agar Jihoon tak bosan terus berada di kamar inapnya.

Yujin yang berada di belakang Jihoon memegang pegangan kursi roda merendahkan dirinya, meletakkan dagunya di salah satu bahu Jihoon memiringkan kepalanya menatap kearah kekasihnya, "lumayan kan keluar gini, jadi gak suntuk di dalem kamar terus?"

Jihoon menenggok kearah Yujin, kemudian mengangguk. Jarak antara mereka kini sangat dekat hingga dapat merasakan hembusan nafas satu.
dengan yang lain.

Cup!

Tanpa membuang kesempatan bibir Jihoon mengecup bibir Yujin.

Yujin yang kaget langsung kembali berdiri tegak, menepuk pelan pundak Jihoon karena dia malu, "Ya! Malu tau! Ini banyak orang gini kalo mereka liat gimana?!" Yujin berbisik.

Jihoon tersenyum, ia sangat bahagia mendapat kesempatan ini. "Biarin, emang kenapa kalo mereka liat?"

"Kan aku malu,"

"Oooo, jadi malu nih di cium pacarnya sendiri?" Jihoon berlagak sedikit tersinggung.

"Eh, enggak, enggak gitu maksudnya." Yujin yang merasa salah berbicara, langsung pindah kedepan kursi roda Jihoon kemudian berlutut menyamakan tingginya dengan tubuh Jihoon.

Jihoon terus memasang eksperi tersinggung, "hei, maksud aku gak gitu Kimbab," Yujin mengenggam kedua tangan Jihoon.

Jihoon tersenyum, "iyaaa, aku ngerti kok bukan maksud kamu gitu, aku juga cuma bercanda Yujin, hehe.."

"Ih kamu mah gitu suka bikin aku takut aja!"

Jihoon yang gemas melihat kekasihnya itu langsung menempelkan kedua tangannya ke pipi Yujin, menarik pelan kearahnya,

Cup!

Cup!

Cup!

Tiga kali kecupan Jihoon mengecup kembali bibir Yujin yang membuat Yujin jadi salah tingkah.

Yujin dengan salah tingkahnya langsung berdiri kembali kebelakang kursi roda Jihoon kemudian mendorong kembali kursi roda Jihoon untuk kembali ke kamar inapnya.

"Yijin-a?"

"Emm,"

"Kamu udah makan?"

"Belum, emang kenapa?"

"Sebelum kekamar, aku temenin yuk ke kantin?"

"Gak usah, nanti aku makan di kamar kamu aja."

"Gak papa aku temenin, biar kamu makannya ganti suasana, gak dikamar aku terus."

Yujin berhenti, ia berfikir.

"Jangan kebanyakan mikir! Udah ayok aku temenin!"

Yujin menyetujuinya, mereka membalikkan arah kursi roda untuk menuju kantin rumah sakit.








"Makan yang banyak ya," Jihoon menatap Yujin yang sedang menyantap hidangan dihadapannya.

"Enak enggak?" Jihoon mulai kepo saat melihat Yujin makan dengan lahap.

"Enyak," Yujin menjawab dengan makanan yang penuh di dalam mulutnya.

Jihoon mulai tergiur untuk meminta makanan yang dimakan Yujin, ia mengambil sumpit yang Yujin letakkan karena Yujin kini sedang memegang sendok untuk menyendok sup.

Saat Jihoon hendak mengambil makanan dengan sumpit yang ia pegang, dengan segera Yujin menggeser makanan itu menjauh dari Jihoon.

"Ya! Aku kan cuma mau icip." Jihoon menatap serius ke arah Yujin.

"Gak boleh! Orang ini makanan aku!"

"Ya! Ahn Yujin, ok gitu ya sekang sama aku, pelit."

"Hehehe... bercanda doang," Yujin kembali menggeser makanannya mendekat ke Jihoon.

Jihoon kemudian menyumpit beberapa makanan milik Yujin.

Dari dokter memang tidak ada pantangan makanan apapun untuk Jihoon kecuali alkohol, Jihoon benar - benar sudah tidak boleh minum alkohol saat ini meskipun ia ingin.

"Ada kimbab gak sih? Aku pengen makan kimbab." Jihoon merindukan makanan kesukaannya itu.

"Gak ada, besok mau aku bawain?"

Jihoon mengangguk semangat, ia merasa sudah lama sekali ia tak makan kimbab.

🐼































"Eh, Chan udah disini aja lo," Yujin mendorong masuk kursi roda Jihoon ke dalam kamar inapnya yang disana sudah ada sosok Sungchan yang duduk di sofa.

"Kalian dari mana? Gue tadi masuk kamar ini kosong."

"Abis dari kantin, makan."

"Ohh..."

"Udah ada Sungchan, kamu pulang aja istirahat, dari kemarin kamu udah disini." Jihoon berkata pada Yujin saat dirinya sudah terbaring di ranjang.

Yujin mengangguk, ia menurut perkataan Jihoon karena Yujin tidak ingin membuat pertengkaran lagi dengan Jihoon seperti waktu itu.

Yujin mengambil tasnya, menggunakan jaketnya, "aku pulang ya, besok aku kesini bawaiin kimbab buat kamu."

Jihoon mengangguk, sambil tersenyum.

"Chan gue pulang ya, titip Jihoon."

"Iya. Ati - ati lo."

"Siap!"

"Aku pulang." Yujin sekali lagi menatap kearah Jihoon mengucapkan kata itu tanpa bersuara sambil melambaikan tangannya.

Jihoon mengibaskan tangannya bermaksud untuk menyuruh Yujin segera pergi sebelum hari mulai gelap.





















Tok..tok..tok...

Ceklek..

Laki - laki berwajah asing mengintip dari pintu yang sedikit terbuka, "permisi, boleh gue masuk?"

Sungchan dan Jihoon menatap kearah orang asing itu.

"Siapa ya?" Sungchan menatapnya dengan penuh tanda tanya.

Laki - laki asing itu kemudian masuk, "gue Felix, sepupu Yujin. Lo yang tadi pake kursi roda yang diorong Yujin kan? Gue tadi gak sengaja liat kalian."

Jihoon mendudukkan dirinya, "annyeonghaseyo, gue Jihoon, iya gue tadi yang sama Yujin."

"Gue sepupu Yujin, boleh bicara berdua sebentar sama lo?"

"Boleh,"

Sungchan yang menyadari itu langsung beranjak dari duduknya, "gue keluar ya Ji."

Jihoon mengangguk.

Sungchan keluar dari kamar inap Jihoon, ia menunggui di kursi tunggu samping pintu kamar Jihoon.

"Emm, gini... gue mau ngomong sama lo, tapi gue jadi nggak enak."

"Ngomong aja hyung." Jihoon memanggilnya Hyung karena dia terlihat lebih tua darinya.

"Boleh gue tanya lo sakit apa?"

"Emmm-"

"Eh, kalo gak mau jawab juga gak papa sih, maaf kalo gue lancang."

"Liver." Jihoon menjawab singkat membuat atmosfer disana berubah jadi sangat serius.


"Separah apa? Kenapa sampek harus dirawat?"

"Udah gak bisa disembuhin."

"Emm.. gitu. Maaf sekali lagi gue lancang nanya - nanya gini ke elo padahal baru pertama ketemu."

"Gak papa hyung, lo sepupunya Yujin, jadi gak masalah."

"Dugaan gue bener kalo lo sakit parah,"

Jihoon menatap Felix bingung,

"Gue boleh minta satu permintaan gak ke elo?" Felix melanjutkan bicaranya.

"Permintaan?"

"Jangan berhubungan lagi sama Yujin. Gue gak mau dia pacaran sama laki - laki yang sakit parah."

"Ha?!"

"Jujur, gue tau gimana rasanya ditinggal sama orang yang paling gue sayang. Gue gak mau Yujin ngerasain apa yang gue rasain itu."

Mendengar perkataan itu membuat Jihoon berfikir. Benar juga kata sepupu Yujin, Jihoon berfikir waktunya emang udah gak lama lagi, dan nanti saat ia pergi bagaimana dengan Yujin? Jihoon hanya akan meninggalkan luka untuknya.

"Maaf sekali lagi kalau gue lancang ngelarang - larang lo buat berhubungan sama Yujin padahal gue bukan siapa - siaoa, gue cuma mau yang terbaik buat Yujin."

"Gak papa hyung, gue ngerti kok." Jihoon terus mencoba memasang senyum.

"Yaudah, gue cuma mau ngomong itu aja. Gue pamit ya?"

"Ya hyung."

Felix keluar dari kamar inap Jihoon, disusul dengan Sungchan masuk ke kamar inap Jihoon.

Sungchan mendengar semua pembicaraan mereka berdua. Sungcan mencoba tetap tenang, ia tidak akan bertanya apapun pada Jihoon.

Continue Reading

You'll Also Like

455K 50.4K 53
❝Aku berjanji pada semesta akan selalu melindungimu dimana pun kamu dan aku akan mendampingimu sampai kamu menghembuskan napas terakhir. Jika semesta...
3.6K 2.7K 21
[ with - nct dream and itzy ] Kehilangan pasti menjadi akhir dari semuanya
374K 55.3K 36
[end] Kita sedekat nadi, Agama menjaraki sejauh bumi dan semesta. kamu bisa skip part awalnya sebelum ke konflik karena konflik itu yang penting :)
9.6K 1.6K 36
[Na Jaemin] -Aku pikir kamu yang terbaik-